Saturday, 9 December 2023

Mengapa ada Lansia yang tidak Mengakui Dirinya Tua.

       Secara medis, tidak ada persyaratan khusus atau norma yang menentukan apakah seorang lansia "mengakui" atau "tidak mengakui" dirinya tua. Pengakuan terhadap penuaan cenderung lebih merupakan sikap psikologis dan sosial daripada parameter medis yang dapat diukur secara objektif.

Penting untuk memahami bahwa pandangan terhadap penuaan dapat sangat bervariasi di antara individu. Beberapa orang mungkin memiliki sikap positif dan merasa bahagia dengan penuaan, sementara yang lain mungkin mengalami kesulitan atau resistensi terhadap perubahan terkait usia. 

Pandangan penuaan sangat bervariasi di antara individu.
(Sumber: foto LPC-Lansia)

Dalam pengelolaan kesehatan lansia, fokusnya sering kali ditempatkan pada kesejahteraan fisik dan mental secara menyeluruh. Ini melibatkan evaluasi kesehatan, penanganan kondisi medis yang mungkin muncul, dukungan psikologis, dan merancang program perawatan yang sesuai dengan kebutuhan individu.

Beberapa alasan mengapa beberapa lansia mungkin tidak mengakui dirinya sebagai orang yang tua:

Pola Pikir dan Identitas: 

Beberapa orang mungkin mempertahankan pola pikir dan identitas yang lebih muda untuk merasa lebih berenergi dan relevan.

Ketakutan akan Stigma: 

Terdapat stigma terkait dengan penuaan dalam beberapa budaya, dan beberapa orang mungkin tidak ingin diidentifikasi atau diidentifikasi sebagai tua.

Tekanan Sosial: 

Tekanan sosial untuk tetap aktif dan produktif dapat menyebabkan beberapa lansia menolak untuk mengakui penuaan mereka.

Persepsi Diri Positif: 

Beberapa orang mungkin memiliki persepsi diri yang positif dan merasa bahwa mengidentifikasi diri sebagai "tua" tidak sesuai dengan citra positif mereka.

Pandangan "tua" tidak sesuai dengan citra positif mereka.
(Sumber: foto LPC-Lansia

Kondisi Kesehatan yang Baik: 

Jika seseorang tetap sehat dan aktif, mereka mungkin merasa bahwa usia tidak mencerminkan kondisi fisik dan mental mereka.

Takut Kehilangan Otonomi: 

Mengakui penuaan kadang-kadang dapat dikaitkan dengan kehilangan otonomi atau kemandirian, dan beberapa orang mungkin enggan menghadapi kenyataan ini.

Meskipun demikian, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penuaan yang sehat dan positif. Melibatkan lansia dalam kegiatan sosial, mendukung kesehatan fisik dan mental mereka, dan menciptakan budaya yang menghormati semua tahap kehidupan dapat membantu mengatasi stigma terkait dengan penuaan.

Lansia yang tidak mengakui dirinya tua juga dapat mengalami beberapa keburukan:

Ketidaksiapan terhadap Perubahan Kesehatan: 

Menolak mengakui penuaan dapat menghambat kesediaan untuk mengatasi perubahan kesehatan yang mungkin muncul seiring waktu.

Kesulitan dalam Menerima Bantuan: 

Lansia yang tidak mengaku dirinya tua mungkin cenderung kesulitan menerima atau mencari bantuan, bahkan ketika diperlukan.

Potensi Risiko Kesehatan yang Tinggi: 

Menolak untuk mengakui aspek-aspek penuaan dapat menghambat kesadaran terhadap risiko kesehatan tertentu yang dapat meningkat seiring bertambahnya usia.

Lansia memiliki risiko kesehatan yang tinggi.
(Sumber: foto LPC-Lansia)

Potensi Isolasi Sosial: 

Jika lansia menolak untuk mengakui perubahan sosial yang terkait usia, mereka mungkin mengalami isolasi karena kesulitan beradaptasi dengan perubahan lingkungan sosial mereka.

Perasaan Tidak Bahagia atau Stres Tersembunyi: 

Meskipun tampak positif, menolak untuk mengakui kenyataan penuaan mungkin menyebabkan perasaan tidak bahagia atau stres tersembunyi yang dapat memengaruhi kesejahteraan mental.

Sikap terhadap penuaan dapat sangat bervariasi di antara lansia, dan tidak selalu mencerminkan kesehatan mental secara keseluruhan. Penerimaan sehat terhadap penuaan, termasuk kesadaran terhadap perubahan dan kebutuhan kesehatan yang mungkin timbul, dapat membantu mendukung kesejahteraan holistik lansia.

Lansia yang tidak mengaku dirinya tua dapat mengalami beberapa kebaikan yang positif:

Pemeliharaan Semangat Hidup: 

Sikap yang positif terhadap penuaan dapat membantu memelihara semangat hidup dan motivasi untuk tetap aktif secara fisik dan sosial.

Kesehatan Mental yang Lebih Baik: 

Tidak merasa terbebani oleh stereotip penuaan negatif dapat mendukung kesehatan mental yang lebih baik, termasuk tingkat stres yang lebih rendah.

Keterlibatan Sosial yang Lebih Aktif: 

Lansia yang tidak mengaku dirinya tua mungkin lebih cenderung terlibat dalam kegiatan sosial, memelihara hubungan yang positif, dan merasa relevan dalam komunitas.

Lansia aktif dalam kegiatan sosial.
(Sumber: foto LPC-Lansia)

Kemandirian yang Dijaga: 

Sikap positif terhadap penuaan dapat mendukung kemandirian dan kemampuan untuk berfungsi secara mandiri tanpa merasa terbatasi oleh usia.

Adaptabilitas terhadap Perubahan: 

Lansia yang tidak mengakui dirinya tua mungkin lebih mampu menyesuaikan diri dengan perubahan terkait usia tanpa menunjukkan resistensi atau kesulitan yang berlebihan.

Keinginan untuk Belajar dan Berkembang: 

Sikap yang terbuka terhadap penuaan dapat membantu menjaga keinginan untuk terus belajar, berkembang, dan mengeksplorasi hal-hal baru.

       Jika seseorang mengalami kesulitan atau perasaan negatif terkait penuaan, konsultasi dengan profesional kesehatan mental atau gerontologis dapat membantu dalam memahami dan mengatasi perasaan tersebut. Konseling dan dukungan psikologis dapat membantu individu mengelola perubahan hidup dan merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri di berbagai tahap kehidupan.



Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3822658/

https://betterhealthwhileaging.net/qa-possible-elderly-incompetence-what-you-can-do/

https://www.psychologicalscience.org/news/releases/older-beats-younger-when-it-comes-to-correcting-mistakes.html

https://www.agingcare.com/articles/old-people-refuse-help-154617.htm

https://www.beyondblue.org.au/docs/default-source/resources/bl1311-having-the-conversation-with-older-people-fact-sheet_acc_2-18.pdf

https://www.nidirect.gov.uk/articles/mental-health-and-support-you-get-older

No comments:

Post a Comment