Ketika saatnya tiba, berharap orang yang Anda cintai meninggal dengan damai. Sayangnya, prosesnya tidak selalu berjalan mulus dan bertahap. Pada hari-hari atau minggu-minggu terakhir, komplikasi dapat muncul yang mengganggu kesejahteraan orang yang Anda kasihi, membuat mereka gelisah, mengigau, atau bahkan bermusuhan.
Agitasi adalah istilah yang menggambarkan perilaku cemas, gelisah, dan tidak tenang. Hal ini dapat dikaitkan dengan tekanan emosional, fisik atau spiritual. Agitasi terminal berarti agitasi yang terjadi pada beberapa hari terakhir kehidupan.
Agitasi terminal adalah agitasi yang terjadi pada pasien-pasien yang menderita penyakit terminal atau dalam tahap akhir penyakit yang parah. Agitasi terminal sering kali memiliki karakteristik yang lebih intens dan kompleks, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk fisik, psikologis, dan sosial, yang terkait dengan kondisi penyakit yang berat dan mendekati kematian.
Kegelisahan terminal, sering disebut agitasi terminal atau delirium terminal, terjadi pada hari-hari menjelang kematian . Orang mungkin merasa cemas , gelisah, atau menunjukkan tanda-tanda penurunan kognitif. Pada umumnya terjadi pada beberapa hari terakhir kehidupan. Sekitar 42 persen pasien rumah sakit mengalami kegelisahan selama 48 jam terakhir. Namun lebih banyak lagi gejala yang muncul sebelum itu, yang mungkin tidak mereda hingga kematian
Beberapa tanda agitasi terminal pada pasien lansia meliputi:
Gelisah yang meningkat:
Pasien mungkin menunjukkan tingkat kegelisahan yang tidak biasa atau meningkat secara signifikan.
|
Peningkatan gelisah pada lansia. (Sumber: foto canva.com) |
Perubahan perilaku:
Mereka dapat menjadi sulit diatur, lebih mudah marah, atau menunjukkan ketidakmampuan untuk tenang.
Gangguan tidur:
Pasien mungkin mengalami kesulitan tidur atau pola tidur yang terganggu.
Kebingungan atau disorientasi:
Kesulitan dalam mengenali waktu, tempat, atau orang-orang di sekitar mereka.
Ekspresi emosi yang tidak terkendali:
Reaksi emosional yang tidak proporsional, seperti menangis atau tertawa secara berlebihan.
Rasa sakit yang tidak terkontrol:
Menunjukkan ketidaknyamanan atau kesulitan dalam mengatasi rasa sakit.
Kesulitan berkomunikasi:
Mereka mungkin memiliki kesulitan dalam berbicara atau mengungkapkan kebutuhan mereka dengan jelas.
Gerakan yang tidak terkoordinasi:
Perilaku hiperaktif atau gerakan yang tidak terarah.
Halusinasi atau delusi:
Menunjukkan tanda-tanda persepsi palsu atau keyakinan yang salah.
|
Muncul persepsi atau keyakinan yang salah. (Sumber: foto canva.com) |
Penurunan nafsu makan:
Pasien mungkin kehilangan minat pada makanan atau minuman.
Perilaku repetitif:
Melakukan gerakan atau tindakan secara berulang-ulang, seperti memetik pakaian atau seprai.
Kesulitan mengekspresikan kebutuhan:
Mengalami kesulitan dalam menyampaikan apa yang mereka inginkan atau butuhkan.
Pasif atau menghindari kontak mata:
Menunjukkan penarikan diri atau kurangnya interaksi sosial.
Perubahan tanda-tanda vital:
Mungkin terjadi peningkatan denyut jantung atau pernapasan yang tidak teratur.
Menurunnya kemampuan fungsional:
Kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari atau menunjukkan penurunan kekuatan fisik.
๐ฌAgitasi terminal pada pasien lansia sering merupakan gejala kompleks yang memerlukan pendekatan yang sensitif dan holistik dalam penanganannya.
Kegelisahan terminal tidak mempunyai penyebab tunggal. Sebaliknya, ada banyak faktor yang menyebabkan pasien mengalami keadaan pikiran yang cemas, gelisah, dan terganggu.
Beberapa faktor penyebab agitasi terminal pada lansia, antara lain :
Penyakit kronis:
Penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, atau penyakit Alzheimer dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik yang dapat berkontribusi pada agitasi.
Gangguan keseimbangan kimia otak:
Ketidakseimbangan neurotransmiter di otak dapat menyebabkan perubahan mood dan perilaku, termasuk agitasi.
Efek samping obat:
Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati penyakit tertentu dapat menyebabkan efek samping seperti agitasi pada sebagian pasien lansia.
Gangguan tidur: Gangguan tidur, termasuk insomnia atau sleep apnea, dapat menyebabkan kelelahan dan ketidaknyamanan yang dapat memicu agitasi.
|
Gangguan tidur menyebabkan kelelahan pada lansia. (Sumber: foto canva.com) |
Stres atau kecemasan:
Stres yang berkepanjangan atau kecemasan terkait dengan perubahan hidup, penyakit, atau kematian dapat menyebabkan agitasi pada lansia.
Kerusakan saraf:
Kerusakan saraf karena penyakit atau trauma dapat mempengaruhi fungsi otak dan menyebabkan gejala agitasi.
Kondisi medis akut:
Kondisi medis akut seperti infeksi atau cedera fisik dapat memperburuk keadaan kesehatan lansia dan menyebabkan agitasi.
Gejolak Spiritual & Emosional :
Kematian memaksa orang untuk menghadapi ketakutan, penyesalan, dan ketidakpastian mereka. Mereka mungkin cemas tentang apa yang akan terjadi, khawatir tentang urusan yang belum selesai (misalnya, masalah hubungan, masalah keuangan), atau sekadar belum siap untuk berangkat)
Kesepian atau isolasi sosial:
Kurangnya interaksi sosial atau dukungan sosial dapat menyebabkan perasaan kesepian yang dapat memicu agitasi.
Ketidaknyamanan fisik:
Rasa sakit yang tidak terkontrol, sembelit, atau gangguan lainnya dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik yang dapat memperburuk agitasi.
Perubahan lingkungan:
Perubahan lingkungan yang drastis atau tidak dikenal bagi lansia, seperti pindah ke fasilitas perawatan jangka panjang, dapat memicu kecemasan dan agitasi.
Kehilangan kemampuan fungsional:
Penurunan kemampuan fisik atau kognitif dapat menyebabkan frustrasi dan perasaan tidak berdaya yang dapat berkontribusi pada agitasi.
Perubahan hormonal:
Perubahan hormonal yang terkait dengan penuaan atau kondisi medis tertentu dapat mempengaruhi mood dan perilaku.
Gangguan nutrisi:
Kurangnya asupan nutrisi yang tepat atau dehidrasi dapat mempengaruhi fungsi otak dan menyebabkan gejala agitasi.
Riwayat trauma atau kekerasan:
Lansia yang memiliki riwayat trauma atau kekerasan fisik atau emosional dapat mengalami agitasi sebagai respons terhadap memori atau pengalaman tersebut.
Kehilangan kemandirian:
Kehilangan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari atau kehilangan peran sosial yang penting dapat menyebabkan perasaan frustasi dan agitasi.
๐๐๐ Menghadapi lansia yang mengalami agitasi terminal memerlukan kesabaran, empati, dan pendekatan yang sensitif.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghadapi situasi ini:
Tetap tenang dan terkendali:
Pertahankan sikap tenang dan terkendali di sekitar pasien. Jika Anda terlihat panik atau stres, itu dapat meningkatkan kecemasan dan agitasi mereka.
Berikan dukungan emosional:
Tunjukkan empati dan perhatian kepada pasien. Berbicaralah dengan lembut dan bersahabat, dan berikan perasaan aman dan nyaman.
Pertahankan lingkungan yang tenang:
Hindari lingkungan yang bising atau ramai yang dapat meningkatkan agitasi pasien. Pastikan lingkungan sekitar mereka tenang, nyaman, dan bebas dari gangguan.
|
Pertahankan lingkungan yang tenamg, nyaman dan bebas dari gangguan. (Sumber: foto canva.com) |
Gunakan pendekatan yang terarah:
Berkomunikasi secara jelas dan sederhana. Gunakan kalimat singkat dan mudah dimengerti, dan tawarkan bantuan dengan lembut.
Berikan distraksi:
Saat pasien mengalami agitasi, coba berikan distraksi dengan mengajak mereka melakukan aktivitas yang menenangkan atau merangsang pikiran mereka, seperti mendengarkan musik yang tenang atau berbicara tentang kenangan yang menyenangkan.
Gunakan teknik relaksasi:
Bantu pasien untuk menggunakan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau meditasi ringan untuk meredakan kecemasan dan agitasi.
Jangan bertarung:
Hindari konfrontasi atau pertarungan dengan pasien yang mengalami agitasi. Hal ini dapat memperburuk situasi dan meningkatkan stres mereka.
Libatkan keluarga atau caregiver:
Minta bantuan dari keluarga atau caregiver pasien untuk memberikan dukungan tambahan dan membantu dalam menangani situasi.
Diskusikan dengan tim medis:
Diskusikan dengan tim medis untuk mengevaluasi penyebab agitasi dan merencanakan intervensi yang sesuai, termasuk pengelolaan obat-obatan atau terapi lainnya.
Prioritaskan keselamatan:
Pastikan keselamatan pasien dan orang di sekitarnya. Jika perlu, pertimbangkan untuk menyediakan pengawasan atau bantuan tambahan untuk mengurangi risiko cedera.
Perhatikan diri sendiri:
Ingatlah untuk merawat diri sendiri juga. Menghadapi lansia yang mengalami agitasi terminal dapat menjadi stres, jadi penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional Anda sendiri.
Menyaksikan orang yang dicintai menderita kegelisahan seperti ini memang sulit dan perasaan yang mendalam pada keluarga dan sahabat.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan keluarga untuk meringankan sebagian beban tersebut:
Ciptakan Lingkungan yang Tenang:
- Kondisi yang berlebihan dapat memperparah kegelisahan yang parah, jadi jagalah ruangan menjadi senyap, kecuali mungkin dengan musik lembut.
- Sesuaikan pencahayaan, bayangan yang dalam dapat membingungkan dan menakuti orang.
- Batasi juga pengunjung, kelompok besar dapat dengan cepat menjadi kewalahan.
- Permadani dan cermin diketahui memicu halusinasi, jadi Anda mungkin harus melepasnya.
Bicaralah dengan Nada yang Menenangkan:
- Yakinkan orang yang Anda kasihi dengan mengulangi kalimat seperti “Kamu aman”, “Semuanya baik-baik saja”, dan “Jangan khawatir. Aku akan tinggal bersamamu.”
- Jika mereka mengalami halusinasi yang mengganggu, Anda dapat mengatakan, “Sepertinya kamu khawatir” atau “Kedengarannya menakutkan.”
Pegang Tangan Mereka:
- Sentuhan sangat meyakinkan, salah satu cara terbaik untuk menenangkan orang yang Anda sayangi adalah dengan memegang tangannya atau menepuk lengan atau bahunya.
Menjaga Mereka tetap Aman :
- Ada bahaya orang yang Anda kasihi bisa terjatuh dari tempat tidur atau melukai dirinya sendiri saat bangun tidur, jadi tetaplah dekat dan awasi dia dengan cermat.
- Terakhir, hubungi tim rumah sakit segera setelah Anda melihat tanda -tanda kegelisahan yang parah. Perawatan dini adalah cara terbaik untuk memastikan kenyamanan dan martabat pasien.
Setiap situasi dan individu akan berbeda, jadi penting untuk mengadaptasi pendekatan Anda sesuai dengan kebutuhan dan respons pasien. Komunikasi terbuka dengan tim perawatan medis dan keluarga juga penting untuk mendukung pasien dengan agitasi terminal.
Sumber: