Istilah "kejang otot" dan "kram otot" sering digunakan secara bergantian dan menggambarkan pengalaman yang serupa di mana otot tertentu menjadi tegang secara tiba-tiba dan menghasilkan rasa sakit atau tidak nyaman.
Menggeliatkan badan (ngulet) saat bangun tidur adalah suatu bentuk peregangan otot dan sendi segera setelah bangun tidur.
Peregangan atau relaksasi ini memang sebaiknya dilakukan dalam kondisi badan telah sadar penuh dan tidak dalam saat masih belum bangun tidur. Bila dilakukan segera setelah bangun tidur maka dapat terjadi kejang otot dan sendi
Selama kejang otot atau kram otot, kontraksi otot menjadi lebih kuat dan lebih lama dari biasanya, dan otot mungkin menjadi teraba tegang dan keras.
Kejang otot atau kram otot dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti kaki, betis, paha, tangan, lengan, atau perut.
Sumber: kalteng.antaranews |
Meskipun kejang otot dan kram otot adalah istilah yang sering digunakan secara bergantian, penting untuk diingat bahwa kejang otot juga dapat merujuk pada kondisi yang lebih serius, seperti kejang tonik-klonik pada epilepsi.
Kejang otot pada lansia merujuk pada kontraksi otot yang tidak terkontrol atau berulang pada orang yang berusia lanjut.
Kejang otot tersebut dapat terjadi dalam bentuk kejang tonik (kontraksi otot yang berkepanjangan) atau kejang klonik (kontraksi otot yang berulang-ulang).
Kejang otot pada lansia dapat terjadi di berbagai bagian tubuh. Beberapa bagian otot yang sering mengalami kejang pada lansia meliputi:
😈 Otot kaki:
Kejang otot pada kaki, seperti otot betis atau paha, cukup umum terjadi pada lansia. Kejang ini sering terjadi saat malam hari atau saat berbaring di tempat tidur.
😈 Otot tangan dan lengan:
Lansia juga dapat mengalami kejang otot pada tangan dan lengan, seperti pada otot jari, lengan atas, atau tangan. Kejang otot ini dapat mempengaruhi kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
😈 Otot leher dan wajah:
Kejang otot di daerah leher dan wajah juga dapat terjadi pada lansia. Ini bisa termasuk kejang pada otot leher, otot wajah, atau otot mata.
😈 Otot perut dan punggung:
Lansia juga dapat mengalami kejang otot pada area perut atau punggung. Kejang ini dapat menyebabkan tidak nyaman dan mengganggu kualitas hidup.
😈 Otot lidah:
Kejang otot pada otot lidah dapat menyebabkan kesulitan berbicara atau menelan pada lansia.
😈 Otot pelvis:
Kejang otot pada daerah pelvis atau panggul juga dapat terjadi pada lansia. Kejang ini dapat mempengaruhi fungsi kandung kemih atau usus.
💭 Tentu saja, kejang otot pada lansia dapat terjadi di bagian otot tubuh mana pun. Hal ini dapat bervariasi dari individu ke individu
Lansia, atau orang yang lanjut usia, memiliki risiko lebih tinggi mengalami kejang otot dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kejang otot pada lansia, antara lain:
👷 Menggunakan otot berlebihan :
Menggunakan otot secara berlebihan. Ini adalah penyebab paling umum.
👷 Kurangnya aktivitas fisik:
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot dan kekakuan sendi, yang pada gilirannya meningkatkan risiko kejang otot.
👷 Penurunan massa otot:
Seiring bertambahnya usia, lansia dapat mengalami penurunan massa otot, yang disebut sarcopenia. Kelemahan otot yang terkait dengan sarcopenia dapat menyebabkan kejang otot.
👷 Gangguan sirkulasi:
Lansia juga rentan mengalami gangguan sirkulasi, seperti penyakit arteri perifer atau penyakit vaskular serebral. Tidak cukup aliran darah yang memadai ke otot-otot dapat menyebabkan kejang.
👷 Efek samping obat:
Beberapa obat yang umum digunakan oleh lansia, seperti obat penenang atau antidepresan, dapat menyebabkan efek samping berupa kejang otot.
👷 Gangguan elektrolit:
Ketidakseimbangan elektrolit, seperti kadar rendah magnesium atau kalium dalam tubuh, dapat menyebabkan kejang otot.
👷 Penyakit neurologis:
💬 Beberapa penyakit neurologis yang lebih umum terjadi pada lansia, seperti penyakit Parkinson atau penyakit Alzheimer, dapat menyebabkan kejang otot.
Ada beberapa makanan yang dapat membantu meringankan kejang otot pada lansia dengan menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh otot. Berikut adalah beberapa contoh makanan yang mungkin bermanfaat:
🌼 Makanan kaya magnesium:
Magnesium diperlukan untuk fungsi otot yang normal. Makanan kaya magnesium termasuk sayuran berdaun hijau (seperti bayam dan kale), biji-bijian (seperti kacang almond dan biji labu), dan ikan (seperti salmon dan tuna).
🌼 Makanan kaya kalium:
Kalium juga penting untuk kesehatan otot. Pisang, alpukat, kentang, kacang-kacangan, dan yogurt adalah contoh makanan yang kaya kalium.
🌼 Makanan kaya kalsium:
Kalsium diperlukan untuk kontraksi dan relaksasi otot yang normal. Produk susu rendah lemak, seperti susu, keju rendah lemak, dan yogurt, adalah sumber kalsium yang baik. Jika lansia tidak dapat mengonsumsi produk susu, pilihan lain adalah makanan non-susu yang diperkaya dengan kalsium, seperti jus jeruk yang diperkaya.
🌼 Makanan kaya vitamin D:
Vitamin D membantu penyerapan kalsium yang optimal dalam tubuh. Sumber makanan alami vitamin D termasuk ikan berlemak (seperti salmon dan sarden) dan kuning telur. Lansia yang tidak mendapatkan cukup sinar matahari atau memiliki tingkat vitamin D yang rendah dapat memerlukan suplemen vitamin D.
🌼 Makanan kaya antioksidan:
Antioksidan membantu melindungi sel-sel otot dari kerusakan oksidatif. Buah-buahan dan sayuran berwarna cerah seperti blueberry, stroberi, kubis merah, dan wortel mengandung antioksidan yang tinggi.
🌼 Makanan kaya protein:
Protein adalah bahan bangunan untuk otot. Konsumsi makanan yang kaya protein seperti daging tanpa lemak, ikan, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak dapat membantu menjaga kekuatan dan kebugaran otot.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengatasi kejang otot pada lansia:
👶 Peregangan otot:
Jika lansia mengalami kejang otot, membantu mereka untuk melakukan peregangan lembut pada otot yang terkena dapat membantu meredakan kejang. Pastikan peregangan dilakukan dengan hati-hati dan perlahan untuk menghindari cedera.
👶 Pijatan:
Pijatan lembut pada area yang mengalami kejang otot dapat membantu meredakan ketegangan dan memperbaiki sirkulasi darah. Gunakan gerakan lembut dan pijat dengan hati-hati.
👶 Panas atau dingin:
Menerapkan kompres hangat atau dingin pada area yang mengalami kejang otot dapat membantu mengurangi rasa sakit dan mengendurkan otot. Beberapa orang merasa bantuan dari panas, sementara yang lain lebih suka dingin. Coba kedua metode untuk melihat apa yang memberikan efek yang lebih baik.
👶 Minum air dan elektrolit:
Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dapat memicu kejang otot. Pastikan lansia mengonsumsi cukup air dan jika diperlukan, minuman elektrolit yang direkomendasikan oleh dokter.
👶 Istirahat yang cukup:
Kelelahan atau kurang tidur dapat meningkatkan risiko kejang otot. Pastikan lansia mendapatkan istirahat yang cukup dan tidur yang berkualitas setiap hari.
👶 Perhatikan obat-obatan:
Beberapa obat yang dikonsumsi oleh lansia dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit atau menyebabkan efek samping seperti kejang otot. Jika kejang otot mulai muncul setelah memulai penggunaan obat baru, segera hubungi dokter untuk memeriksa kemungkinan pengaruh obat tersebut.
👶 Konsultasikan dengan dokter:
Jika lansia mengalami kejang otot yang sering, berat, atau mengganggu aktivitas sehari-hari, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat melakukan evaluasi menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab dan merencanakan penanganan yang sesuai.
Sumber:
https://www.nia.nih.gov/news/high-cholesterol-other-factors-shown-increase-risk-als
https://medlineplus.gov/musclecramps.html