Wednesday, 13 November 2024

Topi Bukan Sekedar Gaya! Ini Dia Manfaat Tersembunyi untuk Lansia!

        Topi adalah aksesori atau penutup kepala yang biasa dipakai oleh manusia dengan berbagai fungsi dan tujuan. Secara umum, topi digunakan untuk melindungi kepala dari panas matahari, hujan, atau cuaca dingin. Selain itu, topi juga berfungsi sebagai penunjang gaya fashion atau penampilan, simbol status sosial, atau bagian dari seragam dalam kegiatan tertentu, seperti topi polisi, topi koki, atau topi militer. Ada berbagai jenis topi, seperti topi baseball, topi fedora, topi koboi, hingga topi beanie, yang masing-masing memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda sesuai kebutuhan atau tren.

Topi sangat bermanfaat untuk Senior.
(Sumber: foto Dwipatri)
Beberapa manfaat topi bagi  lansia:
  1. Melindungi dari Paparan Sinar Matahari: Kulit lansia cenderung lebih tipis dan rentan terhadap kerusakan akibat sinar UV. Menggunakan topi, terutama topi bertepi lebar, dapat melindungi wajah dan kepala dari paparan langsung matahari dan mengurangi risiko kanker kulit, kerutan, serta bintik-bintik penuaan.

  2. Mencegah Pusing Akibat Panas: Lansia lebih rentan terhadap serangan panas atau heatstroke. Mengenakan topi saat di luar ruangan membantu menjaga suhu tubuh tetap stabil dengan memberikan naungan pada kepala.

  3. Memberi Kehangatan di Cuaca Dingin: Di cuaca dingin, topi berbahan wol atau rajutan menjaga kepala tetap hangat. Hal ini penting bagi lansia yang cenderung lebih sensitif terhadap suhu dingin.

  4. Menambah Kenyamanan dan Gaya: Topi juga bisa meningkatkan rasa percaya diri bagi lansia yang mengalami penipisan atau kerontokan rambut. Selain itu, topi dapat menjadi bagian dari gaya mereka, menambah kenyamanan serta kepercayaan diri saat bepergian atau beraktivitas di luar rumah.

Dengan demikian, topi tidak hanya berguna untuk melindungi kesehatan fisik, tetapi juga memberi kenyamanan dan penampilan yang menarik bagi lansia.

       Memilih topi untuk lansia perlu mempertimbangkan beberapa faktor agar nyaman dan fungsional. 

Beberapa kiat dalam memilih topi yang sesuai untuk lansia:

  1. Pilih Bahan yang Nyaman: Pilih topi dengan bahan yang lembut dan breathable, seperti katun atau linen untuk cuaca panas, dan bahan wol atau rajutan untuk cuaca dingin. Hindari bahan yang bisa membuat kulit kepala gatal atau terlalu panas.

  2. Perhatikan Ukuran yang Pas: Pastikan topi memiliki ukuran yang pas agar nyaman dipakai, tidak terlalu ketat atau longgar. Banyak topi hadir dengan ukuran adjustable yang bisa disesuaikan.

  3. Perlindungan dari Sinar Matahari: Untuk lansia yang sering beraktivitas di luar ruangan, pilih topi bertepi lebar seperti topi fedora atau topi bucket. Tepi yang lebar memberikan perlindungan lebih pada wajah, leher, dan telinga dari sinar matahari.

  4. Model yang Mudah Dipakai: Topi yang mudah dipakai dan dilepas akan lebih praktis. Model yang simpel seperti topi baseball atau topi bucket mudah dikenakan dan tetap memberikan perlindungan.

  5. Pertimbangkan Bobot Ringan: Topi yang ringan lebih nyaman untuk digunakan dalam waktu lama. Topi yang terlalu berat bisa membuat kepala terasa pegal atau pusing.

  6. Desain yang Sesuai dengan Preferensi: Sesuaikan dengan selera lansia. Misalnya, memilih warna-warna netral yang mudah dipadukan atau warna dan motif yang disukai untuk menambah kesenangan dan kepercayaan diri saat mengenakannya.

  7. Keseimbangan Antara Fungsi dan Gaya: Pilih topi yang sesuai dengan kebutuhan lansia, baik untuk perlindungan dari cuaca maupun gaya. Topi yang tepat bukan hanya berguna tapi juga bisa menjadi aksesori yang membuat lansia merasa lebih percaya diri.

Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, topi yang dipilih untuk lansia akan memberikan manfaat maksimal dan kenyamanan yang optimal.

Berikut adalah beberapa bentuk dan model topi yang cocok untuk lansia, yang mengutamakan kenyamanan, perlindungan, dan gaya sederhana:

  1. Topi Bertepi Lebar (Wide-brim Hat)
    Cocok untuk perlindungan maksimal dari sinar matahari, terutama saat beraktivitas di luar ruangan. Topi bertepi lebar, seperti topi floppy atau topi fedora bertepi lebar, menutupi wajah, leher, dan telinga. Ini penting untuk menjaga kulit lansia dari paparan UV yang berlebihan.

  2. Topi Bucket (Bucket Hat)
    Model topi ini nyaman, ringan, dan seringkali mudah dilipat, sehingga praktis untuk dibawa. Bucket hat memberikan perlindungan yang cukup pada bagian wajah dan leher. Pilih yang berbahan lembut dan breathable untuk kenyamanan ekstra.

  3. Topi Baseball dengan Visor Lebar
    Topi baseball mudah dikenakan dan memberikan perlindungan pada wajah dengan visornya. Ada juga pilihan baseball cap dengan penutup tambahan di bagian belakang untuk melindungi leher. Pilih model yang memiliki tali penyesuaian agar lebih nyaman.

  4. Topi Beanie atau Topi Rajut
    Untuk cuaca dingin, topi beanie atau rajutan bisa menjadi pilihan. Beanie yang pas di kepala dan berbahan wol atau bahan rajut lainnya memberikan kehangatan yang nyaman. Model ini juga simpel dan mudah dipadukan dengan berbagai pakaian.

  5. Topi Newsboy atau Flat Cap
    Model ini memiliki bentuk bulat dengan brim pendek yang memberikan tampilan klasik dan elegan. Flat cap atau newsboy cap sering dibuat dari bahan yang hangat, seperti wol, yang sesuai untuk cuaca dingin, namun ada juga versi ringan untuk cuaca lebih hangat.

  6. Topi Panama
    Topi Panama memiliki tampilan klasik dengan bahan anyaman, yang cocok untuk acara santai atau semi-formal. Biasanya ringan dan breathable, topi ini memberikan perlindungan dari sinar matahari dan memberi tampilan yang stylish.

  7. Topi Visor
    Jika lansia lebih suka bagian atas kepala tetap terbuka, topi visor bisa menjadi pilihan. Bagian visornya melindungi wajah dari sinar matahari, sementara bagian atas yang terbuka memungkinkan udara mengalir untuk mendinginkan kepala.

Topi dengan model yang sederhana dan bahan berkualitas adalah pilihan yang baik untuk kenyamanan dan gaya lansia, menjaga mereka tetap terlindungi dan percaya diri dalam beraktivitas.




Sumber:

https://kinlabel.com/blogs/journal/hats-arent-just-fashion-benefits? 

https://www.quora.com/Why-do-seniors-wear-caps-hats-often

https://daydaynews.cc/en/health/415761.html

https://www.agnoulitahats.com/blogs/hat-styles-making-care/discover-iconic-hat-styles-for-the-discerning-senior-man? 


Sunday, 10 November 2024

Wow! Ternyata Fashionable Bisa Buat Lansia Tetap Sehat & Bahagia!

        Fashion adalah gaya atau tren dalam berpakaian, aksesori, alas kaki, atau bahkan cara seseorang berdandan dan menata rambut yang dianggap menarik atau sesuai dengan selera yang berkembang dalam masyarakat pada waktu tertentu. Fashion sering dipengaruhi oleh budaya, tradisi, dan tren global yang berubah seiring waktu, serta merupakan bagian dari ekspresi diri dan identitas seseorang.

Senior yang fashionabel bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
(Sumber: foto Bodreker)
Menjadi fashionable bagi lansia membawa berbagai manfaat yang berdampak positif pada kesejahteraan fisik dan emosional mereka. 

Beberapa manfaat menjadi fashionable bagi lansia:
  1. Meningkatkan Kepercayaan Diri: Mengenakan pakaian yang modis dan sesuai dengan selera membantu lansia merasa lebih percaya diri. Ini dapat memberi mereka perasaan nyaman dalam lingkungan sosial, sehingga mereka lebih terbuka untuk berinteraksi dengan orang lain.

  2. Meningkatkan Kesejahteraan Emosional: Fashion yang sesuai dapat membuat lansia merasa lebih positif dan menghargai diri sendiri. Penampilan yang rapi dan menarik sering kali berhubungan dengan perasaan bahagia, puas, dan nyaman.

  3. Mempertahankan Identitas dan Ekspresi Diri: Seiring bertambahnya usia, penting bagi lansia untuk merasa bahwa mereka tetap memiliki jati diri. Fashion adalah cara untuk mengekspresikan kepribadian dan menjaga identitas diri, yang dapat membantu mereka merasa tetap dihargai sebagai individu.

  4. Mendukung Aktivitas Sosial: Lansia yang fashionable biasanya lebih nyaman untuk bergabung dalam acara sosial, baik bersama teman sebaya, keluarga, maupun di komunitas. Penampilan yang menarik bisa membuat mereka lebih percaya diri dalam bersosialisasi dan merasa lebih terhubung dengan lingkungan mereka.

  5. Menjaga Kesehatan Fisik: Memilih fashion yang tepat—seperti pakaian yang nyaman, hangat, dan mudah dipakai—juga bisa membantu menjaga kesehatan fisik. Sepatu yang nyaman dan pakaian yang tepat membantu menghindari ketidaknyamanan dan cedera, seperti tersandung atau terjatuh.

  6. Mengurangi Stres dan Depresi: Tampil menarik bisa memberikan dorongan psikologis yang positif. Proses memilih pakaian yang sesuai dan menjaga penampilan dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan dan membantu meringankan perasaan kesepian atau sedih.

  7. Meningkatkan Kualitas Hidup: Fashion bisa memberi lansia dorongan untuk tetap aktif, baik secara fisik maupun mental. Melalui fashion, mereka bisa terlibat dalam kegiatan seperti berbelanja, memilih pakaian, atau berdiskusi dengan teman dan keluarga tentang gaya. Hal ini membantu menjaga kualitas hidup yang lebih baik.

  8. Membangun Hubungan Antar-Generasi: Lansia yang fashionable cenderung lebih mudah berinteraksi dengan generasi muda karena mereka lebih "berbicara bahasa" yang relevan bagi semua usia. Gaya berpakaian mereka bisa menjadi topik pembicaraan menarik dan menyenangkan yang mempererat hubungan dengan anak, cucu, atau komunitas.

  9. Meningkatkan Rasa Hormat dari Lingkungan: Penampilan yang modis membuat lansia lebih mudah dihargai oleh lingkungan sekitar. Masyarakat biasanya lebih menghormati dan memperlakukan mereka dengan baik karena penampilan yang menarik dan berkelas menunjukkan usaha untuk menjaga diri.

Menjadi fashionable bukan hanya soal penampilan luar bagi lansia, tetapi juga soal menjaga rasa harga diri, kesehatan, dan kebahagiaan. Fashion yang baik dapat menjadi bentuk cinta dan perhatian terhadap diri sendiri.

       Fashion untuk lansia memiliki beberapa syarat khusus untuk memastikan pakaian yang dikenakan nyaman, aman, dan tetap bergaya. 

Beberapa syarat utama fashion bagi lansia:

  1. Kenyamanan: Bahan yang dipilih harus lembut, ringan, dan tidak menyebabkan iritasi. Pakaian dari bahan alami seperti katun atau linen biasanya lebih nyaman karena menyerap keringat dan baik untuk kulit yang mungkin lebih sensitif.

  2. Kemudahan Penggunaan: Pakaian untuk lansia sebaiknya mudah dipakai dan dilepas, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan mobilitas. Fitur seperti resleting di bagian depan, kancing besar, dan tali elastis bisa memudahkan lansia dalam berpakaian.

  3. Mobilitas dan Fleksibilitas: Pakaian yang longgar atau memiliki potongan yang memungkinkan gerakan lebih bebas sangat penting. Ini membantu lansia agar tidak merasa terbatas atau kesulitan dalam bergerak.

  4. Keamanan: Pemilihan pakaian sebaiknya mempertimbangkan keamanan, seperti pakaian yang tidak terlalu panjang untuk menghindari risiko tersandung. Sepatu juga sebaiknya memiliki sol yang anti-selip untuk mengurangi risiko jatuh.

  5. Kesehatan: Lansia mungkin memerlukan pakaian yang membantu menjaga suhu tubuh. Misalnya, bahan yang hangat tetapi ringan bisa membantu menjaga tubuh tetap hangat tanpa merasa terbebani.

  6. Estetika yang Sederhana namun Elegan: Lansia tetap bisa mengikuti tren fashion dengan gaya yang simpel dan elegan, sesuai dengan selera dan kepribadian mereka. Warna-warna netral atau motif yang sederhana sering kali lebih disukai, tetapi warna-warna cerah yang disukai juga bisa memberi kesan segar.

  7. Fungsi Tambahan: Beberapa lansia memerlukan pakaian dengan fitur khusus, seperti kantong tambahan untuk membawa barang penting, atau akses untuk alat kesehatan seperti pompa insulin atau alat bantu pendengaran.

  8. Perawatan Mudah: Pakaian untuk lansia sebaiknya mudah dicuci dan dirawat. Bahan yang tidak mudah kusut atau membutuhkan sedikit perawatan bisa membantu, terutama bagi mereka yang tinggal sendiri atau memiliki keterbatasan dalam merawat pakaian.

Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut, fashion untuk lansia dapat menjadi sarana bagi mereka untuk tetap tampil menarik dan merasa nyaman dalam berbagai aktivitas sehari-hari.

        Lansia yang fashionable memiliki ciri-ciri yang mencerminkan kepribadian mereka sekaligus menunjukkan selera fashion yang baik. 

Beberapa ciri lansia yang fashionable:
  1. Memilih Pakaian dengan Gaya yang Sesuai dan Berkelas: Lansia yang fashionable cenderung memilih pakaian yang cocok dengan bentuk tubuh dan kepribadian mereka. Mereka sering memilih gaya klasik atau elegan yang tidak lekang oleh waktu, tetapi juga berani mengeksplorasi tren terbaru yang sesuai dengan usia.

  2. Memperhatikan Kualitas dan Bahan Pakaian: Lansia yang fashionable sering mengutamakan kualitas dan kenyamanan. Mereka memilih bahan yang nyaman seperti katun, linen, atau wol halus yang tampak rapi dan terasa enak dipakai.

  3. Berani Bermain Warna dan Motif: Meskipun banyak lansia cenderung memilih warna netral, lansia yang fashionable tidak takut menggunakan warna yang berani atau motif yang menarik. Mereka memilih warna-warna yang memberi kesan ceria dan segar, seperti merah bata, biru tua, hijau zamrud, atau kuning mustard, tetapi tetap terlihat cocok dengan usia mereka.

  4. Menggunakan Aksesori yang Tepat: Aksesori yang elegan dan sederhana, seperti syal, kalung, jam tangan, atau bros, dapat memperkaya penampilan mereka. Lansia yang fashionable biasanya pandai memilih aksesori yang tidak berlebihan tetapi memberikan sentuhan keanggunan.

  5. Rapi dan Terawat: Lansia yang fashionable selalu tampak rapi, dengan pakaian yang disetrika dan terawat. Mereka memperhatikan detail seperti kebersihan sepatu, kecocokan warna, dan kesesuaian antara pakaian dan aksesori.

  6. Menjaga Penampilan Rambut dan Perawatan Kulit: Mereka juga memperhatikan penampilan rambut dan mungkin menjaga perawatan kulit yang sehat. Misalnya, memilih potongan rambut yang sesuai dengan gaya mereka dan menggunakan produk perawatan kulit agar kulit tetap lembap dan tampak sehat.

  7. Mengutamakan Kenyamanan Tanpa Mengorbankan Gaya: Mereka mengutamakan kenyamanan, tetapi tetap memilih pakaian yang bergaya. Ini bisa terlihat dari pemilihan sepatu yang nyaman namun tetap modis atau pakaian yang memiliki desain simpel tapi menarik.

  8. Memiliki Kepercayaan Diri dalam Berbusana: Lansia yang fashionable tampil dengan percaya diri dan nyaman dengan pilihan fashion mereka. Mereka tidak takut menjadi diri sendiri, dan rasa percaya diri ini membuat mereka terlihat lebih menarik dan berkelas.

  9. Pandai Menyesuaikan Gaya dengan Kesempatan: Lansia fashionable tahu bagaimana menyesuaikan gaya mereka dengan acara atau situasi tertentu. Misalnya, mereka tahu kapan harus memakai pakaian formal, kasual, atau semi-formal agar tetap pantas di segala suasana.

Lansia yang fashionable tidak hanya terlihat menarik tetapi juga menunjukkan semangat hidup dan kebahagiaan yang memancar melalui pilihan gaya mereka.




Sumber:

https://caregiversofamerica.com/fashion-is-important-for-older-adults 

https://serenityhomecare.ca/2023/10/24/the-benefits-of-adaptive-clothing-for-seniors/

https://12oaks.net/fashion-for-seniors/

https://www.keiro.org/features/fashion-and-aging

https://www.lighthouseseniorliving.com/news/the-best-clothing-options-for-seniors-aging-in-style/

https://www.terrabellaseniorliving.com/senior-living-blog/benefits-of-a-minimalist-wardrobe-for-seniors-and-how-to-start-it/


Friday, 8 November 2024

Siap-Siap Aktif Lagi! Latihan Terbaik untuk Mengatasi Masalah Kesehatan Senior

        Terdapat beberapa gangguan pada  Senior yang dapat dilatih atau diperbaiki melalui gerak fisik. Latihan fisik yang tepat dapat membantu mengurangi dampak penuaan, meningkatkan kekuatan, mobilitas, dan fleksibilitas. 
Beberapa masalah kesehatan Senior dapat dicegah dengan aktivitas.
(Sumber: foto Janjang Hanaris)
Beberapa gangguan yang dapat dilatih dengan gerak fisik beserta latihan yang sesuai:

1. Kelemahan Otot (Sarkopenia)

  • Gangguan: Hilangnya massa dan kekuatan otot seiring bertambahnya usia.
  • Latihan yang Disarankan:
    • Latihan Kekuatan: Menggunakan beban ringan atau resistance bands untuk melatih kelompok otot besar, seperti squat, angkat beban tangan (dumbbell), atau push-up dinding.
    • Latihan Fungsional: Latihan seperti bangun dari kursi tanpa menggunakan tangan atau mengangkat barang dari lantai dapat meningkatkan kekuatan otot dan mempermudah aktivitas sehari-hari.

2. Gangguan Mobilitas Sendi

  • Gangguan: Kekakuan sendi akibat osteoarthritis atau penuaan yang menyebabkan keterbatasan gerakan.
  • Latihan yang Disarankan:
    • Latihan Peregangan: Peregangan lembut untuk meningkatkan fleksibilitas, seperti peregangan hamstring, quadriceps, dan bahu.
    • Latihan Range of Motion: Latihan yang melibatkan gerakan sendi melalui rentang geraknya, seperti mengayunkan lengan, memutar pergelangan kaki, atau memutar leher.

3. Keseimbangan dan Koordinasi (Pencegahan Jatuh)

  • Gangguan: Keseimbangan yang buruk meningkatkan risiko jatuh pada lansia.
  • Latihan yang Disarankan:
    • Berdiri Satu Kaki: Latihan ini, seperti yang disebutkan, dapat membantu melatih keseimbangan.
    • Latihan Berjalan di Garis Lurus: Berjalan dengan satu kaki di depan kaki yang lain (heel-to-toe) dapat melatih stabilitas dan koordinasi.
    • Tai Chi: Latihan ini melibatkan gerakan lambat dan terkontrol yang efektif untuk meningkatkan keseimbangan dan fleksibilitas.

4. Kesehatan Kardiovaskular (Penurunan Stamina dan Daya Tahan)

  • Gangguan: Lansia sering mengalami penurunan stamina, sesak napas, dan kelelahan cepat akibat penurunan fungsi jantung dan paru-paru.
  • Latihan yang Disarankan:
    • Latihan Aerobik Ringan: Jalan cepat, bersepeda ringan, atau berenang dapat membantu meningkatkan daya tahan kardiovaskular tanpa memberikan tekanan berlebih pada sendi.
    • Latihan Intervals: Kombinasi antara aktivitas fisik yang lebih cepat dengan gerakan yang lebih lambat untuk meningkatkan stamina secara bertahap.

5. Gangguan Postur (Kifosis)

  • Gangguan: Kifosis (punggung bungkuk) atau postur tubuh yang buruk sering terjadi akibat melemahnya otot-otot postural dan tulang belakang yang melengkung.
  • Latihan yang Disarankan:
    • Latihan Postur: Latihan seperti "plank" di dinding atau latihan postural sederhana yang melibatkan tarikan bahu ke belakang dan mengangkat kepala dapat membantu memperbaiki postur tubuh.
    • Latihan Penguatan Punggung: Latihan seperti rowing (menggunakan resistance band) atau peregangan punggung bagian atas bisa membantu menguatkan otot-otot punggung.

6. Nyeri Lutut dan Pinggul (Osteoarthritis)

  • Gangguan: Nyeri lutut dan pinggul akibat osteoarthritis dapat membatasi pergerakan dan meningkatkan risiko jatuh.
  • Latihan yang Disarankan:
    • Latihan Penguatan Otot Kaki: Squat ringan, latihan leg raises, atau berjalan di tempat untuk memperkuat otot di sekitar lutut dan pinggul.
    • Latihan Air (Hidroterapi): Berenang atau latihan di dalam air dapat mengurangi tekanan pada sendi sambil tetap memperkuat otot.

7. Penurunan Fleksibilitas

  • Gangguan: Penurunan fleksibilitas membuat gerakan terbatas dan lebih rentan terhadap cedera.
  • Latihan yang Disarankan:
    • Yoga Ringan atau Peregangan Terpandu: Yoga dapat meningkatkan fleksibilitas dan juga membantu memperbaiki postur tubuh serta keseimbangan.
    • Latihan Peregangan Rutin: Peregangan pada seluruh tubuh secara teratur dapat membantu mempertahankan fleksibilitas otot dan sendi.

8. Masalah Pernapasan (COPD, Asma Lansia)

  • Gangguan: Penyakit paru obstruktif kronik (COPD) atau asma dapat membatasi kapasitas paru-paru dan stamina.
  • Latihan yang Disarankan:
    • Latihan Pernapasan Dalam (Deep Breathing): Latihan ini bisa membantu memperbaiki fungsi paru-paru dan meningkatkan oksigenasi.
    • Latihan Kardio Ringan: Aktivitas seperti berjalan lambat atau latihan dengan sepeda statis ringan dapat membantu meningkatkan fungsi paru-paru tanpa terlalu melelahkan.

9. Gangguan Saraf (Neuropati Perifer)

  • Gangguan: Nyeri, kesemutan, atau mati rasa di kaki dan tangan akibat kerusakan saraf.
  • Latihan yang Disarankan:
    • Latihan Koordinasi: Melakukan gerakan yang melibatkan tangan dan kaki secara bersamaan, seperti bermain bola atau memegang benda kecil, bisa membantu meningkatkan koordinasi saraf.
    • Latihan Kaki dan Tangan: Melatih otot kecil di tangan dan kaki melalui gerakan sederhana seperti menggulung bola atau menjepit benda.

Latihan fisik yang disesuaikan dengan kondisi individu dapat membantu  Senior mengatasi berbagai gangguan fisik dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau fisioterapis sebelum memulai latihan untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.




Sumber:

https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4623318/

https://www.binasss.sa.cr/dic23/50.pdf

https://www.mdpi.com/1422-0067/25/8/4300

https://www.nuffieldhealth.com/article/7-exercises-for-the-over-70s-while-self-isolating

https://siortho.com/blog/arthritis/low-impact-joint-pain-exercises-for-arthritis/

https://www.healthline.com/health/exercise-fitness/balance-exercises-for-seniors

https://www.careinsurance.com/blog/health-insurance-articles/best-heart-exercises-for-seniors-to-stay-heart-healthy

https://aspenseniorcenter.org/five-easy-exercises-to-help-seniors-improve-their-posture/

https://www.medicalnewstoday.com/articles/325029#safety