Thursday, 26 October 2023

Postur Tubuh Buruk, Penyakit Pada Lansia

        Duduk di depan meja sepanjang hari, menatap ponsel pintar, atau bermalas-malasan di sofa, dengan postur tubuh yang buruk dapat mengganggu kesehatan orang dewasa dari segala usia. Gunakan bantal penyangga punggung bawah agar duduk tegak di kursi, dan posisi ubah setiap 30 hingga 60 menit . Ada risiko kesehatan berada dalam posisi tubuh yang tetap selama berjam-jam.

Postur tubuh melibatkan sistem muskuloskeletal manusia.
(Sumber: foto LPC-Lansia )

Postur tubuh melibatkan sistem muskuloskeletal manusia,  termasuk tulang, otot, persendian, dan jaringan lain yang menghubungkan bagian-bagian tubuh. Itu yang memberikan bentuk, dukungan, stabilitas, dan gerakan pada tubuh.

Postur tubuh yang buruk pada lansia mengacu pada atau penyebaran tubuh yang tidak benar atau tidak optimal yang sering kali posisi berkembang seiring dengan penuaan. Postur tubuh yang buruk dapat mencakup posisi tubuh yang cekung ( bungkuk ) atau bergaya miring , yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. 

Komplikasi dari postur tubuh yang buruk adalah nyeri punggung, disfungsi tulang belakang, degenerasi sendi, bahu membulat, juga  berdampak negatif pada keseimbangan, mobilitas, dan kualitas hidup lansia.

Bentuk umum dari postur yang buruk pada lansia adalah kyphosis , yang juga dikenal sebagai punggung bungkuk. Kyphosis terjadi ketika punggung atas (tulang belakang bagian atas) melengkung ke depan, menghasilkan postur bungkuk. Postur tubuh yang buruk juga dapat mempengaruhi postur kaki, lutut, atau pinggul, menyebabkan tidak stabilnya berjalan dan masalah keseimbangan.

Tubuh berubah seiring bertambahnya usia. Perubahan alami ini menjadikan sangat penting bagi orang lanjut usia untuk menjaga postur tubuh, kekuatan, stabilitas, dan keseimbangan yang baik .

       Pada lansia, beberapa posisi atau kebiasaan tertentu dalam aktivitas sehari-hari dapat berdampak buruk pada kesehatan. 

Berikut sepuluh posisi yang mungkin merugikan kesehatan lansia:

💺Terlalu Banyak Duduk: 

Gaya hidup yang selalu banyak duduk dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.

💺Punggung Bengkok: 

Postur tubuh yang buruk atau punggung bengkok dapat menyebabkan nyeri punggung dan masalah tulang belakang.

💺Berdiri Terlalu Lama: 

Berdiri untuk waktu yang lama dapat menyebabkan masalah peredaran darah, kaki bengkak, dan nyeri kaki.

Berdiri terlalu lama menyebabkan masalah peredaran darah.
(Sumber: foto canva.com)

💺Posisi Tidur yang Salah: 

Tidur dengan posisi yang salah dapat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan masalah seperti sleep apnea atau nyeri punggung.

💺Posisi Tidur yang Terlalu Banyak: 

Terlalu banyak tidur di siang hari atau malam hari dapat mengganggu pola tidur alami dan berdampak pada kualitas tidur.

💺Berjongkok Terlalu Lama: 

Posisi berjongkok yang lama dapat mempengaruhi lutut dan sendi, meningkatkan risiko cedera.

💺Kurangnya Aktivitas Fisik: 

Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot dan mobilitas .

💺Mengangkat Beban yang Berat:

Mengangkat beban yang terlalu berat tanpa teknik yang benar dapat menyebabkan cedera otot atau tulang.

💺Posisi Duduk yang Tidak Ergonomis: 

Duduk dalam posisi yang tidak nyaman atau tidak ergonomis selama berjam-jam dapat menyebabkan masalah punggung dan leher.

Duduk lama dan posisi tidak nyaman akibat sakit punggung.
(Sumber: foto canva.com)

💺Posisi Duduk dengan Tekanan pada Sendi: 

Duduk dengan tekanan berlebih pada sendi tertentu, seperti lutut atau pinggul, dapat memperparah masalah sendi.

Lansia perlu memperhatikan postur tubuh dan gaya hidup sehari-hari mereka untuk menjaga kesehatan fisik dan menghindari masalah yang mungkin muncul akibat posisi yang salah atau kebiasaan buruk.

       Postur tubuh yang baik sangat penting untuk kesehatan lansia karena dapat membantu mengurangi risiko cedera, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi nyeri.  

Beberapa pedoman untuk postur tubuh yang baik bagi lansia:

💪Pertahanan Punggung Lurus : 

Berjalan, berdiri, atau duduk dengan punggung lurus membantu menjaga keseimbangan tubuh dan mengurangi tekanan pada tulang belakang.

💪Jaga Bahu Agar Tidak Miring: 

Hindari postur bahu yang miring ke depan atau ke belakang. letakkan bahu dalam posisi yang rata dan alami.

💪Gunakan Kursi yang Mendukung: 

Saat duduk, pastikan kursi Anda memberikan dukungan yang baik bagi punggung bawah dan punggung atas. Dukungan lumbal dapat membantu menjaga postur tubuh yang baik.

💪Perhatikan Postur Tidur: 

Pilih kasur yang sesuai dan tidur dengan bantal yang mendukung leher dengan baik. Hindari tidur dalam posisi yang membuat punggung tertekuk atau tegang.

💪Pertahanan Berat Badan yang Sehat: 

Menjaga berat badan yang sehat dapat membantu mencegah tekanan berlebih pada sendi dan tulang, terutama pada lutut dan pinggul.

Menjaga berat badan mencegah tekanan pada pengiriman.
(Sumber: foto canva.com)

💪Latihan Reguler: 

Olahraga dan latihan fisik yang teratur dapat membantu memperkuat otot dan meningkatkan osteoporosis, yang mendukung postur tubuh yang baik.

💪Istirahat yang Cukup: 

Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup dan tidur dengan baik. Kurang tidur dapat mempengaruhi postur dan keseimbangan.

💪Kenali Batasan Anda: 

Pahami batasan fisik Anda dan hindari aktivitas atau posisi yang dapat menyebabkan cedera. Jangan terlalu memaksakan diri.

💪Perhatikan Posisi Duduk: 

Saat duduk, pastikan kaki Anda menyentuh lantai, punggung lurus, dan lengan dalam posisi alami. Jika duduk untuk waktu yang lama, berdirilah atau berjalan sejenak.

💪Konsultasi dengan Profesional Kesehatan: 

Jika Anda memiliki masalah postur tubuh yang berhubungan dengan kesehatan, konsultasikan dengan fisioterapis atau profesional kesehatan yang dapat memberikan saran dan latihan khusus untuk meningkatkan postur tubuh Anda.

Postur tubuh yang baik merupakan kunci untuk menjaga kesehatan fisik lansia. Dengan memperhatikan postur tubuh yang baik dan perawatan yang tepat, mereka dapat menjaga mobilitas dan kualitas hidup yang baik selama proses penuaan.

         Sakit akibat postur tubuh yang buruk pada lansia dapat diobati dengan beberapa pendekatan, tergantung pada tingkat keparahan dan sumber sakit tersebut. 

Beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi sakit akibat postur tubuh yang buruk:

📉Evaluasi Medis : 

Pertama-tama, penting untuk mencari evaluasi medis dari profesional kesehatan, seperti dokter atau fisioterapis, untuk menentukan penyebab sakit dan tingkat keparahannya. Ini membantu dalam merencanakan perawatan yang sesuai.

📉Terapi Fisik : 

Fisioterapi dapat membantu lansia memperbaiki postur tubuh, meredakan nyeri, dan memperkuat otot yang mungkin melemah akibat postur yang buruk. Terapis fisik akan merancang program latihan khusus untuk memperbaiki postur tubuh.

📉Obat-obatan: 

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau obat penghilang rasa sakit untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan.

📉Pijatan: 

Pijatan terapeutik dapat membantu meredakan ketegangan otot dan meningkatkan sirkulasi darah, yang dapat membantu mengatasi sakit yang disebabkan oleh postur tubuh yang buruk.

📉Teknik Manajemen Nyeri: 

Lansia dapat mempelajari teknik manajemen nyeri seperti relaksasi, relaksasi, atau yoga untuk meredakan sakit dan meningkatkan kesadaran akan postur tubuh.

📉Penggunaan Alat Dukungan: 

Penggunaan alat dukungan seperti pelindung punggung atau penyangga lutut dapat membantu memperbaiki postur dan mengurangi tekanan pada sendi atau tulang.

📉Modifikasi Lingkungan: 

Menyesuaikan lingkungan di rumah atau tempat kerja agar lebih ergonomis dan mendukung postur tubuh yang baik juga dapat membantu mencegah sakit berkelanjutan.

📉Perubahan Gaya Hidup: 

Perubahan gaya hidup, termasuk olahraga teratur dan pola makan sehat, dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan meminimalkan tekanan pada tubuh.

📉Pendidikan: 

Penting untuk memberikan edukasi kepada lansia tentang pentingnya postur tubuh yang baik dan bagaimana mencegah masalah postur di masa depan.

📉Konsultasi Lanjutan: 

Jika sakit tidak membaik dengan perawatan awal, konsultasi dengan spesialis, seperti ahli ortopedi, ahli reumatologi, atau ahli nyeri, mungkin diperlukan.

Ikuti saran dan perawatan yang diberikan oleh profesional kesehatan. Terapkan perubahan positif dalam gaya hidup dan postur tubuh untuk mencegah masalah yang lebih serius di masa depan.



Sumber;

https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/posture

https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/3-surprising-risks-of-poor-posture

https://integrehab.com/blog/back-pain/6-effects-poor-posture/

https://health.clevelandclinic.org/health-effects-of-poor-posture/

https://newsinhealth.nih.gov/2017/08/getting-it-straight

Wednesday, 25 October 2023

Katarak, Mengurangi Kesejahteraan Lansia

        Katarak adalah kondisi mata yang umum terjadi pada lansia dan juga pada populasi umum. Ini terjadi ketika lensa mata, yang biasanya jernih, menjadi keruh atau buram. Katarak dapat mempengaruhi penglihatan seseorang dengan berbagai tingkat keparahan, tergantung pada sejauh mana lensa dipengaruhi oleh perubahan tersebut. Pada lansia, katarak sering kali menjadi masalah karena proses penuaan. 

Katarak merupakan penyebab utama gangguan penglihatan pada usia lanjut. Kekeruhan lensa diketahui berhubungan dengan beberapa kondisi geriatri, termasuk kelemahan, risiko jatuh, depresi, dan gangguan kognitif.

Kekeruhan lensa sebagian atau seluruhnya, biasanya bersifat progresif dan ireversibel, menyebabkan hilangnya penglihatan dengan pemberitahuan medis, sosial dan ekonomi. Biasanya terjadi seiring bertambahnya usia, penyakit ini sering menjadi penyebab kebutaan terkait usia dan dapat disembuhkan melalui penyakit.

Kekeruhan lensa mata terkait dengan penambahan usia.
(Sumber: foto LPC-Lansia )

Istilah medis untuk katarak adalah "katarak mata" atau "katarak lensa." Katarak adalah istilah umum yang digunakan dalam kedokteran dan masyarakat umum untuk menggambarkan kondisi di mana lensa mata menjadi buram atau keruh, yang dapat mengganggu penglihatan. Dalam bahasa medis, Anda juga akan mendengar istilah "katarak senilis" digunakan untuk Merujuk pada katarak yang umumnya terjadi pada lansia akibat penuaan.

Katarak bisa muncul dalam berbagai jenis dan tingkat keparahan. Selain katarak senilis, ada juga katarak kongenital (katarak yang ada sejak lahir), katarak traumatis (katarak yang disebabkan oleh cedera mata), dan katarak sekunder (katarak yang berkembang sebagai akibat dari penyakit mata atau faktor lain). Dalam semua kasus, katarak mengacu pada keruhnya lensa mata, yang dapat mengurangi penglihatan seseorang dan memerlukan perawatan medis seperti operasi katarak untuk mengembalikan penglihatan yang jernih.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena katarak pada lansia meliputi:

👦Penuaan: 

Semakin tua seseorang, semakin tinggi risiko katarak.

👦 Paparan sinar matahari berlebihan : 

Paparan berlebihan terhadap sinar ultraviolet matahari dapat meningkatkan risiko katarak.

Paparan sinar UV meningkatkan risiko katarak.
(Sumber: foto canva.com)

👦 Riwayat Keluarga: 

Jika ada anggota keluarga yang menderita katarak, risiko Anda mengalami kondisi ini mungkin juga meningkat.

👦 Penggunaan obat-obatan tertentu: 

Beberapa obat, terutama kortikosteroid, dapat meningkatkan risiko katarak.

👦 Kebiasaan merokok: 

Merokok telah terkait dengan peningkatan risiko katarak.

👦 Gangguan kesehatan tertentu : 

Penyakit seperti diabetes atau penyakit mata lainnya dapat meningkatkan risiko katarak.

👦 Trauma mata: 

Cedera mata atau infeksi mata sebelumnya juga bisa menjadi faktor risiko.

       Katarak adalah kondisi umum yang terjadi pada lansia, dan gejala katarak dapat bervariasi dalam tingkat keparahan. 

Beberapa ciri yang mungkin mengindikasikan bahwa seseorang usia lanjut mengalami katarak:

👀Penglihatan buram atau keruh: 

Penglihatan lansia yang sebelumnya jernih menjadi kabur atau kabur. Lensa mata yang kuat menghalangi cahaya untuk mencapai retina, sehingga memenuhi penglihatan.

Penglihatan kabur menjadi karena katarak.
(Sumber: foto canva.com)

👀 Penglihatan ganda: 

Lansia dengan katarak mungkin mengalami penglihatan ganda pada objek atau tulisan.

👀 Penurunan penglihatan: 

Kemampuan untuk melihat dengan jelas pada jarak dekat atau jarak jauh dapat berkurang. Ini bisa membuat aktivitas seperti membaca, mengemudi, atau melihat detail dengan lebih sulit.

👀 Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya: 

Lansia dengan katarak mungkin lebih sensitif terhadap cahaya terang atau lampu sorot.

👀 Warna terlihat pucat: 

Warna objek atau lingkungan mungkin tampak lebih pucat atau kusam bagi seseorang dengan katarak.

👀 Kehilangan penglihatan malam: 

Lansia yang mengidap katarak mungkin mengalami kesulitan melihat dengan jelas pada malam hari atau dalam kondisi pencahayaan rendah.

👀 Perubahan dalam reaksi terhadap lensa kontak:

Jika seseorang lansia telah memakai lensa kontak sebelumnya, mereka mungkin merasa bahwa lensa kontak tidak lagi cocok dan nyaman karena perubahan bentuk lensa mata.

👀 Perubahan dalam reaksi terhadap perubahan resep kacamata: 

Mungkin diperlukan resep kacamata baru secara lebih sering atau resep kacamata yang disesuaikan dengan perubahan mata yang disebabkan oleh katarak.

       Pencegahan katarak pada lansia meliputi tindakan-tindakan untuk mengurangi risiko perkembangannya. 

Beberapa langkah untuk membantu mengurangi risiko dan memelihara kesehatan mata pada lansia:

👽Pelindung Mata dari Paparan Matahari: 

Menggunakan kacamata hitam yang melindungi dari sinar ultraviolet (UV) saat berada di bawah sinar matahari dapat membantu mengurangi risiko katarak. Pastikan kacamata Anda memiliki perlindungan UV yang memadai.

Kacamata hitam melindungi dari sinar UV.
(Sumber: foto canva.com)

👽 Berhenti Merokok: 

Merokok terkait dengan peningkatan risiko katarak, jadi berhenti merokok adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mata.

👽Diet Seimbang : 

Makan makanan yang kaya antioksidan seperti sayuran berdaun hijau, buah-buahan, dan ikan yang kaya asam lemak omega-3 dapat membantu melindungi mata dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.

👽Menghindari Konsumsi Alkohol Lebihan: 

Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko katarak, jadi penting untuk mengonsumsi alkohol dengan bijak atau membatasinya.

👽Mengendalikan Diabetes : 

Jika Anda memiliki penyakit diabetes, menjaga gula darah dalam batas normal sangatlah penting, karena diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko katarak.

👽Rutin Memeriksakan Mata :

Penting untuk memeriksa pemeriksaan mata secara rutin oleh dokter mata, terutama jika ada riwayat katarak dalam keluarga atau jika Anda mengalami gejala mata yang mencurigakan.

👽Menggunakan Pelindung Mata: 

Saat aktivitas berisiko melibatkan debu, serpihan, atau benda-benda berbahaya lainnya, pastikan untuk menggunakan pelindung mata seperti kacamata pelindung.

👽Mengendalikan Penyakit Kesehatan Umum: 

Mengelola kondisi kesehatan umum seperti tekanan darah tinggi atau penyakit jantung juga dapat membantu melindungi mata dari kerusakan.

👽Hindari Paparan Rokok Aktif atau Pasif: 

Paparan asap rokok, baik secara aktif maupun pasif, dapat meningkatkan risiko katarak, jadi sebaiknya hindari lingkungan beracun ini.

👽Perhatikan Diet Gizi: 

Pastikan diet Anda mengandung nutrisi yang mendukung kesehatan mata, seperti vitamin C, E, dan zinc.

       Pengobatan utama untuk katarak adalah pengoperasian transportasi katarak. Operasi katarak adalah prosedur medis yang aman dan umum dilakukan untuk mengembalikan penglihatan yang jernih pada orang yang menderita katarak. Ini adalah satu-satunya metode yang efektif untuk menghilangkan katarak dan memperbaiki penglihatan yang dipengaruhi oleh kondisi tersebut.

Berikut langkah-langkah umum dalam pengobatan katarak lansia pada:

👴Konsultasi dengan Dokter Mata: 

Jika seorang lansia mengira menderita katarak, langkah pertama adalah konsultasi dengan dokter mata. Dokter mata akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memverifikasi diagnosis dan menilai sejauh mana katarak mempengaruhi penglihatan.

👴Diskusi tentang Prosedur Operasi: 

Dokter mata akan menjelaskan prosedur operasi transportasi katarak dan risikonya, serta membahas pilihan lensa intra okular yang akan digunakan untuk menggantikan lensa yang keruh.

👴Persiapan Pra-Operasi: 

Sebelum operasi, pasien biasanya akan menjalani serangkaian tes mata untuk memastikan kesehatan mata mereka dan membantu dokter mata merencanakan operasi dengan baik.

👴Operasi Katarak:

Selama pengoperasian, lensa mata yang keruh akan diangkat dan digantikan oleh lensa buatan (implan intra okular). Prosedur ini umumnya dilakukan dengan anestesi lokal dan sering kali hanya memakan waktu sekitar 15-30 menit.

👴Pemulihan:

Pascaoperasi, pasien akan diminta untuk mengikuti instruksi dokter mata tentang perawatan mata dan obat-obatan yang diberikan. Biasanya, pasien dapat pulang pada hari operasi atau keesokan harinya.

👴Penggunaan Kacamata atau Lensa Kontak: 

Meskipun operasi katarak dapat memperbaiki penglihatan, beberapa pasien mungkin masih memerlukan kacamata atau lensa kontak untuk mencapai penglihatan yang optimal terutama pada jarak dekat atau jarak jauh.

👴Pemeriksaan Rutin : 

Setelah operasi, pasien akan menjalani pemeriksaan rutin dengan dokter mata untuk memastikan bahwa mata sembuh dengan baik dan penglihatan terus membaik.

       Operasi katarak adalah salah satu prosedur paling umum di dunia dan sering kali sangat sukses dalam memulihkan penglihatan. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter mata yang berkualitas dan berpengalaman untuk mendapatkan perawatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi spesifik Anda. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami katarak, segera konsultasikan dengan dokter mata untuk menilai dan merencanakan pengobatan yang sesuai.




Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10061098 

https://www.healthinaging.org/az-topic/cataracts

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3972782/ 

https://www.nvisioncenters.com/cataract-surgery/age-limit/