Showing posts with label Perlengkapan lansia. Show all posts
Showing posts with label Perlengkapan lansia. Show all posts

Sunday, 16 June 2024

Kelemahan di Usia Emas: Skala Penilaian untuk Menjaga Kesehatan

       Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia menimbulkan perubahan dan tantangan yang menuntut respons kesehatan masyarakat secara komprehensif. Ciri khas lansia adalah kelemahannya. Masalah saat ini dalam mengidentifikasi tingkat kelemahan diselesaikan dengan berbagai alat dalam bentuk skala penilaian kelemahan.

Skala penilaian pada lansia adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur berbagai aspek kesehatan dan kesejahteraan individu lanjut usia. Skala penilaian ini membantu para profesional kesehatan, termasuk dokter, perawat, dan ahli geriatri, untuk menilai kondisi fisik, mental, emosional, dan sosial lansia. 

Skala kesehatan adalah instrumen untuk mengukur berbagai aspek kesehatan.
(Sumber: foto LPC-Lansia)

Beberapa jenis skala penilaian yang umum digunakan pada lansia:

Skala Penilaian Fisik:

ADL (Activities of Daily Living): Mengukur kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi, berpakaian, dan bergerak.

IADL (Instrumental Activities of Daily Living): Menilai kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang lebih kompleks seperti menggunakan telepon, berbelanja, mengelola keuangan, dan mengurus rumah.

Skala Penilaian Kognitif:

MMSE (Mini-Mental State Examination): Digunakan untuk menilai fungsi kognitif dan mendeteksi adanya gangguan kognitif atau demensia.

MoCA (Montreal Cognitive Assessment): Digunakan untuk penilaian yang lebih rinci mengenai fungsi kognitif, terutama dalam mendeteksi gangguan kognitif ringan.

Skala Penilaian Emosional dan Psikologis:

GDS (Geriatric Depression Scale): Digunakan untuk mengukur tingkat depresi pada lansia.

PHQ-9 (Patient Health Questionnaire-9): Alat penyaring untuk menilai keparahan gejala depresi.

Skala Penilaian Nutrisi:

MNA (Mini Nutritional Assessment): Mengukur status gizi lansia untuk mengidentifikasi risiko malnutrisi.

Skala Penilaian Fungsional:

Barthel Index: Mengukur kemampuan fungsional dalam aktivitas sehari-hari.

Katz Index of Independence in Activities of Daily Living: Menilai tingkat kemandirian dalam aktivitas sehari-hari.

Skala Penilaian Nyeri:

Numeric Rating Scale (NRS): Mengukur intensitas nyeri berdasarkan penilaian subjektif dari 0 (tidak ada nyeri) hingga 10 (nyeri terparah).

Visual Analog Scale (VAS): Mengukur intensitas nyeri dengan menunjukkan posisi pada garis yang mewakili spektrum nyeri dari "tidak ada nyeri" hingga "nyeri terparah".

Skala penilaian banyak digunakan oleh ahli geriatri.
(Sumber: foto LPC-Lansia)

       Skala-skala ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai kondisi lansia, yang kemudian digunakan untuk merencanakan perawatan, intervensi, dan monitoring perkembangan kesehatannya.

Skala penilaian pada lansia dapat digunakan oleh berbagai profesional kesehatan dan perawatan yang terlibat dalam penanganan dan pemantauan kesejahteraan lansia. 

Beberapa pengguna skala, antara lain:

Dokter:
Dokter umum dan dokter spesialis (misalnya, geriatri) menggunakan skala penilaian untuk mendiagnosis kondisi kesehatan, merencanakan perawatan, dan memantau perkembangan pasien lansia.

Perawat:
Perawat, termasuk perawat geriatri, menggunakan skala ini untuk menilai kebutuhan perawatan sehari-hari, mengidentifikasi risiko kesehatan, dan memberikan intervensi yang sesuai.

Ahli Gizi:
Ahli gizi menggunakan skala penilaian nutrisi untuk mengidentifikasi risiko malnutrisi dan merancang program diet yang sesuai untuk lansia.

Fisioterapis:
Fisioterapis menggunakan skala penilaian fisik untuk mengukur kemampuan mobilitas, kekuatan, dan keseimbangan lansia, serta merancang program rehabilitasi fisik.

Psikolog dan Psikiater:
Psikolog dan psikiater menggunakan skala penilaian kognitif dan emosional untuk menilai kesehatan mental lansia, mendiagnosis gangguan seperti depresi atau demensia, dan memberikan terapi yang sesuai.

Pekerja Sosial:
Pekerja sosial menggunakan skala penilaian untuk menilai kondisi sosial dan lingkungan lansia, membantu menghubungkan mereka dengan sumber daya komunitas, dan memberikan dukungan sosial.

Terapi Okupasi:
Terapis okupasi menggunakan skala penilaian ADL dan IADL untuk menilai kemampuan lansia dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan memberikan intervensi untuk meningkatkan kemandirian mereka.

Caregivers (Pengasuh):
Pengasuh, baik profesional maupun keluarga, dapat menggunakan skala penilaian yang lebih sederhana untuk memantau kesejahteraan lansia dan melaporkan perubahan kondisi kepada profesional kesehatan.

       Skala penilaian pada lansia biasanya berbentuk kuesioner atau daftar periksa (checklist) yang terdiri dari berbagai item yang harus diisi atau dinilai oleh profesional kesehatan atau pengasuh. Bentuknya bisa bervariasi tergantung pada tujuan penilaian dan aspek yang dinilai. 

Beberapa contoh bentuk skala penilaian:

Kuesioner Tertutup:
Berisi serangkaian pertanyaan dengan pilihan jawaban tetap. Contoh:
GDS (Geriatric Depression Scale): Menanyakan 15 atau 30 pertanyaan ya/tidak untuk mengukur tingkat depresi.

Skala Likert:
Menggunakan skala numerik atau deskriptif untuk menunjukkan intensitas atau frekuensi. Contoh:
Numeric Rating Scale (NRS): Menilai nyeri dari 0 (tidak ada nyeri) hingga 10 (nyeri terparah).

Visual Analog Scale (VAS):
Skala berbentuk garis lurus di mana pasien menunjukkan tingkat nyeri mereka dengan menandai posisi pada garis tersebut.

Indeks Penilaian:
Menggunakan skala penilaian numerik atau kualitatif untuk menilai kemampuan tertentu. Contoh:
Barthel Index: Menilai kemandirian dalam melakukan 10 aktivitas sehari-hari dengan skor 0, 5, 10, atau 15.

Daftar Periksa (Checklist):
Menggunakan daftar periksa aktivitas atau kondisi yang harus dinilai. Contoh:
Katz Index of Independence in Activities of Daily Living: Menilai enam fungsi dasar seperti mandi, berpakaian, dan makan dengan penilaian ya/tidak.

Mini-Mental State Examination (MMSE):
Kombinasi pertanyaan dan tugas yang harus diselesaikan oleh pasien untuk menilai fungsi kognitif.

Montreal Cognitive Assessment (MoCA):
Serangkaian tugas kognitif yang menilai berbagai aspek fungsi kognitif seperti memori, perhatian, bahasa, dan orientasi.

Mini Nutritional Assessment (MNA):
Menggunakan serangkaian pertanyaan dan pengukuran fisik (seperti berat badan) untuk menilai status gizi.

Berikut adalah contoh spesifik dari beberapa skala tersebut:

Geriatric Depression Scale (GDS)
Instruksi: Jawab dengan "ya" atau "tidak."

Apakah Anda merasa puas dengan hidup Anda?
Apakah Anda merasa sering bosan?
Apakah Anda sering merasa tidak berguna?

Barthel Index
Instruksi: Beri nilai 0, 5, 10, atau 15 berdasarkan kemampuan pasien.

Makan:
Mandiri (10)
Membutuhkan bantuan (5)
Tidak mampu (0)
Mandi:
Mandiri (5)
Membutuhkan bantuan (0)

Mini-Mental State Examination (MMSE)
Instruksi: Berikan tugas kepada pasien dan catat hasilnya.

Orientasi: Apa tahun ini? (1 poin)
Registrasi: Sebutkan tiga benda, lalu minta pasien mengulangnya (3 poin)
Atensi dan Perhitungan: Hitung mundur dari 100 dengan mengurangi 7 (5 poin)
Skala penilaian ini digunakan untuk mengumpulkan data yang objektif mengenai kondisi lansia, memungkinkan profesional kesehatan untuk merancang intervensi yang tepat dan memantau perubahan dari waktu ke waktu.

       Mengetahui dan menggunakan skala penilaian pada lansia memiliki berbagai manfaat yang signifikan dalam merawat dan memastikan kesejahteraan mereka.

Beberapa manfaat utama skala penilaian pada lansia:

Penilaian Kesehatan yang Komprehensif:
Skala penilaian membantu dalam mengevaluasi berbagai aspek kesehatan lansia, termasuk fisik, mental, emosional, dan sosial, memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi mereka.

Deteksi Dini Masalah Kesehatan:
Menggunakan skala penilaian memungkinkan deteksi dini masalah kesehatan seperti gangguan kognitif, depresi, malnutrisi, dan gangguan mobilitas, yang mungkin tidak terlihat secara jelas tanpa penilaian terstruktur.

Perencanaan Perawatan yang Tepat:
Data yang dikumpulkan dari skala penilaian membantu dalam merancang rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan individual lansia, memastikan bahwa intervensi yang diberikan tepat dan efektif.

Monitoring Perkembangan:
Dengan menggunakan skala penilaian secara berkala, profesional kesehatan dapat memantau perubahan kondisi lansia dari waktu ke waktu, memungkinkan penyesuaian perawatan dan intervensi sesuai kebutuhan.

Identifikasi Risiko:
Skala penilaian dapat mengidentifikasi risiko seperti jatuh, malnutrisi, atau penurunan kognitif, memungkinkan pencegahan dini dan intervensi yang tepat.

Peningkatan Kualitas Hidup:
Dengan mengidentifikasi dan menangani masalah kesehatan secara tepat, skala penilaian membantu meningkatkan kualitas hidup lansia, memastikan mereka tetap mandiri dan memiliki kehidupan yang bermakna.

Komunikasi yang Lebih Baik:
Hasil penilaian dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan lansia dan keluarganya tentang kondisi kesehatan dan kebutuhan perawatan, memastikan bahwa semua pihak memahami situasi dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Dokumentasi dan Penelitian:
Data dari skala penilaian dapat digunakan untuk dokumentasi medis dan penelitian, memberikan wawasan berharga untuk pengembangan praktik terbaik dalam perawatan lansia.

Contoh Manfaat Khusus

Deteksi Depresi:
Menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS) memungkinkan deteksi dini gejala depresi, yang sering kali tidak terdiagnosis pada lansia. Intervensi dini dapat mencegah penurunan lebih lanjut dan meningkatkan kesejahteraan emosional.

Evaluasi Kognitif:
Mini-Mental State Examination (MMSE) atau Montreal Cognitive Assessment (MoCA) membantu mendeteksi gangguan kognitif seperti demensia pada tahap awal, memungkinkan perencanaan perawatan yang tepat dan dukungan bagi pasien dan keluarganya.

Penilaian Nutrisi:
Mini Nutritional Assessment (MNA) membantu mengidentifikasi lansia yang berisiko malnutrisi, memungkinkan intervensi gizi yang tepat untuk mencegah komplikasi terkait malnutrisi.

Secara keseluruhan, mengetahui dan menggunakan skala penilaian pada lansia adalah alat penting dalam perawatan kesehatan yang membantu memastikan bahwa lansia menerima perawatan yang optimal, tepat waktu, dan sesuai kebutuhan mereka, sehingga mendukung kesehatan dan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.


Sumber: 

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles 

https://bmcgeriatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12877-020-01801-7

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559009/

https://link.springer.com/article/10.1007/s40520-019-01450-w

https://www.scfn.org.uk/clinical-frailty-scale

https://aci.health.nsw.gov.au/networks/frailty-taskforce/resources/frailty-screening-and-assessment-tools



Monday, 3 June 2024

Perlengkapan Lansia: Alat Bantu untuk Kesehatan dan Mobilitas

         Perlengkapan untuk lansia merujuk pada berbagai jenis alat, perangkat, dan produk yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kualitas hidup orang lanjut usia. Perlengkapan ini membantu lansia dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih nyaman, aman, dan mandiri. 

Perlengkapan dasar membantu lansia untuk tetap sehat.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
Beberapa kategori utama perlengkapan lansia dan contohnya:
1. Alat Bantu Mobilitas
  • Kursi Roda: Membantu lansia bergerak lebih mudah jika mereka memiliki masalah mobilitas.
  • Walker/Rollator: Alat bantu jalan yang memberikan stabilitas dan dukungan saat berjalan.
  • Tongkat: Digunakan untuk keseimbangan dan dukungan tambahan.
2. Perangkat Kesehatan dan Keselamatan
  • Alat Pengukur Tekanan Darah: Membantu lansia memonitor tekanan darah mereka secara rutin.
  • Alat Pengukur Gula Darah: Untuk lansia yang memiliki diabetes, alat ini penting untuk memantau kadar gula darah.
  • Alarm Keamanan: Sistem alarm atau perangkat wearable yang dapat digunakan untuk meminta bantuan darurat.
 3. Perlengkapan Kamar Mandi
  • Bangku Mandi: Bangku atau kursi yang dapat digunakan di kamar mandi untuk membantu lansia saat mandi.
  • Pegangan Tangan: Dipasang di kamar mandi dan tempat lain untuk memberikan dukungan ekstra dan mencegah jatuh.
  • Toilet Risers: Alat yang meningkatkan tinggi toilet, membuatnya lebih mudah diakses oleh lansia.
4. Peralatan Rumah Tangga
  • Alat Bantu Dengar: Membantu lansia yang mengalami penurunan pendengaran.
  • Kacamata Baca dan Pembesar: Untuk lansia yang mengalami penurunan penglihatan.
  • Telepon dengan Tombol Besar: Memudahkan lansia untuk menggunakan telepon.
5. Peralatan Kebugaran dan Rehabilitasi
  • Peralatan Senam Ringan: Seperti bola latihan, tali resistensi, dan peralatan lainnya yang membantu lansia tetap aktif.
  • Alat Pijat: Untuk membantu meredakan nyeri otot dan meningkatkan relaksasi.
6. Perangkat Pengingat dan Organisasi
  • Pengingat Obat: Alat atau aplikasi yang membantu lansia mengingat jadwal minum obat mereka.
  • Kalender dan Pengingat Elektronik: Untuk membantu mereka tetap terorganisir dengan jadwal harian.
7. Produk Perawatan Diri
  • Perlengkapan Perawatan Kulit: Produk yang dirancang untuk kulit lansia yang mungkin lebih kering atau sensitif.
  • Peralatan Manikur dan Pedikur: Alat yang membantu menjaga kebersihan dan kesehatan kuku.
8. Perabotan yang Disesuaikan
  • Tempat Tidur yang Dapat Disesuaikan: Memudahkan lansia untuk masuk dan keluar dari tempat tidur serta meningkatkan kenyamanan tidur.
  • Kursi yang Dapat Diangkat: Kursi yang dapat dinaikkan dan diturunkan untuk memudahkan duduk dan berdiri.
Perlengkapan ini dirancang untuk mendukung kehidupan sehari-hari lansia, meningkatkan kemandirian mereka, dan mengurangi risiko cedera. Memilih perlengkapan yang tepat berdasarkan kebutuhan individual setiap lansia sangat penting untuk memastikan mereka mendapatkan manfaat maksimal. 

Lansia memerlukan perlengkapan minimal untuk tetap sehat.
(Sumber: foto LPC-Lansia)
        Kesejahteraan dan finansial lansia yang berbeda, tentu menjadi pertimbangan perlengkapan minimal yang sebaiknya dimiliki oleh lansia untuk mendukung kemandirian dan keselamatan sehari-hari meliputi beberapa item penting.

Daftar perlengkapan dasar yang sangat membantu lansia:

1. Alat Bantu Mobilitas
  • Tongkat atau Walker: Memberikan dukungan tambahan saat berjalan, membantu mencegah jatuh dan menjaga keseimbangan.
2. Perangkat Kesehatan dan Keselamatan
  • Alat Pengukur Tekanan Darah: Untuk memantau tekanan darah secara rutin, terutama jika memiliki masalah hipertensi.
  • Alarm Keamanan atau Perangkat Darurat: Sistem alarm yang bisa dipakai atau dipasang di rumah untuk meminta bantuan jika terjadi kecelakaan atau darurat medis.
3. Perlengkapan Kamar Mandi
  • Pegangan Tangan (Grab Bars): Dipasang di kamar mandi untuk membantu stabilitas dan mencegah jatuh.
  • Bangku Mandi atau Shower Chair: Untuk kenyamanan dan keselamatan saat mandi, terutama bagi yang kesulitan berdiri lama.
4. Perangkat Pengingat dan Organisasi
  • Pengingat Obat: Kotak obat dengan pengingat harian untuk memastikan obat diminum sesuai jadwal.
5. Telepon dengan Tombol Besar
  • Telepon dengan Tombol Besar: Memudahkan lansia untuk melakukan panggilan, terutama dalam keadaan darurat.
6. Kacamata Baca atau Pembesar
  • Kacamata Baca atau Pembesar: Untuk membantu membaca dan melakukan kegiatan yang memerlukan penglihatan dekat.
7. Alat Bantu Dengar
  • Alat Bantu Dengar: Untuk lansia yang mengalami penurunan pendengaran, alat ini sangat membantu dalam berkomunikasi dan menjalani aktivitas sehari-hari.
8. Perangkat Perawatan Diri
  • Peralatan Manikur dan Pedikur: Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kuku, yang penting untuk mencegah infeksi.
9. Tempat Tidur yang Nyaman
  • Bantal dan Kasur yang Mendukung: Tempat tidur yang nyaman dan mendukung penting untuk memastikan tidur yang berkualitas dan mengurangi nyeri tubuh.

Memiliki perlengkapan dasar ini dapat sangat meningkatkan kualitas hidup lansia, membantu mereka menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih aman dan nyaman. Setiap lansia mungkin memiliki kebutuhan yang berbeda, jadi penting untuk menyesuaikan perlengkapan dengan kebutuhan individu masing-masing.



Sumber:








Thursday, 7 December 2023

Perjalanan dengan Penyakit, Apa Bahayanya.

         Perjalanan bisa menjadi aktivitas yang menuntut fisik, mengharuskan membawa barang bawaan, melewati pusat perjalanan yang ramai, berjalan jauh ke gerbang keberangkatan, dan menaiki berbagai metode transportasi. Melintasi zona waktu dan penundaan pemberangkatan dapat melelahkan dan membuat stres. Wisatawan lansia mungkin perlu memiliki waktu ekstra untuk perjalanan mereka. 

Lansia perlu berkonsultasi untuk melakukan perjalanan.
(Sumber: foto LPC-Lansia)

Bila Anda adalah lansia yang mempertimbangkan perjalanan nasional atau internasional, pelajari tindakan pencegahan apa yang perlu dilakukan agar tetap aman dan sehat selama perjalanan. Individu berusia lanjut mewakili sebagian besar wisatawan nasional atau internasional. Karena perubahan fisiologis dan meningkatnya kemungkinan kondisi medis yang mendasarinya, wisatawan  lansia mungkin berisiko lebih tinggi terkena setidaknya beberapa penyakit terkait perjalanan.

Penderita angina, gagal jantung, atau gangguan irama jantung tertentu mengalami gejala saat istirahat atau dengan aktivitas minimal, sebaiknya mereka tidak bepergian. Jika seseorang baru saja mengalami serangan jantung, mereka disarankan untuk menunda perjalanan untuk jangka waktu yang bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan serangan jantung. 

Mereka harus bertanya kepada dokter apakah mereka perlu menunggu dan untuk berapa lama. Orang dengan angina parah atau memburuk harus menghindari penerbangan. Gejala-gejalanya mungkin memburuk karena lebih sedikit oksigen yang tersedia di kabin pesawat yang terbang di ketinggian.

       Lansia mungkin menghadapi risiko kesehatan tambahan saat bepergian karena sistem kekebalan tubuh yang melemah, adanya kondisi medis kronis, dan kebutuhan kesehatan yang khusus. 

Beberapa penyakit dan masalah kesehatan yang mungkin meningkatkan risiko pada lansia saat bepergian meliputi:

Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah: 

Lansia dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi dapat menghadapi risiko komplikasi kesehatan selama perjalanan, terutama jika perjalanan melibatkan perubahan ketinggian atau stres fisik.

Lansia dengan penyakit jantung berisiko komplikasi kesehatan.
(Sumber: foto canva.com)

Diabetes:

Penderita diabetes harus memperhatikan kontrol gula darah mereka saat bepergian. Perubahan dalam pola makan atau waktu perjalanan yang panjang dapat memengaruhi pengelolaan diabetes.

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): 

Lansia yang menderita PPOK atau penyakit pernapasan lainnya mungkin mengalami kesulitan bernapas saat bepergian, terutama jika ada perubahan dalam kualitas udara.

Artritis: 

Perjalanan yang panjang atau aktivitas fisik yang intens dapat meningkatkan rasa sakit dan ketidaknyamanan bagi lansia dengan arthritis.

Demensia: 

Lansia dengan demensia mungkin menghadapi kesulitan beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan jadwal perjalanan. Perjalanan jarak jauh juga dapat membingungkan dan menimbulkan stres ekstra.

Gangguan Keseimbangan dan Risiko Jatuh: 

Lansia cenderung memiliki gangguan keseimbangan yang meningkatkan risiko kecelakaan dan jatuh. Perjalanan dapat meningkatkan risiko ini, terutama jika ada kondisi medan yang tidak rata atau tidak stabil.

Lansia cenderung memiliki gangguan keseimbangan.
(Sumber: foto canva.com)

Gangguan Penglihatan dan Pendengaran: 

Lansia dengan gangguan penglihatan atau pendengaran perlu mengatasi tantangan tambahan saat bepergian, seperti navigasi dan komunikasi yang lebih sulit.

Infeksi Saluran Pernapasan Atas: 

Lansia memiliki risiko lebih tinggi terhadap infeksi saluran pernapasan atas, dan perjalanan dapat meningkatkan paparan terhadap virus atau bakteri penyebab infeksi.

Penyakit Infeksi: 

Lansia mungkin lebih rentan terhadap infeksi umum, dan perjalanan bisa meningkatkan risiko paparan terhadap mikroorganisme penyebab penyakit.

Kerusakan Kulit: 

Perjalanan yang panjang atau terpapar matahari berlebihan dapat meningkatkan risiko kerusakan kulit pada lansia, terutama jika mereka memiliki kulit yang lebih tipis dan sensitif.

lelah Perjalanan:

Jet lag mungkin lebih parah dan berkepanjangan pada lansia. Istirahat dan hidrasi yang cukup sebelum perjalanan dapat membantu melawan efeknya. Membagi perjalanan jauh menjadi beberapa segmen dengan hari istirahat di antaranya mungkin bisa membantu, meski merepotkan.

Jet lag mungkin lebih parah dan lama pada lansia.
(Sumber: foto canva.com)

Hipertermia dan hipotermia:

Kerentanan terhadap suhu panas dan dingin yang ekstrem dapat meningkat pada wisatawan lanjut usia . Iklim panas dapat meningkatkan risiko penurunan tekanan darah secara berlebihan pada mereka yang mengonsumsi obat tekanan darah tinggi atau penyakit Parkinson.

💬Berkonsultasi dengan dokter sebelum bepergian, khususnya jika ada kondisi medis atau perlu penyesuaian dalam pengelolaan kesehatan mereka selama perjalanan. 

        Persiapan perjalanan bagi lansia melibatkan beberapa aspek penting agar perjalanan dapat dilakukan dengan aman dan nyaman. 

Beberapa saran persiapan perjalanan untuk lansia:

Konsultasi dengan Dokter:

Sebelum merencanakan perjalanan, lansia sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa kondisi kesehatannya memungkinkan untuk bepergian dan mengetahui langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.

Vaksinasi:

Pastikan vaksinasi yang diperlukan atau disarankan untuk tempat tujuan perjalanan telah diperoleh. Vaksinasi tertentu dapat diperlukan terutama jika destinasi perjalanan memiliki risiko kesehatan tertentu.

Asuransi Perjalanan:

Pertimbangkan untuk mendapatkan asuransi perjalanan yang mencakup kebutuhan kesehatan lansia, termasuk evakuasi medis dan biaya pengobatan di luar negeri.

Obat dan Dokumen Kesehatan:

Bawa obat-obatan yang diperlukan dalam dosis yang cukup untuk seluruh perjalanan. Pastikan obat-obatan tersebut mudah diakses dan disertakan dalam tas tangan. Bawa juga salinan daftar obat, resep, dan informasi medis penting.

Perencanaan Kesehatan:

Tentukan fasilitas kesehatan terdekat di lokasi tujuan dan kenali layanan medis yang tersedia. Pastikan membawa informasi kontak darurat dan nomor dokter untuk keadaan darurat.

Packing yang Bijak:

Bawa pakaian yang sesuai dengan kondisi cuaca di tempat tujuan dan perhatikan kenyamanan. Jangan lupa membawa perlengkapan pribadi yang diperlukan seperti kacamata, alat bantu dengar, atau tongkat jika diperlukan.

Lansia packing dengan perlengkapan pribadi.
(Sumber: foto canva.com)

Waktu Perjalanan yang Realistis:

Rencanakan waktu perjalanan yang realistis dan hindari jadwal yang terlalu padat. Sertakan waktu istirahat yang cukup di antara kegiatan untuk menghindari kelelahan.

Aksesibilitas Transportasi:

Pilih transportasi yang memberikan kemudahan aksesibilitas bagi lansia. Pastikan ada fasilitas penanganan khusus di bandara atau stasiun.

Informasi Keamanan dan Keadaan Darurat:

Cari informasi tentang keadaan darurat dan keamanan di tempat tujuan. Simpan nomor darurat dan kontak penting dalam telepon seluler atau buku telepon.

Mengelola Keseimbangan dan Keamanan:

Bawa peralatan pendukung seperti tongkat atau kursi roda jika diperlukan. Gunakan sepatu yang nyaman dan stabil untuk mengurangi risiko jatuh.

Pertimbangkan Akomodasi yang Sesuai:

Pilih akomodasi yang ramah lansia dan sesuai dengan kebutuhan. Pastikan ada fasilitas yang mendukung kenyamanan dan keamanan.

Komunikasi:

Pastikan memiliki alat komunikasi yang dapat diandalkan seperti ponsel atau alat pelacak GPS. Bagikan rencana perjalanan dengan anggota keluarga atau teman.

Pentingnya Istirahat:

Berikan waktu untuk istirahat dan pemulihan. Hindari perjalanan yang terlalu panjang dan pastikan untuk memiliki waktu istirahat yang cukup.

💬 Dengan melakukan persiapan perjalanan yang cermat, lansia dapat mengurangi risiko kesehatan dan menjadikan perjalanan mereka lebih menyenangkan.

       Memilih kendaraan yang tepat untuk lansia dalam perjalanan melibatkan pertimbangan terhadap kenyamanan, aksesibilitas, dan keamanan. 

Beberapa kiat untuk memilih kendaraan yang sesuai untuk lansia:

Aksesibilitas Kendaraan:

Pastikan kendaraan memiliki aksesibilitas yang baik, terutama jika lansia mengalami kesulitan bergerak. Pilih kendaraan dengan pintu yang lebar dan tinggi, serta mudah untuk masuk dan keluar.

Ketinggian Masuk dan Turun:

Kendaraan dengan ketinggian masuk dan turun yang rendah dapat memudahkan lansia saat memasuki atau keluar dari kendaraan. Hindari kendaraan dengan ambang pintu yang tinggi.

Ruang Kaki yang Cukup:

Pastikan kendaraan memiliki ruang kaki yang memadai untuk kenyamanan lansia. Tempat duduk yang dapat disesuaikan dan berbagai opsi penataan kursi dapat membantu menciptakan posisi duduk yang nyaman.

Kemudahan Penggunaan Kontrol:

Pilih kendaraan dengan kontrol yang mudah diakses dan digunakan. Fasilitas kemudahan penggunaan kontrol pada setir, pedal gas, dan rem dapat membuat pengalaman berkendara lebih nyaman.

Kursi yang Nyaman dan Dukungan Punggung:

Pastikan kursi kendaraan memberikan dukungan yang baik pada punggung dan memiliki bantalan yang nyaman. Kursi yang dapat disesuaikan memungkinkan lansia menemukan posisi yang paling nyaman.

Teknologi Bantu:

Pertimbangkan kendaraan yang dilengkapi dengan teknologi bantu seperti kamera belakang, sensor parkir, atau sistem peringatan tabrakan. Ini dapat membantu meningkatkan keamanan dan kenyamanan selama perjalanan.

Pencahayaan yang Baik:

Pastikan kendaraan memiliki pencahayaan interior yang cukup baik. Hal ini membantu lansia membaca, melihat, dan merasa lebih nyaman selama perjalanan, terutama pada malam hari.

Pengoperasian yang Ringan:

Pilih kendaraan dengan sistem kemudi dan pedal yang memerlukan sedikit gaya operasi. Hal ini dapat membantu mengurangi kelelahan saat berkendara.

Kendaraan yang Stabil:

Pilih kendaraan yang stabil dan dapat memberikan kenyamanan selama perjalanan. Suspensi yang baik dan kualitas perjalanan yang halus dapat mengurangi efek getaran dan guncangan.

Fasilitas Aksesibilitas Eksternal:

Jika lansia menggunakan kursi roda atau alat bantu mobilitas lainnya, pastikan kendaraan dapat dengan mudah mengakomodasi peralatan tersebut. Pilih kendaraan dengan opsi lift atau rampa jika diperlukan.

Kemudahan Penggunaan Bagasi:

Pastikan bagasi kendaraan mudah diakses dan dapat menampung barang-barang yang dibawa, termasuk peralatan kesehatan atau alat bantu mobilitas.

Uji Coba Berkendara:

Sebelum memutuskan untuk membeli atau menyewa kendaraan, lakukan uji coba berkendara. Ini memberikan kesempatan untuk menilai kenyamanan dan kemudahan penggunaan kendaraan secara langsung.

Melibatkan lansia dalam proses pemilihan kendaraan dan mendengarkan kebutuhan mereka adalah langkah penting untuk memastikan bahwa kendaraan yang dipilih memenuhi persyaratan kesehatan dan kenyamanan mereka.

       Perjalanan lansia sampai di tujuan melibatkan beberapa pertimbangan untuk memastikan keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan mereka selama perjalanan. 

Beberapa kiat yang dapat membantu lansia saat sampai di tujuan:

Beristirahat Secara Teratur:

Selama perjalanan, penting bagi lansia untuk beristirahat secara teratur. Jeda istirahat membantu mengurangi kelelahan dan meningkatkan kenyamanan selama perjalanan panjang.

Hindari Perubahan Ketinggian yang Tiba-tiba:

Jika mungkin, hindari perubahan ketinggian yang tiba-tiba, seperti naik pesawat ke ketinggian yang tinggi. Hal ini dapat memengaruhi tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan.

Jaga Konsumsi Cairan dan Gizi:

Pastikan untuk tetap terhidrasi dan mengonsumsi makanan yang sehat selama perjalanan. Menjaga asupan cairan dan nutrisi dapat membantu mencegah dehidrasi dan menjaga kesehatan tubuh.

Hindari Perubahan Suhu yang Drastis:

Lindungi lansia dari perubahan suhu yang drastis, terutama jika tujuan perjalanan memiliki iklim yang berbeda. Bawa pakaian sesuai dengan kondisi cuaca di tujuan.

Kelola Jet Lag dengan Bijak:

Jika perjalanan melibatkan perbedaan zona waktu, usahakan untuk menyesuaikan jadwal tidur dan aktivitas secara bertahap. Terpapar sinar matahari dan menjaga pola tidur yang konsisten dapat membantu mengelola jet lag.

Sesuaikan Aktivitas dengan Kondisi Kesehatan:

Sesuaikan aktivitas dan rencana perjalanan dengan kondisi kesehatan lansia. Hindari jadwal yang terlalu padat dan beri waktu untuk beristirahat jika diperlukan.

Terlibat dalam Aktivitas yang Sesuai:

Pilih aktivitas wisata dan rekreasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan keinginan lansia. Hindari kegiatan yang terlalu melelahkan atau berisiko tinggi.

Perhatikan Keamanan dan Lingkungan Sekitar:

Perhatikan keamanan dan lingkungan sekitar di tujuan perjalanan. Kenali lokasi fasilitas medis, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi jika diperlukan.

Berkomunikasi dengan Keluarga atau Teman:

Jika lansia bepergian sendiri, pastikan mereka berkomunikasi dengan keluarga atau teman secara teratur. Bagikan lokasi dan rencana perjalanan untuk keamanan tambahan.

Simpan Dokumen Kesehatan dengan Aman:

Pastikan dokumen kesehatan, seperti resep obat dan informasi kontak darurat, disimpan dengan aman dan mudah diakses di tujuan perjalanan.

Mengelola Pergantian Waktu dan Tempat:

Lansia mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan perubahan waktu dan tempat. Berikan mereka waktu untuk beristirahat dan mengelola perubahan tersebut secara perlahan.

Jaga Kesejahteraan Mental:

Perjalanan dapat menjadi pengalaman yang menegangkan. Jaga kesejahteraan mental lansia dengan menciptakan lingkungan yang nyaman, memberikan dukungan emosional, dan menghindari stres yang tidak perlu.

Dengan merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah ini, perjalanan lansia dapat dijalani dengan lebih mudah dan memberikan pengalaman yang positif. Tetap memperhatikan kebutuhan kesehatan dan kenyamanan lansia selama perjalanan sangat penting.


Sumber:

https://www.msdmanuals.com/home/special-subjects/travel-and-health/specific-medical-conditions-and-travel

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5531015/

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22530824/

https://wwwnc.cdc.gov/travel/page/senior-citizens

https://travelhealthpro.org.uk/factsheet/70/older-travellers

Monday, 13 February 2023

Tongkat Bukan Hiasan, Alat Bantu Mobilitas Untuk Lansia


              Melihat lansia berjalan dengan limbung, keseimbangan terganggu tentu saja mengganggu mobilitas, dan kuatir jatuh yang mengakibatkan risiko lebih fatal.

Memang tidak semua orang lanjut usia membutuhkan tongkat, tetapi bagi beberapa orang, tongkat dapat membantu mempermudah mobilitas dan mengurangi risiko jatuh. 

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan orang lanjut usia akan tongkat, antara lain:

A. Kondisi kesehatan: 

Orang lanjut usia yang memiliki masalah dengan keseimbangan, koordinasi, atau penglihatan sering membutuhkan bantuan untuk berjalan dan mempertahankan keseimbangan.

B. Kecepatan berjalan: 

Orang lanjut usia yang berjalan lebih lambat sering membutuhkan dukungan untuk membantu mereka berjalan dengan lebih stabil.

C. Riwayat jatuh:

Orang lanjut usia yang memiliki riwayat jatuh sering membutuhkan tongkat untuk mengurangi risiko jatuh.

D. Mobilitas: 

Orang lanjut usia yang memiliki masalah dengan mobilitas, seperti artritis, dapat membutuhkan tongkat untuk membantu mereka bergerak

Cara memilih tongkat

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tongkat untuk orang lanjut usia, seperti:

1. Ketinggian tongkat: 

Tongkat harus memiliki ketinggian yang sesuai dengan tinggi pemakainya agar mereka merasa nyaman dan dapat menopang berat badan dengan baik.

2. Kualitas bahan: 

Tongkat harus terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama seperti kayu atau alumunium, agar tidak mudah patah atau rusak.

3. Desain grip: 

Grip atau pegangan tongkat harus nyaman digenggam dan tidak licin, agar tidak mudah terjatuh.

4.Berat: 

Tongkat harus ringan agar mudah dibawa dan digunakan.

Macam macam tongkat lansia

Ada beberapa jenis tongkat yang dapat digunakan oleh orang lanjut usia, di antaranya adalah:

1.1. Tongkat Jalan (Walking Stick)

Ini adalah jenis tongkat yang paling umum dan biasa digunakan oleh orang lanjut usia. Tongkat ini memiliki satu ujung yang digunakan untuk berdiri dan membantu berjalan.

1.2. Tongkat Gabungan (Combination Cane): Tongkat ini memiliki dua atau lebih bagian yang dapat disatukan sehingga dapat digunakan sebagai tongkat jalan atau sebagai kursi ketika dibutuhkan.

1.3. Tongkat Kursi (Seat Cane)

Tongkat ini memiliki bagian atas yang dapat digunakan sebagai kursi sederhana ketika pemakai ingin duduk dan beristirahat.


1.4. Tongkat Kursi Lipat (Folding Seat Cane): 

Tongkat ini mirip dengan tongkat kursi, tetapi memiliki desain lipat sehingga mudah dibawa dan disimpan.

1.4. Tongkat Berat (Heavy Duty Cane): 

Tongkat ini terbuat dari bahan yang lebih kuat dan berat dibandingkan dengan jenis tongkat lainnya, dan biasanya digunakan oleh orang lanjut usia dengan berat badan yang lebih besar.

1.5. Tongkat Keseimbangan (Balance Cane):

 Tongkat ini memiliki dua ujung yang sama besar dan membantu menjaga keseimbangan pemakai.

       ðŸ’¬   Semua jenis tongkat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pemilihan tergantung pada kebutuhan dan preferensi masing-masing individu. 

Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan sebelum membeli tongkat untuk memastikan bahwa ini adalah pilihan yang tepat bagi kondisi kesehatan dan mobilitas mereka. 

Tongkat dapat membantu orang lanjut usia menjaga keseimbangan dan mempermudah mobilitas mereka.  


Sumber:

https://www.verywellhealth.com/how-to-use-crutches-2549326




Sunday, 12 February 2023

Smartwatch Bukan Untuk Lansia Pintar

        Sering dari orang tua kita yang sudah lansia bila bepergian, lupa pulang ke rumah, mereka bingung untuk kembali. Hal ini merupakan gejala dari kepikunan karena usia. Sementara anak-anaknya juga bingung, ke mana untuk mencarinya. Perkembangan era digital memberi solusi, bagaimana untuk mengetahui posisi keberadaannya.

Bapak/ibu dan saudara yang memiliki orang tua dapat memberikan jam pintar untuk dikenakan.  Manfaat jam pintar sering disebut smartwatch, adalah:

Jam pintar atau smartwatch dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi lansia. Berikut adalah beberapa manfaat utama jam pintar untuk lansia:

 ðŸ“£  Kesehatan:
Banyak jam pintar saat ini dilengkapi dengan sensor dan fitur yang dapat memantau kesehatan penggunanya. Misalnya, mereka dapat mengukur detak jantung, tingkat aktivitas fisik, kualitas tidur, dan kadar oksigen dalam darah. Data ini dapat memberikan pemantauan kesehatan yang lebih baik bagi lansia dan membantu mereka memperhatikan perubahan yang mungkin perlu ditangani.
 ðŸ“£ Notifikasi dan Pengingat: 
Jam pintar dapat memberikan notifikasi dan pengingat yang berguna bagi lansia. Mereka dapat mengingatkan mereka untuk minum obat secara teratur, mengingatkan jadwal janji dokter, atau memberi tahu mereka tentang aktivitas atau tugas penting yang perlu dilakukan.

 ðŸ“£ Keamanan dan Pemantauan:
Beberapa jam pintar memiliki fitur keamanan darurat yang memungkinkan pengguna lansia untuk mengirimkan pesan darurat atau panggilan bantuan dengan cepat jika mereka menghadapi situasi darurat atau merasa tidak aman. Selain itu, beberapa jam pintar juga memiliki fungsi pemantauan lokasi yang memungkinkan anggota keluarga atau perawat untuk melacak keberadaan lansia, memberikan ketenangan pikiran bagi mereka dan keluarga.

 ðŸ“£ Akses ke Informasi dan Komunikasi: 
Jam pintar memungkinkan lansia untuk tetap terhubung dengan dunia digital. Mereka dapat membaca pesan teks, menerima dan melakukan panggilan telepon, atau bahkan mengakses media sosial. Ini dapat membantu menjaga koneksi sosial dan memungkinkan lansia untuk tetap terlibat dalam kehidupan sehari-hari.

 ðŸ“£ Fitur Khusus untuk Lansia: 
Beberapa produsen jam pintar telah mengembangkan fitur khusus yang dirancang untuk lansia. Misalnya, ukuran layar yang lebih besar, teks yang mudah dibaca, atau tombol fisik yang lebih besar dan mudah dioperasikan. Ini membuat jam pintar lebih ramah lansia dan memudahkan penggunaan mereka.

               ðŸ’¬  Penggunaan jam pintar harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan individu. Beberapa lansia mungkin membutuhkan bantuan atau pendampingan dalam menggunakan jam pintar.




Sumber:

https://www.techradar.com/news/wearables/watchful-thinking-here-s-our-wish-for-the-ultimate-smartwatch-1292815


Monday, 2 November 2020

Bantu Lansia Belanja Online

              Saat ini bukan hanya anak-anak dan remaja yang menghabiskan seluruh waktu mereka untuk online. Lansia  juga ikut  terhubung melalui jaringan  internet  untuk online. 

Sebagian besar memanfaatkan Google, Youtube, situs hosting video , serta media sosial. Lebih dari setengahnya untuk berbelanja online, sisanya mencari penawaran dan diskon. 

Kemampuan untuk berbelanja online dapat menjadi kenyamanan yang sangat besar bagi para lansia. Ada banyak  alasan mengapa orang lanjut usia tidak dapat pergi ke toko atau mal secara langsung.

Mungkin mereka tidak bisa lagi mengemudi. sehingga mereka memiliki ruang gerak yang tidak nyaman dan tidak dapat keluar sendiri,  juga tidak ingin merepotkan anggota keluarga. 

Malas berkerumun dan antrean panjang karena melelahkan untuk mereka pada tahap ini.  Apa pun alasannya, kemampuan untuk menelusuri rak virtual dan berbelanja dari kenyamanan sofa dapat menjadi kenyamanan besar bagi banyak lansia.

Kebiasaan dan kebutuhan belanja lansia dapat mencakup banyak hal, seperti resep dan perlengkapan medis lainnya, bahan makanan, pakaian, sepatu, dan barang-barang rumah tangga lainnya. 

Untungnya, semua barang ini dapat dibeli secara online dan dikirim langsung ke rumah. Ada banyak layanan pemesanan lewat surat untuk resep.  

 BANTU LANSIA BELANJA ONLINE

Salah satu batu sandungan potensial yang dapat menghalangi kemampuan lansia untuk berbelanja online adalah ketidaktahuan mereka dengan teknologi. 

Ada situs web daring yang menyediakan kelas yang ditujukan untuk orang tua sehingga mereka dapat mempelajari dasar-dasar menjalankan  internet.  Atau keluarga yang lebih muda mengajarkan cara-cara belanja online.  

Belanja adalah kebutuhan setiap orang, tetapi berbelanja bahan makanan bisa menjadi salah satu jenis belanja yang paling sulit bagi lansia. 

Diperlukan perjalanan ke dan dari toko, membungkuk untuk meraih barang-barang di rak rendah, mendorong kereta belanja yang berat, dan membawa tas yang berat ke dalam rumah saat kembali ke rumah. 

Belanja bahan makanan secara on line sedikit lebih rumit daripada berbelanja pakaian atau blender baru, meskipun tetap bisa dilakukan.

BELANJA ONLINE MENGURANGI RESIKO TERPAPAR VIRUS CORONA

Daftar yang  baik dari banyak layanan belanja bahan makanan online dapat ditemukan di sini Belanja Online Selama Coronavirus,  segala sesuatu tentang hidup melalui pandemi COVID-19 itu menantang.

Tetapi tantangan khusus adalah mendapatkan bahan makanan  dan bukan hanya karena hal-hal seperti pembersih tangan dan tisu toilet tidak ada. 

Dengan semakin rentannya lansia terhadap virus baru ini, menghabiskan waktu di tempat-tempat ramai seperti toko bahan makanan tidak hanya merepotkan, tetapi juga berbahaya. 

Kemampuan untuk membeli bahan makanan secara on-line dan mengirimkannya telah menjadi sangat berharga, dan para lansia tidak perlu takut untuk menggunakannya dan terhindar dari virus corona.

 

 

Sunday, 5 May 2019

KLJ Kartu Dambaan Lansia DKI Jakarta, Apakah Sudah Merata

       DKI Jakarta memang luar biasa, masyarakatnya sangat diperhatikan mulai dari pembangunan transportasi, air bersih, pengolahan air limbah, perumahan, dan pendidikan. Untuk pendidikan orang tua tidak perlu pusing, sekolah negeri tidak dipungut biaya alias gratis, orang tua yang miskin dan tidak mampu mendapat kartu KJP (kartu Jakarta Pintar ) plus.
        Berita terakhir untuk lansia (lanjut usia) juga mendapat perhatian dari pemerintah daerah berupa Kartu Lansia Jakarta (KLJ).
Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan  membagikan 12.141 Kartu Lansia Jakarta (KLJ) untuk tahap awal di tahun 2018. KLJ merupakan salah satu janji politik Anies bersama wakilnya Sandiaga Uno di Pilkada lalu. Dengan mendapatkan KLJ tersebut, para lansia akan menerima bantuan dana sebesar Rp600 ribu tiap  bulannya.
Namun, khusus untuk bulan Mei ini, para lansia akan langsung menerima bantuan sebesar Rp1,2 juta yang diakumulasikan dari bulan sebelumnya. Penyaluran bantuan dana tersebut dikelola dan dilakukan oleh Bank DKI.
Anies menyampaikan para lansia yang menerima KLJ adalah mereka yang berusia di atas 60 tahun, tinggal di Jakarta, dan tidak memiliki penghasilan tetap.
"Kemudian bisa juga mereka yang memiliki penyakit yang sudah menahun," ujar Anies.
Anies menyampaikan pihaknya akan terus melakukan pemuktahiran data para lansia di Jakarta guna bisa mencakup seluruh lansia yang ada di Jakarta.



 
Sumber:

Wednesday, 3 April 2019

Lansia Juga Butuh Teknologi Era 4.0


 Dalam usia saya yang ke 86 tahun, penggunaan
 teknologi informatika, sangat penting.

         Orang tua atau lansia memiliki prasangka terhadap teknologi digital padahal sebenarnya mereka tertinggal jauh di belakang cucunya yang generasi z. Tetapi melihat kecenderungan penggunaan telepon genggam (HP) android yang marak pada saat ini dimungkinkan dari mereka yang berusia di atas 60 menggunakan Internet, meningkat pada tahun 2019

Dan jumlahnya bahkan lebih tinggi untuk lansia yang lebih berpendidikanmakmur hidupnya atau yang mengambil pensiun dini. Seseorang yang meninggalkan dunia kerja saat ini mungkin sudah bekerja lebih dari 20 tahun dengan komputer, dan bahkan orang-orang di usia 60-an sudah banyak memiliki telepon cerdas, tablet, media sosial, dan teknologi lainnya.

Teknologi baru memudahkan orang lanjut usia untuk tetap berhubungan dengan keluarga yang jauh, hidup mandiri dan mendapatkan bantuan saat mereka membutuhkannya.
Semakin canggih, jika digunakan oleh orang muda, maka dapat digunakan oleh Lansia ,menurut Purwanto dari LPC yang menyediakan pendidikan komputer dan fotografi untuk lansia.
"Mereka menggunakannya untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman-teman. Mereka menggunakannya dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh banyak orang muda," 

Kebutuhan teknologi pensiunan tidak jauh berbeda dari anak-anak mereka. Mereka berpartisipasi dalam media sosial, menggunakan Internet untuk penelitian, teks dan email untuk mengimbangi teman dan keluarga dan menggunakan Skype atau tatap muka untuk panggilan video.

Meskipun demikian titik kritis sekitar usia  75 atau 80 di mana mereka butuh teknologi yang lebih membantu. Teknologi memiliki potensi untuk memudahkan lansia untuk hidup mandiri, dengan perangkat yang dapat memantau manajemen pengobatan, menemukan pasien Alzheimer
yang hilang atau mendeteksi ketika seseorang terjatuh.


Perlu banyak penelitian dan minat untuk teknologi bagi manula.Biasanya dirancang untuk memastikan bahwa lansia yang hidup sendirian harus memiliki koneksi dan bantuan ketika dibutuhkan. 

Berikut adalah 9 alat teknologi untuk lansia: 

📞 Telepon Genggam (Hp)

Hp ,dengan menggunakan aplikasi yang menarik bagi segala usia, seperti email, berita cuaca dan media sosial, lansia dapat menggunakan aplikasi untuk melacak tekanan darah mereka, mengirimkan pengingat obat atau bermain game yang meningkatkan otak.

📞 Tablet dan e-reader

Tablet dan e-reader. Banyak lansia mengganti komputer mereka dengan tablet, yang memberi mereka layar lebih besar untuk konferensi video dengan keluarga,menggunakan email, berbagi foto dan melakukan penelitian melalui  internet. Membaca buku dengan tablet atau e-reader memberikan opsi untuk membuat jenisnya lebih besar.

📞 GPS

GPS. Baik itu unit mandiri atau bagian dari smartphone, teknologi Global Positioning System memudahkan para manula, seperti orang muda, untuk menemukan jalan mereka. Ini sangat membantu bagi orang-orang yang pensiun ke kota baru atau bahkan pindah ke lingkungan baru.

📞  Skype atau Facetime

Skype atau Facetime. Aplikasi panggilan video sangat populer di kalangan manula yang memiliki cucu dan keluarga lain yang tinggal jauh.Interaksi ini tidak menggantikan interaksi tatap muka tetapi mereka dapat mengobati kerinduan dengan anak cucu. 

📞 Pelacak Kebugaran

Pelacak kebugaran. Monitor kebugaran yang dapat dikenakan memudahkan orang dewasa yang lebih tua untuk memantau aktivitas dan tidur, memastikan mereka cukup
berolahraga.

Semakin banyak orang yang mengetahui tentang kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri, semakin baik keputusan yang mereka buat untuk diri
mereka sendiri.

📞 Monitor Obat

Monitor obat-obatan. Sistem pengobatan baru memberi tahu pengguna ketika saatnya minum obat, ulangi peringatan jika obat tidak diminum dalam waktu tertentu dan panggil pengasuh jika lebih banyak waktu berlalu.

Beberapa digabungkan dengan sistem peringatan medis yang menggunakan teknologi ponsel dan pertama-tama menghubungi orang yang lebih tua, kemudian seorang teman atau anggota keluarga  yang telah diprogram sebelumnya dan kemudian tanggap darurat. Ini masalah penting untuk lansia.

 ðŸ“ž Jam Tangan Pintar

Jam tangan pintar. Misalnya, tidak hanya merupakan tombol alarm, tetapi juga termasuk pengingat obat, pelacak kebugaran, sensor aktivitas opsional untuk rumah dan akan dipasangkan dengan ponsel untuk digunakan jauh dari rumah.

📞  Aplikasi Transportasi

Aplikasi transportasi. Layanan berbagi perjalanan Go-Jek dan Grab dirancang untuk membantu lansia untuk menyelesaikan setiap masalah dengan aplikasi ponsel cerdas. Tetapi mereka juga bisa sangat berharga bagi manula yang tidak lagi mengemudi. 

Di Indonesia, belum ada startup baru yang memposisikan dirinya sebagai layanan
berbagi perjalanan bagi para lansia, mempekerjakan para profesional medis dan mahasiswa serta melatih mereka untuk memenuhi kebutuhan penumpang yang lebih tua.

📞 Sol GPS

Sol GPS. Produk baru yang disebut GPS SmartSole adalah insole yang dapat digunakan oleh penderita Alzheimer sehingga ia dapat dengan mudah ditemukan jika ia bepergian. 

 Anda dapat mengatur perimeter dan mendapatkan pemberitahuan jika orang tersebut meninggalkan area itu, ditambah melacaknya melalui GPS di sol. Teknologi serupa ada di jam tangan, tetapi orang dengan Alzheimer atau jenis demensia lainnya sering kali kebal terhadap perangkat baru yang harus mereka kenakan.

📞    Asisten Virtual

Asisten virtual seperti Google Assistant atau Amazon Alexa dapat membantu lansia dalam menjawab pertanyaan, memberikan informasi, mengingatkan jadwal, dan bahkan membantu mengendalikan peralatan rumah tangga secara suara.

📞Teknologi Kesehatan

Lansia dapat memanfaatkan teknologi kesehatan seperti alat pemantau tekanan darah digital, termometer tanpa kontak, atau alat EKG portable untuk memantau kondisi kesehatan mereka sendiri di rumah.

📞 Sistem Keamanan Rumah Cerdas

Sistem keamanan rumah yang terhubung dengan teknologi IoT dapat memberikan perlindungan tambahan bagi lansia. Misalnya, sensor gerak atau kamera pengawas dapat membantu memantau keamanan rumah dan memberikan notifikasi jika terjadi kejadian yang mencurigakan.

📞 Robotika Asisten

Robot asisten seperti Pepper atau Zora dapat digunakan untuk memberikan interaksi sosial dan bantuan fisik bagi lansia. Mereka dapat membantu dalam kegiatan sehari-hari seperti mengingatkan minum obat, membantu dalam aktivitas fisik, atau menjadi teman berbincang.





Sumber: