Monday 29 May 2023

Hati-hati Mata Terancam Buta,Jaga Dengan Baik

 

       Perang memang sangat buruk dan selalu memakan korban tak terkecuali perang sarung anak-anak di Indonesia, biasanya perang sarung sering dimainkan anak-anak, terutama anak laki-laki sehabis shalat tarawih atau shalat subuh.

Aturannya sendiri simpel, sarung tinggal dililit sehingga membentuk cambuk dan dilecutkan ke lawan. Lecutan sarungnya lumayan sakit dan bisa membuat memar jika mencambuknya terlalu kencang . 

Namun permainan perang sarung memakan korban, akibat yang ditimbulkan adalah mata anak-anak terancam buta karena benturan terkena lilitan sarung di mata , suatu perbuatan tak berguna dan merugikan masa depan. Anda harus mencegah dan mengingatkan akan risiko permainan ini kepada anak-anak.

Sementara para lansia berjuang menjaga kesehatan matanya agar tetap dapat melihat indahnya dunia. Mata lansia banyak mendapat ancaman dan serangan dari berbagai macam penyakit mata.

Sumber: news. okezone


Sumber: tribunnews

Beberapa penyakit mata yang banyak diderita oleh lansia :

👀 Katarak: 

Katarak adalah kondisi di mana lensa alami mata menjadi keruh. Ini adalah penyebab umum penurunan penglihatan pada lansia. Gejala katarak meliputi penglihatan buram, kepekaan terhadap cahaya, gangguan penglihatan warna, dan kesulitan melihat pada kondisi pencahayaan rendah.

👀 Degenerasi Makula Terkait Usia (Age-Related Macular Degeneration/AMD): 

AMD adalah kondisi yang mempengaruhi pusat penglihatan di retina, yang dikenal sebagai makula. Ini menyebabkan kerusakan pada kemampuan untuk melihat detail halus. Gejala AMD meliputi penglihatan pusat yang buruk, penglihatan kabur, dan perubahan persepsi warna.

👀 Glaukoma: 

Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang merusak saraf optik. Ini biasanya disebabkan oleh tekanan mata yang tinggi. Glaukoma umumnya tidak menunjukkan gejala awal, tetapi jika tidak diobati, dapat menyebabkan kehilangan penglihatan secara perlahan dan permanen.

👀  Diabetik: 

Ini adalah kondisi mata yang disebabkan oleh diabetes. Diabetes dapat merusak pembuluh darah di retina, yang dapat mengakibatkan penglihatan kabur, bintik-bintik hitam atau mengambang di penglihatan, dan hilangnya penglihatan jika tidak diobati.

👀 Penyakit Mata Kering: 

Mata kering adalah kondisi di mana mata tidak memproduksi cukup air mata atau kualitas air mata tidak memadai. Ini dapat menyebabkan mata merasa kering, gatal, terbakar, dan sensitif terhadap cahaya.

👀  Hipertensif: 

Pada beberapa kasus hipertensi yang tidak terkendali, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di retina. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan, bocornya cairan, dan kerusakan penglihatan.        

👀 Penyakit Mata Bawaan: 

Beberapa lansia mungkin menghadapi penyakit mata bawaan yang telah mereka alami sejak lahir, seperti katarak bawaan, glaukoma bawaan, atau gangguan retina bawaan.

👀 Penurunan kemampuan akomodasi lensa: 

Seiring bertambahnya usia, lensa mata secara alami kehilangan kemampuan untuk mengakomodasi dengan cepat, yaitu berfokus pada objek yang berbeda dalam jarak yang berbeda. Ini dapat menyebabkan kesulitan dalam melihat objek dekat.

Beberapa langkah untuk mencegah kerusakan mata pada lansia  :

👌 Lakukan pemeriksaan mata rutin: 

Melakukan pemeriksaan mata secara teratur sangat penting, terutama saat menjadi lansia. Konsultasikan dengan dokter mata untuk menjadwalkan pemeriksaan mata secara berkala guna mendeteksi dini adanya masalah mata dan mengobatinya dengan tepat.

👌 Jaga kesehatan umum: 

Gaya hidup sehat secara keseluruhan dapat berdampak positif pada kesehatan mata. Pertahankan pola makan seimbang yang kaya akan nutrisi, termasuk makanan yang baik untuk mata seperti sayuran hijau, ikan berlemak, dan buah-buahan. Hindari merokok dan batasi konsumsi alkohol. Lakukan aktivitas fisik secara teratur dan kelola stres dengan baik.

👌 Lindungi mata dari sinar matahari: 

Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat merusak mata. Gunakan kacamata hitam dengan perlindungan UV saat berada di luar ruangan, terutama pada siang hari atau di tempat yang terkena sinar matahari langsung. 

Pastikan kacamata hitam yang digunakan memberikan perlindungan UV yang memadai. Paparan sinar matahari dapat merusak mata Anda dan meningkatkan risiko katarak dan degenerasi makula terkait usia.  Lindungi mata Anda dengan menggunakan kacamata hitam yang menghalangi 99 hingga 100% radiasi UV-A dan UV-B.

👌 Hindari merokok:

Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit mata seperti katarak, degenerasi makula terkait usia (AMD), dan glaukoma. Jika Anda merokok, pertimbangkan untuk berhenti dan hindari paparan asap rokok pasif.

👌 Jaga kebersihan mata:

Menjaga kebersihan mata sangat penting. Cuci tangan secara teratur dan hindari menggosok mata dengan tangan yang kotor. Gunakan air bersih atau larutan khusus untuk membersihkan mata jika terdapat benda asing atau iritasi pada mata.

👌 Kelola penyakit kronis:

Beberapa penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular dapat berdampak negatif pada kesehatan mata. Penting untuk menjaga kontrol yang baik atas penyakit-penyakit tersebut melalui pengobatan yang tepat, diet sehat, dan gaya hidup sehat secara umum.

👌 Beristirahat dengan cukup: 

Memberikan istirahat yang cukup bagi mata sangat penting, terutama jika Anda sering menggunakan komputer atau melihat layar gadget. Lakukan istirahat secara berkala dengan melihat ke jauh selama beberapa menit setiap satu atau dua jam. 

Istirahatkan mata Anda. Jika Anda menghabiskan banyak waktu menggunakan komputer, Anda bisa lupa mengedipkan mata dan mata Anda bisa lelah. Untuk mengurangi kelelahan mata, cobalah aturan 20-20-20: Setiap 20 menit, lihatlah sekitar 20 kaki di depan Anda selama 20 detik.

👌 Gunakan perlindungan mata saat bekerja:

Jika Anda bekerja di lingkungan yang berisiko terhadap cedera mata atau terpapar bahan kimia, pastikan untuk menggunakan perlindungan mata yang sesuai, seperti kacamata pelindung atau pelindung wajah. Untuk mencegah cedera mata , Anda memerlukan pelindung mata saat berolahraga tertentu, bekerja di pekerjaan seperti pekerjaan pabrik dan konstruksi, serta melakukan perbaikan atau proyek di rumah Anda.

👌 Pertahankan berat badan yang sehat :

Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko terkena diabetes. Menderita diabetes membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena retinopati diabetik atau glaukoma .

👌 Berolahragalah secara teratur:

Olahraga dapat membantu mencegah atau mengontrol diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Penyakit ini dapat menyebabkan beberapa masalah mata atau penglihatan. Jadi jika Anda berolahraga secara teratur, Anda dapat menurunkan risiko terkena masalah mata dan penglihatan ini.

👌 Mengetahui riwayat medis keluarga Anda:

Beberapa penyakit mata diturunkan, jadi penting untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga Anda yang mengidapnya. Ini dapat membantu Anda menentukan apakah Anda berisiko lebih tinggi terkena penyakit mata.

👌 Gaya hidup sehat :

Mengadopsi gaya hidup sehat dan menjaga kesehatan mata secara keseluruhan dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan kerusakan mata pada lansia. 

Beberapa makanan yang diketahui baik untuk kesehatan mata:

🍀 Sayuran Berdaun Hijau Gelap:

Sayuran seperti bayam, brokoli, dan kangkung kaya akan nutrisi penting seperti lutein dan zeaxanthin. Nutrisi ini dikaitkan dengan pengurangan risiko penyakit mata terkait usia seperti katarak dan degenerasi makula terkait usia.

🍀 Wortel: 

Wortel mengandung beta-karoten, yang dikonversi menjadi vitamin A oleh tubuh. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan membantu menjaga penglihatan yang baik.

🍀 Ikan Berlemak:

Ikan seperti salmon, tuna, sarden, dan trout mengandung asam lemak omega-3. Omega-3 memiliki efek anti inflamasi dan dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah di mata.

🍀 Telur:

Telur mengandung nutrisi penting seperti vitamin E, lutein, zeaxanthin, dan zinc. Semua nutrisi ini penting untuk menjaga kesehatan mata.

🍀 Buah-buahan dan Jeruk Citrus: 

Buah-buahan seperti jeruk, stroberi, blueberry, dan kiwi mengandung vitamin C yang tinggi. Vitamin C adalah antioksidan yang kuat dan membantu melindungi mata dari kerusakan radikal bebas.

🍀 Kacang-kacangan dan Biji-bijian:

Kacang-kacangan seperti kacang almond, kacang kenari, dan biji bunga matahari mengandung vitamin E dan omega-3, yang baik untuk kesehatan mata.

🍀 Minyak Ikan:

Minyak ikan merupakan sumber asam lemak omega-3 yang sangat baik. Konsumsi minyak ikan dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko penyakit mata terkait usia.

🍀 Tomat: 

Tomat mengandung likopen, yaitu pigmen alami yang memberikan warna merah pada tomat. Likopen memiliki sifat antioksidan yang kuat dan dapat membantu melindungi mata dari kerusakan akibat paparan sinar matahari.

       Jika Anda memiliki masalah mata atau kekhawatiran kesehatan mata, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mata yang berkualitas.

Buat dunia ini tetap indah dan terang benderang dengan mata sehat.




 

Sumber:

https://www.aao.org/eye-health/tips-prevention/eye-exams-101

https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/search-results?q=eye

https://www.webmd.com/eye-health/news/20230522/another-death-more-infections-linked-recalled-eye-drops

https://www.allaboutvision.com/conditions/related/vision-problems-after-stroke/

https://medlineplus.gov/eyecare.html






Thursday 25 May 2023

Awas Ompong Jadi Berbahaya

 Apakah ini salah satu dari bahaya ompong,

Sumber : merdeka.com


Sumber:Liputan6.com


     Menurut World Health Organization (WHO), data terkini menunjukkan bahwa sekitar 30% dari populasi dewasa di seluruh dunia menderita gigi ompong. Persentase ini dapat bervariasi di antara populasi dan negara-negara yang berbeda. 

Penting untuk dicatat bahwa persentase ini hanya merupakan perkiraan kasar dan dapat berfluktuasi di berbagai populasi. Data prevalensi gigi ompong dapat bervariasi berdasarkan metodologi penelitian, kriteria diagnosis yang digunakan, serta faktor-faktor risiko yang ada dalam populasi tertentu.

Ilustrasi orang ompong
(canva.com)

Dalam studi yang lebih baru pada tahun 2018, Pengpid dan Peltzer  melaporkan bahwa prevalensi edentulisme secara keseluruhan di Indonesia adalah 7,2%, sementara itu 29,8% di antara orang berusia 80 tahun ke atas. 

Gigi ompong, juga dikenal sebagai edentulisme, adalah kondisi di mana seseorang kehilangan satu atau lebih gigi permanen. Gigi yang hilang bisa terjadi pada gigi depan (gigi anterior) atau gigi belakang (gigi posterior), atau bahkan pada kelompok gigi yang lebih besar.

Beberapa faktor penyebab gigi ompong , antara lain :

😁 Karies gigi: 

Infeksi yang tidak diobati pada gigi dapat menyebabkan kerusakan parah pada gigi hingga harus dicabut.

😁 Penyakit periodontal: 

Infeksi dan peradangan pada jaringan penyangga gigi (jaringan periodontal) dapat menyebabkan kerusakan tulang rahang dan gigi menjadi goyah atau tanggal.

😁 Cedera atau trauma:

Cedera pada gigi akibat kecelakaan atau aktivitas olahraga yang keras dapat menyebabkan gigi patah atau terlepas.

😁 Penyakit gigi dan mulut lainnya: 

Beberapa kondisi seperti abses gigi yang tidak diobati, gigi yang terimpaksi, atau penyakit gusi yang parah dapat menyebabkan kehilangan gigi.

Beberapa faktor risiko gigi ompong, antara lain:

  • Faktor-faktor risiko untuk gigi ompong meliputi kebersihan mulut yang buruk, merokok, konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula, kurangnya perawatan gigi rutin, dan riwayat keluarga dengan masalah gigi.
  • Gigi ompong dapat mempengaruhi fungsi pengunyahan, bicara, dan penampilan seseorang. Selain itu, kehilangan gigi dapat menyebabkan perubahan pada struktur wajah, penurunan kepercayaan diri, dan masalah psikologis.
  • Perawatan untuk gigi ompong dapat mencakup penggunaan gigi palsu (seperti gigi tiruan atau jembatan gigi), implan gigi, atau perawatan ortodontik. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan diagnosis dan rekomendasi perawatan yang sesuai sesuai dengan kebutuhan individu.

Berikut adalah beberapa faktor yang umumnya berkontribusi terhadap gigi lansia yang ompong:

😀 Penurunan kepadatan tulang: 

Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan kepadatan tulang pada rahang dan gigi. Hal ini dapat membuat gigi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan lebih mudah goyang.

😁 Penumpukan plak dan karang gigi: 

Jika lansia tidak menjaga kebersihan gigi dengan baik, plak (lapisan lengket bakteri) dapat menumpuk dan membentuk karang gigi. Karang gigi menghasilkan asam yang dapat merusak enamel gigi, menyebabkan pembusukan gigi, dan berkontribusi pada gigi ompong.

😁 Penurunan produksi saliva: 

Produksi saliva (air liur) yang berkurang adalah masalah umum pada lansia. Saliva berperan penting dalam melindungi gigi dan membantu menghilangkan sisa makanan. Kurangnya saliva dapat menyebabkan peningkatan risiko pembusukan gigi.

😁 Kebiasaan buruk:

Kebiasaan seperti merokok, mengunyah tembakau, atau mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dapat merusak gigi dan gusi. Selain itu, menggigit benda-benda keras atau menggunakan gigi sebagai alat pembuka dapat mempercepat kerusakan gigi.

😁 Masalah kesehatan umum: 

Beberapa kondisi kesehatan umum yang sering terjadi pada lansia, seperti diabetes, osteoporosis, atau penyakit gusi, dapat mempengaruhi kesehatan gigi. Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat mempengaruhi kesehatan mulut.

😁 Kurangnya perawatan gigi yang tepat: 

Lansia yang tidak mendapatkan perawatan gigi rutin atau tidak memperhatikan kebersihan gigi dan gusi secara menyeluruh memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah gigi dan gusi.

Beberapa dampak gigi ompong pada kesehatan lansia:

😆 Kesulitan dalam makan dan nutrisi:

Gigi yang ompong dapat membuat lansia sulit mengunyah makanan dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengonsumsi makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi, terutama makanan yang lebih keras atau sulit dikunyah seperti buah-buahan dan sayuran. Kurangnya nutrisi yang adekuat dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

😆 Gangguan pencernaan: 

Lansia dengan gigi ompong yang tidak dapat mengunyah makanan dengan baik cenderung menelan makanan yang kurang tercerna dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti masalah perut kembung, sembelit, atau gangguan penyerapan nutrisi yang dapat mempengaruhi kesehatan umum.

😆 Gangguan bicara dan komunikasi: 

Kehilangan gigi dapat mempengaruhi kemampuan bicara dan komunikasi lansia. Gigi yang hilang dapat mengubah cara lidah dan bibir berinteraksi saat berbicara, sehingga dapat mempengaruhi kejelasan dan kefasihan bicara.

😆 Penurunan kualitas hidup: 

Gigi ompong dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia secara keseluruhan. Kesulitan dalam makan dan bicara, serta rasa tidak percaya diri yang mungkin muncul akibat gigi yang hilang, dapat menyebabkan lansia merasa malu atau mengurangi keinginan untuk berinteraksi sosial. Ini dapat memengaruhi aspek psikologis dan sosial kehidupan sehari-hari.

😆 Masalah kesehatan umum yang terkait: 

Kondisi gigi dan mulut yang buruk, termasuk gigi ompong, dapat berkontribusi pada masalah kesehatan umum pada lansia. Infeksi gigi yang tidak diobati dapat menyebabkan radang pada gusi atau infeksi pada tulang rahang. Selain itu, penelitian telah menunjukkan adanya keterkaitan antara penyakit periodontal (penyakit gusi) dengan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kondisi kesehatan umum lainnya.

Beberapa langkah mencegah gigi ompong pada lansia  yang dapat dilakukan :

🙆 Menjaga kebersihan gigi dan gusi: 

Lansia perlu membersihkan gigi dan gusi secara teratur setidaknya dua kali sehari dengan menggunakan sikat gigi lembut dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Selain itu, menggunakan benang gigi atau sikat gigi interdental dapat membantu membersihkan sela-sela gigi yang sulit dijangkau.

🙆 Mengunjungi dokter gigi secara teratur: 

Lansia sebaiknya menjadwalkan kunjungan rutin ke dokter gigi setidaknya dua kali dalam setahun, atau sesuai saran dokter. Pemeriksaan gigi yang teratur dapat membantu mendeteksi masalah gigi dan gusi sedini mungkin sehingga tindakan pencegahan dapat diambil.

🙆 Mengadopsi pola makan yang sehat: 

Makanan yang seimbang dan bergizi penting untuk kesehatan gigi. Lansia sebaiknya menghindari makanan dan minuman yang tinggi gula, terutama yang kleplasma dan gula tambahan. Sebaliknya, pilih makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak, yang dapat membantu memperkuat gigi dan gusi.

🙆 Menghindari kebiasaan buruk: 

Lansia sebaiknya menghindari merokok dan mengunyah tembakau, karena hal ini dapat merusak gigi dan gusi. Minuman beralkohol juga sebaiknya dikonsumsi secara terbatas, karena dapat menyebabkan kekeringan mulut dan meningkatkan risiko pembusukan gigi.

🙆 Menjaga kelembaban mulut:

Jika produksi saliva berkurang, lansia dapat mencoba mengunyah permen karet bebas gula atau menggunakan pengganti saliva buatan yang direkomendasikan oleh dokter gigi. Minum air putih secara teratur juga dapat membantu menjaga kelembaban mulut.

🙆 Mengelola kondisi kesehatan umum:

Lansia dengan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes atau osteoporosis sebaiknya menjaga kondisi tersebut dengan baik. Kontrol gula darah dan mengonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan tulang dapat membantu menjaga kesehatan gigi.

      Selalu penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi mengenai langkah-langkah pencegahan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan gigi dan gusi Anda.

Beberapa contoh makanan yang dapat membantu menjaga kesehatan gigi pada lansia:

👪 Buah-buahan segar: 

Buah-buahan seperti apel, pir, stroberi, dan melon mengandung serat yang baik untuk gigi. Serat dalam buah-buahan dapat membantu membersihkan gigi secara alami dan merangsang produksi saliva, yang melindungi gigi dari kerusakan.

👪 Sayuran renyah: 

Sayuran seperti wortel, brokoli, seledri, dan paprika memiliki konsistensi renyah yang dapat membantu membersihkan gigi saat dikunyah. Mereka juga kaya akan serat dan vitamin yang penting untuk kesehatan gigi dan gusi.

👪 Produk susu rendah lemak: 

Susu, yogurt, dan keju rendah lemak mengandung kalsium dan fosfor, yang membantu memperkuat gigi dan melindungi enamel. Konsumsi produk susu rendah lemak secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan gigi lansia.

👪 Protein hewani dan nabati: 

Telur, ikan, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, dan biji-bijian merupakan sumber protein yang penting untuk pembentukan dan perbaikan jaringan gigi dan gusi. Mereka juga mengandung fosfor yang baik untuk kesehatan gigi.

👪 Teh hijau: 

Teh hijau mengandung senyawa antioksidan yang disebut polifenol, yang dapat membantu melawan bakteri penyebab kerusakan gigi dan pembusukan. Minum teh hijau tanpa tambahan gula dapat memberikan manfaat bagi kesehatan gigi.

👪 Air putih: 

Air putih adalah pilihan minuman terbaik untuk menjaga kelembaban mulut dan membantu membersihkan sisa makanan dari gigi. Minumlah air putih secara teratur untuk menjaga kesehatan gigi dan mencegah mulut kering.

       Selain itu, penting untuk menghindari atau membatasi konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula, makanan olahan yang lengket, dan minuman berkarbonasi yang dapat merusak gigi.

Berikut ini adalah beberapa langkah umum yang dapat membantu mengatasi gigi ompong:

😬 Kunjungi dokter gigi:

Pertama-tama, penting untuk menjadwalkan janji dengan dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh. Dokter gigi akan mengevaluasi kondisi gigi dan gusi Anda dan memberikan rekomendasi perawatan yang sesuai.

😬 Perawatan gigi berlubang:

Jika gigi ompong disebabkan oleh gigi berlubang, dokter gigi mungkin akan merekomendasikan perawatan tambalan gigi atau penambalan gigi. Prosedur ini melibatkan pengangkatan daerah gigi yang rusak dan pengisian dengan bahan tambalan gigi yang cocok.

😬 Perawatan periodontal: 

Jika gigi ompong disebabkan oleh penyakit periodontal (penyakit gusi), perawatan periodontal yang menyeluruh mungkin diperlukan. Ini bisa mencakup scaling dan root planing untuk membersihkan plak dan karang gigi yang menumpuk di sekitar gigi dan akar. Jika penyakit gusi sudah parah, mungkin perlu dilakukan operasi periodontal.

😬 Pembuatan gigi palsu atau penyangga gigi: 

Jika gigi ompong parah atau gigi yang hilang, dokter gigi dapat merekomendasikan pembuatan gigi palsu, seperti gigi tiruan atau jembatan gigi. Jika ada cukup sisa gigi yang kuat, penyangga gigi seperti implan gigi dapat dipertimbangkan.

😬 Perawatan ortodontik: 

Dalam beberapa kasus gigi ompong, perawatan ortodontik seperti kawat gigi atau alat penjepit dapat membantu memperbaiki gigi yang bergeser atau goyang. Ini dapat membantu mengembalikan posisi gigi yang tepat dan meningkatkan penampilan dan fungsi gigi.

😬 Perubahan gaya hidup: 

Selain perawatan medis, perubahan gaya hidup sehat juga penting untuk menjaga kesehatan gigi. Menjaga kebersihan gigi yang baik dengan sikat gigi, benang gigi, dan obat kumur secara teratur, serta menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan mengunyah tembakau, dapat membantu mencegah masalah gigi lebih lanjut.

     Penting bagi lansia untuk mendapatkan perawatan gigi yang tepat dan menjaga kebersihan mulut secara teratur untuk mencegah dan mengatasi gigi ompong. Berkonsultasilah dengan dokter gigi untuk evaluasi dan rekomendasi perawatan yang sesuai dengan kondisi gigi dan mulut Anda.




Sumber:

http://www.ada.org/#

http://www.webmd.com/oral-health/default.htm#

https://www.dentalhealth.org/news/taskforce-backs-the-benefits-of-teledentistry-to-improve-global-oral-care-outcomes



Tuesday 23 May 2023

Lupa Nama Atau Janji, Waspada Penyakit Ini Sedang Menggerogoti Otak Anda.

 

     Menurut data WHO yang diperbarui pada tahun 2019, diperkirakan terdapat sekitar 50 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan demensia, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 152 juta pada tahun 2050. Sekitar 60-70% kasus demensia disebabkan oleh penyakit Alzheimer.

Ilustrasi Alzheimer
(canva.com)

Di Indonesia sendiri, diperkirakan ada sekitar 1.2 juta orang dengan demensia pada tahun 2016, yang akan meningkat menjadi 2 juta di 2030 dan 4 juta orang pada tahun 2050.

Demensia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok gejala yang mempengaruhi fungsi otak, termasuk memori, pemikiran, dan kemampuan berpikir. Demensia bukanlah penyakit tunggal, tetapi istilah umum untuk berbagai kondisi yang dapat menyebabkan penurunan kognitif dan perubahan perilaku yang signifikan.

Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang mempengaruhi fungsi otak, terutama memori, pemikiran, dan perilaku. Ini adalah jenis demensia yang paling umum terjadi pada lansia. Jadi, Alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang umum terjadi pada lansia. 

Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Alzheimer

Usia

Faktor risiko terbesar yang diketahui untuk Alzheimer dan demensia lainnya adalah bertambahnya usia, tetapi gangguan ini bukanlah bagian normal dari penuaan. Sementara usia meningkatkan risiko, itu bukan penyebab langsung Alzheimer.

Kebanyakan orang dengan penyakit ini berusia 65 tahun ke atas. Setelah usia 65 tahun, risiko alzheimer berlipat ganda setiap lima tahun. Setelah usia 85 tahun, risikonya mencapai hampir sepertiga.

Sejarah keluarga

Faktor risiko kuat lainnya adalah riwayat keluarga. Mereka yang memiliki orang tua, saudara laki-laki atau perempuan penderita Alzheimer lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit ini. Risiko meningkat jika lebih dari satu anggota keluarga menderita penyakit tersebut. Ketika penyakit cenderung menurun dalam keluarga, faktor keturunan (genetik), faktor lingkungan, atau keduanya, mungkin berperan.

Genetika (keturunan)

Para ilmuwan tahu gen terlibat dalam Alzheimer. Dua kategori gen mempengaruhi apakah seseorang mengembangkan suatu penyakit: gen risiko dan gen deterministik. Gen Alzheimer telah ditemukan di kedua kategori tersebut. Diperkirakan kurang dari 1% kasus Alzheimer disebabkan oleh gen deterministik (gen yang menyebabkan suatu penyakit, bukan meningkatkan risiko berkembangnya suatu penyakit).

Faktor risiko lain yang mungkin dapat memengaruhi

Cedera kepala: Ada hubungan antara cedera kepala dan risiko demensia di masa depan. Lindungi otak Anda dengan memasang sabuk pengaman, mengenakan helm saat berolahraga, dan tidak jatuh.

Koneksi jantung-kepala: Beberapa bukti terkuat menghubungkan kesehatan otak dengan kesehatan jantung. Hubungan ini masuk akal, karena otak diberi makan oleh salah satu jaringan pembuluh darah tubuh yang paling kaya, dan jantung bertanggung jawab untuk memompa darah melalui pembuluh darah ini ke otak.

Tanda-tanda gejala awal alzheimer

💭 Kehilangan memori yang mengganggu kehidupan sehari-hari:

Melupakan informasi yang baru dipelajari. Lainnya termasuk melupakan tanggal atau acara penting, mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali, dan semakin perlu mengandalkan alat bantu memori (misalnya, catatan pengingat atau perangkat elektronik).

💭 Tantangan dalam merencanakan atau memecahkan masalah :

Beberapa orang yang hidup dengan demensia mungkin mengalami perubahan dalam kemampuan mereka untuk berkembang dan mengikuti rencana atau bekerja dengan angka. Mereka mungkin kesulitan mengikuti resep yang sudah dikenal atau melacak tagihan bulanan. 

💭 Kesulitan menyelesaikan tugas-tugas akrab :

Terkadang kesulitan mengemudi ke lokasi yang sudah dikenal, mengatur daftar belanjaan, atau mengingat aturan permainan favorit.

💭 Kebingungan dengan waktu atau tempat :

Orang yang hidup dengan Alzheimer dapat kehilangan jejak tanggal, musim, dan berlalunya waktu. Mereka mungkin kesulitan memahami sesuatu jika tidak segera terjadi. Terkadang mereka mungkin lupa di mana mereka berada atau bagaimana mereka sampai di sana.

💭 Kesulitan memahami gambar visual dan hubungan spasial :

Ini dapat menyebabkan kesulitan dengan keseimbangan atau kesulitan membaca. Mereka mungkin juga memiliki masalah dalam menilai jarak dan menentukan warna atau kontras, yang menyebabkan masalah saat mengemudi.

💭 Masalah baru dengan kata-kata dalam berbicara atau menulis :

Mengalami kesulitan mengikuti atau bergabung dalam percakapan. Mereka mungkin berhenti di tengah percakapan dan tidak tahu bagaimana melanjutkan atau mereka mungkin mengulanginya sendiri. Mereka mungkin kesulitan dengan kosa kata, kesulitan menamai objek yang sudah dikenal atau menggunakan nama yang salah 

💭Salah menempatkan barang dan kehilangan kemampuan menelusuri kembali langkah-langkah :

Seseorang yang hidup dengan penyakit Alzheimer mungkin meletakkan barang-barang di tempat yang tidak biasa. Mereka mungkin kehilangan barang dan tidak dapat kembali ke langkah mereka untuk menemukannya lagi. Dia mungkin menuduh orang lain mencuri, terutama saat penyakitnya berkembang.

💭 Penilaian yang menurun atau buruk :

Individu mungkin mengalami perubahan dalam penilaian atau pengambilan keputusan. Misalnya, mereka mungkin menggunakan penilaian yang buruk saat berurusan dengan uang atau kurang memperhatikan dandanan atau menjaga kebersihan diri.

💭 Penarikan diri dari pekerjaan atau kegiatan sosial :

Seseorang yang hidup dengan penyakit Alzheimer mungkin mengalami perubahan dalam kemampuan menahan atau mengikuti percakapan. Akibatnya, ia dapat menarik diri dari hobi, kegiatan sosial, atau keterlibatan lainnya. Mereka mungkin kesulitan mengikuti tim atau aktivitas favorit.

💭 Perubahan suasana hati dan kepribadian :

Individu yang hidup dengan Alzheimer mungkin mengalami perubahan suasana hati dan kepribadian. Mereka bisa menjadi bingung, curiga, tertekan, takut atau cemas. Mereka mungkin mudah kesal di rumah, dengan teman, atau saat berada di luar zona nyaman.

Tahapan Alzheimer

Alzheimer tahap awal (ringan)

Pada tahap awal Alzheimer, seseorang dapat berfungsi secara mandiri. Dia mungkin masih mengemudi, bekerja dan menjadi bagian dari kegiatan sosial. Meskipun demikian, orang tersebut mungkin merasa seolah-olah dia mengalami penyimpangan ingatan, seperti lupa kata-kata yang sudah dikenal atau lokasi benda sehari-hari. Kesulitan umumnya meliputi:

  • Datang dengan kata atau nama yang tidak tepat.
  • Mengingat nama ketika diperkenalkan kepada orang baru.
  • Mengalami kesulitan melakukan tugas dalam pengaturan sosial atau pekerjaan.
  • Melupakan materi yang baru saja dibaca.
  • Kehilangan atau salah meletakan barang berharga.
  • Mengalami peningkatan masalah dengan perencanaan atau pengorganisasian.​

 Alzheimer tahap menengah (sedang)

Tahap menengah Alzheimer biasanya merupakan tahap terpanjang dan dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Seiring perkembangan penyakit, penderita Alzheimer akan membutuhkan tingkat perawatan yang lebih tinggi. Gejala yang bervariasi dari orang ke orang, mungkin termasuk:

  • Menjadi pelupa peristiwa atau sejarah pribadi.
  • ​Merasa murung atau menarik diri, terutama dalam situasi yang menantang secara sosial atau mental.
  • Tidak dapat mengingat informasi tentang diri mereka sendiri seperti alamat atau nomor telepon mereka.
  • Mengalami kebingungan tentang di mana mereka berada atau hari apa sekarang.
  • Membutuhkan bantuan memilih pakaian yang tepat untuk musim atau acara.
  • Mengalami kesulitan mengendalikan kandung kemih dan usus mereka.
  • Mengalami perubahan pola tidur, seperti tidur di siang hari dan menjadi gelisah di malam hari.
  • Menunjukkan kecenderungan yang meningkat untuk mengembara dan tersesat.
  • Mendemonstrasikan perubahan kepribadian dan perilaku, termasuk kecurigaan dan delusi atau kompulsif, perilaku berulang seperti meremas-remas tangan atau merobek-robek jaringan.

Alzheimer stadium akhir (parah)

Pada tahap akhir penyakit, gejala demensia menjadi parah. Individu kehilangan kemampuan untuk menanggapi lingkungan mereka, untuk bercakap-cakap dan, akhirnya, untuk mengontrol gerakan. Mereka mungkin masih mengucapkan kata atau frasa, tetapi mengomunikasikan rasa sakit menjadi sulit. Seiring ingatan dan keterampilan kognitif terus memburuk, perubahan kepribadian yang signifikan dapat terjadi dan individu memerlukan perawatan ekstensif.

Pada tahap ini, individu dapat:

  • Membutuhkan bantuan sepanjang waktu dengan perawatan pribadi sehari-hari.
  • Kehilangan kesadaran akan pengalaman baru-baru ini serta lingkungan mereka.
  • Mengalami perubahan kemampuan fisik, termasuk berjalan, duduk, dan akhirnya menelan
  • Mengalami kesulitan berkomunikasi.
  • Menjadi rentan terhadap infeksi, terutama pneumonia.

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mempromosikan kesehatan otak dan mengurangi risiko terkena penyakit  Alzheimer :

😎 Pertahankan gaya hidup sehat: 

Menerapkan gaya hidup sehat secara umum dapat mendukung kesehatan otak. Faktor-faktor seperti makan makanan bergizi, menjaga berat badan yang sehat, berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan mengelola stres dapat memberikan manfaat bagi kesehatan otak dan mengurangi risiko Alzheimer.

😎 Terlibat dalam aktivitas mental yang merangsang otak :

Mendorong keterlibatan dalam aktivitas yang merangsang otak dapat membantu menjaga kebugaran mental dan mungkin mempercepat pemulihan dari kerusakan otak. Misalnya, melakukan teka-teki, membaca, menulis, belajar musik, atau terlibat dalam kegiatan sosial yang menantang otak dapat bermanfaat.

😎 Lindungi otak dari cedera: 

Cedera kepala yang serius atau berulang dapat meningkatkan risiko terkena Alzheimer. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi otak, seperti menggunakan helm saat bersepeda atau mengendarai sepeda motor, menghindari jatuh, dan mengurangi risiko cedera kepala lainnya.

😎 Pertahankan tekanan darah, kolesterol, dan gula darah yang sehat:

Kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes dapat meningkatkan risiko Alzheimer. Memantau dan menjaga tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah pada tingkat yang sehat dapat membantu mengurangi risiko tersebut.

😎 Tetap aktif secara sosial dan emosional:

Menjaga hubungan sosial yang kuat dan aktif dapat mendukung kesehatan otak. Terlibat dalam kegiatan sosial, menjalin hubungan yang bermakna, dan menjaga dukungan emosional dapat memberikan manfaat bagi kesehatan otak.

😎 Jaga kesehatan jantung:

Kesehatan jantung yang baik dapat berkontribusi pada kesehatan otak. Mengikuti gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan jantung, seperti makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan tidak merokok, dapat berdampak positif pada kesehatan otak.

     Penting untuk diingat bahwa meskipun langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi risiko terkena Alzheimer, tidak ada jaminan bahwa penyakit ini dapat sepenuhnya dicegah. 

Beberapa makanan yang dapat menjadi bagian dari pola makan sehat yang dapat membantu mendukung kesehatan otak dan mungkin berkontribusi dalam mencegah Alzheimer :

😋 Makanan yang kaya akan antioksidan: 

Buah-buahan dan sayuran yang berwarna cerah mengandung banyak antioksidan, seperti vitamin C dan vitamin E, yang dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif. Contoh makanan yang baik untuk dikonsumsi termasuk blueberry, stroberi, anggur merah, jeruk, bayam, brokoli, wortel, dan kubis ungu.

😋 Ikan berlemak:

Ikan seperti salmon, sarden, dan tuna mengandung asam lemak omega-3 yang bermanfaat bagi kesehatan otak. Omega-3 dapat membantu mengurangi peradangan dan menjaga kesehatan sel-sel otak. Disarankan untuk mengonsumsi ikan berlemak setidaknya dua kali seminggu.

😋 Minyak zaitun: 

Minyak zaitun mengandung senyawa-senyawa antiinflamasi dan antioksidan yang dapat bermanfaat bagi kesehatan otak. Menggunakan minyak zaitun sebagai sumber lemak dalam masakan sehari-hari dapat memberikan manfaat.

😋 Kacang-kacangan dan biji-bijian: 

Kacang-kacangan seperti almond, kenari, dan kacang-kacangan lainnya, serta biji-bijian seperti biji bunga matahari dan biji rami, mengandung nutrisi penting seperti vitamin E, asam lemak sehat, dan antioksidan. Makanan ini dapat memberikan dukungan nutrisi bagi kesehatan otak.

😋Teh hijau: 

Teh hijau mengandung senyawa antioksidan dan antiinflamasi yang disebut polifenol. Polifenol dalam teh hijau telah dikaitkan dengan manfaat bagi kesehatan otak dan dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan.

😋 Sayuran berdaun hijau gelap: 

Sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam, kale, dan kangkung mengandung berbagai nutrisi penting seperti vitamin K, folat, dan beta-karoten. Nutrisi-nutrisi ini dapat membantu menjaga kesehatan otak.

      Menjaga pola makan yang seimbang dan memperhatikan asupan nutrisi secara keseluruhan. Hindari makanan olahan, tinggi gula, lemak jenuh, dan natrium yang berlebihan, karena pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan kondisi yang dapat berdampak pada kesehatan otak.

Penting untuk diingat bahwa pola makan yang sehat hanya merupakan salah satu faktor dalam menjaga kesehatan otak secara keseluruhan. Gaya hidup sehat yang meliputi olahraga secara teratur, tidur yang cukup, merawat kesehatan jantung, dan menjaga keterlibatan sosial juga penting dalam.

Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang Alzheimer atau kesehatan otak Anda, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan untuk evaluasi dan saran yang tepat.





Sumber:

https://alzi.or.id/statistik-tentang-demensia/

https://www.alz.org/alzheimers-dementia/stages

https://www.nia.nih.gov/health/alzheimers

https://www.alzheimersresearchuk.org/dementia-information/





Saturday 20 May 2023

Banyak Kematian, Padahal Obatnya Murah

 

Ilustrasi Mengukur Tekanan Darah
(canva.com)

     Jumlah orang dewasa berusia 30-79 tahun dengan hipertensi telah meningkat dari 650 juta menjadi 1,28 miliar dalam tiga puluh tahun terakhir, menurut analisis global komprehensif pertama tentang tren prevalensi, deteksi, pengobatan dan pengendalian hipertensi, yang dipimpin oleh Imperial College London dan WHO. Hampir setengah dari orang-orang ini tidak tahu bahwa mereka menderita hipertensi, sungguh sangat ironis peristiwa ini dapat terjadi.

Hipertensi secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung, otak dan ginjal, dan merupakan salah satu penyebab utama kematian dan penyakit di seluruh dunia.

Padahal hipertensi dapat dengan mudah dideteksi melalui alat pengukuran tekanan darah, di rumah atau di pusat kesehatan, dan dapat diobati secara efektif dengan obat-obatan yang berbiaya rendah.

Hipertensi, juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis di mana tekanan darah dalam arteri seseorang konstan meningkat.

Tekanan darah diukur dengan dua angka: tekanan sistolik (tekanan saat jantung berkontraksi dan memompa darah) dan tekanan diastolik (tekanan saat jantung beristirahat di antara denyutan). Tekanan darah normal adalah sekitar 120/80 mmHg.

Tabel kategori tekanan darah

Sumber :https://www.heart.org









Hipertensi terjadi ketika tekanan darah secara konsisten melebihi batas normal. Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung dan memperburuk kesehatan pembuluh darah, meningkatkan risiko komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, dan masalah kesehatan lainnya.

Kerusakan organ akibat komplikasi Hipertensi akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.  

Hipertensi dapat terjadi pada berbagai usia

Anak-anak:

Hipertensi jarang terjadi pada anak-anak, bisa terjadi jika ada faktor risiko seperti obesitas atau riwayat keluarga dengan hipertensi.

Dewasa Muda:

Hipertensi pada dewasa muda biasanya terkait dengan gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok.

Orang Dewasa: 

Prevalensi hipertensi cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada usia 18 tahun ke atas, lebih dari setengahnya memiliki tekanan darah yang tidak normal atau telah didiagnosis dengan hipertensi.

Lansia:

Hipertensi menjadi lebih umum pada lansia. Penyebabnya dapat melibatkan faktor-faktor seperti perubahan struktural pada pembuluh darah, penurunan elastisitas pembuluh darah, dan peningkatan ketebalan dinding arteri.

Hipertensi cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Prevalensi hipertensi umumnya lebih tinggi pada orang dewasa dan lansia. Hipertensi atau tekanan darah tinggi kadang tidak menimbulkan gejala yang jelas pada tahap awal, sehingga sering disebut sebagai "pembunuh diam" karena dapat merusak organ tubuh tanpa disadari.

Beberapa ciri-ciri yang dapat menjadi petunjuk adanya hipertensi adalah:

😈 Kepala pusing: 

Terkadang, hipertensi dapat menyebabkan pusing atau sakit kepala yang terutama terasa di bagian belakang kepala.

😈 Gangguan penglihatan:

Beberapa orang dengan hipertensi melaporkan penglihatan kabur, bintik-bintik, atau gangguan penglihatan lainnya.

😈 Sesak napas:

Hipertensi yang parah atau tidak terkontrol dapat menyebabkan sesak napas atau kesulitan bernapas, terutama saat melakukan aktivitas fisik.

😈 Nyeri dada:

Hipertensi yang parah dapat menyebabkan nyeri dada. Jika Anda mengalami nyeri dada yang hebat, segera cari bantuan medis, karena ini juga dapat menjadi tanda masalah jantung yang serius.

😈 Palpitasi: 

Beberapa orang dengan hipertensi dapat merasakan denyut jantung yang tidak normal atau berdebar-debar.

😈 Kelelahan: 

Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kelelahan yang berlebihan atau merasa lemas tanpa alasan yang jelas.

😈 Gelisah: 

Hipertensi yang parah atau tidak terkontrol dapat menyebabkan perasaan gelisah, cemas, atau stres yang berlebihan.

     Penting: Gejala-gejala tersebut tidak spesifik hanya untuk hipertensi dan dapat juga terkait dengan kondisi medis lainnya. Satu-satunya cara pasti untuk mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah secara teratur. 

Beberapa makanan yang dapat menjadi faktor risiko atau memperburuk kondisi hipertensi:

😁 Garam (natrium):

Konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Makanan olahan, makanan cepat saji, camilan gurih, dan makanan kalengan umumnya mengandung tinggi natrium.

😁 Lemak jenuh dan trans: 

Makanan tinggi lemak jenuh dan trans, seperti daging berlemak, makanan olahan, gorengan, margarin, dan makanan cepat saji, dapat meningkatkan risiko hipertensi.

😁 Gula tambahan: 

Konsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan risiko hipertensi. Minuman manis, makanan penutup manis, dan makanan olahan sering mengandung gula tambahan.

😁 Alkohol: 

Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Jumlah dan frekuensi konsumsi alkohol yang berlebihan harus dihindari atau dibatasi.

😁 Kafein: 

Meskipun efek kafein pada tekanan darah dapat bervariasi antara individu, konsumsi kafein yang berlebihan dalam kopi, teh, minuman energi, atau minuman berkafein lainnya dapat meningkatkan tekanan darah pada beberapa orang.

😁 Makanan olahan: 

Makanan olahan umumnya mengandung jumlah garam, gula tambahan, dan lemak jenuh yang lebih tinggi. Contohnya adalah makanan kalengan, daging olahan, makanan beku siap saji, camilan kemasan, dan makanan cepat saji.

Beberapa contoh makanan yang dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mendukung pengelolaan hipertensi:

👍 Buah-buahan: 

Buah-buahan seperti pisang, jeruk, apel, stroberi, semangka, dan blueberry mengandung serat, kalium, dan antioksidan yang baik untuk kesehatan jantung dan mengontrol tekanan darah.

👍 Sayuran Hijau Daun: 

Bayam, selada, dan kangkung adalah contoh sayuran hijau yang kaya akan magnesium, kalium, dan serat. Konsumsi sayuran hijau daun dapat membantu menjaga tekanan darah yang sehat.

👍 Biji-bijian utuh: 

Gandum utuh, oatmeal, dan beras merah adalah contoh biji-bijian utuh yang kaya serat dan nutrisi. Konsumsi biji-bijian utuh dapat membantu mengurangi risiko hipertensi.

👍 Ikan : 

Ikan seperti salmon, makarel, dan sarden kaya akan asam lemak omega-3, yang dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mengurangi tekanan darah.

👍 Kacang-kacangan : 

Almond, kenari, kacang-kacangan, kacang hijau, dan kacang merah mengandung serat, protein, dan mineral penting seperti kalium dan magnesium yang dapat membantu mengontrol tekanan darah.

👍 Produk Susu Rendah Lemak:

Susu rendah lemak, yogurt rendah lemak, dan keju rendah lemak mengandung kalsium dan protein yang baik untuk kesehatan jantung. Pastikan memilih pilihan yang rendah lemak untuk menghindari kandungan lemak jenuh yang tinggi.

👍 Teh Hijau:

Teh hijau mengandung antioksidan yang disebut polifenol, yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan jantung dan mengurangi risiko hipertensi.

👍 Dark Chocolate (Cokelat Gelap): 

Cokelat gelap dengan kandungan kakao tinggi dapat memberikan manfaat untuk kesehatan jantung dan tekanan darah. Pastikan memilih cokelat dengan kadar gula yang rendah.

      Penting untuk menggabungkan makanan-makanan sehat ini dalam pola makan yang seimbang dan bervariasi. Kurangi konsumsi garam berlebihan, menghindari makanan olahan, dan mengatur ukuran porsi makanan secara tepat.

Hipertensi dapat juga disebabkan oleh kombinasi dari faktor gaya hidup, genetika, dan faktor lingkungan. Meskipun beberapa makanan dan kebiasaan makan dapat mempengaruhi tekanan darah dan meningkatkan risiko hipertensi. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk perencanaan makan yang tepat sesuai dengan kebutuhan individu Anda.

Perlindungan terbaik dari hipertensi adalah pengetahuan, manajemen, dan pencegahan

🙏 Ketahui nomor Anda 

Cara terbaik untuk mengetahui apakah Anda memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan memeriksakan tekanan darah Anda .

🙏  Gejala dan risikonya 

Pelajari faktor-faktor apa yang dapat membuat Anda lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi dan membuat Anda berisiko mengalami masalah medis yang serius.

🙏 Lakukan perubahan yang penting 

Ambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko dan mengelola tekanan darah Anda. Buat perubahan gaya hidup jantung sehat, minum obat sesuai resep dan bekerja sama dengan profesional perawatan kesehatan Anda.

       Jika Anda mencurigai memiliki hipertensi atau memiliki faktor risiko yang meningkat, segera berkonsultasi dengan dokter dan profesional kesehatan untuk pemeriksaan dan penilaian yang tepat.

Pada tahun 2023, tema hipertensi sedunia yang diangkat adalah Ukur Tekanan Darah Anda Secara Akurat, Kendalikan, Hidup Lebih Lama , berfokus pada memerangi tingkat kesadaran rendah di seluruh dunia, terutama di daerah berpenghasilan rendah hingga menengah, dan metode pengukuran tekanan darah yang akurat.


Sumber:

https://www.who.int/news/item/25-08-2021-more-than-700-million-people-with-untreated-hypertension

https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure

https://www.nhlbi.nih.gov/health/high-blood-pressure

https://www.cdc.gov/bloodpressure/index.htm

https://www.whleague.org/about-us/world-hypertension-day

https://p2ptm.kemkes.go.id


  

Wednesday 17 May 2023

Awas Keselek dan Tersedak,Ada Bahaya Tuh

   

Ilustrasi Tersedak atau keselek
(canva.com)

      Di Amerika Serikat menurut Injury Facts , tersedak adalah penyebab utama keempat kematian karena cedera yang tidak disengaja . Dari 3.000 orang yang meninggal karena tersedak pada tahun 2020, 1.430 berusia di atas 74 tahun. 

Makanan sering menjadi penyebab insiden tersedak pada lansia. Hidup sendiri, dan memiliki gigi palsu atau kesulitan menelan dapat meningkatkan risiko. Meskipun belum ada data tersedak di tanah air, kewaspadaan terhadap kejadian tersebut perlu ditingkatkan.

Angka persentase lansia yang mengalami tersedak dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk usia, kondisi kesehatan, pola makan, dan lingkungan di sekitarnya. Namun demikian, beberapa penelitian menunjukkan bahwa insiden tersedak pada lansia memang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda.

Karena masing-masing individu memiliki faktor risiko yang berbeda-beda, maka cara terbaik untuk mencegah tersedak pada lansia adalah dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko tersedak, dan melakukan pencegahan sejak dini.

Perbedaan tersedak dan keselek   

Tersedak dan keselek seringkali digunakan sebagai istilah yang sama, namun sebenarnya keduanya memiliki perbedaan.

Tersedak terjadi ketika benda asing, seperti makanan atau benda lainnya, masuk ke dalam saluran pernapasan, seperti trakea atau bronkus, dan menghalangi aliran udara ke paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, sesak nafas, batuk, bahkan kehilangan kesadaran atau kematian.

Sementara itu, keselek terjadi ketika makanan atau minuman terjepit di tenggorokan dan menimbulkan sensasi sesak atau sulit bernafas. Kondisi ini dapat terjadi pada orang dari segala usia dan biasanya dapat diatasi dengan mudah dengan batuk atau minum air. Namun, dalam beberapa kasus, keselek dapat menjadi serius dan menyebabkan kesulitan bernapas atau bahkan kehilangan kesadaran.

Perbedaan antara tersedak dan keselek terletak pada lokasi masuknya benda asing ke dalam tubuh. Pada tersedak, benda asing masuk ke saluran pernapasan, sedangkan pada keselek, makanan atau minuman terjepit di tenggorokan. Meskipun keduanya berbeda, tersedak dan keselek dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Beberapa faktor lansia mengalami tersedak, antara lain:

😨 Daya tahan tubuh dan kesehatan menurun: 

Pada usia lanjut, daya tahan tubuh dan kesehatan saluran pencernaan cenderung menurun. Hal ini dapat menyebabkan makanan atau minuman sulit dicerna dan berisiko menimbulkan tersedak.

😨 Kehilangan kontrol refleks: 

Pada orang tua atau lansia, refleks menelan mungkin tidak lagi berfungsi dengan baik karena usia dan keadaan kesehatan yang memburuk, sehingga makanan atau minuman dapat masuk ke saluran pernapasan.

😨 Masalah gigi atau mulut:

Gangguan pada gigi atau mulut, seperti gigi yang tanggal, gusi bengkak, atau mulut yang kering dapat menyebabkan kesulitan mengunyah dan menelan makanan.

😨 Masalah pencernaan:

Beberapa kondisi medis yang mempengaruhi pencernaan, seperti penyakit asam lambung, GERD (gastroesophageal reflux disease), atau kelainan pada otot esofagus, dapat meningkatkan risiko tersedak pada lansia.

😨 Gangguan neurologis: 

Beberapa kondisi neurologis seperti stroke, Alzheimer, Parkinson, dan sklerosis multiple dapat mempengaruhi kemampuan menelan dan meningkatkan risiko tersedak.

😨 Kurang perhatian saat makan:

Lansia yang tidak fokus pada saat makan atau terburu-buru makan juga dapat meningkatkan risiko tersedak.

😨 Konsumsi alkohol atau obat-obatan:

Lansia yang mengonsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu, seperti obat penenang atau obat yang menekan sistem saraf pusat, juga dapat mengalami tersedak.


Berikut beberapa cara mencegah tersedak pada orang tua atau lansia:

Potong makanan menjadi ukuran kecil:

Potong makanan menjadi ukuran kecil sebelum disajikan atau diberikan pada orang tua atau lansia. Ini akan memudahkan mereka mengunyah dan menelan makanan dengan lebih mudah.

Perhatikan kebersihan mulut dan gigi:

Pastikan mulut dan gigi orang tua atau lansia selalu dalam keadaan bersih, karena sisa makanan atau debu dapat memicu tersedak.

Hindari memberikan makanan yang sulit dikunyah:

Hindari memberikan makanan yang sulit dikunyah, seperti daging yang keras, beras yang kurang matang, atau buah dengan kulit keras. Ini dapat membuat mereka kesulitan mengunyah dan menelan makanan.

Berikan air atau minuman pada suhu yang tepat:

Berikan air atau minuman pada suhu yang tepat, jangan terlalu panas atau terlalu dingin. Minuman yang terlalu panas dapat menyebabkan luka pada tenggorokan, sedangkan minuman yang terlalu dingin dapat menyebabkan kram perut.

Hindari memberikan makanan atau minuman terlalu cepat:

Jangan memberikan makanan atau minuman terlalu cepat karena dapat menyebabkan orang tua atau lansia menelan makanan atau minuman secara tidak benar.

Berikan perhatian dan pengawasan saat makan:

Berikan perhatian dan pengawasan saat orang tua atau lansia makan, untuk memastikan mereka tidak terburu-buru atau mengunyah makanan terlalu sedikit.

Posisikan tubuh dengan benar saat makan:

Posisikan tubuh dengan benar saat makan, dengan duduk tegak dan kepala sedikit condong ke depan. Ini akan membantu makanan atau minuman masuk ke saluran pencernaan dengan lebih mudah.


Tips untuk untuk mencegah lansia tersedak

  • Jangan biarkan orang tua atau lansia makan sendiri jika mereka memiliki masalah menelan atau tersedak. Bantu mereka selama proses makan dan berikan dukungan yang diperlukan.
  • Jangan biarkan orang tua atau lansia makan saat merasa lelah atau lesu, karena ini dapat meningkatkan risiko tersedak.


Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan pertolongan pertama orang tersedak :

✅ Panggil bantuan medis segera jika korban tidak dapat bernafas atau kesulitan bernafas.

✅ Jika korban masih bisa berbicara atau batuk, biarkan mereka batuk sampai benda yang menyumbat keluar.

✅ Jika korban tidak bisa batuk atau benda yang menyumbat terlalu besar, lakukan Heimlich maneuver. Berdirilah di belakang korban dan posisikan tanganmu di sekitar perutnya. Kemudian, tekan perut ke dalam dan ke atas beberapa kali hingga benda yang menyumbat keluar.

✅ Setelah benda yang menyumbat keluar, periksa apakah korban masih memiliki kesulitan bernafas atau tidak. Jika masih, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.  

Pelatihan pertolongan pertama yang formal yang diselenggarakan organisasi , seperti Palang Merah Indonesia atau organisasi kesehatan terkait, baik untuk diikuti agar dapat melakukan  Heimlich maneuver. dengan benar.





Sumber:

https://www.nsc.org/community-safety/safety-topics/choking

https://injuryfacts.nsc.org/all-injuries/deaths-by-demographics/deaths-by-age/data-details/

https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-choking/basics/art-20056637

https://pmidkijakarta.or.id/page/Kemitraan-PMI-DKI-Jakarta



Monday 15 May 2023

Tulang Patah Ini Bukan Urusan Dukun,Awas Gagal Fokus

 

Ilustrasi pergelangan tangan patah
(canva.com)

     Penyakit ini membuat tulang lemah dan rapuh, sangat meningkatkan risiko patah tulang meskipun hanya  jatuh atau terbentur ringan. Gejala yang dimiliki tidak jelas, sehingga banyak orang tidak mengetahui bahwa mereka menderita osteoporosis hingga mengalami patah tulang.

Osteoporosis adalah kondisi yang terjadi ketika tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Orang tua lebih mungkin mengalami osteoporosis karena penurunan hormon dan penurunan massa tulang yang terjadi seiring bertambahnya usia. Osteoporosis dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti patah tulang pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan.

Fraktur dapat mengubah hidup, menyebabkan rasa sakit, kecacatan, dan kehilangan kemandirian. Itulah mengapa penting untuk mencegah osteoporosis 

Macam  Osteoporosis

😱 Osteoporosis Primer

Osteoporosis primer, atau yang biasa disebut dengan osteoporosis tipe 1, merupakan osteoporosis yang umumnya paling banyak terjadi karena terjadi pada wanita usia lanjut atau mulai memasuki fase menopause. Penyebab utama tipe osteoporosis primer ini adalah menurunnya hormon estrogen pada wanita dan hormon androgen pada pria, yang akan menyebabkan tulang mengalami proses pengapuran.

😱 Osteoporosis Sekunder

Osteoporosis sekunder atau yang biasa disebut osteoporosis tipe 2 adalah osteoporosis yang disebabkan oleh penyakit atau konsumsi obat-obatan tertentu. Beberapa penyakit yang rentan terserang osteoporosis tipe ini antara lain diabetes, lupus, ginjal, liver, dan kelainan bawaan lahir.

Orang yang berisiko tinggi untuk mengalami osteoporosis adalah:

💁 Orang yang usianya di atas 50 tahun: 

Risiko terkena osteoporosis meningkat seiring bertambahnya usia.

💁 Wanita pasca-menopause: 

Wanita yang telah mengalami menopause memiliki risiko yang lebih tinggi terkena osteoporosis karena kadar estrogen dalam tubuh menurun. Data Kemenkes RI mencatat prevalensi osteoporosis di Indonesia sebesar 23% pada wanita berusia 50-80 tahun, dan 53% pada wanita berusia 80 tahun ke atas. 

💁 Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis: 

Bila ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka risiko seseorang terkena osteoporosis juga meningkat.

💁 Orang yang memiliki tubuh kecil atau kurus: 

Orang yang memiliki tubuh kecil atau kurus cenderung memiliki massa tulang yang lebih sedikit dan risiko osteoporosis yang lebih tinggi.

💁 Orang yang memiliki riwayat penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang: 

Penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang dapat mengurangi kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.

💁 Orang yang kurang mengonsumsi kalsium dan vitamin D: 

Kalsium dan vitamin D sangat penting untuk kesehatan tulang. Jika seseorang tidak mendapatkan cukup nutrisi ini, maka risiko terkena osteoporosis akan meningkat.

💁 Orang yang tidak aktif secara fisik:

Olahraga dan aktivitas fisik membantu memperkuat tulang. Orang yang tidak aktif secara fisik cenderung memiliki massa tulang yang lebih sedikit dan risiko osteoporosis yang lebih tinggi.

💁 Orang yang merokok atau minum alkohol secara berlebihan: 

Merokok dan minum alkohol secara berlebihan dapat mengurangi kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.

Bila seseorang memiliki faktor risiko tersebut, penting untuk melakukan pencegahan osteoporosis melalui gaya hidup yang sehat dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan atau pengobatan yang tepat.

Gejala- gejala osteoporosis

Biasanya tidak ada gejala pada tahap awal pengeroposan tulang. Tapi begitu tulang Anda melemah karena osteoporosis, Anda mungkin memiliki tanda dan gejala yang meliputi:

  • Nyeri punggung, disebabkan oleh tulang belakang yang patah atau roboh
  • Kehilangan tinggi badan dari waktu ke waktu
  • Postur bungkuk
  • Tulang yang patah jauh lebih mudah dari yang diperkirakan

Beberapa cara mencegah osteoporosis:

💫 Konsumsi makanan yang kaya kalsium:

Kalsium adalah nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Sumber makanan yang baik untuk kalsium adalah susu dan produk olahannya, keju, ikan, sayuran hijau seperti brokoli, bayam, dan kubis.

💫 Konsumsi makanan yang kaya vitamin D: 

Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan menjaga kesehatan tulang. Sumber makanan yang baik untuk vitamin D adalah ikan, kuning telur, dan makanan yang diperkaya dengan vitamin D seperti susu dan sereal.

💫 Lakukan aktivitas fisik secara teratur:

Berolahraga secara teratur dapat membantu memperkuat tulang dan mencegah kerapuhan tulang. Aktivitas yang baik untuk kesehatan tulang antara lain berjalan kaki, jogging, berenang, dan latihan kekuatan.

💫 Hindari merokok dan minum alkohol yang berlebihan:

Merokok dan minum alkohol yang berlebihan dapat mengurangi kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.

💫 Dapatkan asupan nutrisi yang cukup: 

Selain kalsium dan vitamin D, nutrisi lain seperti magnesium, vitamin K, dan vitamin C juga penting untuk kesehatan tulang. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi ini atau melalui suplemen makanan jika perlu. 

💫 Makanan Asin:

Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung garam (natrium) menyebabkan tubuh kehilangan kalsium dan dapat menyebabkan pengeroposan tulang. Cobalah untuk membatasi jumlah makanan olahan, makanan kaleng, dan garam yang ditambahkan ke makanan yang Anda makan setiap hari. Untuk mengetahui apakah suatu makanan mengandung natrium tinggi, lihat label Fakta Gizi. jika mencantumkan 20% atau lebih untuk% Nilai Harian, berarti tinggi natrium. .

💫 Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur: 

Memeriksa kesehatan tulang secara teratur, terutama bagi orang yang berisiko tinggi terkena osteoporosis, dapat membantu mendeteksi dini dan mencegah kerusakan tulang yang lebih serius. 

Penting juga untuk mencoba menghindari jatuh . Jatuh adalah penyebab patah tulang nomor satu pada orang dewasa yang lebih tua.

Jika Anda memiliki gejala osteoporosis atau kurang yakin dengan kondisi tulang Anda, segera menghubungi tenaga kesehatan yang profesional atau dokter yang bermutu untuk memeriksa kondisi kesehatan.

Dengan menjaga gaya hidup yang sehat dan memperhatikan nutrisi dan aktivitas fisik, kita dapat mencegah osteoporosis dan mempertahankan kesehatan tulang yang baik. Mencegah lebih baik daripada mengobati,



 Sumber:

https://www.osteoporosis.foundation/

https://www.bonehealthandosteoporosis.org/patients/treatment/nutrition/

https://www.niams.nih.gov/health-topics/exercise-your-bone-health

https://medlineplus.gov/osteoporosis.html#cat_93

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoporosis/symptoms-causes/syc-20351968

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2113/mari-ketahui-osteoporosis



Friday 12 May 2023

Lansia Jadi Pemimpin,Apa hebatnya !


    👴👵

  Lansia adalah istilah yang digunakan untuk menyebut orang yang telah mencapai usia lanjut, yaitu usia di atas 60 tahun. Istilah lansia berasal dari bahasa Latin "laetus senex" yang berarti "orang tua yang bahagia". 

Walaupun usia 60 tahun lebih umumnya digunakan sebagai batas usia untuk disebut sebagai lansia, namun batas usia ini dapat berbeda-beda di setiap negara tergantung pada kebijakan pemerintah dan aspek sosial yang berbeda. 

Ilustrasi  Lansia Pemimpin 
(canva.com) 

Lansia sering kali mengalami penurunan fisik dan mental yang terkait dengan usia, sehingga mereka memerlukan perawatan dan dukungan khusus untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup mereka.

Pemimpin yang sudah lansia memiliki keunggulan yang dapat memberikan kontribusi yang besar dalam kepemimpinan dan pengembangan masyarakat. 

Berikut adalah beberapa keunggulan dari pemimpin lansia:

💪 Pengalaman dan kebijakan yang matang: 

Pemimpin lansia biasanya memiliki pengalaman dan kebijakan yang matang, karena mereka telah mengalami berbagai macam situasi dalam hidup mereka. Mereka mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki.

💪 Ketenangan dan kestabilan: 

Pemimpin lansia memiliki ketenangan dan kestabilan yang diperoleh dari pengalaman hidup mereka. Mereka mampu menghadapi tekanan dan krisis dengan tenang, dan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang sulit.

💪 Kemampuan untuk menginspirasi: Pemimpin lansia dapat menjadi panutan bagi generasi yang lebih muda. Mereka dapat memberikan nasihat dan pandangan yang berharga, serta menginspirasi orang lain dengan pengalaman dan pengetahuan mereka. Mempunyai jaringan yang luas: Pemimpin lansia biasanya memiliki jaringan yang luas, baik dalam bidang politik maupun sosial. Jaringan ini dapat membantu mereka dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat dan membangun kerja sama dengan berbagai pihak.

💪 Pemikiran yang visioner:

Pemimpin lansia biasanya memiliki pemikiran yang visioner dan strategis. Mereka dapat memikirkan jangka panjang dan membuat rencana yang berkelanjutan untuk pengembangan masyarakat.

💪 Menghargai tradisi dan budaya: 

Pemimpin lansia biasanya lebih menghargai tradisi dan budaya dari daerah mereka. Hal ini dapat membantu mereka dalam membangun kerja sama dengan masyarakat dan menjaga kearifan lokal.

      Keunggulan-keunggulan tersebut menjadikan pemimpin lansia dapat memberikan kontribusi yang positif dalam kepemimpinan dan pengembangan masyarakat. Oleh karena itu, pemilihan pemimpin yang sudah lansia dapat menjadi alternatif yang baik untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih baik.Meskipun pemimpin lansia memiliki banyak kelebihan dan keunggulan, namun ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dalam memilih pemimpin lansia. 

Berikut beberapa kelemahan yang mungkin dimiliki oleh pemimpin lansia:

😓 Keterbatasan dalam penggunaan teknologi: 

Pemimpin lansia cenderung kurang terampil dalam menggunakan teknologi dan mungkin memiliki kesulitan dalam beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat. Hal ini dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin.

😓 Kurangnya keterlibatan dengan generasi muda: 

Pemimpin lansia mungkin tidak memahami sepenuhnya kebutuhan dan keinginan dari generasi muda, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk memimpin dengan efektif dan menghasilkan keputusan yang tepat.

😓 Keterbatasan dalam kesehatan dan kekuatan fisik: 

Pemimpin lansia cenderung memiliki keterbatasan dalam kesehatan dan kekuatan fisik, sehingga mereka mungkin kesulitan untuk menjalankan tugas-tugas yang memerlukan energi dan kekuatan fisik yang besar.

😓 Kurangnya kreativitas dan inovasi: 

Pemimpin lansia mungkin kurang memiliki kreativitas dan inovasi dalam memikirkan solusi-solusi baru dan mencapai tujuan yang lebih ambisius. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengalaman dan perspektif yang terbatas, serta kurangnya kemampuan untuk berpikir "out of the box".

😓 Keterbatasan dalam keberanian dan fleksibilitas: 

Pemimpin lansia mungkin memiliki keterbatasan dalam keberanian dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan atau situasi yang sulit. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengalaman hidup yang lebih konservatif atau kurangnya pengalaman dalam menghadapi situasi yang kompleks.

     Walaupun pemimpin lansia memiliki banyak kelemahan seperti yang telah disebutkan di atas, namun kelemahan-kelemahan tersebut dapat diganti atau dikompensasi dengan kelebihan dan keunggulan lainnya yang mungkin dimiliki oleh pemimpin lansia. Penting bagi kita untuk mempertimbangkan dengan cermat kualitas dan kompetensi dari calon pemimpin, terlepas dari usia mereka.

Berdasarkan penelitian yang tersedia tentang hubungan antara usia dan kepemimpinan, Frank Walter dan Susan Scheibe (2012) mengidentifikasi beberapa temuan yang relevan. Dalam perilaku berorientasi tugas—menyelesaikan pekerjaan—pemimpin yang lebih muda dan lebih tua tampak sama efektifnya.

Pilih pemimpin yang jelas visi dan misinya untuk membangun negara dan memakmurkan rakyatnya. Pemimpin yang peduli dengan para lansia, baik kesehatannya maupun kesejahteraannya.


 



Sumber:

https://www.canva.com/join/qlp-spc-stp

https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-leaders-edge/202001/leadership-does-age-matter

https://www.sanders.senate.gov/

https://www.whitehouse.gov/administration/president-biden/

https://www.mikebloomberg.com/about/

https://en.wikipedia.org/wiki/Donald_Trump

 





Jangan Salahkan, Penyakit Keturunan Atau Penyakit Riwayat keluarga

     

Ilustrasi penyakit riwayat keluarga dan penyakit turunan
(canva.com)

Masyarakat kadang sulit membedakan penyakit keturunan dan penyakit riwayat keluarga, seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Penyakit keturunan (genetik) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya mutasi pada gen atau kromosom dalam sel manusia. Mutasi genetik ini dapat diteruskan dari orang tua ke anak-anak mereka. Sebagai contoh, penyakit seperti talasemia, hemofilia, dan fenilketonuria  adalah contoh dari penyakit keturunan yang disebabkan oleh mutasi genetik yang diwariskan dari orang tua.

Penyakit riwayat keluarga adalah penyakit yang ada dalam keluarga dan memiliki kecenderungan genetik namun tidak selalu terkait dengan mutasi genetik. Beberapa faktor lingkungan dan gaya hidup juga dapat memengaruhi kemungkinan seseorang mengalami penyakit yang sama seperti orang tua atau anggota keluarga lainnya. Misalnya, jika seseorang memiliki riwayat keluarga diabetes, hal itu dapat menjadi faktor risiko dalam mengembangkan diabetes, tetapi tidak selalu karena adanya mutasi genetik.

Perbedaan penting antara kedua kondisi ini adalah bahwa penyakit keturunan selalu disebabkan oleh mutasi genetik yang diwariskan dari orang tua, sementara penyakit riwayat keluarga bisa terjadi karena faktor genetik atau lingkungan. 

Kedua kondisi ini dapat memiliki kemiripan dalam hal penanganan, yaitu mengidentifikasi risiko dan melakukan pencegahan sejak dini, seperti melakukan tes genetik atau menjalani pola hidup yang sehat.

Penyakit yang memiliki riwayat keluarga dapat memiliki tingkat kesembuhan yang berbeda-beda tergantung pada jenis penyakit dan tingkat keparahannya. Beberapa penyakit dapat disembuhkan sepenuhnya dengan pengobatan yang tepat, sedangkan penyakit lain hanya dapat dikendalikan atau diobati untuk mengurangi gejala dan risiko komplikasi.

Faktor genetik hanya satu faktor yang mempengaruhi risiko seseorang untuk menderita penyakit tertentu. Faktor lingkungan dan gaya hidup juga dapat mempengaruhi risiko terkena penyakit, sehingga menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari faktor risiko seperti merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan obesitas dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit.

Bila Anda memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tertentu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter atau ahli genetika untuk menentukan risiko Anda dan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi dan mengobati penyakit secara dini, sehingga meningkatkan kesempatan untuk kesembuhan atau mengurangi risiko komplikasi yang serius.

Banyak penyakit yang memiliki hubungan dengan riwayat keluarga. Beberapa contoh penyakit yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah:

😈 Kanker: 

Beberapa jenis kanker memiliki predisposisi genetik, sehingga jika ada riwayat keluarga yang menderita kanker, maka risiko seseorang untuk menderita kanker juga akan meningkat.

😈 Penyakit jantung: 

Beberapa jenis penyakit jantung juga dapat diturunkan dalam keluarga, seperti penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, dan gangguan irama jantung.

😈 Diabetes: 

Diabetes tipe 1 dan tipe 2 dapat diturunkan dalam keluarga, dan seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes akan memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita diabetes.

😈 Penyakit autoimun: 

Beberapa jenis penyakit autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan multiple sclerosis, memiliki predisposisi genetik dan dapat diturunkan dalam keluarga.

😈 Gangguan kejiwaan:

Beberapa jenis gangguan kejiwaan, seperti skizofrenia, bipolar, dan depresi, juga dapat diturunkan dalam keluarga.

     Perlu dicamkan, bahwa meskipun ada riwayat keluarga dengan penyakit tertentu, bukan berarti seseorang pasti akan menderita penyakit tersebut. 

Faktor lingkungan dan gaya hidup juga dapat mempengaruhi risiko seseorang untuk menderita penyakit. Oleh karena itu, menjaga gaya hidup yang sehat dan menghindari faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi kesehatan.

Catatan:

Predisposisi genetik adalah kecenderungan seseorang untuk menderita suatu penyakit tertentu yang berasal dari faktor genetik, yang diturunkan dari orang tua atau anggota keluarga lainnya. Artinya, seseorang memiliki kecenderungan atau risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit tertentu karena ia mewarisi gen yang terkait dengan penyakit tersebut.

Keberadaan predisposisi genetik tidak berarti bahwa seseorang pasti akan menderita penyakit tersebut. Predisposisi genetik hanya meningkatkan risiko terkena penyakit, namun risiko ini dapat dikurangi dengan menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi kesehatan.

Beberapa contoh penyakit keturunan (genetik) meliputi:

 👾  Sickle cell anemia: 

Penyakit genetik yang menyebabkan sel darah merah berbentuk sabit dan cenderung menggumpal, menyebabkan sirkulasi darah terhambat.

👾 Talasemia: 

Gangguan genetik yang menyebabkan produksi hemoglobin yang tidak normal, sehingga sel darah merah mudah rusak dan mengakibatkan anemia.

👾 Hemofilia:  

Gangguan genetik yang menyebabkan darah tidak membeku dengan baik, sehingga menyebabkan pendarahan berlebihan.

👾 Huntington's disease: 

Penyakit genetik yang menyebabkan kerusakan pada sel-sel saraf di otak, menyebabkan gejala seperti kejang, kognitif dan perubahan perilaku.

👾 Polycystic kidney disease: 

Penyakit genetik yang menyebabkan pembentukan kista pada ginjal, yang pada akhirnya dapat mengganggu fungsi ginjal.

     Penyakit keturunan biasanya tidak dapat disembuhkan, namun dapat diobati dan dikendalikan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi. Tes genetik dapat membantu mengidentifikasi risiko seseorang untuk mengembangkan penyakit keturunan dan memberikan informasi penting bagi pengobatan dan pencegahan.

     Faktor lingkungan dan gaya hidup juga dapat mempengaruhi risiko terkena penyakit, selain faktor genetik, karena itu sangat penting untuk mengadopsi gaya hidup sehat dan menghindari faktor risiko untuk mencegah atau menunda timbulnya penyakit.

     Informasi ini tidak boleh dijadikan pengganti saran medis dari dokter atau profesional kesehatan yang bermutu. Jika Anda atau anggota keluarga memiliki penyakit yang telah disebutkan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan terkait untuk mendapatkan informasi dan perawatan yang tepat.



Sumber:

https://rarediseases.info.nih.gov/diseases?category=Genetic%20Disease&page=1&letter=T&search=

https://medlineplus.gov/genetics/condition/type-2-diabetes/#inheritance

https://ndss.org/about#p_336

https://www.thalassemia.org/learn-about-thalassemia/about-thalassemia/

https://www.genome.gov/Health/Family-Health-History/Patients-Families

https://www.nimh.nih.gov/health/topics/schizophrenia

 




Thursday 11 May 2023

Waspada,penyebab kematian nomor 6 di seluruh dunia

 

Ilustrasi periksa gula darah
(canva.com)


      Menurut World Health Organization (WHO), diabetes adalah salah satu dari 10 penyakit yang paling sering terjadi di dunia, dan merupakan penyebab kematian nomor enam di dunia. 

Pada tahun 2021, WHO memperkirakan bahwa sekitar 422 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes, dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat di masa depan.Masyarakat sering menyebutnya sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula

Diabetes adalah suatu kondisi di mana kadar gula darah seseorang lebih tinggi dari normal. Hal ini terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif. 

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan membantu mengontrol kadar gula darah. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika tidak diobati dengan baik, seperti kerusakan pada organ tubuh dan bahkan kematian. 

Diabetes dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu: diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.

👉 Diabetes tipe 1 terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi insulin sama sekali

👉 Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif.

      Ukuran gula darah atau kadar glukosa darah normal pada orang dewasa sehat adalah antara 70 hingga 99 mg/dL (miligram per deciliter) saat puasa atau tidak makan selama 8 jam. Setelah makan, kadar gula darah normal pada orang dewasa sehat adalah kurang dari 140 mg/dL dalam waktu 2 jam. 

Normalnya kadar gula darah dapat berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan riwayat medis seseorang. Jika seseorang memiliki kadar gula darah di luar rentang normal, dapat menandakan adanya gangguan metabolik seperti diabetes atau masalah kesehatan lainnya.

Penting untuk selalu memantau kadar gula darah secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter jika ada perubahan atau gejala yang tidak biasa.

     Tubuh tidak dapat mengatur insulin dengan baik pada penderita diabetes karena ada gangguan pada sistem metabolisme glukosa. 

Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas, sehingga produksi insulin menurun atau bahkan berhenti sama sekali. 

Sedangkan pada diabetes tipe 2, tubuh masih memproduksi insulin, namun sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik sehingga glukosa tidak dapat dimetabolisme dengan efektif dan menumpuk dalam darah.

     Diabetes dapat terjadi pada semua kelompok umur, namun penyakit ini lebih umum terjadi pada orang dewasa dan lanjut usia. Diabetes tipe 2, yang merupakan jenis diabetes yang paling umum, biasanya terjadi pada orang dewasa yang berusia di atas 40 tahun, meskipun dapat terjadi pada usia yang lebih muda.

Beberapa tahun terakhir, diabetes tipe 2 semakin sering terjadi pada anak-anak dan remaja karena adanya peningkatan angka obesitas pada kelompok usia tersebut. Diabetes tipe 1, sering terjadi pada anak-anak dan remaja, dapat terjadi pada usia berapa pun, namun kebanyakan terjadi sebelum usia 30 tahun. Oleh karena itu, diabetes tipe 1 juga dikenal sebagai diabetes awal usia.

     Pada umumnya, risiko terkena diabetes meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Oleh karena itu, orang yang berusia di atas 45 tahun dan memiliki faktor risiko seperti kegemukan, kurang beraktivitas fisik, dan riwayat keluarga dengan diabetes, harus memeriksakan diri secara teratur untuk mendeteksi kemungkinan terkena diabetes.

Beberapa ciri-ciri tubuh yang sudah terkena diabetes:

💧 Sering merasa haus dan lapar.

💧 Sering buang air kecil, terutama di malam hari.

💧 Kelelahan yang tidak bisa dijelaskan dengan sebab yang jelas.

💧 Penglihatan kabur.

💧 Luka sulit sembuh.

💧 Infeksi sering terjadi pada kulit atau saluran kemih.

💧 Munculnya kram atau mati rasa pada tangan atau kaki.

💧 Penurunan berat badan yang tidak diinginkan.

💧 Sering mengalami gejala seperti kesemutan atau lemah pada lengan atau kaki.

💧 Napas bau aseton atau seperti buah-buahan.

    Catatan :

     Penting diingat bahwa beberapa orang dengan diabetes mungkin tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan. Oleh karena itu, memeriksakan diri secara teratur ke dokter dan melakukan tes gula darah, khususnya jika memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga yang menderita diabetes, obesitas, atau gaya hidup tidak sehat.


Gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2,antara lain:

💣 Kegemukan atau obesitas. 

Kegemukan atau obesitas dapat meningkatkan risiko diabetes karena dapat mempengaruhi resistensi insulin, yaitu ketidakmampuan tubuh untuk merespons insulin dengan benar.

💣 Kurangnya aktivitas fisik. 

Kurangnya aktivitas fisik dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.

💣 Pola makan yang tidak sehat.

 Pola makan yang kaya lemak jenuh, gula, dan karbohidrat sederhana, serta rendah serat dapat meningkatkan risiko diabetes.

💣 Merokok. 

Merokok dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.

💣 Minum minuman beralkohol secara berlebihan. 

Minum minuman beralkohol secara berlebihan dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan risiko diabetes.

💣 Stres kronis. 

Stres kronis dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.


Cara mencegah diabetes tipe 2 antara lain:

🙆 Menjaga berat badan yang sehat.

Kegemukan atau obesitas dapat meningkatkan risiko diabetes, oleh karena itu menjaga berat badan yang sehat dengan mengadopsi pola makan sehat dan berolahraga secara teratur dapat membantu mencegah diabetes.

🙆 Mengadopsi pola makan yang sehat.

Pola makan yang sehat dengan kandungan serat yang cukup, rendah lemak jenuh, rendah gula, dan rendah karbohidrat sederhana dapat membantu mencegah diabetes.

🙆 Berolahraga secara teratur. 

Berolahraga secara teratur dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, dan membantu mengatur kadar gula darah.

🙆 Menghindari merokok dan minum alkohol secara berlebihan.

Merokok dan minum alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes dan sejumlah kondisi kesehatan lainnya, oleh karena itu sebaiknya dihindari atau dikurangi.

🙆 Mengelola stres. 

Stres kronis dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan risiko diabetes, oleh karena itu penting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat seperti olahraga, meditasi, atau terapi.

🙆 Memantau kadar gula darah. 

Jika memiliki faktor risiko diabetes, seperti riwayat keluarga yang menderita diabetes atau tekanan darah tinggi, memantau kadar gula darah secara teratur dapat membantu mencegah diabetes.


     Diabetes atau sering disebut penyakit kencing manis sering dijumpai di lingkungan sekitar. Ada yang sudah diderita bertahun- tahun, baik pria maupun wanita, bahkan ada yang sudah kronis dan harus diamputasi. 

Kepedulian masyarakat perlu ditingkatkan akan diabetes ini, lebih baik mencegah daripada terkena, untuk menghindari derita yang panjang  karena diabetes. 

Salam sehat untuk kita semua.




Sumber:

https://www.idf.org/aboutdiabetes/type-2-diabetes.html    

https://diabetes.org/healthy-living/weight-loss   

https://www.diabetes.co.uk/type1-diabetes-symptoms.html    

https://www.diabetesdaily.com/learn-about-diabetes/understanding-blood-sugars/is-my-blood-sugar-normal/    

                                                                  https://www.diabetesselfmanagement.com/managing-diabetes/blood-glucose-management/blood-sugar-chart/      

https://www.who.int/health-topics/diabetes#       

https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus