Sunday, 2 July 2023

Anda lansia "Rapuh" Atau "Kuat" , jangan Ambil Risiko, Ini Kriterianya

             Penuaan adalah proses berkelanjutan yang melekat pada kondisi manusia. Terdiri dari serangkaian perubahan organik, psikis, dan sosial yang bersifat progresif yang dipengaruhi oleh genetika dan kebiasaan serta perilaku yang diasumsikan individu sepanjang hidup mereka. 

Penuaan ditandai dengan penurunan fungsi organik dan kognitif, predisposisi yang lebih besar terhadap perkembangan penyakit degeneratif kronis, dan hilangnya kemandirian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari .

Kerapuhan pada lansia bukanlah suatu keniscayaan atau kepastian. Meskipun kerapuhan lebih umum terjadi pada lansia karena proses alami penuaan, bukan berarti semua lansia akan mengalami kerapuhan. 

Beberapa lansia berjejer tertib berfoto dengan pasangan pengantin (tengah)
Peluang terjadi kerapuhan pada lansia meningkat sesuai pertambahan usia.
( Sumber: foto pensiunan 49 ceria)








Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kerapuhan pada lansia, termasuk gaya hidup, kondisi kesehatan yang mendasarinya, genetika, dan perawatan yang diterima.

Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, seperti menjaga aktivitas fisik, mengonsumsi makanan yang seimbang, dan menjaga kesehatan mental, lansia dapat meminimalkan risiko kerapuhan.

Perawatan kesehatan yang tepat dan pengelolaan kondisi kesehatan yang baik juga dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan kerapuhan pada lansia. Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki perjalanan kesehatan yang unik. 

Beberapa lansia mungkin mengalami kerapuhan dengan tingkat yang lebih tinggi, sedangkan yang lain mungkin tetap aktif dan sehat dalam usia lanjut. Dalam hal ini, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, tetapi tidak ada jaminan bahwa seseorang akan mengalami kerapuhan pada masa tua mereka.

Fenotipe kelemahan fisik 

Pendekatan populer untuk penilaian kelemahan geriatri mencakup penilaian lima dimensi yang dihipotesiskan untuk mencerminkan sistem yang regulasi gangguannya mendasari sindrom tersebut.

Kelima dimensi tersebut adalah:

  • Berat badan Anda menyusut. Anda secara tidak sengaja kehilangan 10 pon ( kurang lebih 4,5 kg) atau lebih dalam setahun terakhir.
  • Anda merasa lemah. Anda kesulitan berdiri tanpa bantuan atau kekuatan genggaman berkurang.
  • Anda merasa lelah. Segala sesuatu yang Anda lakukan memerlukan upaya besar, atau Anda tidak dapat melakukannya selama tiga hari atau lebih hampir setiap minggu.
  • Tingkat aktivitas Anda rendah. Ini termasuk olahraga formal ditambah pekerjaan rumah tangga dan aktivitas yang Anda lakukan untuk bersenang-senang.
  • Anda berjalan perlahan. Kecepatan Anda dianggap lambat jika Anda membutuhkan waktu lebih dari enam atau tujuh detik untuk berjalan sejauh 15 kaki ( 4,57 m).

Kelima dimensi ini membentuk kriteria khusus yang menunjukkan fungsi yang merugikan, yang diimplementasikan dengan menggunakan kombinasi pengukuran yang dilaporkan sendiri dan berbasis kinerja. Mereka yang memenuhi setidaknya tiga kriteria didefinisikan sebagai "rapuh", sedangkan mereka yang tidak memenuhi salah satu dari lima kriteria tersebut didefinisikan sebagai "kuat"

Beberapa lansia ada yang masuk kriteria "rapuh" dan "kuat"
Anda masuk kriteria mana?
(Sumber: foto pensiunan 49 ceria)
Konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan untuk mendapatkan penilaian individu dan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. Mereka dapat memberikan nasihat yang lebih terperinci tentang risiko kerapuhan dan bagaimana mencegahnya berdasarkan situasi dan kebutuhan Anda.

Kerapuhan pada lansia bukan secara langsung merupakan tanda kehancuran menuju kematian. Kerapuhan adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan lansia, tetapi tidak secara otomatis mengarah pada kematian. Namun, kerapuhan pada lansia dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kesehatan serius dan kecacatan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi harapan hidup.

Kerapuhan pada lansia dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menjalani kehidupan sehari-hari, meningkatkan risiko jatuh dan cedera, dan mengurangi kemandirian. Hal ini sering kali berdampak pada kualitas hidup dan dapat mempercepat kemunduran kesehatan pada lansia.

Perawatan yang tepat dan adekuat
memperlambat kemajuan kerapuhan pada lansia

(Sumber: foto pensiunan 49 ceria) 

Setiap individu memiliki perjalanan kesehatan yang unik, dan dampak kerapuhan pada harapan hidup dapat bervariasi. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi harapan hidup seseorang, termasuk faktor genetik, gaya hidup, lingkungan, dan adanya kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Perawatan yang tepat dan dukungan yang terjamin dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan memperlambat kemajuan kerapuhan pada lansia. Upaya untuk menerapkan pola hidup sehat, menjaga kekuatan fisik, memperhatikan nutrisi yang baik, serta menjaga hubungan sosial yang positif juga dapat berdampak positif pada kesehatan lansia.

Kerapuhan pada lansia mengacu pada kondisi fisik yang melemah seiring bertambahnya usia. Beberapa tanda dan gejala kerapuhan pada lansia dapat meliputi:

πŸ“’ Kelemahan fisik:

Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin mengalami penurunan kekuatan fisik, seperti sulit bangun dari duduk atau kesulitan mengangkat benda berat. Mereka juga dapat merasa lelah dengan mudah dan cepat kelelahan saat melakukan aktivitas fisik ringan.

πŸ“’ Penurunan keseimbangan:

Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin mengalami masalah dalam menjaga keseimbangan tubuh. Mereka bisa sering mengalami kesulitan berjalan atau mudah terjatuh, bahkan tanpa sebab yang jelas.

πŸ“’Penurunan massa otot:

Kerapuhan pada lansia sering disertai dengan penurunan massa otot atau atrofi otot. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kekuatan dan ketahanan fisik serta meningkatkan risiko cedera.

πŸ“’ Penurunan kepadatan tulang:

 Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin memiliki kepadatan tulang yang rendah atau mengalami osteoporosis. Hal ini membuat mereka lebih rentan mengalami patah tulang, terutama pada pinggul, tangan, atau tulang belakang.

πŸ“’ Ketidakstabilan emosional: 

Kerapuhan pada lansia dapat berdampak pada kesejahteraan emosional. Mereka mungkin mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba, menjadi cemas atau mudah marah. Penurunan kualitas hidup dan rasa terisolasi juga bisa terjadi.

πŸ“’ Penurunan fungsi kognitif: 

Pada beberapa kasus, kerapuhan dapat berdampak pada fungsi kognitif. Lansia yang mengalami kerapuhan mungkin mengalami penurunan daya ingat, kesulitan berkonsentrasi, dan masalah dalam pemecahan masalah.

πŸ“’ Peningkatan risiko komplikasi kesehatan:

Kerapuhan pada lansia dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kesehatan, seperti infeksi saluran pernapasan, patah tulang, luka tekan, dan gangguan nutrisi.

πŸ’¬ Mencegah kerapuhan pada lansia melibatkan upaya untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan sosial secara keseluruhan. 

Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah kerapuhan pada lansia:

πŸ’ͺ Aktivitas fisik teratur:

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu mempertahankan kekuatan otot, keseimbangan, dan fleksibilitas. Pilih aktivitas yang sesuai dengan kondisi fisik dan minat Anda, seperti jalan santai, senam ringan, atau yoga. Konsultasikan dengan dokter atau ahli kebugaran untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai.

πŸ’ͺ Nutrisi seimbang: 

Pastikan asupan makanan yang seimbang dan bergizi. Konsumsi makanan yang kaya akan protein, serat, vitamin, dan mineral. Hindari makanan yang tinggi gula, lemak jenuh, dan garam berlebihan. Jaga juga kecukupan cairan dengan minum air yang cukup setiap hari.

πŸ’ͺ Jaga keseimbangan dan kekuatan:

Latihan keseimbangan dan kekuatan seperti latihan dengan beban ringan atau pilates dapat membantu menjaga kekuatan otot dan keseimbangan tubuh. Keseimbangan yang baik dapat mengurangi risiko jatuh dan cedera.

πŸ’ͺ Perawatan kesehatan yang teratur: 

Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan ikuti saran dokter. Jaga agar kondisi kesehatan Anda tetap terkontrol dan ambil langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan seperti vaksinasi.

πŸ’ͺ Hindari kebiasaan buruk:

Jauhi konsumsi alkohol berlebihan, merokok, dan penyalahgunaan obat-obatan. Kebiasaan buruk tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan dan meningkatkan risiko kerapuhan pada lansia.

πŸ’ͺ Pertahankan kesehatan mental:

Jaga kesehatan mental dengan menjaga hubungan sosial yang positif, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan menjaga keterlibatan intelektual seperti membaca, menulis, atau mempelajari hal-hal baru.

πŸ’ͺ Perhatikan keamanan di lingkungan:

Pastikan rumah Anda aman dan bebas dari potensi bahaya, seperti permukaan yang licin, pencahayaan yang buruk, dan hambatan fisik lainnya yang dapat meningkatkan risiko jatuh.

πŸ’ͺ Dukungan sosial:

Dapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan lansia. Bersosialisasi dan terlibat dalam kegiatan sosial dapat membantu mencegah isolasi sosial dan menjaga kesejahteraan emosional.

       πŸ’­ Pencegahan kerapuhan pada lansia merupakan upaya yang berkelanjutan dan melibatkan gaya hidup sehat secara menyeluruh. Jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan nasihat dan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.







Sumber:

https://medlineplus.gov/olderadults.html

https://medcraveonline.com/HPMIJ/aging-fragility-and-palliative-care-challenges-of-an-emerging-context.html

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4098658/

https://www.bmj.com/content/358/bmj.j4478/rr

https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/stay-strong-four-ways-to-beat-the-frailty-risk

https://en.wikipedia.org/wiki/Frailty_syndrome


Friday, 30 June 2023

Waspada Keringat Dan Parfum Bercampur, Hasilnya Wow !

        Harum adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bau atau aroma yang menyenangkan atau sedap. Ketika suatu benda atau zat mengeluarkan aroma yang enak, biasanya kita mengatakan bahwa itu harum. Bau harum dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk bunga, rempah-rempah, makanan, minuman, minyak wangi, dan lain sebagainya.

Persepsi bau harum seseorang dapat berbeda-beda tergantung pada preferensi individu dan pengalaman pribadi. Aroma yang dianggap harum oleh seseorang mungkin tidak selalu disukai oleh orang lain.

Mungkin Anda pernah pusing mencium aroma parfum seseorang yang lewat di depan Anda, atau sebaliknya Anda terpesona dengan pandangan mata tak berkedip mencium bau parfum seseorang. Jadi memang beberapa orang dapat menganggap bau bunga melati sangat harum, sementara orang lain mungkin lebih menyukai aroma jeruk atau kayu.

Pengharum (Fragrance) atau sering disebut juga sebagai parfum, adalah campuran bahan-bahan kimia yang digunakan untuk memberikan aroma pada produk-produk seperti parfum, wewangian tubuh, wewangian ruangan, atau produk perawatan pribadi lainnya

Pengharum dapat terdiri dari berbagai senyawa kimia sintetis, dan kadang-kadang juga dapat mengandung minyak wangi alami. Mereka diciptakan dengan tujuan menghasilkan aroma yang konsisten dan tahan lama. Pengharum sering kali memiliki aroma yang kompleks dan lebih kuat dibandingkan dengan minyak wangi alami.

Pengharum dapat mengandung berbagai bahan kimia tambahan, termasuk yang bersifat buatan, yang mungkin tidak ada di dalam minyak wangi alami. Oleh karena itu, bagi beberapa orang dengan sensitivitas yang tinggi atau alergi, penggunaan pengharum tertentu dapat menyebabkan reaksi negatif atau iritasi.

Parfum dan kosmetik wewangian lainnya mungkin mengandung sejumlah bahan kimia berbahaya yang menjadi perhatian, termasuk yang terkait dengan kanker, toksisitas reproduksi, alergi, dan kepekaan. Untuk melindungi diri Anda sendiri, pilih merek yang benar-benar transparan tentang kandungan wewangiannya, atau pilih produk tanpa "wewangian" pada label bahannya.

Saat memilih produk wangi, penting untuk mempertimbangkan preferensi pribadi dan sensitivitas individu terhadap aroma dan bahan kimia. Mencari produk dengan bahan alami dan menghindari paparan berlebihan dapat membantu mengurangi risiko potensial.

Reaksi keringat lansia dan pengharum

Keringat lansia dan pengharum dapat bereaksi dalam beberapa kasus tertentu, terutama jika pengharum mengandung bahan-bahan yang dapat berinteraksi dengan keringat atau menyebabkan iritasi pada kulit sensitif. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah:

πŸ’¦ Reaksi alergi:

Beberapa orang, termasuk lansia, dapat mengalami reaksi alergi terhadap bahan-bahan dalam pengharum. Jika pengharum bersentuhan dengan keringat dan kulit lansia yang sensitif, ini dapat memicu reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, atau iritasi kulit.

πŸ’¦ Perubahan aroma: 

Keringat yang diproduksi oleh tubuh lansia dapat mempengaruhi aroma pengharum. Bahan kimia dalam pengharum dapat bereaksi dengan komponen keringat, menghasilkan aroma yang berbeda atau bahkan tidak sedap. Bau ini mungkin tidak disadari oleh yang bersangkutan, namun orang sekitar mencium bau aneh dan tidak sedap yang dapat menimbulkan pusing atau mual.

Para lansia ini sudah pasti semuanya harum,
 karena semua tersenyum
( Sumber: foto pensiun 49 ceria)

πŸ’¦ Iritasi kulit: 

Penggunaan pengharum yang mengandung bahan kimia keras atau potensial dapat menyebabkan iritasi kulit pada lansia, terutama jika mereka memiliki kulit yang sensitif atau kondisi kulit tertentu. Kombinasi pengharum dengan keringat dapat memperburuk iritasi kulit.

Pengawas lansia ini sudah harum,
 namun kalah "harum" dengan 2 makhluk di depannya😊
( Sumber: foto paguyuban pengawas purna )

Penggunaan pengharum ruangan atau benda wangi pada lansia harus diperhatikan dengan hati-hati. Beberapa hal perlu dipertimbangkan:

πŸ’¨ Kepekaan terhadap aroma: 

Lansia mungkin memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap bau atau aroma tertentu. Beberapa dari mereka dapat mengalami kesulitan pernapasan atau iritasi saat terpapar aroma yang kuat. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan reaksi individu terhadap pengharum ruangan dan memastikan bahwa mereka tidak menyebabkan tidak nyaman atau masalah kesehatan.

πŸ’¨ Pengaruh kesehatan:

Lansia mungkin memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit pernapasan atau alergi, yang membuat mereka lebih rentan terhadap iritasi dari pengharum ruangan. Sebelum menggunakan pengharum, penting untuk mempertimbangkan kondisi kesehatan mereka dan berkonsultasi dengan profesional medis jika diperlukan.

πŸ’¨ Interaksi dengan obat-obatan: 

Beberapa lansia mungkin mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat berinteraksi dengan pengharum ruangan atau benda wangi. Pengharum tertentu dapat mempengaruhi efektivitas obat atau menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk memastikan bahwa penggunaan pengharum tidak akan bertentangan dengan pengobatan yang sedang mereka jalani.

πŸ’¨ Keamanan: 

Penggunaan pengharum yang berlebihan atau tidak tepat dapat meningkatkan risiko kecelakaan, terutama jika lansia memiliki masalah kognitif atau kesulitan mobilitas. Misalnya, pengharum yang ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau atau berpotensi tertelan dapat menyebabkan masalah jika lansia tidak menyadarinya.

         πŸ’¬ Sangat disarankan untuk memastikan kebersihan ruangan dan menjaga kebersihan pribadi lansia. Menggunakan sabun dan produk perawatan pribadi yang lembut dengan aroma ringan dapat memberikan kesegaran tanpa menyebabkan masalah kesehatan. Jika ada kebutuhan untuk menyegarkan aroma di ruangan, pilihan yang lebih aman adalah menggunakan sumber alami seperti bunga segar atau ventilasi yang baik.

         πŸ’­ Pengharum ruangan atau benda wangi tertentu dapat memicu atau memperburuk gejala pada beberapa individu, terutama bagi mereka yang memiliki sensitivitas atau alergi terhadap bahan kimia atau aroma tertentu

Beberapa kondisi atau masalah kesehatan yang dapat timbul akibat penggunaan pengharum yang berlebihan atau tidak tepat meliputi:

πŸ˜‡ Alergi: 

Pengharum dapat menjadi pemicu alergi pada beberapa orang. Mereka dapat menyebabkan reaksi alergi seperti bersin, hidung berair, gatal-gatal, mata berair, dan ruam kulit.

πŸ˜‡ Asma:

Aroma yang kuat atau bahan kimia dalam pengharum ruangan dapat memicu serangan asma pada individu yang menderita kondisi ini. Mereka dapat mengalami kesulitan bernapas, batuk, mengi, dan sesak napas.

πŸ˜‡ Sakit kepala:

Bau yang kuat atau aroma yang terlalu dominan dapat menyebabkan sakit kepala pada beberapa orang, terutama mereka yang memiliki sensitivitas terhadap bau tertentu.

πŸ˜‡ Iritasi saluran pernapasan: 

Pengharum yang mengandung bahan kimia tertentu dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, terutama pada individu yang memiliki masalah pernapasan seperti bronkitis kronis atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

πŸ˜‡ Gangguan neurologis: 

Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara paparan jangka panjang terhadap bahan kimia dalam pengharum ruangan dengan peningkatan risiko gangguan neurologis, termasuk sakit kepala, kecemasan, dan depresi.

πŸ˜‡ Gangguan hormonal:

Beberapa pengharum ruangan mengandung senyawa kimia yang dapat mengganggu keseimbangan hormonal dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat berdampak pada sistem endokrin.

πŸ˜‡ Polusi udara dalam ruangan:

Pengharum yang mengandung senyawa organik volatil (Volatile Organic Compounds/VOCs) dapat menghasilkan polusi udara dalam ruangan. Paparan jangka panjang terhadap VOCs dapat berkontribusi pada kualitas udara dalam ruangan yang buruk dan dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, gangguan kesehatan pernapasan, atau masalah kesehatan lainnya.

πŸ˜‡ Tremor :

Munculnya tremor atau gemetaran di bagian tangan dan kaki, disebabkan oleh kesalahan antara jaringan pusat di otak dan jaringan yang diperintahkan. Kandungan kimia pengharum ruangan yang terhirup dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan tremor yang lebih serius karena secara tak langsung ia mengganggu sistem saraf.

        πŸ’­ Penting untuk diingat bahwa respons terhadap pengharum dapat bervariasi di antara individu. Beberapa orang mungkin lebih sensitif daripada yang lain. Jika Anda atau seseorang dalam lingkungan Anda mengalami gejala yang mencurigakan setelah terpapar pengharum, disarankan untuk menghindari paparan tersebut dan berkonsultasi dengan profesional medis untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat.

Untuk lansia, penting untuk memilih pengharum yang tidak berpotensi menyebabkan iritasi atau masalah kesehatan. Beberapa pengharum yang lebih aman dan cocok untuk lansia adalah:

🌼  Aroma alami:

Memilih pengharum yang menggunakan bahan-bahan alami seperti minyak esensial dari bunga atau tumbuhan dapat menjadi pilihan yang baik. Minyak esensial seperti lavender, chamomile, atau peppermint dapat memberikan aroma yang menenangkan dan tidak terlalu kuat.

🌼 Produk hypoallergenic

Cari pengharum atau produk wangi yang dirancang khusus untuk orang dengan sensitivitas kulit atau alergi. Produk-produk ini biasanya mengandung bahan-bahan yang lebih lembut dan tidak mengandung bahan kimia yang berpotensi menyebabkan iritasi.

🌼 Pilihan yang lembut:

Pilih pengharum dengan aroma yang lembut dan tidak terlalu kuat. Aroma yang terlalu kuat dapat menyebabkan tidak nyaman bagi lansia yang memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap bau.

🌼 Pengharum alami dalam lingkungan:

Daripada menggunakan pengharum buatan, Anda juga dapat mencoba menghadirkan aroma alami ke dalam ruangan dengan cara meletakkan bunga segar atau potpourri yang terbuat dari bahan alami.

🌼 Ventilasi yang baik:

Memastikan ventilasi yang baik di dalam ruangan juga dapat membantu mengurangi kebutuhan akan pengharum. Udara segar dan sirkulasi yang baik dapat membantu menjaga kebersihan udara di dalam ruangan.

🌼 Pengharum dengan sifat relaksasi atau aromaterapi

Beberapa pengharum dapat memiliki efek relaksasi atau menenangkan yang dapat bermanfaat bagi lansia. Aroma seperti lavender, chamomile, atau lemon dapat membantu menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan.

        πŸ’­ Selalu penting untuk mengamati reaksi lansia terhadap pengharum yang digunakan. Jika ada tanda-tanda tidak nyaman atau reaksi negatif, penggunaan pengharum harus dihentikan atau diganti dengan alternatif yang lebih cocok.

       πŸ’¬  Jika Anda memiliki kekhawatiran khusus terkait kesehatan lansia dengan pengharum, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional medis untuk saran yang lebih spesifik.






Sumber:

https://www.safecosmetics.org/red-list/

https://www.ewg.org/areas-focus/personal-care-products

https://www.fragrancefreeliving.com/

https://www.chemicalsafetyfacts.org/chemicals/fragrances/


Wednesday, 28 June 2023

Cari Tahu MCI, Cegah Sebelum Menimpa Anda

          Orang dengan gangguan ini mungkin menyadari bahwa ingatan atau fungsi mental mereka telah turun ke titik tertentu. Keluarga dan teman dekat juga mungkin melihat perubahan. Namun perubahan ini tidak cukup buruk untuk memengaruhi kehidupan sehari-hari atau memengaruhi aktivitas biasa.     

Gangguan neurokognitif ringan, juga disebut sebagai gangguan kognitif ringan (Mild Cognitive Impairment ) atau MCI, dapat dianggap sebagai jalan tengah antara penuaan normal dan gangguan neurokognitif utama.

Gangguan neurokognitif ringan cenderung berkembang perlahan dan ditandai dengan hilangnya memori progresif yang mungkin atau mungkin tidak untuk berkembang menjadi demensia.  

Penelitian telah menunjukkan bahwa antara 5-17% pasien dengan gangguan kognitif ringan akan berkembang menjadi demensia setiap tahun. 

Kemungkinan berkembangnya gangguan kognitif ringan meningkat seiring bertambahnya usia, mempengaruhi 10-20% orang dewasa berusia 65 tahun ke atas. Pria juga tampaknya berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kognitif ringan. 

Beberapa ciri dan gejala gangguan kognitif ringan pada lansia, yaitu :

πŸ˜‡ Gangguan memori:

Kesulitan mengingat informasi baru, seperti nama orang atau peristiwa yang baru terjadi, meskipun kemampuan memori jangka panjang tetap relatif baik.

Lansia pensiunan pengawas ini sedang rapat, bila lupa nama atau
 lupa dengan peristiwa yang baru terjadi, mohon dimaklumi
( Sumber: foto pensiunan pengawas purna )

πŸ˜‡ Gangguan fungsi kognitif lainnya: 

Selain gangguan memori, individu dengan gangguan kognitif ringan juga mungkin mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian, berpikir abstrak, memecahkan masalah, melakukan perencanaan, dan mengambil keputusan.

πŸ˜‡ Penurunan fungsi eksekutif:

Kemampuan untuk mengorganisir, merencanakan, memulai, dan menghentikan tugas atau aktivitas dapat terpengaruh pada gangguan kognitif ringan.

Ada satu lansia di foto ini bila Anda mengenalnya tetapi lupa nama
 atau lansia dalam foto juga lupa dengan siapa berfoto, harap maklum
( Sumber: foto pensiunan 49 ceria )

πŸ˜‡ Perubahan dalam kemampuan bahasa:

Kemampuan untuk menemukan kata yang tepat atau mengungkapkan diri secara lancar dapat terpengaruh pada gangguan kognitif ringan. 

πŸ˜‡ Perubahan perilaku atau suasana hati: 

Gangguan kognitif ringan juga dapat disertai dengan perubahan suasana hati, seperti depresi, kecemasan, kebingungan, atau kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati.


Sumber: newsmaker,tribunnews.com

πŸ˜‡ Afasia :

Afasia adalah seseorang yang tidak dapat memahami atau tidak dapat merumuskan bahasa karena kerusakan pada daerah otak tertentu .

πŸ˜‡ Apraksia :

Apraksia adalah gangguan motorik yang disebabkan oleh kerusakan otak, yang menyebabkan kesulitan perencanaan motorik untuk melakukan tugas atau gerakan.

πŸ˜‡ Agnosia:

Agnosia adalah ketidakmampuan untuk memproses informasi sensorik. Sering ada kehilangan kemampuan untuk mengenali objek, orang, suara, bentuk, atau bau sementara indera khusus tidak rusak juga tidak ada kehilangan ingatan yang signifikan.

         Penting untuk dicatat bahwa gangguan kognitif ringan bukan merupakan kondisi yang sama dengan demensia. Namun, individu dengan gangguan kognitif ringan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami perkembangan menjadi demensia, terutama penyakit Alzheimer. 

Tidak semua orang dengan gangguan kognitif ringan akan mengalami kemajuan ke demensia, dan beberapa orang mungkin tetap stabil atau bahkan mengalami pemulihan.

Faktor- faktor  yang diketahui dapat berkontribusi terhadap gangguan kognitif ringan pada lansia:

πŸ‘Ί Penuaan alami: 

Penuaan merupakan faktor risiko utama untuk perkembangan gangguan kognitif ringan pada lansia. Proses penuaan itu sendiri dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional pada otak yang mempengaruhi fungsi kognitif.

πŸ‘Ί Penyakit neurodegeneratif:

Beberapa penyakit neurodegeneratif, terutama penyakit Alzheimer, dapat menyebabkan gangguan kognitif ringan sebagai tahap awal sebelum demensia berkembang. Proses neurodegeneratif ini mengakibatkan kerusakan pada sel-sel saraf dan gangguan komunikasi antar sel di otak.

πŸ‘Ί Faktor genetik: 

Ada bukti bahwa faktor genetik dapat memengaruhi kerentanan seseorang terhadap gangguan kognitif ringan dan perkembangan lebih lanjut ke demensia. Beberapa variasi genetik, seperti gen ApoE Ξ΅4, diketahui memiliki hubungan dengan peningkatan risiko Alzheimer.

πŸ‘Ί Faktor vaskular: 

Gangguan sirkulasi darah yang melibatkan pembuluh darah otak, seperti aterosklerosis atau penyakit vaskular serebral, dapat mempengaruhi pasokan darah dan oksigen ke otak. Hal ini dapat berkontribusi terhadap gangguan kognitif ringan yang dikenal sebagai gangguan kognitif vaskular.

πŸ‘Ί Gaya hidup dan faktor lingkungan: 

Beberapa faktor gaya hidup dan lingkungan juga dapat memengaruhi risiko gangguan kognitif ringan pada lansia. Misalnya, merokok, kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, obesitas, dan tingkat pendidikan rendah dapat berperan dalam perkembangan gangguan kognitif ringan.

πŸ‘Ί Gangguan tidur: 

Gangguan tidur, seperti insomnia atau sleep apnea, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan kognitif ringan pada lansia. Kurangnya tidur yang berkualitas dapat memengaruhi fungsi kognitif dan memori.

πŸ‘Ί Faktor psikososial: 

Beberapa faktor psikososial, seperti depresi, kecemasan, dan isolasi sosial, juga dapat mempengaruhi kesehatan kognitif pada lansia. Gangguan mental ini dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif dan meningkatkan risiko gangguan kognitif ringan.

      πŸ’­ Penting untuk memahami bahwa gangguan kognitif ringan pada lansia dapat disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor di atas.

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko gangguan kognitif ringan pada lansia  :

πŸ’ͺPertahankan gaya hidup sehat:

Mengadopsi gaya hidup sehat termasuk makan makanan bergizi, menjaga berat badan yang sehat, dan melakukan aktivitas fisik secara teratur. Makanan sehat, seperti diet Mediterania yang kaya akan buah-buahan, sayuran, ikan, biji-bijian, dan minyak zaitun, telah terkait dengan penurunan risiko gangguan kognitif.

πŸ’ͺ Latih otak: 

Terus melakukan aktivitas yang merangsang otak, seperti membaca, menulis, memecahkan teka-teki, atau bermain permainan otak. Melatih otak dapat membantu menjaga kognisi dan memori yang baik.

πŸ’ͺ Pertahankan kesehatan jantung:

Penyakit kardiovaskular dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif. Oleh karena itu, menjaga tekanan darah normal, kolesterol yang sehat, dan menjaga kesehatan jantung secara umum sangat penting.

πŸ’ͺ Lindungi otak dari cedera: 

Hindari cedera kepala yang berulang dan lindungi diri dengan menggunakan helm saat bersepeda atau beraktivitas olahraga yang berisiko.

πŸ’ͺ Jaga kesehatan mental:

Mengelola stres, menjaga keseimbangan emosional, dan mengatasi gangguan mental seperti depresi atau kecemasan dapat membantu menjaga kesehatan kognitif.

πŸ’ͺ Jaga koneksi sosial:

Pertahankan hubungan sosial yang kuat dan aktif dengan keluarga, teman, dan komunitas. Keterlibatan sosial yang positif dapat membantu menjaga kesehatan kognitif.

πŸ’ͺ Tidur yang cukup: 

Pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas setiap malam. Gangguan tidur dapat mempengaruhi kesehatan otak dan kognisi.

πŸ’ͺ Batasi konsumsi alkohol:

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak otak dan mempengaruhi fungsi kognitif. Batasi konsumsi alkohol atau hindari alkohol yang berlebihan.

πŸ’ͺ Tetap terlibat secara intelektual: 

Teruslah belajar dan mengeksplorasi hal-hal baru. Pendidikan seumur hidup dan menantang otak dengan aktivitas intelektual dapat membantu menjaga kesehatan kognitif.

πŸ’ͺ Ikuti saran medis: 

Jika Anda memiliki kondisi medis yang berisiko untuk gangguan kognitif, penting untuk mengikuti saran medis dan mengelola kondisi tersebut secara optimal.

Menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko gangguan kognitif ringan pada lansia, yaitu :

πŸš‘  Makan makanan sehat: 

Pilih pola makan yang seimbang dan kaya akan nutrisi. Sertakan banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan berlemak seperti salmon, sumber protein sehat seperti kacang-kacangan dan produk susu rendah lemak, serta lemak sehat seperti minyak zaitun.

πŸš‘ Aktivitas fisik teratur:

Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Setidaknya 150 menit aktivitas aerobik ringan hingga sedang per minggu, seperti berjalan cepat, bersepeda, berenang, atau tarian. Juga, lakukan latihan kekuatan untuk mempertahankan massa otot dan kekuatan.

πŸš‘ Merangsang otak:

Latih otak Anda dengan melakukan aktivitas yang menantang secara kognitif, seperti membaca, menulis, memecahkan teka-teki, bermain instrumen musik, atau mempelajari bahasa baru. Ini dapat membantu menjaga kesehatan kognitif.

πŸš‘ Tidur yang cukup:

Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas setiap malam. Tidur yang baik penting untuk memulihkan dan memperbaiki fungsi otak.

πŸš‘ Jaga kesehatan jantung: 

Pertahankan tekanan darah normal, kadar kolesterol yang sehat, dan kontrol diabetes. Ini penting karena kesehatan jantung yang baik berhubungan dengan kesehatan otak.

πŸš‘ Lindungi diri dari cedera kepala:

Lindungi kepala Anda dari cedera dengan menggunakan helm saat bersepeda, mengemudi dengan hati-hati, dan menghindari situasi yang berisiko tinggi.

πŸš‘ Hindari merokok dan batasi konsumsi alkohol: 

Merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak otak dan meningkatkan risiko gangguan kognitif. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol jika Anda minum.

πŸš‘ Kelola stres: 

Temukan cara-cara yang efektif untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau terlibat dalam hobi yang menyenangkan. Stres yang kronis dapat berdampak negatif pada kesehatan otak dan kognisi.

πŸš‘ Jaga koneksi sosial:

Pertahankan hubungan sosial yang positif dengan keluarga, teman, dan komunitas. Terlibat dalam kegiatan sosial dapat memberikan dukungan emosional dan stimulasi intelektual.

πŸš‘ Tetap terlibat dan aktif secara mental: 

        Teruslah belajar, menantang diri Anda dengan aktivitas intelektual, dan terlibat dalam kegiatan yang menstimulasi otak, seperti membaca buku, menulis, bermain teka-teki, atau mengikuti kursus.

Beberapa makanan yang baik untuk kesehatan otak dan dapat membantu mengatasi gangguan kognitif ringan:

πŸ€ Ikan berlemak: 

Ikan seperti salmon, sarden, dan trout mengandung asam lemak omega-3 yang penting untuk kesehatan otak. Omega-3 dapat membantu melindungi otak dari kerusakan dan meningkatkan fungsi kognitif. Disarankan untuk mengonsumsi ikan berlemak setidaknya dua kali seminggu.

πŸ€ Buah dan sayuran berwarna-warni: 

Buah dan sayuran yang berwarna-warni, seperti bayam, kale, blueberry, stroberi, dan alpukat, mengandung antioksidan, vitamin, dan mineral yang dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif. Makanan ini juga dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan meningkatkan fungsi kognitif.

πŸ€ Kacang-kacangan: 

Kacang-kacangan seperti almond, kenari, kacang Brazil, dan kacang polong kaya akan vitamin E, asam lemak omega-3, dan antioksidan. Makanan ini dapat membantu meningkatkan kognisi dan melindungi otak dari kerusakan.

πŸ€ Biji-bijian utuh: 

Biji-bijian utuh, seperti gandum utuh, beras merah, quinoa, dan oatmeal, mengandung serat, vitamin, dan mineral yang penting untuk kesehatan otak. Biji-bijian utuh juga memiliki indeks glikemik rendah, yang dapat membantu menjaga kadar gula darah stabil dan mencegah penurunan kognitif.

πŸ€ Minyak zaitun:

Minyak zaitun mengandung senyawa antioksidan dan anti inflamasi yang dapat melindungi otak dari kerusakan dan peradangan. Gunakan minyak zaitun sebagai pilihan lemak sehat dalam memasak atau sebagai pelengkap pada makanan.

πŸ€ Teh hijau: 

Teh hijau mengandung senyawa antioksidan, seperti polifenol dan katekin, yang dapat melindungi otak dan meningkatkan fungsi kognitif. Minum teh hijau secara teratur dapat memberikan manfaat untuk kesehatan otak.

πŸ€ Telur: 

Telur mengandung nutrisi penting, termasuk vitamin B12, folat, dan kolin, yang bermanfaat bagi kesehatan otak. Nutrisi ini dapat mendukung fungsi kognitif yang baik.

πŸ€ Dark chocolate:

Dark chocolate dengan kandungan kakao tinggi mengandung antioksidan dan flavonoid yang dapat melindungi otak dan meningkatkan aliran darah ke otak. Pilih dark chocolate dengan kadar kakao minimal 70% untuk mendapatkan manfaat yang optimal.







Sumber:

https://en.wikipedia.org/wiki/Cognitive_disorder

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mild-cognitive-impairment/symptoms-causes/syc-20354578

https://www.alz.org/alzheimers-dementia/what-is-dementia/related_conditions/mild-cognitive-impairment

https://www.dementia.org.au/about-dementia-and-memory-loss/about-dementia/memory-loss/mild-cognitive-impairment