Thursday, 21 December 2023

Lansia Tidak Menyadari, Bahwa Dirinya sedang Sakit.

        Anosognosia adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami ketidakmampuan untuk menyadari atau mengakui keberadaan atau keparahan gangguan atau penyakit yang sedang dialaminya. Orang yang mengalami anosognosia mungkin tidak menyadari adanya gejala atau masalah kesehatan yang mereka alami, meskipun gejala tersebut jelas terlihat bagi orang lain atau dapat diukur secara objektif.

 Anosognosia, meskipun kondisi sakit, lansia tidak menyadari.
(Sumber: foto Paguyuban 209)

Para ahli umumnya menggambarkannya sebagai “penolakan defisit” atau “kurangnya wawasan.” Penyakit ini termasuk dalam keluarga agnosia, yang semuanya terjadi ketika otak Anda tidak dapat mengenali atau memproses apa yang dikatakan oleh indra Anda.

        Anosognosia pada lansia dapat muncul sebagai bagian dari berbagai kondisi kesehatan, termasuk penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer atau penyakit Parkinson. 

Beberapa ciri anosognosia pada lansia:

Ketidakmampuan Menyadari Gejala Penyakit: 

Lansia yang mengalami anosognosia mungkin tidak dapat menyadari atau mengenali gejala penyakit atau gangguan kesehatan yang mereka alami. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengalami penurunan kognitif atau fisik.

Penolakan terhadap Diagnosis atau Pengobatan: 

Pada umumnya, orang dengan anosognosia mungkin menolak atau menyangkal diagnosis penyakit mereka. Mereka mungkin tidak mau menerima bahwa mereka memerlukan perawatan atau pengobatan.

Penderita anosognosia menyangkal diagnosis penyakit.
(Sumber: foto canva.com)

Pengelakkan Terhadap Diskusi tentang Kondisi Kesehatan:

Lansia yang mengalami anosognosia mungkin menghindari atau mengelak dari pembicaraan tentang kesehatan mereka. Mereka bisa merasa frustrasi atau marah ketika topik ini dibahas.

Kehilangan Kemampuan untuk Merencanakan atau Menilai Diri Sendiri: 

Anosognosia dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk merencanakan masa depan atau menilai kemampuan dan keterbatasan mereka sendiri. Mereka mungkin memiliki pandangan yang tidak realistis tentang diri mereka sendiri.

Tidak Mengakui Perubahan Fungsional atau Kognitif: 

Lansia dengan anosognosia mungkin tidak menyadari perubahan dalam fungsi kognitif atau fisik mereka. Ini dapat mencakup kesulitan mengingat, berbicara, atau menjalankan aktivitas sehari-hari.

💬 Anosognosia dapat bervariasi dalam tingkat keparahan dan dapat terjadi pada berbagai kondisi kesehatan. Dalam beberapa kasus, peran dukungan keluarga dan tim perawatan kesehatan dapat menjadi kunci dalam membantu individu yang mengalami anosognosia.

       Anosognosia pada lansia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, terutama terkait dengan gangguan kesehatan tertentu. 

Beberapa faktor penyebab umum anosognosia pada lansia:

Penyakit Neurodegeneratif: 

Anosognosia sering terkait dengan penyakit neurodegeneratif, seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, atau penyakit Huntington. Gangguan struktural dan degeneratif pada otak dapat memengaruhi persepsi diri dan pemahaman individu terhadap kondisi kesehatan mereka.

Anosognosia terkait penyakit neurodegeneratif.
(Sumber: foto canva.com)

Lesi Otak atau Stroke: 

Lesi otak atau stroke dapat merusak bagian-bagian otak yang terlibat dalam pengenalan dan pemahaman diri. Anosognosia dapat muncul sebagai dampak dari kerusakan pada area-area ini.

Gangguan Kesehatan Mental: Anosognosia juga dapat terkait dengan gangguan kesehatan mental, seperti skizofrenia. Individu dengan skizofrenia mungkin tidak menyadari atau menolak untuk mengakui gejala psikotik atau gangguan pikir yang mereka alami.

Gangguan Neuropsikiatrik Lainnya: 

Beberapa gangguan neuropsikiatrik, seperti gangguan bipolar atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD), juga dapat berhubungan dengan anosognosia.

Kerusakan Fungsi Eksekutif Otak: 

Fungsi eksekutif otak yang terganggu, termasuk kemampuan untuk merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi diri sendiri, dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk menyadari kondisi kesehatan.

Adanya Trauma atau Stres Berat: 

Trauma otak yang disebabkan oleh kecelakaan atau stres berat tertentu juga dapat menjadi faktor penyebab anosognosia pada lansia.

💬Interaksi antara faktor-faktor ini dapat sangat kompleks, dan tiap individu dapat merespons dengan cara yang berbeda terhadap kondisi kesehatan mereka. Selain itu, ada penelitian yang terus dilakukan untuk lebih memahami mekanisme dan faktor yang terlibat dalam anosognosia pada lansia.

Penelitian terus dilakukan untuk memahami anosognosia.
(Sumber: foto canva.com)

         Mencegah anosognosia pada lansia terutama melibatkan upaya untuk menjaga kesehatan otak dan kesejahteraan secara umum. Meskipun tidak mungkin untuk sepenuhnya mencegah semua kondisi yang terkait dengan anosognosia, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mendukung kesehatan otak dan mencegah faktor risiko. 

Beberapa kiat  yang dapat membantu:

Pertahankan Kesehatan Fisik:

  • Diet seimbang: Makan makanan yang kaya nutrisi, terutama yang mengandung asam lemak omega-3 dan antioksidan.

Aktivitas fisik: 

  • Rajin berolahraga dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan mendukung kesehatan otak.

Pertahankan Kesehatan Mental:

  • Latih otak: Melibatkan otak dalam kegiatan yang merangsang, seperti teka-teki, permainan otak, atau pembelajaran baru, dapat membantu menjaga kesehatan kognitif.
  • Sosialisasi: Interaksi sosial yang aktif dapat membantu menjaga kesehatan mental dan mencegah isolasi sosial.

Kelola Faktor Risiko Kesehatan:

  • Kontrol tekanan darah: Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit vaskular otak, yang dapat berkontribusi pada anosognosia.
  • Kelola kolesterol: Tingkat kolesterol yang tinggi dapat berkontribusi pada penyakit vaskular otak.
  • Kelola diabetes: Diabetes yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah otak.

Pantau Kesehatan Mental:

  • Pergi ke dokter: Penting untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur, terutama jika ada gejala kesehatan mental atau perubahan perilaku.
  • Pentingnya Peran Keluarga dan Dukungan Sosial:
  • Dukungan keluarga: Keluarga dapat memainkan peran penting dalam mendeteksi gejala awal dan menyediakan dukungan emosional.
  • Dukungan sosial: Jaringan sosial yang kuat dapat membantu mengatasi stres dan memberikan dukungan selama masa sulit.

💬Mencegah anosognosia melibatkan pendekatan holistik terhadap kesehatan fisik dan mental. Konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik dan sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing individu.

Mencegah anosognosia jaga kesehatan fisik dan mental.
(Sumber: foto canva.com)

        Tidak ada pengobatan langsung atau obat khusus untuk anosognosia. Kondisi ini sering kali terkait dengan gangguan neurologis atau kesehatan mental yang mendasarinya, seperti penyakit Alzheimer, Parkinson, atau skizofrenia.

Meskipun tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan anosognosia secara langsung, ada beberapa strategi dan pendekatan yang dapat membantu mengelola kondisi tersebut dan meningkatkan kualitas hidup individu yang terkena. 

Beberapa langkah yang mungkin diambil:

Perawatan Kesehatan Mental:

Jika anosognosia terkait dengan gangguan kesehatan mental, seperti skizofrenia, maka perawatan kesehatan mental yang sesuai, seperti terapi atau obat-obatan, mungkin diperlukan.

Manajemen Kesehatan Fisik:

Pengelolaan penyakit yang mendasari, terutama yang berhubungan dengan kesehatan otak, dapat membantu memperlambat progresi anosognosia. Ini mungkin termasuk pengobatan untuk kondisi seperti Alzheimer atau Parkinson.

Terapi dan Dukungan Psikososial:

  • Terapi perilaku kognitif: Terapi ini dapat membantu individu memahami dan mengatasi gangguan kognitif.
  • Dukungan psikososial: Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat membantu mengatasi isolasi dan meningkatkan kesejahteraan emosional.

Melibatkan Keluarga dan Perawat Kesehatan:

  • Keluarga dan perawat kesehatan dapat berperan penting dalam membantu individu menyadari dan mengelola kondisi kesehatan mereka.
  • Membangun hubungan yang baik dengan tim perawatan kesehatan untuk memastikan pengelolaan yang efektif.

Program Pelatihan Keterampilan Sosial dan Kognitif:

Program-program ini dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan kognitif yang mungkin terpengaruh oleh anosognosia.

Edukasi dan Kesadaran:

Memberikan informasi kepada individu dan keluarga tentang kondisi kesehatan yang mendasari dan bagaimana itu dapat mempengaruhi kesadaran diri.

Cari bantuan profesional kesehatan untuk merancang rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan individu. Pilihan perawatan akan sangat tergantung pada kondisi spesifik yang mendasari anosognosia dan faktor-faktor lain yang terlibat.




Sumber:

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22832-anosognosia

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513361/#:~:text=Anosognosia 

https://www.medicalnewstoday.com/articles/anosognosia

https://www.webmd.com/schizophrenia/what-is-anosognosia

https://en.wikipedia.org/wiki/Anosognosia

https://www.verywellhealth.com/anosognosia-definition-symptoms-causes-treatment-5204394

No comments:

Post a Comment