Sunday, 26 January 2025

Lansia Aktif Tanpa Rasa Sakit: Solusi Tepat untuk Nikmati Hari-Hari Bahagia

        Secara biologi, rasa sakit adalah mekanisme perlindungan tubuh untuk memberi tahu kita tentang adanya potensi bahaya atau kerusakan pada tubuh. Rasa sakit diproses oleh sistem saraf dan melibatkan interaksi kompleks antara reseptor nyeri, sistem saraf pusat, dan otak. Rasa sakit adalah istilah yang lebih luas dan mencakup semua bentuk ketidaknyamanan, baik fisik maupun emosional. Nyeri lebih sempit dan biasanya mengacu pada rasa sakit fisik yang spesifik, intens, atau terlokalisasi.

Bercanda dan berjumpa kawan-kawan dapat melupakan rasa sakit.
(Sumber: foto Rozali) 

Daya Tahan Rasa Sakit Daya tahan rasa sakit adalah kemampuan seseorang untuk menahan atau mengatasi rasa sakit fisik atau emosional yang dialaminya. Tingkat daya tahan rasa sakit berbeda untuk setiap individu dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:

1. Faktor Fisiologis

  • Sistem Saraf: Perbedaan sensitivitas saraf terhadap rasa sakit memengaruhi intensitas yang dirasakan.

  • Hormon: Hormon seperti endorfin dapat membantu mengurangi rasa sakit secara alami.

2. Faktor Psikologis

  • Ketangguhan Mental: Orang yang lebih tangguh secara mental cenderung memiliki toleransi rasa sakit lebih tinggi.

  • Pengaruh Emosi: Stres atau ketakutan dapat meningkatkan rasa sakit, sementara relaksasi atau pikiran positif dapat menguranginya.

3. Faktor Sosial dan Budaya

  • Norma Budaya: Dalam beberapa budaya, menunjukkan rasa sakit dianggap kelemahan, sehingga orang cenderung menahannya.

  • Pengalaman Hidup: Orang yang terbiasa dengan pekerjaan fisik berat atau cedera memiliki toleransi rasa sakit lebih tinggi.

4. Pengalaman Masa Lalu

  • Jika seseorang pernah mengalami rasa sakit serupa sebelumnya, ia mungkin lebih mampu mengelolanya di masa depan.

Apakah Daya Tahan Rasa Sakit Dapat Dilatih? 

Daya tahan rasa sakit dapat ditingkatkan melalui beberapa latihan, seperti:

  • Teknik Relaksasi: Meditasi, pernapasan dalam, atau mindfulness.

  • Latihan Mental: Visualisasi positif atau fokus pada hal lain untuk mengalihkan perhatian.

  • Paparan Bertahap: Membiasakan tubuh untuk menghadapi ketidaknyamanan dalam kadar yang aman.

Mengelola Rasa Sakit pada Lansia

Lansia sering merasakan rasa sakit, terutama jika mereka menderita penyakit tertentu meskipun sedang dalam pengobatan. Mengatasi rasa sakit pada lansia memerlukan pendekatan holistik, yang melibatkan aspek fisik, emosional, dan sosial. Berikut adalah beberapa cara lansia dapat bersikap dan mengelola rasa sakit:

1. Menerima Kondisi dengan Lapang Dada

  • Menerima Realitas: Memahami bahwa rasa sakit mungkin bagian dari proses penyembuhan atau efek dari penyakit kronis dapat mengurangi beban emosional.

  • Menghindari Penyangkalan: Dengan menerima kondisi, lansia lebih siap mencari solusi atau strategi manajemen rasa sakit.

2. Berkomunikasi dengan Tenaga Medis

  • Jujur tentang Gejala: Lansia sebaiknya melaporkan tingkat dan jenis rasa sakit yang dirasakan kepada dokter atau perawat.

  • Tanya tentang Alternatif: Jika pengobatan tidak efektif, diskusikan opsi lain seperti terapi fisik, obat pereda nyeri, atau intervensi medis tertentu.

  • Mengevaluasi Obat: Pastikan obat-obatan yang diminum tidak memperparah rasa sakit.

3. Menggunakan Teknik Relaksasi

  • Latihan Pernapasan Dalam: Membantu mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan relaksasi.

  • Meditasi atau Doa: Aktivitas spiritual sering memberikan ketenangan dan pengalihan dari rasa sakit.

  • Aromaterapi: Minyak esensial seperti lavender atau peppermint dapat membantu menenangkan pikiran.

4. Aktivitas Fisik Ringan

  • Latihan Ringan: Jalan kaki pelan atau peregangan dapat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi nyeri otot.

  • Terapi Fisik: Program yang dirancang khusus untuk lansia bisa membantu mengelola nyeri kronis.

5. Memanfaatkan Dukungan Sosial

  • Berbagi Cerita: Curhat kepada keluarga, teman, atau komunitas lansia dapat meringankan beban emosional.

  • Mendapatkan Pendampingan: Kehadiran orang terdekat dapat memberikan kenyamanan, baik fisik maupun emosional.

6. Fokus pada Hal yang Menyenangkan

  • Hobi: Melibatkan diri dalam kegiatan seperti membaca, merajut, atau mendengarkan musik dapat mengalihkan perhatian dari rasa sakit.

  • Nikmati Hal Sederhana: Menghabiskan waktu di taman atau melihat pemandangan dapat meningkatkan suasana hati.

7. Mencari Dukungan Psikologis

  • Konseling atau Terapi Psikologi: Terapi dapat membantu lansia mengatasi rasa takut atau cemas yang mungkin memperburuk rasa sakit.

  • Kelola Stres: Stres atau depresi dapat memperburuk persepsi terhadap rasa sakit.

8. Pertimbangkan Pengobatan Alternatif

Beberapa metode non-konvensional yang mungkin membantu:

  • Akupunktur.

  • Pijat terapi.

  • Terapi musik atau seni.

Rasa sakit sering kali bukan hanya masalah fisik, tetapi juga emosional dan psikologis. Pendekatan yang seimbang antara perawatan medis, dukungan sosial, dan pengelolaan pikiran dapat membantu lansia menjalani hidup dengan lebih nyaman dan bermakna.


Sumber:

https://www.webmd.com/pain-management/caregiver-pain-relief

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1470211824029270

https://newsnetwork.mayoclinic.org/discussion/mayo-clinic-minute-helping-older-adults-manage-chronic-pain/

https://www.oregonpainguidance.org/guideline/pain-control-in-the-elderly-and-individuals-with-dementia/




Wednesday, 15 January 2025

Rahasia Kebahagiaan Lansia: Berpikir Positif, Negatif, atau Netral?

     Berpikir adalah proses mental yang melibatkan penggunaan pikiran untuk memahami, menganalisis, mengevaluasi, atau menciptakan ide, informasi, dan solusi. Aktivitas ini menjadi kunci bagi manusia untuk memahami dunia, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah.

Berpikir berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan lansia.
(Sumber: foto file)

Berbagai Perspektif tentang Berpikir

1. Secara Psikologis
Berpikir adalah aktivitas mental yang melibatkan pengolahan informasi seperti ide, ingatan, atau persepsi untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Secara Filsafat
Berpikir adalah upaya reflektif untuk memahami dan mencari kebenaran tentang konsep atau keberadaan.

3. Secara Kognitif
Berpikir adalah proses pengolahan informasi yang mencakup logika, kreativitas, intuisi, dan pengambilan keputusan.

Proses Berpikir: Tahapan Utama

  1. Persepsi: Menyerap informasi dari lingkungan.
  2. Pengolahan Informasi: Menganalisis dan menghubungkan informasi.
  3. Evaluasi: Menilai relevansi atau kebenaran informasi.
  4. Kesimpulan: Menarik keputusan berdasarkan analisis.

Fungsi Berpikir dalam Kehidupan

  • Memecahkan Masalah: Menemukan solusi dari tantangan.
  • Mengambil Keputusan: Memilih opsi terbaik.
  • Meningkatkan Pemahaman: Memahami konsep dan hubungan.
  • Mengembangkan Ide: Mendorong kreativitas.
  • Belajar dari Pengalaman: Merefleksi dan berkembang.

Jenis Berpikir dan Pengaruhnya terhadap Lansia

1. Berpikir Positif

  • Ciri: Fokus pada sisi baik dan solusi.
  • Tujuan: Meningkatkan motivasi, menjaga semangat, dan melihat peluang.
  • Manfaat bagi Lansia:
    • Mengurangi stres.
    • Membantu melihat nilai hidup meskipun menghadapi keterbatasan fisik.
    • Contoh: "Meskipun mobilitas saya terbatas, saya masih bisa menikmati waktu bersama keluarga."

2. Berpikir Negatif

  • Ciri: Fokus pada risiko atau hal buruk.
  • Tujuan: Mengantisipasi masalah, meski jika berlebihan dapat memicu stres.
  • Dampak Negatif bagi Lansia:
    • Memicu depresi dan kecemasan.
    • Memperburuk kondisi kesehatan fisik.
    • Isolasi sosial akibat penarikan diri.

3. Berpikir Netral

  • Ciri: Objektif dan tanpa emosi berlebih.
  • Tujuan: Mengambil keputusan yang bijak dan stabil secara emosional.
  • Manfaat bagi Lansia:
    • Membantu menerima perubahan tanpa merasa terpuruk.
    • Contoh: "Anak saya sibuk bekerja, jadi saya akan mencari kegiatan yang menyenangkan bersama teman."

Gabungan Berpikir Positif dan Netral untuk Lansia

Lansia dapat mengombinasikan berpikir positif untuk memelihara rasa syukur dan harapan dengan berpikir netral untuk tetap realistis menghadapi kenyataan.

Kiat untuk Lansia agar Tetap Berpikir Sehat

  1. Latih Rasa Syukur: Fokus pada kebahagiaan kecil, seperti senyuman cucu.
  2. Terima Perubahan: Praktikkan berpikir netral untuk menerima perubahan fisik dan sosial.
  3. Tetap Aktif dan Terhubung: Ikuti kegiatan fisik dan sosial untuk menjaga keseimbangan mental.
  4. Praktikkan Mindfulness: Fokus pada momen saat ini tanpa khawatir berlebihan.
  5. Cari Makna Hidup: Ikuti aktivitas bermakna, seperti membantu orang lain atau mengejar hobi yang disukai.

Kesimpulan

Berpikir positif yang realistis dan berpikir netral adalah pola pikir terbaik bagi lansia. Kedua pendekatan ini membantu mereka menjaga keseimbangan emosi, kesehatan mental, serta menemukan kebahagiaan dalam menjalani masa tua dengan lebih bermakna.




Sumber:

https://friendshipcenters.org/aging-gracefully-the-power-of-positive-thinking 

https://www.nature.com/articles/s41598-023-30684-y

https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10979770/

https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7547434 

https://www.linkedin.com/pulse/combatting-negative-thinking-seniors-jenna-macmorris

https://psychotherapyandcounselingservices.com/en/the-power-of-neutral-thinking/


Thursday, 9 January 2025

Hidup Lebih Lama dan Bahagia: Pelajaran dari Penduduk Zona Biru

        Zona Biru (Blue Zones) adalah istilah yang merujuk pada wilayah-wilayah di dunia di mana penduduknya dikenal memiliki umur panjang dan kesehatan yang luar biasa baik. Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh Dan Buettner, seorang penulis dan peneliti, yang bekerja sama dengan National Geographic untuk mempelajari kebiasaan hidup masyarakat di wilayah-wilayah tersebut.

Lansia yang berharap bahagia dan berumur panjang.
(Sumber: foto Paguyuban Pengawas Purna)

Ada lima wilayah utama yang dikenal sebagai Zona Biru:

1. Okinawa, Jepang

Pulau-pulau di ujung selatan Jepang dulunya dikenal sebagai tanah keabadian, karena umur panjang penduduknya. Penduduk Okinawa dilaporkan memiliki lebih sedikit kanker, penyakit jantung, dan demensia. Zona Biru di Okinawa menunjukkan bahwa gaya hidup sederhana, hubungan sosial yang kuat, pola makan sehat, dan memiliki tujuan hidup (ikigai) adalah kunci umur panjang dan kualitas hidup yang baik. Okinawa dikenal memiliki angka harapan hidup tertinggi di dunia, terutama di kalangan wanita, dengan rata-rata mencapai 86 tahun. Banyak penduduknya yang hidup sehat hingga usia 90-100 tahun.

2. Sardinia, Italia

Meskipun seluruh Sardinia adalah Zona Biru, wilayah Barbagia dikatakan memiliki konsentrasi pria tertinggi yang hidup hingga usia 100 tahun atau lebih. Makanan adalah kehidupan di Italia dan cara orang Sardinia mengolah masakan Italia mungkin menjadi hal yang memperpanjang hidup penduduk di luar norma. Orang Sardinia mengajarkan bahwa aktivitas fisik alami, pola makan sehat berbasis tumbuhan, hubungan sosial yang erat, dan gaya hidup santai adalah kunci umur panjang dan kebahagiaan. Wilayah ini memiliki salah satu populasi pria tertua di dunia, dengan angka harapan hidup rata-rata sekitar 82-85 tahun. Sardinia dikenal dengan konsentrasi centenarian (usia 100 tahun) tertinggi di dunia.

3. Ikaria,Yunani

Di pulau Yunani ini, hidup hingga berusia seratus tahun merupakan hal yang lumrah dengan satu dari tiga penduduk dilaporkan berusia lebih dari 90 tahun, dengan angka harapan hidup rata-rata sekitar 82-84 tahun. Penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan Alzheimer relatif jarang ditemukan. Orang-orang yang tinggal di Ikaria mengikuti pola makan Mediterania tradisional , yang dianggap sebagai salah satu pola makan tersehat di dunia. Di sini, pola makan mereka berfokus pada makanan seperti kentang, kacang-kacangan , sayuran liar, rempah-rempah, banyak minyak zaitun , dan makanan pokok seperti susu kambing, madu, dan keju feta.  

4. Nicoya, Kosta Rika

Penduduk Nicoya, Kosta Rika, menunjukkan pola makan alami, mereka makan sebagian besar makanan mereka di paruh pertama hari, membatasi asupan kalori di malam hari, dengan makanan yang difokuskan pada diet tradisional Mesoamerika seperti jagung, kacang-kacangan, labu, dan tortilla, ditambah banyak buah dan sayuran seperti ubi jalar, pisang, pepaya, dan pohon persik. Aktivitas fisik sehari-hari, hubungan sosial yang erat, tujuan hidup, dan gaya hidup sederhana adalah resep untuk umur panjang dan kesehatan.  Penduduk Nicoya memiliki angka harapan hidup rata-rata sekitar 85 tahun, dengan banyak yang hidup hingga usia 90-an dan 100-an. 

5. Loma Linda, California (komunitas Advent Hari Ketujuh)

Loma Linda adalah rumah bagi komunitas Advent Hari Ketujuh yang berkembang pesat di tengah pinggiran kota Amerika modern, namun komunitas ini masih menentang segala rintangan kesehatan. Kesehatan adalah inti dari iman mereka, memprioritaskan olahraga dan mengikuti pola makan vegetarian yang sehat . Ini termasuk banyak makanan nabati yang kaya akan lemak baik, seperti alpukat dan kacang-kacangan, bersama dengan makanan utuh seperti oatmeal, roti gandum utuh , kacang-kacangan , dan kedelai. Rata-rata penduduk Loma Linda hidup sekitar satu dekade lebih lama daripada kita semua.  Anggota komunitas ini memiliki angka harapan hidup rata-rata sekitar 85-90 tahun.

Faktor-faktor Kunci Zona Biru yang Dapat Kita Tiru.

Orang-orang di Zona Biru memiliki gaya hidup dan kebiasaan tertentu yang berkontribusi pada kesehatan dan umur panjang mereka:

  • Aktivitas fisik rutin: Mereka cenderung aktif secara fisik dalam pekerjaan sehari-hari, seperti berkebun, berjalan kaki, atau aktivitas fisik ringan lainnya.
  • Pola makan sehat: Mereka mengonsumsi makanan berbasis tumbuhan (plant-based diet), seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
  • Hubungan sosial yang erat: Komunitas yang mendukung, rasa keterhubungan, dan hubungan sosial yang baik memainkan peran penting.
  • Tujuan hidup (ikigai): Mereka memiliki tujuan hidup yang jelas, yang memberikan motivasi dan kebahagiaan.
  • Manajemen stres: Kebiasaan seperti meditasi, berdoa, atau menghabiskan waktu di alam membantu mereka mengelola stres.
  • Pola makan moderat: Mereka cenderung makan dalam porsi sedang, sering berhenti makan sebelum kenyang penuh.

Konsep Zona Biru sering kali dikaitkan dengan upaya untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat dan memperbaiki kualitas hidup, bahkan jika Anda tidak tinggal di salah satu wilayah tersebut.





Sumber:





https://www.nytimes.com/2024/01/04/well/live/live-longer-health.html


Sunday, 5 January 2025

Temukan Ikigai Anda: Hidup Tanpa Penyesalan Mulai Hari Ini

        Ikigai (生き甲斐) adalah konsep Jepang yang merujuk pada alasan seseorang untuk hidup atau kebermaknaan dalam hidup. Secara harfiah, "iki" (生き) berarti hidup, dan "gai" (甲斐) berarti nilai atau alasan. Ikigai sering digambarkan sebagai sesuatu yang memberikan motivasi, kebahagiaan, dan tujuan setiap hari.

Lansia memerlukan Ikigai untuk memberikan motivasi, kebahagian dan tujuan.
(Sumber: foto Paguyuban Pengawas Purna)

Ikigai menjadi terkenal di seluruh dunia karena konsepnya yang sederhana tetapi mendalam, menawarkan cara untuk menemukan makna hidup dan kebahagiaan yang universal. 

Beberapa alasan utama di balik popularitasnya adalah:

1. Kesederhanaan dan Universalitas

  • Ikigai mudah dipahami dan relevan bagi siapa saja, terlepas dari budaya, usia, atau profesi.
  • Konsepnya menyeimbangkan aspek-aspek penting dalam hidup, seperti pekerjaan, cinta, dan kontribusi sosial.

2. Hubungannya dengan Panjang Umur

  • Ikigai sering dikaitkan dengan gaya hidup orang-orang di Okinawa, Jepang, yang terkenal sebagai salah satu daerah dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia.
  • Banyak penelitian menunjukkan bahwa memiliki tujuan hidup dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik.

3. Tren Self-Help dan Mindfulness

  • Dalam era modern, banyak orang merasa kehilangan arah hidup atau terjebak dalam rutinitas.
  • Ikigai menawarkan cara untuk menemukan makna dan tujuan hidup, menjadikannya solusi yang menarik di tengah keresahan zaman.

4. Dipopulerkan oleh Buku dan Media

  • Buku seperti "Ikigai: The Japanese Secret to a Long and Happy Life" karya Héctor García dan Francesc Miralles telah menjadi bestseller internasional.
  • Media sosial dan platform digital telah membantu menyebarkan konsep ini melalui artikel, infografis, dan video.

5. Koneksi dengan Budaya Jepang yang Mendunia

  • Jepang sudah dikenal karena budayanya yang mendalam, seperti Zen, wabi-sabi, dan mindfulness. Ikigai melengkapi daya tarik ini dengan perspektif unik tentang kebahagiaan.

Konsep ini melibatkan pencarian keseimbangan antara empat aspek utama:

  1. Apa yang Anda cintai (passion).
  2. Apa yang Anda kuasai (profesi).
  3. Apa yang dunia butuhkan (misi).
  4. Apa yang dapat menghasilkan uang untuk Anda (pekerjaan).
       Mari mengeksplorasi ikigai Anda dengan menjawab empat pertanyaan utama. Jawablah dengan jujur dan reflektif. 

1. Apa yang Anda cintai? (Passion)

  • Apa hal yang membuat Anda merasa bahagia atau bersemangat?
  • Apa aktivitas yang bisa Anda lakukan tanpa merasa lelah atau bosan?

2. Apa yang Anda kuasai? (Profession)

  • Apa keahlian atau kemampuan yang Anda miliki?
  • Apa yang sering dipuji orang lain tentang kemampuan Anda?

3. Apa yang dunia butuhkan? (Mission)

  • Apa masalah di dunia atau komunitas Anda yang ingin Anda bantu selesaikan?
  • Apa cara Anda bisa memberikan dampak positif?

4. Apa yang dapat menghasilkan uang untuk Anda? (Vocation)

  • Aktivitas atau pekerjaan apa yang bisa memberi Anda penghasilan?
  • Apa yang dibutuhkan orang lain yang bisa Anda sediakan?

Jika Anda nyaman, tuliskan jawaban Anda untuk masing-masing bagian, dan kita bisa coba menemukan irisan antara keempatnya untuk menentukan ikigai Anda!

Sumber: https://www.japan.go.jp 

Berikut adalah contoh-contoh ikigai yang relevan untuk orang Indonesia, dengan memadukan budaya lokal, kebutuhan masyarakat, dan nilai-nilai kehidupan di Indonesia:

1. Guru yang Menginspirasi

  • Apa yang Anda cintai? Mengajar dan berbagi ilmu kepada generasi muda.
  • Apa yang Anda kuasai? Kemampuan menjelaskan konsep dengan cara yang mudah dipahami.
  • Apa yang dunia butuhkan? Pendidikan berkualitas untuk mencerdaskan bangsa.
  • Apa yang dapat menghasilkan uang? Gaji dari profesi guru atau membuka les privat.
  • Ikigai: Membangun generasi muda yang cerdas dan bermoral.

2. Petani Organik

  • Apa yang Anda cintai? Menanam tanaman dan merawat alam.
  • Apa yang Anda kuasai? Kemampuan bercocok tanam dengan metode ramah lingkungan.
  • Apa yang dunia butuhkan? Pangan sehat dan berkelanjutan.
  • Apa yang dapat menghasilkan uang? Menjual hasil tani organik di pasar lokal atau online.
  • Ikigai: Menghasilkan makanan sehat sambil menjaga kelestarian lingkungan.

3. Seniman Batik

  • Apa yang Anda cintai? Membuat karya seni yang mencerminkan budaya Indonesia.
  • Apa yang Anda kuasai? Membatik dengan motif tradisional dan modern.
  • Apa yang dunia butuhkan? Pelestarian budaya dan seni tradisional.
  • Apa yang dapat menghasilkan uang? Menjual produk batik di pasar lokal atau internasional.
  • Ikigai: Melestarikan budaya batik sambil memperkenalkan keindahannya ke dunia.

4. Pengusaha Sosial

  • Apa yang Anda cintai? Membantu masyarakat keluar dari kemiskinan.
  • Apa yang Anda kuasai? Mengelola bisnis yang berfokus pada pemberdayaan komunitas.
  • Apa yang dunia butuhkan? Peningkatan kesejahteraan sosial di desa atau kota kecil.
  • Apa yang dapat menghasilkan uang? Profit dari usaha sosial, seperti koperasi atau produk lokal.
  • Ikigai: Membantu komunitas mandiri secara ekonomi sambil menjalankan bisnis berkelanjutan.

5. Konten Kreator Berbasis Edukasi

  • Apa yang Anda cintai? Membuat konten informatif dan edukatif.
  • Apa yang Anda kuasai? Videografi, editing, dan storytelling.
  • Apa yang dunia butuhkan? Konten positif yang mendidik generasi muda.
  • Apa yang dapat menghasilkan uang? Pendapatan dari iklan, sponsor, atau monetisasi platform.
  • Ikigai: Mengedukasi masyarakat dengan cara kreatif melalui media digital.

6. Dokter atau Relawan Kesehatan

  • Apa yang Anda cintai? Menolong orang lain dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
  • Apa yang Anda kuasai? Pengetahuan dan keterampilan medis.
  • Apa yang dunia butuhkan? Akses terhadap pelayanan kesehatan yang baik.
  • Apa yang dapat menghasilkan uang? Praktik medis atau klinik.
  • Ikigai: Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat.

7. Pelaku Pariwisata Lokal

  • Apa yang Anda cintai? Mengeksplorasi dan memperkenalkan keindahan alam Indonesia.
  • Apa yang Anda kuasai? Kemampuan menjadi pemandu wisata atau mengelola homestay.
  • Apa yang dunia butuhkan? Pengalaman wisata yang autentik dan berkelanjutan.
  • Apa yang dapat menghasilkan uang? Pendapatan dari jasa wisata atau pariwisata lokal.
  • Ikigai: Memperkenalkan pesona Indonesia sambil meningkatkan ekonomi lokal
8. Mentor atau Konsultan
  • Apa yang Anda cintai? Membimbing orang lain dalam bidang yang Anda kuasai.
  • Apa yang Anda kuasai? Keahlian profesional yang dikembangkan selama karier Anda.
  • Apa yang dunia butuhkan? Orang-orang yang membutuhkan panduan atau saran ahli.
  • Apa yang dapat menghasilkan uang? Honorarium sebagai konsultan atau mentor.
  • Ikigai: Meneruskan pengetahuan dan keahlian kepada orang-orang yang membutuhkan.

       Héctor Garcia, salah satu penulis buku Ikigai: Rahasia Jepang untuk Hidup Panjang dan Bahagia, yang membantu mendorong ikigai menjadi sorotan global. Menjelaskan bahwa memiliki ikigai adalah kunci untuk menjalani hidup bahagia dengan tubuh dan pikiran yang sehat. Garcia mewawancarai lebih dari 100 warga lanjut usia di Desa Ogimi, Prefektur Okinawa, yang terkenal sebagai "desa umur panjang." Satu hal yang sama dari para lansia yang sehat dan aktif ini adalah bahwa masing-masing memiliki ikigai , atau sesuatu yang layak untuk dijalani. 



Sumber:

https://www.japan.go.jp/kizuna/2022/03/ikigai_japanese_secret_to_a_joyful_life.html





Thursday, 2 January 2025

Harapan Hidup: Apa yang Membuat Populasi Bertahan Lebih Lama?

        Pergantian tahun dari tahun 2024 menjadi tahun 2025, merupakan tahap penambahan usia manusia. yang menjadi ukuran harapan hidup pada suatu populasi. Harapan hidup (dalam bahasa Inggris: life expectancy) adalah estimasi rata-rata jumlah tahun yang diharapkan dapat dijalani oleh seseorang dalam suatu populasi, berdasarkan kondisi sosial, ekonomi, dan kesehatan saat ini. Harapan hidup sering digunakan sebagai indikator utama untuk menilai kesehatan dan kesejahteraan suatu populasi.

Angka Harapan hidup di Indonesia sebesar 71,29 tahun.
(Sumber: foto Dwipatri Club 2023)

Pengertian Harapan Hidup pada Populasi
  • Harapan hidup menunjukkan tingkat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
  • Digunakan untuk membandingkan kesehatan antara negara, wilayah, atau kelompok sosial. Misalnya:
    • Negara maju biasanya memiliki harapan hidup lebih tinggi (misalnya, 80–85 tahun).
    • Negara berkembang cenderung memiliki harapan hidup yang lebih rendah karena tantangan kesehatan, ekonomi, dan sosial.
       Harapan hidup juga didefinisikan secara statistik sebagai jumlah rata-rata tahun yang tersisa pada usia tertentu. Sedangkan umur panjang dapat merujuk pada anggota populasi yang berumur panjang

Pengukuran Umur Panjang

Umur panjang sering diukur berdasarkan:

  • Harapan Hidup (Life Expectancy): Rata-rata usia yang diharapkan pada populasi tertentu.
  • Angka Centenarian: Proporsi individu yang mencapai usia 100 tahun di suatu wilayah atau populasi.

Menurut data United Nations Population Division yang dirangkum dalam Worldometers, angka harapan hidup global di 2024 mencapai 73,3 tahun. Urutan pertama angka harapan hidup di dunia, Hongkong sebesar 85,63 tahun. Setiap negara tercatat memiliki angka harapan hidup yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat kesejahteraan penduduk, kesehatan, dan kemiskinan di negara tersebut.  

Sementara itu, di kawasan Asia Tenggara, Singapura jadi yang tertinggi dengan angka harapan hidup sebesar 83,86 tahun. Indonesia sendiri berada di urutan ke-135 dari 200 negara di dunia dengan angka harapan hidup sebesar 71,29 tahun, tepat berada di posisi tengah ASEAN. 

Penelitian Umur Panjang

Penelitian mengenai umur panjang pada lansia menunjukkan bahwa kombinasi berbagai faktor biologis, psikologis, dan sosial berperan penting. Berikut adalah beberapa faktor utama yang sering dikaitkan dengan umur panjang berdasarkan penelitian:

1. Gaya Hidup Sehat

  • Pola Makan:
    • Diet kaya buah, sayuran, biji-bijian, ikan, dan lemak sehat, seperti pada diet Mediterania, terbukti meningkatkan umur panjang.
    • Asupan protein berkualitas tinggi dan antioksidan membantu memperlambat penuaan.
  • Aktivitas Fisik:
    • Penelitian menunjukkan bahwa olahraga rutin, seperti berjalan kaki, yoga, atau latihan ringan, dapat memperpanjang usia dengan mengurangi risiko penyakit kronis.
  • Tidak Merokok dan Konsumsi Alkohol Secara Moderat:
    • Lansia yang menghindari rokok dan alkohol berlebihan memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit seperti kanker, penyakit jantung, dan stroke.

2. Genetika

  • Pengaruh Keturunan:
    • Studi menunjukkan bahwa gen tertentu, seperti gen FOXO3, berhubungan dengan umur panjang. Variasi genetik pada FOXO3 telah terbukti berhubungan dengan harapan hidup sehat dan umur panjang pada manusia. Hal ini ditemukan pada sebagian besar orang yang berusia seratus tahun dari berbagai kelompok etnis di seluruh dunia.
    • Lansia yang memiliki anggota keluarga dengan usia panjang cenderung memiliki peluang lebih besar untuk hidup lebih lama.

3. Pengelolaan Stres

  • Hubungan dengan Stres:
    • Stres kronis dapat mempercepat proses penuaan melalui mekanisme seperti peradangan.
    • Praktik pengelolaan stres, seperti meditasi, yoga, atau terapi psikologis, terbukti meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia.

4. Hubungan Sosial yang Baik

  • Kehidupan Sosial:
    • Lansia yang memiliki hubungan sosial yang erat dengan keluarga, teman, atau komunitas cenderung lebih sehat dan bahagia.
    • Penelitian di Blue Zones (wilayah dengan populasi umur panjang tertinggi) menunjukkan bahwa interaksi sosial aktif adalah kunci umur panjang.

5. Tidur yang Berkualitas

  • Durasi dan Kualitas Tidur:
    • Tidur 7–8 jam per malam dianggap ideal untuk kesehatan lansia.
    • Kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, sedangkan tidur yang cukup mendukung fungsi otak dan sistem kekebalan tubuh.

6. Pola Pikir Positif dan Tujuan Hidup

  • Optimisme dan Tujuan Hidup:
    • Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan pola pikir positif dan tujuan hidup yang jelas memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kronis dan memiliki umur panjang.
    • Di Jepang, konsep ikigai (alasan untuk hidup) terbukti berkontribusi pada umur panjang.

7. Akses ke Layanan Kesehatan

  • Pemeriksaan Rutin:
    • Deteksi dini penyakit melalui pemeriksaan kesehatan rutin membantu mengelola kondisi kronis lebih efektif.
    • Akses ke perawatan medis berkualitas juga berperan penting.

8. Lingkungan yang Mendukung

  • Faktor Eksternal:
    • Lingkungan yang bersih, aman, dan bebas polusi berkontribusi pada kesehatan jangka panjang.
    • Akses ke makanan sehat dan udara segar juga berperan penting.

Demikian beberapa faktor utama untuk berumur panjang yang dapat dimanfaatkan para lansia. Umur panjang pada lansia adalah hasil dari kombinasi genetik, gaya hidup sehat, hubungan sosial yang baik, serta kemampuan mengelola stres. Fokus pada aspek-aspek ini dapat meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup lansia.