Jangan buru-buru menilai. Perubahan emosi pada lansia bukan tanda lemah atau manja. Ada penjelasan ilmiah di baliknya — dan semuanya bermula dari otak.
![]() |
Perubahan terjadi pada lansia, cepat maupun lambat. (Sumber: foto P3) |
🧠Otak yang Tak Lagi Sama
Seiring usia bertambah, otak kita mengalami penyusutan volume secara perlahan. Ini bukan berarti kehilangan fungsi sepenuhnya, tapi memang ada perubahan nyata yang berdampak pada cara berpikir dan merasakan.
Beberapa bagian otak yang paling terdampak antara lain:
1. Lobus Frontal (Pengatur Emosi)
Bagian ini membantu kita berpikir jernih, menahan marah, dan mengambil keputusan dengan bijak. Saat volumenya menurun, kontrol emosi pun bisa goyah. Maka jangan heran jika lansia lebih mudah tersinggung atau merasa tersakiti oleh hal-hal kecil.
2. Amygdala (Pusat Rasa Takut dan Cemas)
Amygdala memproses emosi kuat seperti rasa takut, khawatir, dan panik. Saat koneksinya ke bagian otak lain melemah, lansia bisa merasa cemas berlebihan — bahkan tanpa alasan yang jelas.
3. Hippocampus (Memori dan Perasaan)
Hippocampus menyimpan ingatan emosional. Ketika fungsinya menurun, bisa timbul rasa bingung, sedih yang mendalam, atau sulit membedakan kenangan masa lalu dan kondisi saat ini.
😥 Apa yang Sering Terjadi?
Berikut ini beberapa perubahan emosi yang umum dialami lansia karena perubahan otak:
-
Mudah menangis meskipun bukan hal besar
-
Mudah cemas jika ditinggal sendiri atau keluar dari rutinitas
-
Mudah tersinggung pada komentar yang dulu dianggap biasa
-
Cepat marah, bahkan kadang tanpa penyebab jelas
-
Merasa kesepian meskipun berada di tengah keluarga
Ini semua bukan drama. Ini adalah perubahan nyata yang perlu kita pahami — bukan disalahkan.
🌱 Kabar Baiknya: Otak Masih Bisa Dilatih
Meski volume otak menurun, kemampuan merasa bahagia dan tenang masih bisa dipelihara. Bahkan, riset menunjukkan bahwa emosi positif justru bisa semakin kuat jika lansia:
-
Terlibat dalam kegiatan sosial
-
Menjaga hubungan hangat dengan keluarga
-
Melakukan aktivitas yang bermakna dan rutin
-
Mendekatkan diri pada spiritualitas dan rasa syukur
-
Menulis, berbagi cerita, dan mengenang masa indah
Dukungan emosional adalah kunci. Kadang cukup dengan mendengarkan mereka berbicara, atau memeluk mereka saat sedih, sudah membantu otak mereka merasa aman kembali.
🤲 Penutup: Mari Mengerti, Bukan Menghakimi
Saat emosi orang tua kita berubah, yuk kita jangan buru-buru menyuruh "sabar" atau "berpikir positif". Sebaliknya, pahamilah bahwa otak mereka sedang menyesuaikan diri dengan waktu.
Sumber:
https://www.nia.nih.gov/health/brain-health/how-aging-brain-affects-thinking
https://www.publichealth.columbia.edu/news/changes-occur-aging-brain-what-happens-when-we-get-older
https://www.medicalnewstoday.com/articles/319185