Saturday, 16 December 2023

Lansia Sulit Mengaku Salah, Ini Sebabnya.

      Bagi sebagian besar manusia, mengakui kesalahan sangat sulit, bahkan dalam situasi terbaik sekalipun. Kadang-kadang berdebat sengit tentang hal-hal sepele, bahkan dengan orang yang kita kasihi. Dalam kasus seperti ini, kita mungkin menghindari mengakui bahwa kita salah, atau bagaimana kita dengan cepat menunjuk bahwa orang lain salah mengenai hal lain. 

Sebagian besar manusia mengakui kesalahan sangat sulit.
(Sumber: foto pens 49 ceria)

Dibandingkan dengan orang muda, orang yang lebih tua cenderung tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Sebuah studi baru tentang bagaimana orang lanjut usia mengambil keputusan seperti: apakah mereka sehat untuk mengemudi atau kapan mereka harus minum obat. "Salah"  pada lansia bisa merujuk pada beberapa konteks, tergantung pada situasinya. 

Beberapa kemungkinan pengertian "salah" pada lansia:

Kesalahan Kognitif:

Lansia mungkin mengalami kesalahan kognitif atau gangguan kognitif seperti demensia. Ini dapat menyebabkan kesulitan dalam pemahaman informasi, mengingat, atau membuat keputusan yang tepat.

Kesalahan Fisik:

Lansia mungkin mengalami kesalahan fisik, seperti kesulitan bergerak atau mengendalikan gerakan tubuh. Ini dapat menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan benar.

Kesalahan Perilaku:

Kesalahan perilaku dapat mencakup tindakan yang tidak sesuai atau kurang tepat dalam situasi tertentu. Ini mungkin disebabkan oleh faktor kognitif atau faktor lingkungan.

Kesalahan perilaku karena faktor kognitif lansia.
(Sumber: foto canva.com)

Kesalahan dalam Keputusan:

Lansia kadang-kadang dapat membuat keputusan yang tidak tepat, terutama jika mereka mengalami penurunan kemampuan kognitif. Ini bisa melibatkan keputusan terkait kesehatan, keuangan, atau kehidupan sehari-hari.

Kesalahan Komunikasi:

Lansia mungkin mengalami kesalahan dalam berkomunikasi, seperti kesulitan mengekspresikan diri dengan jelas atau kesulitan memahami komunikasi dari orang lain.

Kesalahan Medis:

Lansia dapat mengalami kesalahan dalam memahami atau mengikuti instruksi medis, seperti mengambil dosis obat yang salah atau mengabaikan perawatan medis yang diperlukan.

Kesalahan dalam Perawatan Diri:

Ini mencakup kesalahan dalam menjaga kebersihan diri, makan dengan benar, atau menjalani perawatan kesehatan rutin.

💬 Kesalahan pada lansia tidak selalu disebabkan oleh faktor internal, melainkan juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan dukungan sosial yang diterima. Kesalahan ini sering kali membutuhkan pemahaman, kesabaran, dan perawatan khusus agar lansia tetap dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan kualitas yang baik.

Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan lansia sulit mengakui kesalahan mereka:

Gangguan Kognitif:

Lansia, terutama yang mengalami gangguan kognitif seperti demensia, mungkin mengalami kesulitan dalam memahami dan mengingat informasi dengan benar. Hal ini dapat menyulitkan mereka untuk menyadari kesalahan yang telah mereka buat.

Kebanggaan dan Ego:

Beberapa lansia mungkin memiliki rasa kebanggaan yang tinggi atau ego yang kuat. Mengakui kesalahan dapat dianggap sebagai ancaman terhadap harga diri mereka. Oleh karena itu, mereka mungkin cenderung untuk membela diri dan sulit untuk mengakui kesalahan.

Ego yang kuat, mengakui kesalahan ancaman harga diri.
(Sumber: foto canva.com)

Ketidakmampuan untuk Menerima Perubahan:

Lansia sering mengalami perubahan dalam kesehatan fisik, mental, dan kemampuan fungsional. Mengakui kesalahan dapat dianggap sebagai indikator perubahan atau penurunan kemampuan, yang mungkin sulit untuk diterima.

Ketidaknyamanan Emosional:

Mengakui kesalahan dapat menimbulkan perasaan malu, bersalah, atau kekecewaan. Lansia mungkin menghindari mengakui kesalahan tersebut untuk menghindari ketidaknyamanan emosional.

Kurangnya Kesadaran:

Beberapa lansia mungkin tidak menyadari kesalahan yang mereka buat karena kurangnya kesadaran terhadap situasi atau kurangnya pemahaman terkait norma sosial atau aturan tertentu.

Komunikasi yang Tidak Efektif:

Beberapa lansia mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, dan ini dapat mencakup kesulitan dalam mengungkapkan atau memahami kesalahan dengan jelas.

Ketidaksetujuan terhadap Evaluasi dari Orang Lain:

Lansia mungkin tidak setuju dengan penilaian atau kritik dari orang lain terkait kesalahan yang mereka buat, sehingga mereka menolak untuk mengakui kesalahan tersebut.

💬 Setiap individu, termasuk lansia, memiliki karakteristik dan pengalaman yang unik. Oleh karena itu, sulitnya mengakui kesalahan dapat dipengaruhi oleh kombinasi faktor-faktor ini. Dalam interaksi dengan lansia, penting untuk mendekati situasi ini dengan penuh empati, kesabaran, dan pemahaman untuk membantu mereka merasa nyaman dan didukung.

Beberapa ciri bahwa lansia sulit mengaku kesalahan dapat bervariasi:

Membela Diri Secara Berlebihan:

Lansia yang sulit mengakui kesalahan mungkin cenderung membela diri secara berlebihan, bahkan ketika bukti menunjukkan sebaliknya. Mereka mungkin mencari alasan atau menyalahkan faktor-faktor eksternal.

Menunjukkan Resistensi terhadap Perubahan:

Lansia yang kesulitan mengakui kesalahan mungkin menunjukkan resistensi terhadap perubahan atau saran dari orang lain. Mereka bisa merasa bahwa mengakui kesalahan berarti mengakui kebutuhan untuk berubah.

Menunjukkan Ketidaksetujuan Terhadap Penilaian Orang Lain:

Lansia yang sulit mengakui kesalahan mungkin menolak atau menentang penilaian atau kritik yang diberikan oleh orang lain, bahkan jika kritik tersebut konstruktif.

Menghindari Diskusi tentang Kesalahan:

Mereka mungkin cenderung menghindari atau menghentikan diskusi tentang kesalahan yang mungkin telah mereka buat. Ini bisa terjadi karena mereka merasa tidak nyaman atau merasa terancam.

Tidak ikut diskusi menghindari tentang kesalahan.
(Sumber: foto canva.com)

Menggunakan Alasan atau Justifikasi:

Lansia mungkin cenderung menggunakan alasan atau justifikasi untuk menjelaskan tindakan atau keputusan mereka, bahkan jika alasan tersebut tidak relevan atau tidak sesuai dengan konteks.

Menunjukkan Rasa Malu atau Tidak Nyaman:

Kesulitan mengakui kesalahan dapat menyebabkan rasa malu atau ketidaknyamanan. Lansia yang mengalami hal ini mungkin menunjukkan ekspresi wajah atau bahasa tubuh yang menunjukkan ketidaknyamanan.

Kesulitan dalam Komunikasi:

Beberapa lansia mungkin mengalami kesulitan dalam menyampaikan atau memahami pesan yang berkaitan dengan kesalahan. Ini bisa mencakup kesulitan mengungkapkan diri atau memahami tanggapan orang lain.

Menunjukkan Kebanggaan yang Kuat:

Lansia yang memiliki rasa kebanggaan yang tinggi atau ego yang kuat mungkin kesulitan mengakui kesalahan karena merasa hal itu dapat merusak citra diri mereka.

💬 Ciri-ciri ini bersifat umum dan dapat bervariasi antar individu. Beberapa lansia mungkin tetap terbuka untuk mengakui kesalahan mereka, sementara yang lain mungkin menghadapi tantangan lebih besar dalam hal ini. 

         Mengatasi atau mencegah lansia agar tidak sulit mengakui kesalahan dapat melibatkan beberapa strategi dan pendekatan yang bersifat empatik dan mendukung. 

Beberapa cara yang dapat membantu dalam hal ini:

Berkomunikasi dengan Penuh Empati:

Pendekatan yang empatik dan penyampaian pesan dengan lembut dapat membantu lansia merasa lebih nyaman untuk mengakui kesalahan mereka. Hindari konfrontasi yang agresif dan berfokus pada rasa pengertian.

Memberikan Dukungan Psikososial:

Lansia mungkin menghadapi tantangan emosional dalam mengakui kesalahan. Memberikan dukungan psikososial dan membuat mereka merasa didengar dan dimengerti dapat membantu mengurangi keengganan mereka untuk mengakui kesalahan.

Menggunakan Bahasa yang Positif:

Hindari menggunakan bahasa yang menuduh atau merendahkan. Gunakan bahasa yang positif dan konstruktif yang mengajak lansia untuk berdiskusi tanpa membuat mereka merasa disalahkan.

Pentingkan Keterlibatan Lansia:

Ajak lansia untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dan perencanaan, sehingga mereka merasa memiliki kendali atas kehidupan mereka. Hal ini dapat membantu mereka merasa lebih nyaman mengakui kesalahan dan membuat perubahan jika diperlukan.

Jelaskan Konsekuensi dengan Jelas:

Jika perlu, jelaskan konsekuensi dari kesalahan tersebut secara jelas, tetapi tetap lakukan dengan lembut dan pengertian. Lansia mungkin lebih cenderung mengakui kesalahan jika mereka memahami dampaknya.

Fokus pada Solusi:

Alihkan perhatian dari kesalahan itu sendiri ke langkah-langkah atau solusi yang dapat diambil untuk memperbaikinya. Membahas cara untuk memperbaiki situasi dapat membantu meredakan perasaan bersalah.

Beri Waktu untuk Refleksi:

Lansia mungkin memerlukan waktu untuk merenung tentang kesalahan yang telah terjadi. Hindari memberikan tekanan yang berlebihan dan biarkan mereka merenung serta menerima tanggung jawab secara sukarela.

Gunakan Pendekatan Edukatif:

Jika kesalahan terkait dengan informasi atau pengetahuan tertentu, gunakan pendekatan edukatif. Berikan penjelasan dengan penuh kesabaran dan bantu mereka memahami informasi yang relevan.

Fasilitasi Diskusi Kelompok atau Dukungan:

Menyediakan lingkungan di mana lansia dapat berbicara tentang pengalaman mereka, termasuk kesalahan, dapat membantu mereka merasa lebih nyaman dan mendapatkan dukungan dari sesama.

Libatkan Keluarga atau Perawat:

Jika memungkinkan, melibatkan keluarga atau perawat dalam mendukung lansia dalam mengakui dan mengatasi kesalahan dapat membantu memberikan perspektif tambahan dan dukungan.

Setiap individu adalah unik, dan pendekatan yang efektif dapat bervariasi tergantung pada karakteristik dan kebutuhan lansia tertentu. Pilihan-pilihan di atas dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi spesifik masing-masing.



Sumber:

https://www.express.co.uk/life-style/life/999355/study-older-people-reluctant-to-admit-making-mistakes-youngsters

https://www.sciencedaily.com/releases/2018/08/180803114752.htm

https://www.psychologytoday.com/us/blog/tech-happy-life/202101/why-is-it-so-hard-admit-when-we-are-wrong


No comments:

Post a Comment