Showing posts with label Lingkungan. Show all posts
Showing posts with label Lingkungan. Show all posts

Wednesday 15 May 2024

Makanan yang Langsung Menimbulkan Sakit pada Lansia.

        Istilah medis yang umum digunakan untuk makanan yang menimbulkan rasa sakit pada lansia adalah "trigger food" atau "makanan pemicu". Ini merujuk pada jenis makanan yang dapat memicu atau memperburuk gejala sakit atau kondisi kesehatan tertentu pada lansia.

Pada kasus tertentu, makanan pemicu dapat menjadi penyebab langsung dari keluhan sakit yang dialami oleh lansia. Misalnya, makanan pedas dapat memperburuk gejala gastritis atau refluks asam, sementara makanan tinggi gula dapat meningkatkan risiko komplikasi diabetes.
Lansia harus waspada dengan makanan pemicu penyakit.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
Dalam praktik medis, identifikasi makanan pemicu dan penghindarannya sering merupakan bagian dari manajemen kondisi kesehatan tertentu, seperti pengaturan diet bagi lansia dengan masalah pencernaan atau penyakit tertentu. Identifikasi makanan pemicu ini biasanya dilakukan melalui pencatatan makanan dan gejala yang terjadi setelah mengonsumsi makanan tertentu, serta pemantauan dan konsultasi dengan dokter atau ahli gizi.

        Beberapa makanan tertentu mungkin dapat menyebabkan keluhan sakit pada lansia, terutama jika mereka memiliki kondisi medis tertentu atau sensitivitas terhadap beberapa jenis makanan. 

Beberapa contoh makanan yang dapat menimbulkan keluhan sakit pada sebagian lansia:

Makanan Pedas: 
Makanan pedas dapat menyebabkan iritasi pada lambung dan saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan gejala seperti mulas atau gastritis pada beberapa lansia.

Makanan Asam: 
Makanan yang tinggi asam, seperti jeruk, tomat, atau makanan berbumbu asam, mungkin dapat memicu refluks asam atau meningkatkan gejala iritasi lambung pada lansia yang memiliki masalah pencernaan.

Makanan Tinggi Lemak: 
Konsumsi makanan tinggi lemak, terutama yang mengandung lemak jenuh dan trans, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan menyebabkan peningkatan kolesterol darah pada lansia.

Makanan Tinggi Garam:
Konsumsi makanan tinggi garam dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi atau penyakit jantung.

Makanan Tinggi Gula: 
Konsumsi makanan tinggi gula, terutama gula tambahan yang terdapat dalam minuman manis atau makanan olahan, dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada lansia.

Makanan tinggi gula dapat meningkatkan risiko diabetes tipe2.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
Makanan Pengiritasi: 
Beberapa lansia mungkin memiliki sensitivitas terhadap makanan tertentu, seperti gluten (dalam gandum), susu, telur, atau kacang-kacangan, yang dapat menyebabkan reaksi alergi atau intoleransi makanan.

Makanan yang Rendah Serat: 
Kurangnya serat dalam makanan dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit pada lansia.

Reaksi terhadap makanan dapat bervariasi antara individu. Jika seorang lansia mengalami keluhan sakit setelah mengonsumsi makanan tertentu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk evaluasi lebih lanjut dan penyesuaian diet yang sesuai.

Beberapa langkah membantu lansia menghindari makanan yang bisa langsung menimbulkan penyakit :

Memahami Kondisi Kesehatan:

Konsultasi dengan Dokter: Lansia harus berkonsultasi dengan dokter untuk memahami kondisi kesehatan mereka, termasuk alergi makanan, diabetes, hipertensi, atau kondisi lainnya.

Diet Khusus: Dokter atau ahli gizi dapat memberikan rekomendasi diet khusus yang sesuai dengan kondisi kesehatan lansia.

Menghindari Makanan yang Berisiko:

Makanan Olahan: Hindari makanan olahan yang tinggi garam, gula, dan lemak jenuh karena bisa memperburuk kondisi seperti hipertensi dan diabetes.

Makanan Mentah atau Kurang Matang: Hindari konsumsi daging, ikan, telur, dan produk susu yang mentah atau kurang matang untuk mencegah keracunan makanan.

Alergen Umum: Jika memiliki alergi makanan, pastikan untuk menghindari makanan yang bisa memicu reaksi alergi.

Memilih Makanan Sehat:

Sayur dan Buah Segar: Konsumsi sayur dan buah segar yang kaya akan vitamin, mineral, dan serat.

Protein Sehat: Pilih sumber protein sehat seperti ikan, ayam tanpa kulit, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak.

Karbohidrat Kompleks: Pilih karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh, quinoa, dan beras merah.

Memperhatikan Kebersihan Makanan:

Cuci Tangan: Selalu cuci tangan sebelum menyiapkan atau mengonsumsi makanan.

Cuci Makanan: Cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi untuk menghilangkan pestisida dan kotoran.

Penyimpanan yang Tepat: Simpan makanan pada suhu yang tepat untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Membaca Label Makanan:

Periksa Kandungan: Baca label makanan untuk menghindari bahan-bahan yang tidak diinginkan seperti gula berlebih, garam, atau lemak jenuh.

Tanggal Kedaluwarsa: Pastikan makanan yang dikonsumsi belum melewati tanggal kedaluwarsa.

Membuat Pilihan Cerdas di Luar Rumah:

Restoran yang Tepercaya: Pilih restoran yang menjaga kebersihan dan memiliki reputasi baik.

Pilih Menu Sehat: Pilih menu yang lebih sehat seperti salad tanpa dressing berat, sup bening, dan daging panggang daripada gorengan.

Mengatur Pola Makan:

Makan Teratur: Makan dalam porsi kecil dan sering untuk menjaga kadar gula darah stabil.

Hindari Makan Berlebihan: Makan dalam porsi yang wajar untuk menghindari tekanan berlebihan pada sistem pencernaan.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, lansia dapat mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh makanan dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.




Sumber: 







Friday 15 March 2024

Tantangan Unik, Lansia yang Hidup Sendiri.

       Seiring bertambahnya usia, lansia sering kali harus mengambil beberapa keputusan mengenai situasi kehidupan mereka. Beberapa memilih untuk berhemat, pindah ke tempat tinggal yang lebih kecil atau dari rumah bertingkat ke rumah satu lantai. Beberapa pindah ke fasilitas hidup mandiri atau dengan perawat. 

Beberapa lansia lebih memilih menua di tempat , tetap tinggal di rumah selama mungkin. Kemandirian sama pentingnya bagi orang berusia 70 tahun seperti halnya bagi orang berusia 30 tahun. Tidak ada salahnya orang lanjut usia hidup sendiri asalkan mampu secara fisik dan mental.

Lansia yang hidup sendiri menghadapi tantangan unik untuk tetap sejahtera.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
Saat ini diketahui bahwa para lansia lebih memilih untuk tinggal di rumah mereka sendiri, meskipun mereka kesepian atau cacat. Faktor-faktor yang mengkondisikan penuaan pada lansia yang tinggal sendirian meliputi: ada atau tidaknya jaringan sosial, jenis kelamin, rumah atau tempat tinggal, kapasitas mereka untuk berfungsi, dan sumber daya kesejahteraan dan kesehatan.

Lansia yang hidup sendiri adalah seseorang yang berusia lanjut, umumnya 60 tahun ke atas, dan tinggal sendiri tanpa dukungan atau perawatan langsung dari anggota keluarga atau caregiver lainnya. Mereka bisa tinggal sendiri karena berbagai alasan, termasuk kematian pasangan hidup, tidak memiliki anggota keluarga yang tinggal di dekatnya, atau memilih untuk hidup secara mandiri.

Lansia yang hidup sendiri sering kali menghadapi tantangan unik dalam menjaga kesejahteraan dan kemandirian mereka. Mereka mungkin perlu mengelola perawatan kesehatan mereka sendiri, melakukan tugas rumah tangga, mengatur keuangan, dan menjaga koneksi sosial mereka tanpa bantuan langsung dari orang lain.

Beberapa kekhawatiran umum tentang hidup sendiri sebagai lansia meliputi:

Kesepian: 
Kekhawatiran akan kesepian dan kurangnya interaksi sosial yang dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan emosional.

Kesehatan dan Keamanan: 
Ketidakmampuan untuk mendapatkan bantuan medis atau kesulitan dalam mengatasi keadaan darurat kesehatan yang mungkin timbul.

Kemandirian dalam Perawatan:
Kekhawatiran akan kesulitan dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari dan perawatan diri yang mungkin semakin sulit seiring bertambahnya usia.

Kecelakaan atau Cedera: 
Risiko kecelakaan atau cedera di rumah tanpa adanya bantuan atau pengawasan dari orang lain.

Keterbatasan Mobilitas: 
Keterbatasan mobilitas yang mungkin membatasi akses ke layanan dan aktivitas di luar rumah.

Keuangan: 
Kekhawatiran akan manajemen keuangan yang sulit atau ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan finansial sendiri.

Isolasi Sosial: 
Rasa isolasi dari keluarga, teman, dan komunitas yang dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan emosional.

Lansia memiliki rasa isolasi dari keluarga, teman dan komunitas.
(Sumber: foto canva.com)
Perasaan Tidak Aman: 
Perasaan tidak aman atau rentan terhadap kejahatan atau penyalahgunaan.

Kehilangan Dukungan Keluarga:
Kekhawatiran akan kehilangan dukungan dan bantuan dari anggota keluarga atau caregiver lainnya.

Ketidakpastian Masa Depan: 
Ketidakpastian mengenai masa depan dan kemampuan untuk merencanakan dan mengelola perubahan yang mungkin terjadi seiring bertambahnya usia.

Memahami kekhawatiran ini penting untuk memberikan dukungan yang tepat kepada lansia yang tinggal sendiri dan untuk merancang program-program atau layanan yang memenuhi kebutuhan 

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk memastikan kesejahteraan dan kemandirian lansia:

Perawatan Kesehatan Rutin: 
Pastikan untuk menjaga kesehatan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin sesuai dengan yang direkomendasikan oleh dokter. Ini termasuk pemeriksaan fisik tahunan, pemeriksaan mata, dan pengecekan kesehatan gigi.

Jaga Gaya Hidup Sehat: 
Penting untuk menjaga gaya hidup sehat dengan makan makanan seimbang, berolahraga secara teratur, dan membatasi konsumsi alkohol serta merokok.

Perhatikan Kebutuhan Medis: 
Pastikan untuk mengelola kondisi kesehatan Anda dengan baik. Minum obat sesuai resep dokter, ikuti saran mereka tentang perawatan, dan jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika Anda mengalami gejala yang mengkhawatirkan.

Rencanakan Perawatan Mandiri:
Buat jadwal untuk mengelola perawatan mandiri Anda sendiri sebanyak mungkin. Ini termasuk mengatur pengobatan, merencanakan makanan sehat, dan menjaga kebersihan pribadi.

Lansia membuat jadual untuk perawatan mandiri.
(Sumber: foto canva.com)
Perencanaan Keamanan: 
Rencanakan untuk keamanan di rumah Anda dengan mengurangi risiko jatuh dan kecelakaan. Periksa rumah Anda untuk mengidentifikasi potensi bahaya seperti tikar yang
 bergulung, kabel listrik yang terpajang, atau permukaan licin.

Perencanaan Darurat: 
Siapkan rencana darurat yang jelas dalam hal keadaan darurat. Pastikan Anda memiliki daftar kontak darurat, termasuk nomor telepon dokter, keluarga, atau tetangga yang dapat dihubungi jika dibutuhkan.

Sosialisasi dan Dukungan Emosional: 
Pertahankan jaringan sosial Anda dengan tetap berhubungan dengan teman, keluarga, atau komunitas lokal. Ini bisa membantu mengurangi rasa kesepian dan memberikan dukungan emosional.

Gunakan Teknologi:
Manfaatkan teknologi modern seperti telepon pintar, aplikasi kesehatan, atau perangkat kesehatan pintar untuk membantu Anda memantau kesehatan dan mengatur perawatan.

Jangan Ragu  untuk Minta Bantuan: 
Jika Anda mengalami kesulitan atau butuh bantuan, jangan ragu untuk meminta bantuan dari teman, keluarga, atau layanan kesehatan masyarakat.

Perencanaan Masa Depan:
Pertimbangkan untuk merencanakan masa depan Anda, termasuk rencana keuangan, perawatan kesehatan, dan perencanaan estate. Ini akan membantu memastikan kebutuhan Anda terpenuhi di masa yang akan datang.

Merawat diri sendiri sebagai seorang lansia yang hidup sendiri memerlukan perhatian khusus dan perencanaan yang cermat. Pastikan untuk menjaga komunikasi terbuka dengan dokter Anda dan memiliki rencana darurat yang jelas dalam hal keadaan darurat.

       Penuaan di tempat mengacu pada tetap berada di rumah asli Anda seiring bertambahnya usia. Ada  banyak manfaat dari penuaan, seperti pengurangan biaya dan kesempatan untuk tetap dekat dengan komunitas yang sudah mapan. 

Beberapa orang mungkin mengenal dan mencintai Anda serta ingin membantu, sementara yang lain adalah profesional yang dapat dipekerjakan.

Tetangga :  
Tetangga bisa menjadi sumber dukungan yang sangat baik. Seberapa besar Anda bergantung pada tetangga Anda bergantung pada seberapa dekat Anda dengan mereka, kesediaan mereka untuk membantu, dan apa yang Anda butuhkan. Misalnya, mereka mungkin dengan senang hati membawakan  kebutuhan Anda atau membuang sampah ke tempat sampah di tepi jalan. Jika Anda dekat dengan tetangga, mereka mungkin sering mengunjungi Anda untuk menemani Anda. Anda juga dapat meminta mereka untuk mengambilkan bahan makanan atau kebutuhan lainnya.

Keluarga :  
Keluarga dapat menjadi sumber daya bagus lainnya, terutama jika keluarga Anda tinggal berdekatan. Anak atau cucu Anda dapat melakukan pekerjaan rumah tangga. Anak-anak Anda mungkin juga bersedia mengantar Anda ke tempat janji temu atau supermarket. Tergantung pada tingkat kebutuhan Anda, anggota keluarga juga dapat mengatur janji temu untuk Anda.

Pekerja Sosial:  
Manajer perawatan geriatri biasanya adalah pekerja sosial atau perawat yang mengarahkan ke sumber daya yang berguna atau yang dapat mendukung aktivitas sehari-hari. Mereka mungkin mengunjungi rumah dan merekomendasikan cara untuk memperbaikinya. Mereka juga dapat membantu dalam perencanaan jangka panjang atau bertindak sebagai mediator antara Anda dan anggota keluarga.

Pembantu di rumah:   
Pembantu di rumah dapat membantu dalam tugas sehari-hari, membantu Anda berpakaian dan bersiap untuk berangkat di pagi hari. Mereka mungkin juga menyiapkan makanan untuk Anda. Meskipun mereka bukan perawat atau dokter, pembantu di rumah dapat memantau kesehatan secara keseluruhan, memantau tanda-tanda vital, dan melaporkan kepada keluarga atau tim medis jika mereka melihat adanya perubahan drastis pada kesehatan mental atau fisik Anda.

Pembantu di rumah dapat menolong lansia dalam kegiatan sehari-hari.
(Sumber: foto canva.com)
Misalnya, rumah mereka mungkin kekurangan fitur dan ruang yang dirancang untuk seseorang dengan masalah mobilitas. Atau, mereka mungkin menyadari bahwa mereka tidak dapat melakukan hal-hal yang mereka lakukan sebelumnya, seperti mengemudi atau menyiapkan makanan.

Beberapa kiat untuk lansia agar dapat hidup sendiri :

Mencoba Sesuatu yang Baru:
Saat Anda menyesuaikan diri untuk hidup sendiri, Anda membentuk identitas baru setiap harinya, caranya, entah itu minum kopi pagi sendirian atau belajar membuat resep baru, status solo baru Anda bisa menjadi kesempatan untuk membangun keterampilan, ritual, dan kebiasaan baru. 
Penggunaan waktu ini untuk mencoba aktivitas baru, seperti mengikuti kelas melukis, jalan-jalan, bertemu teman, atau menjadi sukarelawan di komunitas Anda. 

Buat Kebiasaan Sehat sebagai Prioritas:
Orang yang tinggal sendiri cenderung makan lebih sedikit buah, sayuran, dan ikan, yang dapat menyebabkan dampak kesehatan yang buruk, untuk melakukan transisi paling sehat menuju hidup sendiri, buat diri Anda untuk makan sesehat mungkin dan sediakan bahan-bahan sehat untuk makan sendirian. Jangan lewatkan makan di luar bersama teman dan keluarga untuk menjaga hubungan sosial yang penting.

Banyak Tidur dan Berolahraga juga Merupakan Faktor Penting:
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hidup sendiri dikaitkan dengan tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi, terutama di kalangan wanita. Berpartisipasi dalam aktivitas olahraga kelompok seperti kelas olahraga atau kelompok hiking juga dapat menjadi sumber interaksi sosial.

Latih Afirmasi Positif:
Di saat-saat kesepian atau kecemasan, mengucapkan afirmasi positif dengan lantang dapat membantu meredakan pemikiran negatif pada diri sendiri. Misalnya, jika Anda kesulitan memikirkan untuk pergi makan malam sendirian, ucapkan kata berikut dengan lantang: “Saya memegang kendali. Saya satu-satunya otoritas dalam hidup saya. Saya terlindungi, selamat, tenteram, berkuasa dan damai.

Saat kesepian lansia dapat mengucapkan afirmasi positif dengan lantang.
(Sumber: foto canva.com)
Bangun Jejaring Sosial:
Bahkan jika Anda tidak merasa kesepian atau terisolasi secara sosial, mungkin ada gunanya jika Anda bergabung dengan kelompok pendukung, seperti kelompok duka, kelompok untuk orang yang bercerai atau berpisah, atau program pusat lansia. Seiring waktu, Anda mungkin mulai menikmati hidup sendiri dan menghargai rasa kemandirian yang baru ditemukan. 

Kondisikan Rumah agar Aman dan Nyaman:
Buat penyesuaian pada ruangan Anda, tinggal sendirian dapat menimbulkan masalah keamanan tambahan, seperti terjatuh saat tidak ada orang yang membantu. Jika hal ini mengkhawatirkan Anda atau keluarga Anda, pertimbangkan untuk memasang sistem peringatan medis atau meningkatkan keamanan rumah Anda. Memastikan adanya kunci yang berfungsi pada pintu dan jendela juga dapat memberikan ketenangan pikiran.

Adopsi Hewan Peliharaan:
Menurut Gerontological Society of America, hewan peliharaan dapat memberikan rasa tujuan dan keamanan untuk membantu meringankan perasaan stres, kesepian, dan depresi. Beberapa hewan peliharaan, seperti kucing dan  anjing, juga dapat membantu meningkatkan tingkat aktivitas Anda dan membantu sosialisasi, karena menyapa seseorang sambil berjalan-jalan dengan anjing Anda sering kali dapat menjadi cara untuk bertemu orang baru.

Demikian perencanaan, persiapan dan beberapa kiat agar lansia yang karena sesuatu hal dan kemauan sendiri memilih hidup mandiri, biasakan juga konsultasi dengan dokter maupun medis agar kegiatan berjalan dengan baik,sehat dan aman.


Sumber: