Kelelahan adalah perasaan lelah atau kurang energi. Terkadang rasa lelah bisa datang dan pergi, seperti saat beraktivitas fisik atau kurang tidur, yang membuat orang merasa lebih baik setelah istirahat atau tidur.
Merasa lelah dan kekurangan energi secara terus-menerus dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi orang yang semakin lanjut usia, sebagai akibat dari kelelahan yang terus-menerus , banyak lansia mengalami depresi, perubahan suasana hati, dan kemarahan.
|
Kelelahan dapat menurunkan kualitas hidup lansia. (Sumber: foto paguyuban pengawas purna) |
Kelelahan pada lansia pada dasarnya sulit untuk dipahami, beberapa orang menganggap kelelahan hanyalah bagian alami dari bertambahnya usia, namun sering kali ada penyebab spesifik yang diabaikan.
Namun di lain waktu, hal ini dapat berlanjut hingga berminggu-minggu, menunjukkan adanya sesuatu yang lebih serius atau mendasar.
Ada 2 jenis utama kelelahan :
Kelelahan fisik :
Ketika orang merasa sulit menyelesaikan aktivitas yang biasa Anda lakukan, seperti menaiki tangga, dan mungkin disertai kelemahan otot.
Kelelahan mental :
Ketika orang merasa sulit berkonsentrasi dan tetap fokus.
💬Kelelahan pada lansia bisa didefinisikan sebagai perasaan fisik atau mental yang berlebihan, penurunan energi, atau ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang biasanya dilakukan dengan mudah.
Kelelahan pada lansia bisa bersifat sementara atau kronis dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kondisi medis, kurangnya istirahat atau tidur yang memadai, efek samping obat-obatan, gangguan tidur, gangguan nutrisi, atau penyakit kronis lainnya.
Beberapa ciri kelelahan pada lansia dapat bervariasi, tetapi beberapa yang umum termasuk:
Penurunan energi:
Lansia yang mengalami kelelahan mungkin merasa lemah dan kurang bertenaga secara umum. Mereka mungkin merasa sulit untuk melakukan aktivitas fisik atau bahkan aktivitas sehari-hari yang sederhana.
Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi:
Kelelahan bisa memengaruhi kemampuan kognitif, sehingga lansia yang kelelahan mungkin sulit untuk berkonsentrasi, memproses informasi, atau mempertahankan perhatian.
|
Kelelahan dapat memengaruhi konsentrasi lansia. (Sumber: foto canva.com) |
Kurangnya motivasi:
Lansia yang mengalami kelelahan mungkin kehilangan minat atau motivasi untuk melakukan aktivitas yang biasanya mereka nikmati.
Gangguan tidur:
Kelelahan dapat menyebabkan gangguan tidur, seperti sulit tidur, bangun tidur terlalu sering di malam hari, atau merasa tidak puas dengan tidur yang diperoleh.
Perubahan suasana hati:
Kelelahan dapat berkontribusi pada perubahan suasana hati, seperti iritabilitas, kecemasan, atau depresi pada lansia.
Penurunan fisik:
Lansia yang mengalami kelelahan mungkin mengalami penurunan kemampuan fisik, seperti kelemahan otot, penurunan daya tahan, atau kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penurunan kualitas hidup:
Kelelahan yang kronis dapat memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan, karena bisa membuat lansia merasa tidak mampu menjalani kehidupan sehari-hari dengan nyaman dan bahagia.
💬Ciri kelelahan ini bisa bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang berbeda.
Beberapa faktor penyebab kelelahan pada lansia :
Kondisi Medis:
Lansia sering mengalami berbagai kondisi medis kronis seperti penyakit jantung, diabetes, penyakit paru-paru, arthritis, atau penyakit tiroid yang dapat menyebabkan kelelahan.
Gangguan Tidur:
Gangguan tidur seperti insomnia, sleep apnea, atau sindrom kaki gelisah bisa mengganggu pola tidur lansia, menyebabkan kelelahan.
Kurangnya Aktivitas Fisik:
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan kebugaran fisik dan energi, yang pada gilirannya menyebabkan kelelahan.
|
Kurang aktivitas fisik menurunkan kebugaran fisik. (Sumber: foto canva.com) |
Nutrisi yang Tidak Cukup:
Kurangnya asupan nutrisi yang seimbang dan cukup dapat menyebabkan kekurangan energi dan kelelahan pada lansia.
Efek Samping Obat-obatan:
Banyak obat-obatan yang sering diresepkan untuk kondisi medis tertentu memiliki efek samping seperti kelelahan atau lemah.
Gangguan Emosional:
Depresi, kecemasan, atau stres yang tidak teratasi dapat menyebabkan kelelahan pada lansia.
Perubahan Hormonal:
Perubahan hormonal yang terkait dengan proses penuaan, seperti penurunan kadar hormon tiroid atau hormon seks, dapat berkontribusi pada kelelahan.
Perubahan Fisiologis:
Penurunan kebugaran kardiorespirasi, kehilangan massa otot, atau penurunan kualitas tidur yang terkait dengan penuaan alami juga dapat menjadi faktor penyebab kelelahan pada lansia.
Kehilangan Sensasi Rasa:
Lansia yang mengalami kehilangan kemampuan untuk merasakan rasa lapar, haus, atau kelelahan karena gangguan neurologis atau kondisi medis lainnya mungkin tidak menyadari kapan mereka membutuhkan istirahat atau asupan energi tambahan.
💬 Faktor-faktor penyebab kelelahan pada lansia, dapat membantu dalam pengelolaan dan pencegahan kelelahan yang lebih baik melalui intervensi yang sesuai seperti pengobatan medis, perubahan gaya hidup, atau terapi yang ditargetkan.
Pada saat yang sama, ada banyak penyebab kelelahan yang terabaikan dan kurang diketahui pada orang lanjut usia. Masalah kesehatan fisik seperti anemia, dehidrasi, hiperkalsemia, tiroid, serta tekanan mental dan emosional, mungkin berperan dalam kelelahan lansia.
Beberapa penyebab kelelahan yang kurang diketahui pada lansia :
Gangguan hiperkalsemia:
Ketika orang lanjut usia memiliki kalsium darah tinggi, hal ini dapat menyebabkan perubahan suasana hati, dan kelelahan. Kadar kalsium darah tinggi biasanya disebabkan oleh masalah pada kelenjar paratiroid. Hal ini dapat dengan mudah diuji dan diobati. Penyebab yang kurang umum termasuk tingginya asupan vitamin D dan obat-obatan tertentu.
Sindrom Kelelahan Kronis:
Chronic fatigue syndrome, CFS masih sulit didiagnosis oleh dokter, terutama karena kurangnya informasi mengenai penyakit misterius ini. Meskipun tidak ada tes laboratorium resmi untuk hal ini, orang yang mungkin mengidapnya jika mereka mengalami kelelahan yang tidak dapat dijelaskan selama minimal 4 bulan, selain beberapa tanda lainnya .
|
CFS mengalami kelelahan selama minimal 4 bulan. (Sumber: foto canva.com) |
Depresi dan stres emosional:
Kelelahan juga dapat menyerang lansia saat mengalami peristiwa sulit dalam hidup mereka, seperti kematian atau stres keluarga. Untuk lansia yang sedang menghadapi kehilangan pasangannya, mengalami proses berduka, atau bergumul dengan konflik keluarga, stres emosional dapat berdampak besar pada tingkat kelelahannya. Dalam kasus-kasus ini, pendekatan holistik seperti terapi dan praktik mindfulness bisa sangat membantu.
Anemia:
Disebabkan oleh kekurangan sel darah merah dalam tubuh, anemia dapat membuat orang terkuras dan lelah 24 jam dalam seminggu. Anemia mungkin dipicu oleh kekurangan zat besi dalam makanan, kekurangan vitamin B12, atau penyakit kronis yang menghentikan produksi sel darah merah. Penyakit ini umumnya dapat diuji dan diobati dengan perubahan pola makan, vitamin, dan obat-obatan.
Masalah tiroid:
Jika orang yang Anda sayangi mengalami penambahan berat badan dan rambut rontok selain kelelahan yang terus-menerus, tiroidnya mungkin penyebabnya. Penilaian geriatri atau perjalanan singkat ke klinik dapat menguji dan mengobati masalah tiroid apa pun.
Nyeri jangka panjang:
Penderita nyeri jangka panjang, kelelahan adalah salah satu efek sampingnya. Mengalami nyeri kronis bisa sangat melelahkan. Terapi, kelompok pendukung, dan alat manajemen nyeri dapat membantu orang mengatasi masalah sulit ini.
Dehidrasi:
Ini adalah penyebab klasik kelelahan yang sering kali juga menyebabkan kemarahan dan perubahan suasana hati. Beberapa lansia mungkin mengalami penurunan respons haus, masalah ginjal, atau pengobatan yang memengaruhi jumlah air yang mereka simpan. Sebagai aturan umum, dorong lansia untuk minum bahkan saat dia tidak haus dan makan makanan kaya air seperti buah dan sup. Menyimpan botol air di dekat tempat tidur dan di sampingnya sepanjang hari juga dapat membantu.
Mencegah kelelahan pada lansia melibatkan pendekatan yang holistik untuk memastikan bahwa mereka menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional mereka dengan baik.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah kelelahan pada lansia:
Polanya hidup sehat:
Mendorong gaya hidup sehat yang mencakup pola makan seimbang, aktivitas fisik teratur, istirahat yang cukup, dan menghindari kebiasaan merokok atau minum alkohol secara berlebihan.
Aktivitas fisik:
Mendorong lansia untuk tetap aktif secara fisik sesuai kemampuan mereka, seperti berjalan, berenang, atau melakukan latihan ringan lainnya secara teratur. Aktivitas fisik membantu meningkatkan kebugaran fisik dan memperbaiki kualitas tidur.
Nutrisi yang seimbang:
Pastikan lansia mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang, termasuk protein, vitamin, mineral, dan serat yang cukup untuk menjaga energi dan kesehatan mereka.
Manajemen stres:
Bantu lansia dalam mengelola stres dengan cara seperti meditasi, yoga, atau teknik relaksasi lainnya. Mengatasi stres dapat membantu mencegah kelelahan mental dan emosional.
Istirahat yang cukup:
Pastikan lansia mendapatkan istirahat yang cukup setiap hari dengan tidur berkualitas yang memadai. Bantu mereka untuk menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan tenang.
Evaluasi kesehatan secara berkala:
Lansia harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin dan berkala untuk mendeteksi dan mengelola kondisi medis yang mungkin menyebabkan kelelahan.
Pengelolaan obat-obatan:
Jika lansia mengonsumsi obat-obatan tertentu yang memiliki efek samping kelelahan, bicarakan dengan dokter untuk mempertimbangkan pengaturan dosis atau alternatif lainnya.
Jaringan sosial dan dukungan:
Dorong lansia untuk tetap terlibat dalam kegiatan sosial dan mempertahankan hubungan yang positif dengan keluarga, teman, atau komunitas. Dukungan sosial dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
Pengaturan aktivitas:
Bantu lansia untuk mengatur aktivitas mereka sehingga tidak terlalu melelahkan secara fisik atau mental. Mereka mungkin perlu memprioritaskan kegiatan, istirahat secara teratur, dan menghindari overcommitment.
Pemeriksaan kesehatan mental:
Penting untuk memantau kesehatan mental lansia dan mendapatkan bantuan profesional jika diperlukan untuk mencegah atau mengatasi masalah seperti depresi atau kecemasan yang dapat menyebabkan kelelahan.
💬Menerapkan langkah-langkah ini secara konsisten dapat membantu mencegah kelelahan pada lansia dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Mengobati kelelahan pada lansia melibatkan berbagai pendekatan tergantung pada penyebabnya.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengobati kelelahan pada lansia:
Konsultasi dengan Profesional Medis:
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter atau profesional medis untuk menentukan penyebab kelelahan. Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh dan mungkin melakukan tes untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasari kelelahan.
Manajemen Kondisi Medis:
Jika kelelahan disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti penyakit jantung, diabetes, atau gangguan tiroid, langkah pertama adalah mengelola kondisi medis tersebut. Ini mungkin melibatkan perubahan dalam pengobatan atau gaya hidup, seperti diet yang tepat, pengaturan dosis obat yang sesuai, atau terapi fisik.
Penyesuaian Obat-obatan:
Jika kelelahan disebabkan oleh efek samping obat-obatan, dokter mungkin akan menyesuaikan dosis, mengganti obat dengan yang memiliki efek samping yang lebih sedikit, atau mencari alternatif lain.
Terapi Psikologis:
Jika kelelahan terkait dengan masalah psikologis seperti depresi, kecemasan, atau stres, terapi psikologis seperti konseling atau terapi perilaku kognitif dapat membantu mengatasi masalah tersebut.
|
Terapi psikologis membantu mengatasi kelelahan mental. (Sumber: foto canva.com) |
Terapi Fisik:
Terapi fisik atau rehabilitasi dapat membantu lansia meningkatkan kebugaran fisik mereka, mengurangi kelelahan, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Manajemen Stres:
Menggunakan teknik-teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengelola stres dan meningkatkan energi.
Pengaturan Gaya Hidup:
Mengadopsi gaya hidup yang sehat termasuk diet seimbang, tidur yang cukup, dan aktivitas fisik teratur dapat membantu mengurangi kelelahan dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Terapi Hormon:
Jika kelelahan disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, terapi hormon mungkin diperlukan untuk mengembalikan tingkat hormon ke level yang sehat.
Pengobatan Tidur:
Jika kelelahan disebabkan oleh gangguan tidur seperti insomnia atau sleep apnea, pengobatan yang sesuai untuk gangguan tidur tersebut mungkin diperlukan.
Penting untuk mengidentifikasi penyebab kelelahan pada lansia dan mendapatkan bantuan profesional yang sesuai untuk merencanakan pengobatan yang tepat. Pendekatan yang holistik, yang melibatkan manajemen kondisi medis, perubahan gaya hidup, dan dukungan psikologis, seringkali diperlukan untuk mengatasi kelelahan pada lansia dengan efektif.
Sumber:
https://bentleyatlynchburg.com/what-causes-extreme-weakness-in-the-elderly/
https://www.verywellhealth.com/causes-of-generalized-weakness-1298948
https://www.ioaging.org/medical-concerns/overlooked-causes-fatigue-older-adults
https://www.nia.nih.gov/health/fatigue/fatigue-older-adults
https://www.washingtonpost.com/health/2023/03/31/fatigue-older-adults-causes/
https://www.everydayhealth.com/senior-health/experiencing-a-higher-level-of-fatigue-may-predict-death-in-older-adults/