Tuesday, 14 February 2023

Dampak Begadang untuk lansia

 "Begadang boleh saja asal ada gunanya", salah satu lirik lagu dangdut dari H. Oma Irama. Begadang atau kurang tidur dapat mempengaruhi kesehatan seseorang dan berujung dengan kematian.

Sumber:tribun.menado

Beberapa dampak negatif dari begadang antara lain:

☝ Kurang tidur dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh seseorang, sehingga meningkatkan risiko terkena infeksi dan penyakit.

☝ Begadang dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

☝ Kurang tidur dapat memengaruhi kesehatan mental dan emosional, termasuk meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya.

☝ Begadang dapat menyebabkan masalah kognitif, termasuk kesulitan berkonsentrasi, sulit mengingat, dan kehilangan kreativitas.

☝ Begadang juga dapat mempengaruhi kinerja fisik seseorang, termasuk penurunan daya tahan, kekuatan otot, dan keseimbangan tubuh.

       Dalam jangka pendek, begadang mungkin tidak memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan, tetapi kebiasaan ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius jika dilakukan secara terus-menerus dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa Anda memiliki pola tidur yang sehat dan cukup untuk mendukung kesehatan Anda.

Jumlah waktu tidur yang cukup.

Waktu tidur yang cukup dapat bervariasi tergantung pada usia, kondisi kesehatan, dan faktor-faktor lainnya. Berikut ini adalah rekomendasi jumlah waktu tidur yang dianjurkan oleh National Sleep Foundation untuk setiap kelompok usia:

Bayi usia 0-3 bulan: 14-17 jam per hari

Bayi usia 4-11 bulan: 12-15 jam per hari

Anak usia 1-2 tahun: 11-14 jam per hari

Anak usia 3-5 tahun: 10-13 jam per hari

Anak usia 6-13 tahun: 9-11 jam per hari

Remaja usia 14-17 tahun: 8-10 jam per hari

Dewasa usia 18-64 tahun: 7-9 jam per hari

Lanjut usia 65 tahun ke atas: 7-8 jam per hari

Namun, perlu diingat bahwa jumlah waktu tidur yang dibutuhkan seseorang dapat bervariasi, tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi kesehatan, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi lingkungan tidur. Penting untuk mendengarkan tubuh Anda dan tidur sebanyak yang Anda butuhkan untuk merasa segar dan bertenaga setiap hari.

Beda tidur malam dan siang 

Tidur malam dan tidur siang memiliki perbedaan dalam hal kualitas dan manfaat kesehatan. Tidur malam adalah tidur yang terjadi pada malam hari ketika tubuh dan otak memasuki tahap istirahat yang lebih dalam, sedangkan tidur siang adalah tidur yang terjadi selama siang hari.Perbedaan utama antara tidur malam dan tidur siang adalah bahwa tidur malam secara alami melibatkan tahap-tahap tertentu dari siklus tidur yang lebih dalam dan lebih memperbaiki tubuh, sementara tidur siang cenderung lebih ringan dan tidak memiliki tahap tidur yang mendalam. Oleh karena itu, tidur malam dianggap lebih baik untuk memulihkan kesehatan fisik dan mental, sementara tidur siang dapat membantu mengurangi rasa lelah dan meningkatkan konsentrasi.

Ritme sirkadian tubuh manusia didasarkan pada siklus terang-gelap, sehingga tidur di malam hari dapat membantu tubuh memproduksi hormon tidur alami dan mempromosikan keseimbangan hormon tubuh secara keseluruhan. Meskipun tidur siang dapat membantu memperbaiki kualitas dan durasi tidur malam yang tidak cukup, hal itu tidak dapat menggantikan tidur malam secara keseluruhan.

Meskipun demikian, kondisi tertentu seperti shift kerja, perjalanan jarak jauh, atau kondisi medis tertentu, dapat membuat orang tidur di siang hari. Dalam hal ini, tidur siang dapat menjadi alternatif yang bermanfaat untuk memastikan tubuh tetap mendapatkan istirahat yang cukup. Namun, penting untuk diingat bahwa tidur siang yang terlalu lama atau tidak teratur dapat mempengaruhi pola tidur malam seseorang dan memperburuk gangguan tidur.

 Semua kembali kepada sikap masing-masing, selamat tidur sehat.


Sumber:

https://www.thensf.org/

https://thesleepdoctor.com/aging/



Jaga Kesehatan Mulut lansia, Untuk Badan Sehat

 

         Pepatah mengatakan " Mulutmu adalah harimaumu", yang bermakna ucapan seseorang dapat membahayakan diri sendiri, bahkan dapat saling baku bunuh. 

Sumber: jawa pos

Sumber: news.detik.com

Para lansia juga memiliki permasalahan dengan mulut yang menimbulkan gangguan dalam proses mengunyah makanan, yang pada akhirnya berujung pada kesehatan badan lansia.

Beberapa masalah mulut yang sering terjadi pada lansia antara lain:

1.Gigi tanggal atau patah: 

Hal ini bisa terjadi akibat penuaan dan kebiasaan buruk seperti merokok atau mengunyah makanan yang keras.

2. Penyakit periodontal: 

Merupakan infeksi pada gusi dan tulang pendukung gigi, yang bisa mengakibatkan kerusakan pada gigi dan gigi goyang bahkan tanggal.

3. Kandidiasis oral:

 Adalah infeksi jamur yang sering terjadi pada lansia, terutama pada mereka yang mengalami penurunan daya tahan tubuh.

4. Mulut kering: 

Kondisi di mana produksi air liur menurun, yang bisa menyebabkan masalah pada gigi dan gusi serta meningkatkan risiko terjadinya infeksi mulut.

5. Lesi mulut: 

Seperti bisul atau sariawan yang bisa terjadi akibat kekurangan nutrisi, stres, atau penurunan daya tahan tubuh.

6.Kanker mulut:

 Pada usia lanjut, risiko terjadinya kanker mulut dan tenggorokan meningkat.

Beberapa faktor gigi lansia rontok , antara lain:

a. Abfraksi gigi: 

Terjadi karena gesekan yang berlebihan pada gigi dan dapat mengakibatkan retak dan pecahnya email gigi sehingga gigi menjadi lebih mudah tanggal.

b .Penyakit periodontal: 

Merupakan infeksi pada gusi dan tulang pendukung gigi, yang dapat menyebabkan gigi menjadi lebih mudah goyah dan rontok.

c. Resorpsi tulang alveolar: 

Merupakan kondisi di mana tulang yang mendukung gigi mulai menipis dan hilang, sehingga gigi menjadi lebih mudah tanggal.

d. Karies gigi: 

Penumpukan plak dan asam yang dihasilkan bakteri dapat menyebabkan kerusakan pada email gigi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.

Pencegahan agar gigi tidak cepat rusak

Beberapa makanan yang dapat merusak gigi lansia antara lain:

  • Makanan yang manis dan lengket seperti permen, cokelat, dan kue kering dapat menempel pada gigi dan menyebabkan kerusakan pada email gigi.
  • Minuman bersoda dan minuman energi yang mengandung asam dapat mengikis email gigi dan menyebabkan gigi lebih mudah berlubang.
  • Makanan yang keras dan renyah seperti kacang, kerupuk, dan popcorn dapat menyebabkan retak dan pecahnya email gigi, serta merusak gigi yang sudah longgar.
  • Alkohol dan merokok dapat merusak jaringan mulut dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada gusi dan gigi.

Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman yang dapat merusak gigi dan mulut, serta menjaga kebersihan gigi dan gusi dengan rajin melakukan perawatan gigi setiap hari dan periksa gigi secara rutin ke dokter gigi.

Gigi palsu untuk lansia

Gigi palsu atau gigi tiruan dapat menjadi pilihan untuk menggantikan gigi yang hilang pada lansia. Gigi palsu bisa dipasang secara permanen atau sementara, tergantung pada kondisi gigi dan kesehatan umum pasien. 

Gigi palsu dapat membantu lansia untuk dapat mengunyah makanan dengan lebih mudah, meningkatkan fungsi bicara, dan memperbaiki penampilan gigi dan senyum. 

Namun, perlu diingat bahwa gigi palsu juga memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang baik untuk menghindari masalah seperti infeksi pada gusi, bau mulut, dan kerusakan pada gigi palsu itu sendiri.

Sebelum memilih gigi palsu, sebaiknya lansia berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mengetahui pilihan terbaik sesuai dengan kondisi gigi dan kesehatan umum pasien. 

Dokter gigi dapat memberikan saran tentang jenis gigi palsu yang cocok, cara pemakaian dan perawatan yang baik, serta memberikan informasi terkait biaya dan efek samping yang mungkin timbul.

Beberapa cara untuk menjaga gigi lansia antara lain:

1. Menjaga kebersihan gigi dengan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi yang mengandung fluoride.

2. Rutin periksakan gigi ke dokter gigi setidaknya dua kali dalam setahun.

3. Menghindari makanan yang manis dan lengket serta minuman yang mengandung asam.

4. Mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium, seperti produk susu, sayuran hijau, dan ikan.

5.Menggunakan gigi palsu atau alat bantu lainnya jika terdapat gigi yang tanggal atau rusak parah.

Jika gigi terasa nyeri atau ada masalah lain, segera berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.



Sumber:

https://www.webmd.com/oral-health/guide/tooth-decay-prevention

https://www.dentalhealth.org/get-advice

https://www.ada.org/publications/ada-news

Monday, 13 February 2023

Tongkat Bukan Hiasan, Alat Bantu Mobilitas Untuk Lansia


              Melihat lansia berjalan dengan limbung, keseimbangan terganggu tentu saja mengganggu mobilitas, dan kuatir jatuh yang mengakibatkan risiko lebih fatal.

Memang tidak semua orang lanjut usia membutuhkan tongkat, tetapi bagi beberapa orang, tongkat dapat membantu mempermudah mobilitas dan mengurangi risiko jatuh. 

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan orang lanjut usia akan tongkat, antara lain:

A. Kondisi kesehatan: 

Orang lanjut usia yang memiliki masalah dengan keseimbangan, koordinasi, atau penglihatan sering membutuhkan bantuan untuk berjalan dan mempertahankan keseimbangan.

B. Kecepatan berjalan: 

Orang lanjut usia yang berjalan lebih lambat sering membutuhkan dukungan untuk membantu mereka berjalan dengan lebih stabil.

C. Riwayat jatuh:

Orang lanjut usia yang memiliki riwayat jatuh sering membutuhkan tongkat untuk mengurangi risiko jatuh.

D. Mobilitas: 

Orang lanjut usia yang memiliki masalah dengan mobilitas, seperti artritis, dapat membutuhkan tongkat untuk membantu mereka bergerak

Cara memilih tongkat

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tongkat untuk orang lanjut usia, seperti:

1. Ketinggian tongkat: 

Tongkat harus memiliki ketinggian yang sesuai dengan tinggi pemakainya agar mereka merasa nyaman dan dapat menopang berat badan dengan baik.

2. Kualitas bahan: 

Tongkat harus terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama seperti kayu atau alumunium, agar tidak mudah patah atau rusak.

3. Desain grip: 

Grip atau pegangan tongkat harus nyaman digenggam dan tidak licin, agar tidak mudah terjatuh.

4.Berat: 

Tongkat harus ringan agar mudah dibawa dan digunakan.

Macam macam tongkat lansia

Ada beberapa jenis tongkat yang dapat digunakan oleh orang lanjut usia, di antaranya adalah:

1.1. Tongkat Jalan (Walking Stick)

Ini adalah jenis tongkat yang paling umum dan biasa digunakan oleh orang lanjut usia. Tongkat ini memiliki satu ujung yang digunakan untuk berdiri dan membantu berjalan.

1.2. Tongkat Gabungan (Combination Cane): Tongkat ini memiliki dua atau lebih bagian yang dapat disatukan sehingga dapat digunakan sebagai tongkat jalan atau sebagai kursi ketika dibutuhkan.

1.3. Tongkat Kursi (Seat Cane)

Tongkat ini memiliki bagian atas yang dapat digunakan sebagai kursi sederhana ketika pemakai ingin duduk dan beristirahat.


1.4. Tongkat Kursi Lipat (Folding Seat Cane): 

Tongkat ini mirip dengan tongkat kursi, tetapi memiliki desain lipat sehingga mudah dibawa dan disimpan.

1.4. Tongkat Berat (Heavy Duty Cane): 

Tongkat ini terbuat dari bahan yang lebih kuat dan berat dibandingkan dengan jenis tongkat lainnya, dan biasanya digunakan oleh orang lanjut usia dengan berat badan yang lebih besar.

1.5. Tongkat Keseimbangan (Balance Cane):

 Tongkat ini memiliki dua ujung yang sama besar dan membantu menjaga keseimbangan pemakai.

       ðŸ’¬   Semua jenis tongkat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pemilihan tergantung pada kebutuhan dan preferensi masing-masing individu. 

Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan sebelum membeli tongkat untuk memastikan bahwa ini adalah pilihan yang tepat bagi kondisi kesehatan dan mobilitas mereka. 

Tongkat dapat membantu orang lanjut usia menjaga keseimbangan dan mempermudah mobilitas mereka.  


Sumber:

https://www.verywellhealth.com/how-to-use-crutches-2549326