Perjalanan bisa menjadi aktivitas yang menuntut fisik, mengharuskan membawa barang bawaan, melewati pusat perjalanan yang ramai, berjalan jauh ke gerbang keberangkatan, dan menaiki berbagai metode transportasi. Melintasi zona waktu dan penundaan pemberangkatan dapat melelahkan dan membuat stres. Wisatawan lansia mungkin perlu memiliki waktu ekstra untuk perjalanan mereka.
Lansia perlu berkonsultasi untuk melakukan perjalanan. (Sumber: foto LPC-Lansia) |
Bila Anda adalah lansia yang mempertimbangkan perjalanan nasional atau internasional, pelajari tindakan pencegahan apa yang perlu dilakukan agar tetap aman dan sehat selama perjalanan. Individu berusia lanjut mewakili sebagian besar wisatawan nasional atau internasional. Karena perubahan fisiologis dan meningkatnya kemungkinan kondisi medis yang mendasarinya, wisatawan lansia mungkin berisiko lebih tinggi terkena setidaknya beberapa penyakit terkait perjalanan.
Penderita angina, gagal jantung, atau gangguan irama jantung tertentu mengalami gejala saat istirahat atau dengan aktivitas minimal, sebaiknya mereka tidak bepergian. Jika seseorang baru saja mengalami serangan jantung, mereka disarankan untuk menunda perjalanan untuk jangka waktu yang bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan serangan jantung.
Mereka harus bertanya kepada dokter apakah mereka perlu menunggu dan untuk berapa lama. Orang dengan angina parah atau memburuk harus menghindari penerbangan. Gejala-gejalanya mungkin memburuk karena lebih sedikit oksigen yang tersedia di kabin pesawat yang terbang di ketinggian.
Lansia mungkin menghadapi risiko kesehatan tambahan saat bepergian karena sistem kekebalan tubuh yang melemah, adanya kondisi medis kronis, dan kebutuhan kesehatan yang khusus.
Beberapa penyakit dan masalah kesehatan yang mungkin meningkatkan risiko pada lansia saat bepergian meliputi:
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah:
Lansia dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi dapat menghadapi risiko komplikasi kesehatan selama perjalanan, terutama jika perjalanan melibatkan perubahan ketinggian atau stres fisik.
Lansia dengan penyakit jantung berisiko komplikasi kesehatan. (Sumber: foto canva.com) |
Diabetes:
Penderita diabetes harus memperhatikan kontrol gula darah mereka saat bepergian. Perubahan dalam pola makan atau waktu perjalanan yang panjang dapat memengaruhi pengelolaan diabetes.
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK):
Lansia yang menderita PPOK atau penyakit pernapasan lainnya mungkin mengalami kesulitan bernapas saat bepergian, terutama jika ada perubahan dalam kualitas udara.
Artritis:
Perjalanan yang panjang atau aktivitas fisik yang intens dapat meningkatkan rasa sakit dan ketidaknyamanan bagi lansia dengan arthritis.
Demensia:
Lansia dengan demensia mungkin menghadapi kesulitan beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan jadwal perjalanan. Perjalanan jarak jauh juga dapat membingungkan dan menimbulkan stres ekstra.
Gangguan Keseimbangan dan Risiko Jatuh:
Lansia cenderung memiliki gangguan keseimbangan yang meningkatkan risiko kecelakaan dan jatuh. Perjalanan dapat meningkatkan risiko ini, terutama jika ada kondisi medan yang tidak rata atau tidak stabil.
Lansia cenderung memiliki gangguan keseimbangan. (Sumber: foto canva.com) |
Gangguan Penglihatan dan Pendengaran:
Lansia dengan gangguan penglihatan atau pendengaran perlu mengatasi tantangan tambahan saat bepergian, seperti navigasi dan komunikasi yang lebih sulit.
Infeksi Saluran Pernapasan Atas:
Lansia memiliki risiko lebih tinggi terhadap infeksi saluran pernapasan atas, dan perjalanan dapat meningkatkan paparan terhadap virus atau bakteri penyebab infeksi.
Penyakit Infeksi:
Lansia mungkin lebih rentan terhadap infeksi umum, dan perjalanan bisa meningkatkan risiko paparan terhadap mikroorganisme penyebab penyakit.
Kerusakan Kulit:
Perjalanan yang panjang atau terpapar matahari berlebihan dapat meningkatkan risiko kerusakan kulit pada lansia, terutama jika mereka memiliki kulit yang lebih tipis dan sensitif.
lelah Perjalanan:
Jet lag mungkin lebih parah dan berkepanjangan pada lansia. Istirahat dan hidrasi yang cukup sebelum perjalanan dapat membantu melawan efeknya. Membagi perjalanan jauh menjadi beberapa segmen dengan hari istirahat di antaranya mungkin bisa membantu, meski merepotkan.
Jet lag mungkin lebih parah dan lama pada lansia. (Sumber: foto canva.com) |
Hipertermia dan hipotermia:
Kerentanan terhadap suhu panas dan dingin yang ekstrem dapat meningkat pada wisatawan lanjut usia . Iklim panas dapat meningkatkan risiko penurunan tekanan darah secara berlebihan pada mereka yang mengonsumsi obat tekanan darah tinggi atau penyakit Parkinson.
💬Berkonsultasi dengan dokter sebelum bepergian, khususnya jika ada kondisi medis atau perlu penyesuaian dalam pengelolaan kesehatan mereka selama perjalanan.
Persiapan perjalanan bagi lansia melibatkan beberapa aspek penting agar perjalanan dapat dilakukan dengan aman dan nyaman.
Beberapa saran persiapan perjalanan untuk lansia:
Konsultasi dengan Dokter:
Sebelum merencanakan perjalanan, lansia sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa kondisi kesehatannya memungkinkan untuk bepergian dan mengetahui langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Vaksinasi:
Pastikan vaksinasi yang diperlukan atau disarankan untuk tempat tujuan perjalanan telah diperoleh. Vaksinasi tertentu dapat diperlukan terutama jika destinasi perjalanan memiliki risiko kesehatan tertentu.
Asuransi Perjalanan:
Pertimbangkan untuk mendapatkan asuransi perjalanan yang mencakup kebutuhan kesehatan lansia, termasuk evakuasi medis dan biaya pengobatan di luar negeri.
Obat dan Dokumen Kesehatan:
Bawa obat-obatan yang diperlukan dalam dosis yang cukup untuk seluruh perjalanan. Pastikan obat-obatan tersebut mudah diakses dan disertakan dalam tas tangan. Bawa juga salinan daftar obat, resep, dan informasi medis penting.
Perencanaan Kesehatan:
Tentukan fasilitas kesehatan terdekat di lokasi tujuan dan kenali layanan medis yang tersedia. Pastikan membawa informasi kontak darurat dan nomor dokter untuk keadaan darurat.
Packing yang Bijak:
Bawa pakaian yang sesuai dengan kondisi cuaca di tempat tujuan dan perhatikan kenyamanan. Jangan lupa membawa perlengkapan pribadi yang diperlukan seperti kacamata, alat bantu dengar, atau tongkat jika diperlukan.
Lansia packing dengan perlengkapan pribadi. (Sumber: foto canva.com) |
Waktu Perjalanan yang Realistis:
Rencanakan waktu perjalanan yang realistis dan hindari jadwal yang terlalu padat. Sertakan waktu istirahat yang cukup di antara kegiatan untuk menghindari kelelahan.
Aksesibilitas Transportasi:
Pilih transportasi yang memberikan kemudahan aksesibilitas bagi lansia. Pastikan ada fasilitas penanganan khusus di bandara atau stasiun.
Informasi Keamanan dan Keadaan Darurat:
Cari informasi tentang keadaan darurat dan keamanan di tempat tujuan. Simpan nomor darurat dan kontak penting dalam telepon seluler atau buku telepon.
Mengelola Keseimbangan dan Keamanan:
Bawa peralatan pendukung seperti tongkat atau kursi roda jika diperlukan. Gunakan sepatu yang nyaman dan stabil untuk mengurangi risiko jatuh.
Pertimbangkan Akomodasi yang Sesuai:
Pilih akomodasi yang ramah lansia dan sesuai dengan kebutuhan. Pastikan ada fasilitas yang mendukung kenyamanan dan keamanan.
Komunikasi:
Pastikan memiliki alat komunikasi yang dapat diandalkan seperti ponsel atau alat pelacak GPS. Bagikan rencana perjalanan dengan anggota keluarga atau teman.
Pentingnya Istirahat:
Berikan waktu untuk istirahat dan pemulihan. Hindari perjalanan yang terlalu panjang dan pastikan untuk memiliki waktu istirahat yang cukup.
💬 Dengan melakukan persiapan perjalanan yang cermat, lansia dapat mengurangi risiko kesehatan dan menjadikan perjalanan mereka lebih menyenangkan.
Memilih kendaraan yang tepat untuk lansia dalam perjalanan melibatkan pertimbangan terhadap kenyamanan, aksesibilitas, dan keamanan.
Beberapa kiat untuk memilih kendaraan yang sesuai untuk lansia:
Aksesibilitas Kendaraan:
Pastikan kendaraan memiliki aksesibilitas yang baik, terutama jika lansia mengalami kesulitan bergerak. Pilih kendaraan dengan pintu yang lebar dan tinggi, serta mudah untuk masuk dan keluar.
Ketinggian Masuk dan Turun:
Kendaraan dengan ketinggian masuk dan turun yang rendah dapat memudahkan lansia saat memasuki atau keluar dari kendaraan. Hindari kendaraan dengan ambang pintu yang tinggi.
Ruang Kaki yang Cukup:
Pastikan kendaraan memiliki ruang kaki yang memadai untuk kenyamanan lansia. Tempat duduk yang dapat disesuaikan dan berbagai opsi penataan kursi dapat membantu menciptakan posisi duduk yang nyaman.
Kemudahan Penggunaan Kontrol:
Pilih kendaraan dengan kontrol yang mudah diakses dan digunakan. Fasilitas kemudahan penggunaan kontrol pada setir, pedal gas, dan rem dapat membuat pengalaman berkendara lebih nyaman.
Kursi yang Nyaman dan Dukungan Punggung:
Pastikan kursi kendaraan memberikan dukungan yang baik pada punggung dan memiliki bantalan yang nyaman. Kursi yang dapat disesuaikan memungkinkan lansia menemukan posisi yang paling nyaman.
Teknologi Bantu:
Pertimbangkan kendaraan yang dilengkapi dengan teknologi bantu seperti kamera belakang, sensor parkir, atau sistem peringatan tabrakan. Ini dapat membantu meningkatkan keamanan dan kenyamanan selama perjalanan.
Pencahayaan yang Baik:
Pastikan kendaraan memiliki pencahayaan interior yang cukup baik. Hal ini membantu lansia membaca, melihat, dan merasa lebih nyaman selama perjalanan, terutama pada malam hari.
Pengoperasian yang Ringan:
Pilih kendaraan dengan sistem kemudi dan pedal yang memerlukan sedikit gaya operasi. Hal ini dapat membantu mengurangi kelelahan saat berkendara.
Kendaraan yang Stabil:
Pilih kendaraan yang stabil dan dapat memberikan kenyamanan selama perjalanan. Suspensi yang baik dan kualitas perjalanan yang halus dapat mengurangi efek getaran dan guncangan.
Fasilitas Aksesibilitas Eksternal:
Jika lansia menggunakan kursi roda atau alat bantu mobilitas lainnya, pastikan kendaraan dapat dengan mudah mengakomodasi peralatan tersebut. Pilih kendaraan dengan opsi lift atau rampa jika diperlukan.
Kemudahan Penggunaan Bagasi:
Pastikan bagasi kendaraan mudah diakses dan dapat menampung barang-barang yang dibawa, termasuk peralatan kesehatan atau alat bantu mobilitas.
Uji Coba Berkendara:
Sebelum memutuskan untuk membeli atau menyewa kendaraan, lakukan uji coba berkendara. Ini memberikan kesempatan untuk menilai kenyamanan dan kemudahan penggunaan kendaraan secara langsung.
Melibatkan lansia dalam proses pemilihan kendaraan dan mendengarkan kebutuhan mereka adalah langkah penting untuk memastikan bahwa kendaraan yang dipilih memenuhi persyaratan kesehatan dan kenyamanan mereka.
Perjalanan lansia sampai di tujuan melibatkan beberapa pertimbangan untuk memastikan keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan mereka selama perjalanan.
Beberapa kiat yang dapat membantu lansia saat sampai di tujuan:
Beristirahat Secara Teratur:
Selama perjalanan, penting bagi lansia untuk beristirahat secara teratur. Jeda istirahat membantu mengurangi kelelahan dan meningkatkan kenyamanan selama perjalanan panjang.
Hindari Perubahan Ketinggian yang Tiba-tiba:
Jika mungkin, hindari perubahan ketinggian yang tiba-tiba, seperti naik pesawat ke ketinggian yang tinggi. Hal ini dapat memengaruhi tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan.
Jaga Konsumsi Cairan dan Gizi:
Pastikan untuk tetap terhidrasi dan mengonsumsi makanan yang sehat selama perjalanan. Menjaga asupan cairan dan nutrisi dapat membantu mencegah dehidrasi dan menjaga kesehatan tubuh.
Hindari Perubahan Suhu yang Drastis:
Lindungi lansia dari perubahan suhu yang drastis, terutama jika tujuan perjalanan memiliki iklim yang berbeda. Bawa pakaian sesuai dengan kondisi cuaca di tujuan.
Kelola Jet Lag dengan Bijak:
Jika perjalanan melibatkan perbedaan zona waktu, usahakan untuk menyesuaikan jadwal tidur dan aktivitas secara bertahap. Terpapar sinar matahari dan menjaga pola tidur yang konsisten dapat membantu mengelola jet lag.
Sesuaikan Aktivitas dengan Kondisi Kesehatan:
Sesuaikan aktivitas dan rencana perjalanan dengan kondisi kesehatan lansia. Hindari jadwal yang terlalu padat dan beri waktu untuk beristirahat jika diperlukan.
Terlibat dalam Aktivitas yang Sesuai:
Pilih aktivitas wisata dan rekreasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan keinginan lansia. Hindari kegiatan yang terlalu melelahkan atau berisiko tinggi.
Perhatikan Keamanan dan Lingkungan Sekitar:
Perhatikan keamanan dan lingkungan sekitar di tujuan perjalanan. Kenali lokasi fasilitas medis, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi jika diperlukan.
Berkomunikasi dengan Keluarga atau Teman:
Jika lansia bepergian sendiri, pastikan mereka berkomunikasi dengan keluarga atau teman secara teratur. Bagikan lokasi dan rencana perjalanan untuk keamanan tambahan.
Simpan Dokumen Kesehatan dengan Aman:
Pastikan dokumen kesehatan, seperti resep obat dan informasi kontak darurat, disimpan dengan aman dan mudah diakses di tujuan perjalanan.
Mengelola Pergantian Waktu dan Tempat:
Lansia mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan perubahan waktu dan tempat. Berikan mereka waktu untuk beristirahat dan mengelola perubahan tersebut secara perlahan.
Jaga Kesejahteraan Mental:
Perjalanan dapat menjadi pengalaman yang menegangkan. Jaga kesejahteraan mental lansia dengan menciptakan lingkungan yang nyaman, memberikan dukungan emosional, dan menghindari stres yang tidak perlu.
Dengan merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah ini, perjalanan lansia dapat dijalani dengan lebih mudah dan memberikan pengalaman yang positif. Tetap memperhatikan kebutuhan kesehatan dan kenyamanan lansia selama perjalanan sangat penting.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5531015/
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22530824/
https://wwwnc.cdc.gov/travel/page/senior-citizens
https://travelhealthpro.org.uk/factsheet/70/older-travellers
No comments:
Post a Comment