Showing posts with label Bencana lansia. Show all posts
Showing posts with label Bencana lansia. Show all posts

Thursday, 6 July 2023

Sangat Fatal, Bila Anda Pusing Tujuh Keliling

        Pusing adalah sensasi perasaan tidak stabil atau berputar, terkadang disertai dengan rasa lemah, pandangan kabur, atau perasaan ingin pingsan. Pusing bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan mekanisme yang kompleks.

Istilah "pusing tujuh keliling" sering digunakan secara tidak harfiah untuk menggambarkan perasaan sangat pusing atau kebingungan yang ekstrem. Secara medis, tidak ada kondisi spesifik yang disebut "pusing tujuh keliling". Ini lebih merupakan ungkapan figuratif untuk menyampaikan intensitas atau tingkat parah pusing yang dirasakan seseorang.


Lansia sehat dan semangat setelah operasi tulang belakang
tetap sehat jauh dari segala pusing
( Sumber : foto forum warga rt009/rw09)

         💬  Namun, pusing juga perlu diwaspadai karena kemungkinan ada sesuatu penyakit dalam tubuh yang perlu penanganan secara medis. Pusing dapat disertai dengan berbagai gejala yang dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. 

Pusing saat berdiri dari posisi duduk, jongkok, atau berbaring

Ini disebut hipotensi ortostatik, yaitu suatu kondisi di mana tekanan darah Anda tiba-tiba turun saat Anda berdiri dari posisi duduk, jongkok atau berbaring. Hipotensi berarti tekanan darah rendah.

Menurut definisi hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah sistolik 20 mm Hg atau penurunan tekanan darah diastolik 10 mm Hg dalam waktu tiga menit berdiri jika dibandingkan dengan tekanan darah dari posisi duduk atau terlentang.

Gejala hipotensi ortostatik dapat meliputi:

👦 Pusing atau pusing saat berdiri

👦 Penglihatan kabur

👦 Kelemahan

👦 Kehilangan kesadaran sementara (sinkop)

👦 Mual

👦 Sulit berkonsentrasi

        💬  Biasanya, saat Anda berdiri, tekanan darah Anda menurun karena darah terkumpul di kaki Anda. Sel khusus biasanya merasakan perubahan tekanan darah dan menyesuaikan detak jantung untuk memompa lebih banyak darah dan menstabilkan tekanan darah. Lesi atau kerusakan pada proses ini dapat menyebabkan hipotensi ortostatik.

Penyebab lain mungkin termasuk:

  • Dehidrasi
  • Istirahat di tempat tidur yang lama
  • Masalah jantung
  • Kondisi tiroid
  • Diabetes atau penyakit lainnya
  • Asupan diuretik, vasodilator, atau jenis obat lain yang berlebihan

         💬   Faktor risiko hipotensi ortostatik, antara lain : berusia 65 tahun atau lebih, penyakit tertentu, beberapa obat, kehamilan, dan penggunaan alkohol. Pada orang tua, kondisi tersebut dapat mengindikasikan peningkatan risiko stroke, serangan jantung, atau gagal jantung.

Beberapa gejala umum yang sering dikaitkan dengan pusing, meliputi:

  • Sensasi perasaan tidak stabil atau berputar.
  • Pusing yang meningkat saat bergerak, berdiri, atau berubah posisi.
  • Rasa lemah atau kehilangan keseimbangan.
  • Mual atau muntah.
  • Pandangan kabur atau penglihatan ganda.
  • Sensasi tertekan di kepala.
  • Kehilangan kesadaran (dalam kasus yang lebih parah).
  • Kesulitan berkonsentrasi atau kebingungan.
  • Telinga berdenging atau tuli sementara.
  • Berkeringat atau pucat.

Berkumpul sesama Lansia, melupakan 
segala kepenatan dan pusing
(sumber: foto pensiunan 49 ceria)

   💬   Perlu dicatat bahwa gejala-gejala ini tidak eksklusif untuk pusing dan dapat muncul pada kondisi lain juga. Ada beberapa alasan mengapa lansia (orang tua yang sudah lanjut usia) mungkin mengalami pusing. 

Beberapa penyebab umum mengalami pusing, meliputi:

😇 Penurunan fungsi kognitif:

Seiring bertambahnya usia, lansia mungkin mengalami penurunan fungsi kognitif, seperti gangguan memori dan kesulitan dalam memproses informasi. Ini dapat menyebabkan pusing atau perasaan kebingungan.


Sumber: yogya,news.com

😇 Gangguan keseimbangan: 

Lansia cenderung memiliki gangguan keseimbangan yang lebih tinggi, seperti masalah dengan sistem vestibular (pengatur keseimbangan dalam tubuh) atau penurunan kekuatan otot. Gangguan keseimbangan ini dapat menyebabkan sensasi pusing atau pusing saat berdiri atau berjalan.

😇 Efek samping obat-obatan: 

Lansia sering mengonsumsi beberapa jenis obat, dan beberapa di antaranya memiliki efek samping yang meliputi pusing. Jika lansia baru mulai mengonsumsi obat baru atau mengalami perubahan dosis obat yang ada, itu dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh dan menyebabkan pusing.

Sumber: radar bali.jawapos.com

😇 Gangguan sirkulasi: 

Lansia mungkin memiliki gangguan sirkulasi, seperti tekanan darah rendah atau masalah pada sistem peredaran darah. Ini dapat mengurangi aliran darah ke otak dan menyebabkan pusing atau pingsan.

😇 Gangguan pendengaran:

Lansia sering mengalami gangguan pendengaran, yang dapat mempengaruhi keseimbangan dan menyebabkan sensasi pusing.

😇 Penyakit tertentu: 

Beberapa kondisi medis tertentu, seperti penyakit Meniere, vertigo, atau penyakit serebrovaskular (penyakit pembuluh darah di otak), dapat menyebabkan pusing pada lansia.

Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko mengalami pusing:

💦 Minum cukup air: 

Pastikan Anda terhidrasi dengan baik. Kurangnya cairan dalam tubuh dapat menyebabkan pusing. Usahakan minum setidaknya 8 gelas air per hari, atau sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda.

💦 Hindari perubahan posisi yang tiba-tiba: 

Ketika bangkit dari posisi duduk atau berbaring, lakukan perubahan posisi secara perlahan dan perlahan untuk memberi tubuh waktu untuk menyesuaikan dengan perubahan tekanan darah.

Pusing postural adalah kondisi di mana seseorang merasa pusing saat berdiri atau berubah posisi secara tiba-tiba. Lansia sering lebih rentan terhadap kondisi ini. Anjurkan lansia untuk bangkit dari posisi tidur atau duduk dengan perlahan, dan berikan waktu bagi mereka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan posisi.

💦 Hindari pemicu migrain: 

Jika Anda memiliki riwayat migrain, hindari pemicu yang diketahui, seperti makanan tertentu, stres, kurang tidur, atau pencahayaan yang terang. Menghindari pemicu ini dapat membantu mengurangi serangan migrain yang bisa menyebabkan pusing.

💦 Jaga keseimbangan gula darah: 

Makan secara teratur dan hindari lonjakan gula darah yang tiba-tiba. Pastikan Anda mengonsumsi makanan seimbang yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan serat.

💦 Hindari alkohol dan kafein berlebihan:

Konsumsi alkohol yang berlebihan atau minuman mengandung kafein dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh dan menyebabkan pusing. Batasi konsumsi mereka atau hindari jika mungkin.

💦 Gunakan pelindung saat berdiri: 

Jika Anda sering merasa pusing saat berdiri, gunakan bantuan seperti tongkat atau pegangan untuk menjaga keseimbangan saat berdiri.

💦 Hindari suhu ekstrem:

Paparan suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat menyebabkan pusing pada beberapa orang. Usahakan untuk menghindari suhu ekstrem dan mengatur suhu lingkungan dengan nyaman.

💦 Kurangi stres: 

Stres dapat memicu pusing pada beberapa orang. Temukan teknik relaksasi yang efektif, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau olahraga, untuk mengelola stres dengan lebih baik.

💦 Perhatikan efek samping obat-obatan: 

Jika Anda mengonsumsi obat-obatan tertentu dan mengalami pusing, bicarakan dengan dokter Anda. Mereka mungkin dapat mengubah dosis atau meresepkan alternatif yang lebih cocok bagi Anda.

💦 Latihan fisik ringan: 

Olahraga ringan seperti jalan kaki atau peregangan dapat membantu meningkatkan keseimbangan dan kekuatan otot, yang dapat mengurangi risiko pusing.

Ada beberapa makanan yang dapat membantu mencegah pusing atau menjaga keseimbangan tubuh, antara lain :

🍘 Buah-buahan: 

Buah-buahan seperti pisang, jeruk, apel, dan stroberi kaya akan nutrisi dan serat. Mereka dapat membantu menjaga keseimbangan gula darah dan mencegah penurunan tiba-tiba yang dapat menyebabkan pusing.

🍘 Sayuran hijau:

Sayuran hijau seperti bayam, brokoli, kale, dan selada romaine mengandung banyak nutrisi, termasuk magnesium. Magnesium dikenal dapat membantu mengendalikan tekanan darah dan menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

🍘 Biji-bijian utuh:

Biji-bijian utuh seperti gandum, beras merah, quinoa, dan oatmeal merupakan sumber serat yang baik dan dapat membantu menjaga gula darah stabil. Serat juga membantu meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrisi.

🍘 Ikan berlemak: 

Ikan seperti salmon, sarden, dan trout kaya akan asam lemak omega-3. Omega-3 memiliki efek anti inflamasi dan dapat meningkatkan sirkulasi darah, yang dapat berkontribusi pada keseimbangan dan pencegahan pusing.

🍘 Kacang-kacangan: 

Kacang-kacangan seperti almond, kenari, dan kacang merah mengandung banyak nutrisi penting, termasuk vitamin B, magnesium, dan protein. Mereka juga rendah gula dan dapat membantu menjaga gula darah stabil.

🍘 Air kelapa: 

Air kelapa mengandung elektrolit alami seperti kalium, natrium, dan magnesium. Ini membantu menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan dapat berguna untuk mengatasi dehidrasi yang dapat menyebabkan pusing.

🍘 Teh herbal: 

Teh herbal seperti peppermint, jahe, atau chamomile dapat memberikan efek menenangkan pada tubuh dan membantu mengurangi stres yang dapat memicu pusing.

     💬 Penting untuk memperhatikan kebutuhan tubuh Anda sendiri dan mencoba makan makanan seimbang yang mengandung berbagai nutrisi penting. 

Beberapa metode umum yang digunakan untuk mengobati pusing:

😌 Istirahat dan perubahan posisi:

Jika pusing disebabkan oleh perubahan posisi, seperti pusing ortostatik (pusing saat berdiri), dokter mungkin merekomendasikan untuk berbaring atau duduk secara perlahan saat bangkit dari posisi duduk atau berbaring.

😌 Manajemen stres: 

Stres dapat menjadi faktor pemicu pusing bagi beberapa orang. Melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu mengurangi stres dan mengelola pusing.

😌 Penyesuaian obat-obatan: 

Jika pusing merupakan efek samping dari obat-obatan tertentu, dokter mungkin akan mengubah dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau menghentikan penggunaan obat tersebut.

😌 Terapi fisik: 

Terapi fisik dapat membantu meningkatkan keseimbangan dan kekuatan otot, yang dapat mengurangi risiko pusing. Ahli terapi fisik dapat merancang program latihan yang sesuai dengan kebutuhan individu.

😌 Terapi vestibular

Untuk pusing yang disebabkan oleh gangguan vestibular, seperti vertigo, terapi vestibular mungkin direkomendasikan. Terapi ini melibatkan latihan dan teknik khusus yang bertujuan mengembalikan keseimbangan dan mengurangi gejala pusing.

😌 Pengobatan medis: 

Untuk beberapa kondisi yang mendasari pusing, seperti migrain, penyakit Meniere (masalah telinga bagian dalam yang dapat menyebabkan pusing), atau gangguan sirkulasi, dokter mungkin meresepkan obat-obatan tertentu untuk mengurangi gejala pusing atau mencegah serangan.

        💬  Penting untuk mengikuti petunjuk dokter dan menginformasikan mereka tentang riwayat kesehatan Anda serta semua obat-obatan atau suplemen yang sedang Anda konsumsi. Setiap kasus pusing mungkin memiliki penyebab dan penanganan yang berbeda, jadi penting untuk mendapatkan diagnosis dan rekomendasi dari tenaga medis yang berkompeten.

 




Sumber:

https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/headache

https://www.nhs.uk/conditions/tension-headaches/

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-daily-headaches/in-depth/headaches/ART-20047375?p=1

https://www.webmd.com/migraines-headaches/understanding-migraine-symptoms

https://www.everydayhealth.com/migraine/guide/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448192/

https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2011/0901/p527.html

Sunday, 2 July 2023

Anda lansia "Rapuh" Atau "Kuat" , jangan Ambil Risiko, Ini Kriterianya

             Penuaan adalah proses berkelanjutan yang melekat pada kondisi manusia. Terdiri dari serangkaian perubahan organik, psikis, dan sosial yang bersifat progresif yang dipengaruhi oleh genetika dan kebiasaan serta perilaku yang diasumsikan individu sepanjang hidup mereka. 

Penuaan ditandai dengan penurunan fungsi organik dan kognitif, predisposisi yang lebih besar terhadap perkembangan penyakit degeneratif kronis, dan hilangnya kemandirian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari .

Kerapuhan pada lansia bukanlah suatu keniscayaan atau kepastian. Meskipun kerapuhan lebih umum terjadi pada lansia karena proses alami penuaan, bukan berarti semua lansia akan mengalami kerapuhan. 

Beberapa lansia berjejer tertib berfoto dengan pasangan pengantin (tengah)
Peluang terjadi kerapuhan pada lansia meningkat sesuai pertambahan usia.
( Sumber: foto pensiunan 49 ceria)








Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kerapuhan pada lansia, termasuk gaya hidup, kondisi kesehatan yang mendasarinya, genetika, dan perawatan yang diterima.

Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, seperti menjaga aktivitas fisik, mengonsumsi makanan yang seimbang, dan menjaga kesehatan mental, lansia dapat meminimalkan risiko kerapuhan.

Perawatan kesehatan yang tepat dan pengelolaan kondisi kesehatan yang baik juga dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan kerapuhan pada lansia. Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki perjalanan kesehatan yang unik. 

Beberapa lansia mungkin mengalami kerapuhan dengan tingkat yang lebih tinggi, sedangkan yang lain mungkin tetap aktif dan sehat dalam usia lanjut. Dalam hal ini, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, tetapi tidak ada jaminan bahwa seseorang akan mengalami kerapuhan pada masa tua mereka.

Fenotipe kelemahan fisik 

Pendekatan populer untuk penilaian kelemahan geriatri mencakup penilaian lima dimensi yang dihipotesiskan untuk mencerminkan sistem yang regulasi gangguannya mendasari sindrom tersebut.

Kelima dimensi tersebut adalah:

  • Berat badan Anda menyusut. Anda secara tidak sengaja kehilangan 10 pon ( kurang lebih 4,5 kg) atau lebih dalam setahun terakhir.
  • Anda merasa lemah. Anda kesulitan berdiri tanpa bantuan atau kekuatan genggaman berkurang.
  • Anda merasa lelah. Segala sesuatu yang Anda lakukan memerlukan upaya besar, atau Anda tidak dapat melakukannya selama tiga hari atau lebih hampir setiap minggu.
  • Tingkat aktivitas Anda rendah. Ini termasuk olahraga formal ditambah pekerjaan rumah tangga dan aktivitas yang Anda lakukan untuk bersenang-senang.
  • Anda berjalan perlahan. Kecepatan Anda dianggap lambat jika Anda membutuhkan waktu lebih dari enam atau tujuh detik untuk berjalan sejauh 15 kaki ( 4,57 m).

Kelima dimensi ini membentuk kriteria khusus yang menunjukkan fungsi yang merugikan, yang diimplementasikan dengan menggunakan kombinasi pengukuran yang dilaporkan sendiri dan berbasis kinerja. Mereka yang memenuhi setidaknya tiga kriteria didefinisikan sebagai "rapuh", sedangkan mereka yang tidak memenuhi salah satu dari lima kriteria tersebut didefinisikan sebagai "kuat"

Beberapa lansia ada yang masuk kriteria "rapuh" dan "kuat"
Anda masuk kriteria mana?
(Sumber: foto pensiunan 49 ceria)
Konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan untuk mendapatkan penilaian individu dan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. Mereka dapat memberikan nasihat yang lebih terperinci tentang risiko kerapuhan dan bagaimana mencegahnya berdasarkan situasi dan kebutuhan Anda.

Kerapuhan pada lansia bukan secara langsung merupakan tanda kehancuran menuju kematian. Kerapuhan adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan lansia, tetapi tidak secara otomatis mengarah pada kematian. Namun, kerapuhan pada lansia dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kesehatan serius dan kecacatan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi harapan hidup.

Kerapuhan pada lansia dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menjalani kehidupan sehari-hari, meningkatkan risiko jatuh dan cedera, dan mengurangi kemandirian. Hal ini sering kali berdampak pada kualitas hidup dan dapat mempercepat kemunduran kesehatan pada lansia.

Perawatan yang tepat dan adekuat
memperlambat kemajuan kerapuhan pada lansia

(Sumber: foto pensiunan 49 ceria) 

Setiap individu memiliki perjalanan kesehatan yang unik, dan dampak kerapuhan pada harapan hidup dapat bervariasi. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi harapan hidup seseorang, termasuk faktor genetik, gaya hidup, lingkungan, dan adanya kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Perawatan yang tepat dan dukungan yang terjamin dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan memperlambat kemajuan kerapuhan pada lansia. Upaya untuk menerapkan pola hidup sehat, menjaga kekuatan fisik, memperhatikan nutrisi yang baik, serta menjaga hubungan sosial yang positif juga dapat berdampak positif pada kesehatan lansia.

Kerapuhan pada lansia mengacu pada kondisi fisik yang melemah seiring bertambahnya usia. Beberapa tanda dan gejala kerapuhan pada lansia dapat meliputi:

📢 Kelemahan fisik:

Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin mengalami penurunan kekuatan fisik, seperti sulit bangun dari duduk atau kesulitan mengangkat benda berat. Mereka juga dapat merasa lelah dengan mudah dan cepat kelelahan saat melakukan aktivitas fisik ringan.

📢 Penurunan keseimbangan:

Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin mengalami masalah dalam menjaga keseimbangan tubuh. Mereka bisa sering mengalami kesulitan berjalan atau mudah terjatuh, bahkan tanpa sebab yang jelas.

📢Penurunan massa otot:

Kerapuhan pada lansia sering disertai dengan penurunan massa otot atau atrofi otot. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kekuatan dan ketahanan fisik serta meningkatkan risiko cedera.

📢 Penurunan kepadatan tulang:

 Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin memiliki kepadatan tulang yang rendah atau mengalami osteoporosis. Hal ini membuat mereka lebih rentan mengalami patah tulang, terutama pada pinggul, tangan, atau tulang belakang.

📢 Ketidakstabilan emosional: 

Kerapuhan pada lansia dapat berdampak pada kesejahteraan emosional. Mereka mungkin mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba, menjadi cemas atau mudah marah. Penurunan kualitas hidup dan rasa terisolasi juga bisa terjadi.

📢 Penurunan fungsi kognitif: 

Pada beberapa kasus, kerapuhan dapat berdampak pada fungsi kognitif. Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin mengalami penurunan daya ingat, kesulitan berkonsentrasi, dan masalah dalam pemecahan masalah.

📢 Peningkatan risiko komplikasi kesehatan:

Kerapuhan pada lansia dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kesehatan, seperti infeksi saluran pernapasan, patah tulang, luka tekan, dan gangguan nutrisi.

💬 Mencegah kerapuhan pada lansia melibatkan upaya untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan sosial secara keseluruhan. 

Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah kerapuhan pada lansia:

💪 Aktivitas fisik teratur:

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu mempertahankan kekuatan otot, keseimbangan, dan fleksibilitas. Pilih aktivitas yang sesuai dengan kondisi fisik dan minat Anda, seperti jalan santai, senam ringan, atau yoga. Konsultasikan dengan dokter atau ahli kebugaran untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai.

💪 Nutrisi seimbang: 

Pastikan asupan makanan yang seimbang dan bergizi. Konsumsi makanan yang kaya akan protein, serat, vitamin, dan mineral. Hindari makanan yang tinggi gula, lemak jenuh, dan garam berlebihan. Jaga juga kecukupan cairan dengan minum air yang cukup setiap hari.

💪 Jaga keseimbangan dan kekuatan:

Latihan keseimbangan dan kekuatan seperti latihan dengan beban ringan atau pilates dapat membantu menjaga kekuatan otot dan keseimbangan tubuh. Keseimbangan yang baik dapat mengurangi risiko jatuh dan cedera.

💪 Perawatan kesehatan yang teratur: 

Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan ikuti saran dokter. Jaga agar kondisi kesehatan Anda tetap terkontrol dan ambil langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan seperti vaksinasi.

💪 Hindari kebiasaan buruk:

Jauhi konsumsi alkohol berlebihan, merokok, dan penyalahgunaan obat-obatan. Kebiasaan buruk tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan dan meningkatkan risiko kerapuhan pada lansia.

💪 Pertahankan kesehatan mental:

Jaga kesehatan mental dengan menjaga hubungan sosial yang positif, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan menjaga keterlibatan intelektual seperti membaca, menulis, atau mempelajari hal-hal baru.

💪 Perhatikan keamanan di lingkungan:

Pastikan rumah Anda aman dan bebas dari potensi bahaya, seperti permukaan yang licin, pencahayaan yang buruk, dan hambatan fisik lainnya yang dapat meningkatkan risiko jatuh.

💪 Dukungan sosial:

Dapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan lansia. Bersosialisasi dan terlibat dalam kegiatan sosial dapat membantu mencegah isolasi sosial dan menjaga kesejahteraan emosional.

       💭 Pencegahan kerapuhan pada lansia merupakan upaya yang berkelanjutan dan melibatkan gaya hidup sehat secara menyeluruh. Jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan nasihat dan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.







Sumber:

https://medlineplus.gov/olderadults.html

https://medcraveonline.com/HPMIJ/aging-fragility-and-palliative-care-challenges-of-an-emerging-context.html

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4098658/

https://www.bmj.com/content/358/bmj.j4478/rr

https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/stay-strong-four-ways-to-beat-the-frailty-risk

https://en.wikipedia.org/wiki/Frailty_syndrome


Monday, 12 June 2023

Dapur Horor, Nyawa Melayang

          Makanan merupakan salah satu hal yang dapat mengakrabkan dan menyatukan keluarga  di masyarakat, dan tempat membuat makanan adalah dapur. 

Dapur selain tempat memasak juga sarana orang berkumpul untuk berbagi makanan, membicarakan kegiatan sehari-hari , bekerja, dan menyelesaikan hal-hal penting. 

Orang dewasa yang lebih tua  atau lansia di rumah , dapur adalah salah satu ruangan paling vital  dan penting untuk menjadikan ruang ini aman, nyaman, dan ramah lansia.

Dapur yang dibuat asal jadi dan tidak layak akan menjadi dapur horor, dan membahayakan orang tua atau lansia yang melakukan kegiatan di dapur.

 Sumber: news.com

Sumber: Kebumenupdate.com 

Kecelakaan fatal di dapur dapat terjadi pada lansia karena berbagai faktor risiko. Beberapa contoh kecelakaan fatal yang umum terjadi di dapur bagi lansia antara lain:

🚭 Kebakaran: 

Risiko kebakaran di dapur dapat meningkat jika lansia lupa mematikan kompor atau peralatan memasak setelah digunakan. Lansia juga mungkin kurang responsif terhadap situasi darurat dan sulit untuk mengendalikan atau memadamkan api dengan cepat.

🚭 Luka bakar:

Lansia mungkin lebih rentan terhadap luka bakar karena penurunan sensasi panas atau reaksi yang lebih lambat terhadap suhu tinggi. Mereka dapat terluka akibat kontak langsung dengan kompor, panci panas, oven, atau bahan kimia berbahaya.

🚭 Jatuh:

Lansia dapat terjatuh di dapur saat mencoba mencapai peralatan atau bahan makanan yang tinggi atau berada di tempat yang sulit dijangkau. Permukaan yang licin, seperti lantai yang basah atau permadani yang tidak stabil, juga dapat menyebabkan lansia tergelincir atau terpeleset.

🚭 Keracunan makanan: 

Lansia mungkin lebih rentan terhadap keracunan makanan akibat sistem pencernaan yang lebih lemah atau karena mereka mungkin mengonsumsi makanan yang sudah kadaluwarsa atau tidak disimpan dengan benar. Keracunan makanan serius dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius atau bahkan kematian.

🚭 Tertimpa benda:

Benda yang tergantung di atas atau di dalam furnitur rawan menimpa lansia. Bahkan furnitur di dinding dapur perlu diperiksa secara berkala mengenai kekuatan pemasangannya. Untuk menghindari furnitur tiba-tiba ambruk.

Beberapa langkah pencegahan  untuk mengurangi risiko kecelakaan fatal di dapur bagi lansia :

  • Pastikan dapur memiliki alarm kebakaran dan pemadam api yang berfungsi dengan baik.
  • Gunakan alat-alat dapur yang aman dan mudah digunakan, seperti kompor listrik dengan fitur otomatis pemadaman, pengaman gas yang otomatis, dan pisau yang tajam.
  • Jaga dapur tetap bersih dan bebas dari hambatan atau tumpukan barang yang dapat menyebabkan lansia terjatuh.
  • Berikan pencahayaan yang cukup di dapur untuk meminimalkan risiko jatuh atau terluka akibat ketidakmampuan melihat dengan jelas.
  • Bantu lansia dalam memasak dan memantau mereka saat menggunakan peralatan dapur, terutama saat memasak menggunakan api atau memasak dengan suhu tinggi.
  • Simpan bahan makanan dengan benar dan periksa tanggal kedaluwarsa pada kemasan makanan.
  • Edukasi lansia tentang praktik keamanan dapur yang baik, seperti mematikan kompor setelah digunakan dan tidak meninggalkan dapur saat memasak.

Membuat dapur yang aman dan nyaman bagi lansia, beberapa syarat yang dapat dipertimbangkan:

😀 Aksesibilitas: 

Pastikan dapur mudah diakses oleh lansia. Hindari hambatan fisik seperti ambang pintu yang tinggi atau tangga. Pastikan lansia dapat dengan mudah masuk ke dapur tanpa harus menjangkau atau membungkuk terlalu banyak.

😀 Pencahayaan yang baik:

Dapatkan pencahayaan yang cukup di dapur untuk memastikan lansia dapat melihat dengan jelas. Gunakan lampu terang atau lampu alami yang masuk ke dalam ruangan. Pastikan ada pencahayaan yang memadai di atas area kerja, seperti kompor, sink, atau meja kerja.

😀 Peralatan dapur yang aman dan mudah digunakan:

Pilih peralatan dapur yang dirancang dengan baik untuk kebutuhan lansia. Pertimbangkan penggunaan kompor listrik dengan fitur pemadaman otomatis, alat pemotong makanan dengan pegangan yang mudah dipegang, atau panci dengan pegangan yang aman dan stabil.

😀 Peredam panas: 

Lindungi lansia dari risiko luka bakar dengan menggunakan peredam panas pada pegangan panci dan tutup meja kerja yang tahan panas. Hal ini dapat mencegah lansia mengalami kontak langsung dengan permukaan yang panas dan mengurangi risiko cedera.

😀 Permukaan yang aman dan stabil:

Pastikan lantai dapur tidak licin dan bebas dari hambatan yang dapat menyebabkan lansia terpeleset atau jatuh. Gunakan permadani yang stabil atau matras karet anti-selip di area kerja untuk menghindari kecelakaan.

😀 Penyimpanan yang mudah dijangkau: 

Atur penyimpanan dapur agar bahan makanan dan peralatan dapat dijangkau dengan mudah oleh lansia. Hindari penyimpanan di rak yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Letakkan bahan makanan dan peralatan yang sering digunakan di tempat yang mudah diakses.

😀 Hilangkan hambatan: 

Pastikan tidak ada kabel listrik yang terjuntai atau hambatan lainnya yang dapat menyebabkan lansia terjatuh atau terluka. Kabel-kabel harus tertata dengan baik dan tidak mengganggu lalu lintas di dapur.

😀 Pendidikan dan kesadaran: 

Edukasi lansia mengenai praktik keamanan dapur yang baik, termasuk mematikan kompor setelah digunakan, tidak meninggalkan dapur saat memasak, atau memeriksa tanggal kedaluwarsa pada makanan.

           💬  Mengutamakan keselamatan dan kenyamanan lansia di dapur sangat penting. Dengan mempertimbangkan syarat-syarat di atas, dapat membantu menciptakan lingkungan dapur yang lebih aman dan sesuai dengan kebutuhan lansia.

Gunakan kiat-kiat berikut untuk membuat dapur lebih aman bagi lansia  dan orang tua tercinta:

👶 Ubah Cara Anda Menyimpan Barang :

Banyak kecelakaan dapur terjadi saat seorang lansia mencoba meraih sesuatu yang diletakkan di rak tinggi atau rendah. Jika memungkinkan, tambahkan rak tarik-turun dan tarik-keluar agar dapur lebih mudah diakses. Jika Anda tidak dapat memasang lemari baru, Anda dapat membuat dapur lebih aman dengan menyimpan semuanya di rak tengah dan laci, bukan di tempat yang sangat tinggi atau rendah.

👶 Pasang  pengatur waktu ( timer) pada Peralatan :

Letakkan pengatur waktu di atas kompor dan oven untuk memastikannya akan mati setelah beberapa saat tidak digunakan. Tindakan ini sangat penting jika orang yang Anda cintai menderita demensia, tetapi juga berguna untuk lansia dengan kehilangan ingatan terkait usia.

👶 Gunakan Plastik Bukan Kaca :

Kurangi risiko lansia melukai dirinya sendiri di atas pecahan kaca dengan mengganti barang-barang kaca dan keramik di dapur. Piring, cangkir, mangkuk, dan piring plastik tersedia dalam berbagai warna dan pola menyenangkan yang terlihat bagus tanpa berbahaya.

👶 Pasang Pegangan Lantai Anti Selip :

Sebagian besar lantai dapur cenderung terbuat dari bahan yang keras dan mudah dibersihkan, tetapi bisa menjadi sangat licin jika ada sesuatu di dapur yang tumpah. Terapkan stiker yang mencengkeram ke lantai dapur untuk memastikan lansia tidak akan terpeleset jika dia masuk ke dapur tanpa menyadari bahwa lantainya lembap. 

👶 Kemudahan  Kulkas :

Lemari es dengan freezer berdampingan dan kompartemen lemari es jauh lebih mudah diakses oleh lansia. Dapatkan lemari es yang cukup terang agar lansia tidak mengambil barang yang salah secara tidak sengaja. Pastikan ada banyak penyimpanan di pintu agar lansia dapat mengakses makanan dengan mudah. 

👶 Modifikasi Wastafel :

Wastafel dapur biasanya dirancang untuk menggunakan air  panas untuk menghilangkan lemak. Sesuaikan ketinggian air panas untuk menjaganya pada suhu yang tidak berisiko melepuh. 

Bantu lansia mengontrol suhu dan tekanan air di wastafel dapur dengan memasang pegangan tuas untuk keran. Jika lansia menderita radang sendi atau masalah mobilitas tangan lainnya, pegangan jenis ini seharusnya lebih mudah dioperasikan daripada pegangan kenop. 

👶 Simpan Benda Tajam Dengan Hati-hati :

Berhati-hatilah di mana benda tajam ditempatkan di dapur. Saat Anda memasak, jangan biarkan gagang pisau mencuat di atas meja. Pisau harus disimpan jauh di belakang meja sehingga lansia tidak akan menjatuhkannya secara tidak sengaja. Jika lansia menderita demensia, Anda mungkin perlu meletakkan pisau di dalam laci yang dapat dikunci.





Sumber:

https://www.torontohomecareassistance.ca/senior-proofing-the-kitchen/

https://www.usfa.fema.gov/downloads/pdf/publications/fa_221.pdf

https://companionsforseniors.com/2020/12/make-kitchen-safe-for-elderly/





Tuesday, 18 April 2023

Bahaya,penyakit ini ada pada segala fase usia

 

Sumber: BPS

     Berdasarkan data statistik penduduk lanjut usia di Indonesia, akan terus meningkat.Jumlah lansia terus bertambah, tentu saja akan disertai dengan ancaman penyakit yang akan menyerang lansia.   

Berikut ini beberapa penyakit yang berpotensi diidap oleh lansia

👉Lansia berusia 60 tahun ke atas  banyak terkena penyakit , antara lain:

Penyakit Jantung:                                                                                                                                         Penyakit ini adalah penyebab utama kematian pada orang yang berusia di atas 60 tahun. Gejalanya bisa berupa nyeri dada, sesak napas, dan palpitasi  jantung atau jantung berdebar.

Diabetes tipe 2:                                                                                                                                              Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Gejala diabetes bisa berupa lelah, haus berlebihan, sering buang air kecil, dan penglihatan kabur.

Kanker:   

Risiko terkena kanker meningkat seiring bertambahnya usia. Beberapa jenis kanker yang sering terjadi pada orang yang berusia di atas 60 tahun antara lain kanker prostat, kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker paru-paru.

Osteoporosis:                                                                                                                                      Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi lemah dan mudah patah. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang sudah memasuki masa menopause, namun dapat terjadi pada siapa saja yang berusia di atas 60 tahun.

Stroke:     

Risiko terkena stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Gejala stroke bisa berupa kesulitan bicara, kesulitan melihat, dan kelumpuhan pada satu sisi tubuh.

👉Lansia yang berusia 65 tahun ke atas antara lain:

Penyakit jantung, Diabetes tipe 2, Kanker,Osteoporosis            

Alzheimer:    

Alzheimer adalah penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan memori. Penyakit ini lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun.

Arthritis:           

Arthritis adalah penyakit yang menyebabkan peradangan pada sendi. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun.

👉Lansia berusia 70 tahun ke atas,penyakit yang sering diidap, antara lain:

Penyakit Jantung , Diabetes tipe 2,Kanker,Osteoporosis,Alzheimer.

Stroke

Risiko terkena stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Gejala stroke bisa berupa kesulitan bicara, kesulitan melihat, dan kelumpuhan pada satu sisi tubuh.

👉Lansia berusia 75 tahun ke atas antara lain:

Penyakit Jantung,Diabetes tipe 2,Kanker,Osteoporosis,Alzheimer.

Parkinson:      

Parkinson adalah penyakit yang menyebabkan tremor, kaku dan lambatnya gerakan. Parkinson lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 75 tahun.

👉Lansia 80 tahun ke atas, antara lain:    

 Jantung,Stroke,Osteoporosis,Parkinson,Kanker.

Demensia:      

Demensia adalah penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan memori. Penyakit ini lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 80 tahun.

👉Lansia berusia 85 tahun ke atas, antara lain:

Demensia,Osteoporosis,Penyakit Jantung,Stroke,Parkinson,Kanker.

Sumber: Photo Pribadi
👉Lansia berusia 90 tahun ke atas, antara lain:

Demensia,Osteoporosis,Penyakit Jantung,Stroke,Kanker.

Pneumonia:                                                                                                                                      Pneumonia atau radang paru-paru adalah infeksi pada jaringan paru-paru yang sering terjadi pada orang yang berusia di atas 90 tahun. Gejala pneumonia bisa berupa demam, batuk, dan sesak napas.

👉Lansia berusia 95 tahun ke atas, antara lain:

Demensia,Osteoporosis,Penyakit Jantung,Stroke,Pneumonia,Kanker.

        Penyakit yang banyak diderita orang yang mencapai usia satu abad atau 100 tahun bisa bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi kesehatan, riwayat keluarga, gaya hidup, dan lingkungan.      👉Namun, beberapa penyakit yang umum terjadi pada usia 100 tahun, antara lain:

Demensia,Osteoporosis,Penyakit Jantung.

Gangguan Penglihatan:     

Banyak orang yang mencapai usia 100 tahun mengalami penurunan kualitas penglihatan, seperti kekeruhan pada lensa mata (katarak), glaukoma, dan degenerasi makula.

Kehilangan Pendengaran:        

Kebanyakan orang yang berusia 100 tahun ke atas juga mengalami penurunan kualitas pendengaran karena penuaan dan kerusakan pada saraf pendengaran.

Gangguan Saluran Pencernaan:      

Orang yang berusia di atas 100 tahun dapat mengalami berbagai gangguan saluran pencernaan, seperti sembelit, diare, dan inflamasi usus.

     Demikian penyakit-penyakit yang mungkin menyerang para lansia,namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki faktor risiko yang berbeda-beda tergantung dari kondisi kesehatan, gaya hidup, dan riwayat keluarga. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan risiko penyakit tertentu dan melakukan tindakan pencegahan yang sesuai.Perawatan yang tepat dan pola hidup yang sehat sangat penting untuk mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit pada usia lanjut. Rajin mengunjungi Posyandu Lansia di lingkungan masing-masing.Hal ini termasuk menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan seimbang, tetap aktif secara fisik, dan menjaga hubungan sosial yang positif. Pemeriksaan kesehatan secara berkala juga sangat penting untuk mendeteksi dini penyakit dan mencegah komplikasi yang lebih serius.


Sumber:

https://www.bps.go.id/publication/download.html?                                  https://newsinhealth.nih.gov/2014/11/preventing-type-2-diabetes                        https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/adult-adhd/symptoms-causes/syc-20350878?p=1  https://healthyliving.mayoclinic.org/offerings.php                                    https://www.helpguide.org/home-pages/alzheimers-dementia-aging.htm  https://www.kemkes.go.id/article   

Saturday, 8 April 2023

Awas Bahaya Kamar Mandi ,Resiko Nyawa Melayang

 Apa mungkin di  SmackDown setan ! 👻

Sumber: MR Indonesia







Sumber: Wartakota live

     







Di Indonesia belum kita dengar ada hari untuk memperingati Hari Kesadaran Pencegahan Jatuh namun di negara paman Sam,setiap tanggal 22 September diperingati sebagai Falls Prevention Awareness Day (FPAD). Hari khusus ini ditetapkan sebagai bentuk kesadaran kepada publik tentang bahaya jatuh bagi lansia. Ini penyebab utama banyak kunjungan ke instalasi gawat darurat terkait cedera,untuk mengatasi masalah kesehatan yang sering terjadi di masyarakat . Jatuh bisa lebih berbahaya daripada yang tampak. Kejadian tersebut dapat menyebabkan memar, patah tulang pinggul, dan cedera kepala, kecelakaan ini berpotensi berakibat fatal, terutama bagi orang tua yang berarti mereka membutuhkan perhatian ekstra untuk memastikan mereka terlindungi.Ini karena jatuh merupakan penyebab kematian paling umum pada orang-orang di atas usia 65 tahun, menurut National Council on Aging (NCOA).    Seiring bertambahnya usia, tulang dan jaringan lunak di dalam tubuh mengalami perubahan yang dapat menyebabkan kerapuhan tulang, yang dikenal sebagai osteoporosis. Hal ini meningkatkan risiko patah tulang pada lansia yang jatuh, terutama pada tulang panggul, yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius seperti kecacatan atau kematian.

Bahaya Jatuh 💀

Sering berita di media nasional mewartakan beberapa lansia korban kecelakaan di kamar mandi,lansia yang jatuh di kamar mandi memiliki risiko kematian yang lebih tinggi karena jatuh tersebut dapat menyebabkan cedera serius, seperti patah tulang, cedera kepala, atau cedera lainnya yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius. Beberapa kondisi kesehatan yang mendasarinya dapat membuat lansia lebih rentan terhadap konsekuensi yang lebih buruk setelah jatuh.Pasca jatuh, lansia juga lebih rentan terhadap infeksi setelah mengalami cedera akibat jatuh. Infeksi dapat memperburuk kondisi kesehatan lansia dan memperpanjang waktu pemulihan mereka, meningkatkan risiko kematian.Untuk mencegah kematian akibat jatuh di kamar mandi pada lansia, sangat penting untuk memperhatikan faktor-faktor risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan . 

Penyebab Lansia Jatuh

👉Kelemahan fisik 

Proses penuaan dapat menyebabkan kelemahan fisik pada tubuh, termasuk kehilangan keseimbangan dan daya tahan tubuh yang menurun. Kondisi ini membuat lansia lebih rentan jatuh, terutama ketika bergerak di sekitar area yang licin atau becek seperti kamar mandi.

👉Masalah kesehatan

Beberapa kondisi kesehatan yang umum pada lansia, seperti penyakit jantung, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya, dapat menyebabkan pusing, kelelahan, atau kehilangan kesadaran, yang dapat meningkatkan risiko jatuh di kamar mandi.

👉Pengaruh obat

Beberapa obat-obatan yang sering dikonsumsi oleh lansia, seperti obat tekanan darah tinggi atau obat tidur, dapat menyebabkan efek samping yang mempengaruhi keseimbangan dan koordinasi tubuh.

👉Lingkungan

Kondisi lingkungan di kamar mandi seperti lantai yang basah dan becek, pencahayaan yang buruk, atau furnitur yang tidak stabil dapat meningkatkan risiko jatuh pada lansia.

Perhatikan kamar mandi lansia

Untuk mengurangi risiko jatuh di kamar mandi, penting untuk memperhatikan faktor-faktor ini dan melakukan beberapa langkah pencegahan seperti:

a) Memasang pegangan tangan atau stiker anti-selip di kamar mandi

b) Memperbaiki kondisi lantai yang licin atau becek

c) Menjaga pencahayaan yang baik di kamar mandi

d) Kloset duduk atau jongkok sesuai kondisi

e) Menghindari penggunaan obat-obatan yang dapat mempengaruhi keseimbangan dan koordinasi tubuh

            Terakhir jangan lupa berolahraga secara teratur untuk memperkuat otot dan meningkatkan keseimbangan tubuh. Jika lansia mengalami jatuh di kamar mandi, segera cari pertolongan medis dan pastikan mereka mendapatkan perawatan yang sesuai untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.



Sumber:

https://www.ncoa.org/older-adults/health/prevention/falls-prevention

Thursday, 12 March 2020

lansia Jaga Kesehatan, Jauh dari Covid -19

Lansia Jauhkan dari Covid -19

Sobat lansia dengan pengumuman WHO bahwa Covid -19 menjadi pandemi global.Harus disikapi dengan waspada dan hati-hati.Ikuti anjuran menjaga kesehatan dari semua instansi terkait,puskesmas,rumah sakit dan kementerian kesehatan Republik Indonesia yang terus-menerus menyampaikan perkembangan terkini virus corona.

Lansia dengan kondisi yang sangat rentan harus terus-menerus menjaga kesehatan,Resiko kematian terkait usia mungkin mencerminkan kekuatan, atau kelemahan, dari sistem pernapasan. Sekitar setengah dari 109 pasien Covid-19 (usia 22 hingga 94) yang dirawat di Rumah Sakit Pusat Wuhan, peneliti di sana melaporkan, mengembangkan sindrom gangguan pernapasan akut (Acute Respiratory Distress Syndrome/ARDS), di mana cairan menumpuk di kantong udara kecil paru-paru. Itu membatasi berapa banyak udara yang bisa diambil paru-paru, mengurangi suplai oksigen ke organ vital, kadang-kadang fatal; setengah dari pasien ARDS meninggal, dibandingkan dengan 9% dari pasien yang tidak mengembangkan sindrom tersebut. 
Pasien ARDS memiliki usia rata-rata 61, dibandingkan dengan usia rata-rata 49 tahun bagi mereka yang tidak mengembangkan ARDS. Pasien usia lanjut “lebih mungkin mengembangkan ARDS,” tulis para peneliti, menunjukkan bagaimana usia dapat membuat Covid-19 lebih parah dan bahkan berakibat fatal: usia meningkatkan risiko sistem pernapasan pada dasarnya akan ditutup dengan serangan virus.(Statnews.com,By SHARON BEGLEY )

Sobat lansia  mari kita jaga dan tingkatkan kesehatan masing-masing ,tetap semangat dan berdoa untuk negara tercinta agar terlepas dari pandemi global.
Menurut staf kepresidenan 
"Sampai dengan saat ini secara resmi World Health Organization (WHO) dan dunia belum menemukan obat yang spesifik untuk virus ini dan juga belum menemukan vaksin yang spesifik untuk virus ini. Tetapi sebagaimana layaknya virus pada umumnya, self limited desease," ucap Yurianto di Kantor Kepala Staf Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020 (Tagar.id) 





Thursday, 2 January 2020

Lansia Lawan Banjir, Apakah Mampu

      Lansia dan Banjir


     Setiap kejadian banjir yang selalu menjadi sorotan untuk evakuasi adalah wanita, anak-anak, balita dan lansia. Mereka semua rawan kecelakaan karena belum mampu menyelamatkan diri sehingga menjadi prioritas penyelamatan oleh SAR , BNPB dan relawan.
Ilustrasi Banjir 
(sumber: detik.com)

     Lansia yang bermukim di daerah rawan banjir harus dibimbing oleh keluarga atau lembaga yang peduli lansia. Untuk selalu menyiapkan sarana penyelamatan di rumah, seperti: Pelampung / life vest, obat-obatan dan logistik. Lansia yang masih mampu diberi penyuluhan penggunaan pelampung, titik kumpul evakuasi dan penyelamatan diri.

Banjir di SMKN 38 DKI Jakarta

     DKI Jakarta dengan kegiatan posyandu Lansia di setiap RW tentu memungkinkan menambah kegiatan menghadapi banjir, sehingga lansia di ibukota mampu melawan banjir.


Beberapa kiat yang dapat membantu lansia dalam menghadapi situasi banjir:

🎃 Tetap waspada dan mendengarkan informasi: 
Ikuti perkembangan terkini mengenai banjir melalui sumber informasi yang resmi, seperti pemerintah setempat atau badan penanggulangan bencana. Dengarkan peringatan dan instruksi yang diberikan.

🎃 Evakuasi dini:
Jika ada peringatan evakuasi atau jika situasi semakin buruk, segera lakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman. Jangan menunggu terlalu lama atau mencoba menghadapi banjir sendirian.

🎃 Persiapkan perlengkapan penting:
Siapkan barang-barang penting seperti makanan ringan, air bersih, obat-obatan, dan peralatan medis yang diperlukan. Jangan lupa membawa dokumen penting seperti identitas, kartu asuransi, dan catatan medis.

🎃 Cari tempat yang aman: 
Jika evakuasi tidak memungkinkan, carilah tempat yang lebih tinggi di dalam rumah atau bangunan yang aman. Pilihlah ruangan yang berada di lantai atas dengan akses yang mudah dan jauh dari area yang berpotensi terendam air.

🎃 Hindari kontak dengan air banjir: 
Jauhkan diri dari air banjir sebisa mungkin. Air banjir bisa mengandung kotoran, limbah, dan bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan infeksi atau keracunan.

🎃 Gunakan peralatan pelindung:
Jika terpaksa harus berada di dalam air banjir, gunakan peralatan pelindung seperti pakaian tahan air, sepatu bot karet, dan sarung tangan untuk mengurangi risiko kontaminasi.

🎃 Jaga kesehatan:
Perhatikan kesehatan Anda selama dan setelah banjir. Hindari kontak dengan air yang terkontaminasi dan upayakan untuk tetap bersih dan kering. Minum air bersih dan makan makanan yang aman dan berkualitas.

🎃 Cari bantuan dan dukungan:
Jangan ragu untuk meminta bantuan kepada pihak yang berwenang atau layanan darurat jika Anda membutuhkan bantuan dalam menghadapi banjir. Juga, berhubunganlah dengan keluarga, tetangga, atau organisasi lokal yang dapat memberikan dukungan dan bantuan.

        👮 Selalu ingat bahwa keselamatan dan kesehatan adalah yang terpenting. Jika dalam situasi banjir, penting untuk tetap tenang, waspada, dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh pihak berwenang.
     



Sumber: