![]() |
Angka Harapan hidup di Indonesia sebesar 71,29 tahun. (Sumber: foto Dwipatri Club 2023) |
- Harapan hidup menunjukkan tingkat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
- Digunakan untuk membandingkan kesehatan antara negara, wilayah, atau kelompok sosial. Misalnya:
- Negara maju biasanya memiliki harapan hidup lebih tinggi (misalnya, 80–85 tahun).
- Negara berkembang cenderung memiliki harapan hidup yang lebih rendah karena tantangan kesehatan, ekonomi, dan sosial.
Umur panjang sering diukur berdasarkan:
- Harapan Hidup (Life Expectancy): Rata-rata usia yang diharapkan pada populasi tertentu.
- Angka Centenarian: Proporsi individu yang mencapai usia 100 tahun di suatu wilayah atau populasi.
Menurut data United Nations Population Division yang dirangkum dalam Worldometers, angka harapan hidup global di 2024 mencapai 73,3 tahun. Urutan pertama angka harapan hidup di dunia, Hongkong sebesar 85,63 tahun. Setiap negara tercatat memiliki angka harapan hidup yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat kesejahteraan penduduk, kesehatan, dan kemiskinan di negara tersebut.
Penelitian mengenai umur panjang pada lansia menunjukkan bahwa kombinasi berbagai faktor biologis, psikologis, dan sosial berperan penting. Berikut adalah beberapa faktor utama yang sering dikaitkan dengan umur panjang berdasarkan penelitian:
1. Gaya Hidup Sehat
- Pola Makan:
- Diet kaya buah, sayuran, biji-bijian, ikan, dan lemak sehat, seperti pada diet Mediterania, terbukti meningkatkan umur panjang.
- Asupan protein berkualitas tinggi dan antioksidan membantu memperlambat penuaan.
- Aktivitas Fisik:
- Penelitian menunjukkan bahwa olahraga rutin, seperti berjalan kaki, yoga, atau latihan ringan, dapat memperpanjang usia dengan mengurangi risiko penyakit kronis.
- Tidak Merokok dan Konsumsi Alkohol Secara Moderat:
- Lansia yang menghindari rokok dan alkohol berlebihan memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit seperti kanker, penyakit jantung, dan stroke.
2. Genetika
- Pengaruh Keturunan:
- Studi menunjukkan bahwa gen tertentu, seperti gen FOXO3, berhubungan dengan umur panjang. Variasi genetik pada FOXO3 telah terbukti berhubungan dengan harapan hidup sehat dan umur panjang pada manusia. Hal ini ditemukan pada sebagian besar orang yang berusia seratus tahun dari berbagai kelompok etnis di seluruh dunia.
- Lansia yang memiliki anggota keluarga dengan usia panjang cenderung memiliki peluang lebih besar untuk hidup lebih lama.
3. Pengelolaan Stres
- Hubungan dengan Stres:
- Stres kronis dapat mempercepat proses penuaan melalui mekanisme seperti peradangan.
- Praktik pengelolaan stres, seperti meditasi, yoga, atau terapi psikologis, terbukti meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia.
4. Hubungan Sosial yang Baik
- Kehidupan Sosial:
- Lansia yang memiliki hubungan sosial yang erat dengan keluarga, teman, atau komunitas cenderung lebih sehat dan bahagia.
- Penelitian di Blue Zones (wilayah dengan populasi umur panjang tertinggi) menunjukkan bahwa interaksi sosial aktif adalah kunci umur panjang.
5. Tidur yang Berkualitas
- Durasi dan Kualitas Tidur:
- Tidur 7–8 jam per malam dianggap ideal untuk kesehatan lansia.
- Kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, sedangkan tidur yang cukup mendukung fungsi otak dan sistem kekebalan tubuh.
6. Pola Pikir Positif dan Tujuan Hidup
- Optimisme dan Tujuan Hidup:
- Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan pola pikir positif dan tujuan hidup yang jelas memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kronis dan memiliki umur panjang.
- Di Jepang, konsep ikigai (alasan untuk hidup) terbukti berkontribusi pada umur panjang.
7. Akses ke Layanan Kesehatan
- Pemeriksaan Rutin:
- Deteksi dini penyakit melalui pemeriksaan kesehatan rutin membantu mengelola kondisi kronis lebih efektif.
- Akses ke perawatan medis berkualitas juga berperan penting.
8. Lingkungan yang Mendukung
- Faktor Eksternal:
- Lingkungan yang bersih, aman, dan bebas polusi berkontribusi pada kesehatan jangka panjang.
- Akses ke makanan sehat dan udara segar juga berperan penting.
No comments:
Post a Comment