Showing posts with label misteri lansia. Show all posts
Showing posts with label misteri lansia. Show all posts

Thursday, 8 February 2024

Cara Mimpi Indah Lansia untuk Kesehatan Mental.

        Tidur berubah secara signifikan sepanjang umur, dan beberapa penelitian menggarisbawahi peran pentingnya dalam fungsi kognitif. Demikian pula, aktivitas mental saat tidur cenderung bervariasi seiring bertambahnya usia. 

Bermimpi adalah salah satu aspek tidur yang paling unik dan menarik. Saat tidur malam normal, biasanya kita menghabiskan sekitar dua jam untuk bermimpi. Mimpi yang paling intens terjadi selama tahap tidur REM (rapid eye motion), namun jenis mimpi yang berbeda dapat terjadi selama bagian mana pun dari siklus tidur.

Bermimpi adalah aspek yang menarik dan unik.
(Sumber: foto pens 49 ceria)

Salah satu teori paling mapan tentang mimpi adalah “hipotesis kontinuitas”, yang pertama kali diajukan oleh Hall dan Norby. Para penulis berhipotesis bahwa pikiran, perilaku, fantasi, dan emosi yang dialami selama keadaan terjaga mungkin memiliki kesinambungan dalam tidur. Beberapa penyelidikan memberikan dukungan empiris untuk hipotesis ini. 

Mimpi pada lansia adalah pengalaman bawah sadar yang terjadi saat tidur yang melibatkan persepsi, pikiran, emosi, dan gambar-gambar yang muncul dalam mimpi. Seperti pada orang dewasa pada umumnya, lansia juga mengalami mimpi saat mereka sedang tidur. Mimpi pada lansia dapat bervariasi, mulai dari mimpi yang realistis hingga mimpi yang sangat imajinatif atau tidak masuk akal.

Secara umum, mimpi pada lansia memiliki karakteristik yang mirip dengan mimpi pada kelompok usia yang lebih muda. Mimpi pada lansia dapat memengaruhi kualitas tidur dan kesejahteraan secara keseluruhan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa lansia mungkin memiliki kecenderungan untuk mengalami mimpi yang lebih nyata atau realistis daripada orang yang lebih muda.

Mimpi pada lansia juga dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional mereka. Beberapa lansia mungkin merasa terganggu atau cemas karena mimpi yang intens atau berulang, sementara yang lain mungkin menikmati pengalaman mimpi sebagai bagian dari tidur mereka.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemunculan dan sifat mimpi pada lansia antara lain:

Perubahan Neurologis:
Seiring bertambahnya usia, terjadi perubahan struktur dan fungsi otak. Ini dapat memengaruhi aktivitas otak saat tidur dan, oleh karena itu, dapat memengaruhi sifat dan frekuensi mimpi pada lansia.

Seiring bertambah usia terjadi perubahan struktur dan fungsi otak.
(Sumber: foto canva.com)
Kesehatan Fisik:
Penyakit kronis atau kondisi medis tertentu yang umum pada lansia, seperti penyakit jantung, diabetes, atau gangguan tidur seperti sleep apnea, dapat memengaruhi pola tidur dan menghasilkan mimpi yang berbeda.

Kesehatan Mental: 
Gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan kognitif seperti demensia dapat mempengaruhi isi dan intensitas mimpi pada lansia.

Obat-obatan: 
Penggunaan obat-obatan tertentu yang umum pada lansia, seperti obat tidur, antidepresan, atau obat untuk kondisi kesehatan lainnya, dapat memengaruhi aktivitas otak saat tidur dan menyebabkan perubahan dalam mimpi.

Pengalaman Hidup: 
Pengalaman hidup sepanjang hidup seseorang dapat mempengaruhi isi mimpi mereka. Lansia mungkin memiliki mimpi yang mencerminkan pengalaman masa lalu mereka atau masalah yang sedang dihadapi dalam kehidupan mereka saat ini.

Kebutuhan Psikologis dan Emosional:
Lansia mungkin mengalami mimpi yang mencerminkan kebutuhan psikologis atau emosional mereka, seperti rasa kehilangan, kesepian, atau perasaan pencapaian dalam hidup.

Gaya Hidup dan Kebiasaan Tidur: 
Kebiasaan tidur, seperti pola tidur yang tidak teratur atau konsumsi alkohol atau kafein sebelum tidur, dapat mempengaruhi kualitas dan sifat mimpi pada lansia.

       Lansia yang memiliki pengalaman bermimpi yang baik untuk kesehatan mental mereka cenderung memiliki karakteristik tertentu dalam mimpi mereka. 

Beberapa ciri lansia bermimpi yang baik untuk kesehatan mental mereka meliputi:

Mimpi Positif: 
Lansia yang memiliki mimpi yang positif cenderung merasa lebih baik secara emosional dan mental. Mimpi yang menyenangkan atau membangkitkan semangat, seperti mimpi tentang meraih tujuan hidup atau mengalami kebahagiaan, dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka.

Mimpi positip pada lansia meningkatkan kesejahteraan psikologis.
(Sumber: foto canva.com)

Mimpi yang Menghibur:
Lansia yang memiliki mimpi yang menghibur atau lucu cenderung merasa lebih bahagia dan terhibur saat bangun tidur. Mimpi-mimpi semacam itu dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.

Mimpi yang Memberi Kesan Positif:
Mimpi yang memberi kesan positif tentang diri sendiri atau kehidupan secara umum dapat meningkatkan rasa harga diri dan optimisme pada lansia.

Mimpi yang Mengingatkan Masa-masa Bahagia: 
Mimpi yang mengingatkan lansia pada masa-masa bahagia dalam hidup mereka, seperti kenangan bersama keluarga atau kesuksesan yang mereka capai, dapat memberikan dukungan emosional dan meningkatkan suasana hati.

Mimpi yang Membawa Kesan Mendalam: 
Lansia yang memiliki mimpi yang membawa kesan mendalam, seperti mimpi yang terasa sangat nyata atau bermakna secara personal, mungkin merasa terkoneksi dengan diri mereka sendiri atau dengan dunia sekitar mereka dengan cara yang bermakna.

Mimpi yang Memberikan Solusi:
Mimpi yang memberikan solusi atau jawaban atas masalah atau tantangan yang dihadapi oleh lansia dalam kehidupan nyata dapat memberikan perasaan lega dan bantuan dalam mengatasi ketegangan mental.

Mimpi yang Memberikan Inspirasi: 
Mimpi yang memberikan inspirasi atau motivasi untuk mencapai tujuan atau menghadapi tantangan dalam hidup dapat membantu meningkatkan semangat dan tekad lansia.

         Mimpi buruk atau mimpi yang menakutkan pada lansia dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. 

Beberapa dampak negatif yang bisa timbul akibat mimpi buruk bagi kesehatan mental lansia antara lain:

Stres dan Kecemasan: 
Mimpi buruk dapat menyebabkan peningkatan tingkat stres dan kecemasan pada lansia, terutama jika mimpi tersebut melibatkan situasi yang menakutkan atau traumatis.

Mimpi buruk pada lansia meningkatkan stres dan cemas.
(Sumber: foto canva.com)
Gangguan Tidur: 
Lansia yang sering mengalami mimpi buruk cenderung mengalami gangguan tidur seperti insomnia atau terbangun di malam hari. Gangguan tidur dapat memengaruhi kualitas tidur secara keseluruhan dan berdampak negatif pada kesehatan mental.

Penurunan Mood: 
Mimpi buruk dapat menyebabkan perubahan mood yang negatif pada lansia, seperti perasaan sedih, gelisah, atau tertekan, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental mereka secara keseluruhan.

Peningkatan Risiko Gangguan Kesehatan Mental: 
Lansia yang sering mengalami mimpi buruk mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan, terutama jika mimpi buruk tersebut berulang atau sangat mengganggu.

Pengaruh pada Kualitas Hidup:
Mimpi buruk dapat mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan pada lansia dengan menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan emosional, serta mengganggu aktivitas sehari-hari dan interaksi sosial.

Memori dan Kognisi: 
Mimpi buruk yang intens atau mengganggu dapat mempengaruhi kemampuan lansia untuk berkonsentrasi, mengingat informasi, dan membuat keputusan dengan benar, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kualitas hidup mereka.

Mengaktifkan Trauma Masa Lalu:
Mimpi buruk bisa mengaktifkan kenangan traumatis dari masa lalu pada lansia, yang dapat menyebabkan stres tambahan dan mengganggu pemulihan dari trauma tersebut.

       Beberapa penyakit atau kondisi kesehatan tertentu pada lansia dapat meningkatkan kemungkinan mengalami mimpi buruk, meliputi:

Gangguan Kesehatan Mental:
Gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan tidur seperti insomnia dapat meningkatkan kemungkinan mengalami mimpi buruk pada lansia.

Demensia: 
Penyakit seperti Alzheimer atau jenis demensia lainnya dapat menyebabkan gangguan tidur dan mimpi yang tidak menyenangkan pada lansia.

Stres dan Kecemasan: 
Stres kronis atau kecemasan terkait masalah kesehatan, kehidupan, atau keuangan juga dapat menyebabkan mimpi buruk pada lansia.

Efek Samping Obat-obatan: 
Beberapa obat-obatan yang sering dikonsumsi oleh lansia untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan, seperti obat tidur, antidepresan, atau obat untuk penyakit jantung, dapat menyebabkan mimpi buruk sebagai efek sampingnya.

Gangguan Tidur: 
Gangguan tidur seperti sleep apnea atau sindrom kaki gelisah (restless legs syndrome) dapat menyebabkan gangguan tidur yang menyebabkan munculnya mimpi buruk pada lansia.

Trauma Masa Lalu:
Lansia yang telah mengalami trauma fisik atau emosional di masa lalu juga mungkin memiliki mimpi buruk yang terkait dengan pengalaman traumatis tersebut.

Penyakit Serius: 
Penyakit serius seperti penyakit jantung, penyakit paru-paru, atau kanker dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan emosional yang dapat memengaruhi kualitas tidur dan menyebabkan mimpi buruk.

Perubahan Hormonal: 
Perubahan hormonal yang terjadi pada lansia, seperti penurunan hormon melatonin yang mengatur siklus tidur-waktunya, juga dapat berkontribusi pada timbulnya mimpi buruk.

       Mimpi pada lansia, seperti halnya pada kelompok usia lainnya, dapat memiliki manfaat tertentu bagi kesejahteraan mental dan emosional mereka. 

Beberapa manfaat dari pengalaman mimpi pada lansia antara lain:

Meningkatkan Kreativitas: 
Mimpi dapat memperkuat kreativitas pada lansia dengan memberi mereka kesempatan untuk mengeksplorasi ide-ide baru, memecahkan masalah, atau mengalami situasi yang imajinatif.

Mengurangi Stres dan Kecemasan: 
Mimpi yang menyenangkan atau menghibur dapat membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan pada lansia dengan memberi mereka pengalaman positif dan relaksasi selama tidur.

Pengolahan Emosi: 
Mimpi dapat menjadi cara bagi lansia untuk mengolah emosi yang mungkin tidak mereka ekspresikan secara sadar saat terjaga. Pengalaman mimpi dapat membantu mereka mengatasi perasaan yang terpendam atau memahami emosi yang rumit.

Meningkatkan Kualitas Tidur:
Meskipun mimpi kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan tidur, mimpi yang menyenangkan dan bermakna dapat meningkatkan kualitas tidur lansia dengan memberikan pengalaman yang memuaskan dan memperdalam tidur mereka.

Pemrosesan Memori dan Pengalaman:
Mimpi dapat membantu lansia untuk memproses dan mengintegrasikan informasi baru, pengalaman, dan memori ke dalam pikiran mereka, yang pada gilirannya dapat meningkatkan fungsi kognitif mereka secara keseluruhan.

Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis:
Mimpi yang memberikan pengalaman positif, termasuk mimpi tentang hubungan yang dekat atau pencapaian dalam hidup, dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis lansia dan memberi mereka perasaan kepuasan dan kebahagiaan.

Mengaktifkan Imajinasi: 
Mimpi dapat menjadi cara bagi lansia untuk tetap aktif secara mental dan mengaktifkan imajinasi mereka, yang dapat membantu menjaga kesehatan otak dan kognitif mereka seiring bertambahnya usia.

       Mendapatkan mimpi yang baik untuk lansia melibatkan beberapa langkah dan praktik yang dapat membantu menciptakan lingkungan tidur yang sehat dan merangsang. 

Beberapa cara untuk membantu lansia mendapatkan mimpi yang baik:

Pola Tidur yang Teratur: 
Membangun rutinitas tidur yang teratur adalah kunci untuk mendapatkan mimpi yang baik. Lansia sebaiknya mencoba untuk tidur dan bangun pada waktu yang konsisten setiap hari.

Lingkungan Tidur yang Nyaman: 
Menciptakan lingkungan tidur yang tenang, gelap, dan sejuk dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan memfasilitasi mimpi yang baik. Gunakan penutup mata atau earplug jika diperlukan untuk mengurangi gangguan dari lingkungan sekitar.

Pengelolaan Stres:
Melakukan praktik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam-dalam, atau yoga sebelum tidur dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan yang dapat memengaruhi mimpi.

Aktivitas Fisik yang Teratur: 
Berolahraga secara teratur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan menyebabkan mimpi yang lebih baik. Namun, hindari latihan yang terlalu intensif menjelang tidur, karena hal ini dapat membuat sulit untuk tidur.

Hindari Konsumsi Stimulan: 
Hindari konsumsi kafein, alkohol, atau makanan berat sebelum tidur, karena ini dapat mengganggu kualitas tidur dan memengaruhi mimpi.

Praktik Tidur yang Sehat:
Lansia sebaiknya mempraktikkan kebiasaan tidur yang sehat, seperti tidur dalam posisi yang nyaman, menghindari penggunaan perangkat elektronik di tempat tidur, dan menjaga kebersihan tidur.

Pengelolaan Kesehatan Mental: 
Mengelola kesehatan mental dengan baik, seperti dengan berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental jika diperlukan, dapat membantu mengurangi kemungkinan mimpi buruk dan mempromosikan mimpi yang baik.

Menjaga Aktivitas Mental:
Menjaga kegiatan yang merangsang mental, seperti membaca buku atau menyelesaikan teka-teki silang, dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan menghasilkan mimpi yang lebih bermakna.

Penggunaan Teknik Pemrosesan Emosi: 
Mencoba teknik pemrosesan emosi seperti terapi jurnal atau refleksi sebelum tidur dapat membantu menyelesaikan konflik emosional dan menghasilkan mimpi yang lebih positif.

Konsultasi dengan Profesional Kesehatan: 
Jika masalah tidur atau mimpi buruk terus berlanjut, sebaiknya lansia berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut dan saran tentang manajemen tidur yang lebih efektif.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas dan menciptakan rutinitas tidur yang sehat, lansia dapat meningkatkan kemungkinan mereka untuk mendapatkan mimpi yang baik dan mendukung kesehatan mental mereka secara keseluruhan.


Sumber:

https://www.sleepfoundation.org/dreams/how-do-dreams-affect-sleep 

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20525540/

https://www.promedica.org/blog/the-impact-of-dreams-on-dementia

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6801786/






Monday, 12 April 2021

Lansia Boleh Tidak Berpuasa

Sumber : pupensos.kemensos.go.id

           Lansia digolongkan sebagai kalangan yang boleh tidak berpuasa disebabkan “uzur yang tidak dapat dihilangkan”. Masuk kategori ini adalah sakit parah dan orang lanjut usia. 

Demikian disebutkan dalam I’anatut Thalibin syarah kitab Fathul Mu’in, sebagai berikut.

وإنـما يجِبُ صَوْمُ رَمَضانَ (علـى) كل مُكلِّفٍ ــــ أي بـالغ ــــ عاقِلٍ، (مُطيقٍ له) أي للصوم حِسّاً، وشَرعاً، فلا يجبُ علـ
 صَبـيّ، ومـجنونٍ، ولا علـى من لا يُطيقُه ــــ لِكَبِرٍ، أو مَرَضٍ لا يُرْجى بَرْؤه، ويَـلزمهُ مِدّ لكل يوم


 Artinya: “Puasa Ramadhan itu wajib bagi setiap mukallaf yang baligh dan berakal, yang mampu melaksanakan puasa secara fisik maupun syara’. Maka puasa tidak wajib bagi anak-anak serta orang dengan gangguan jiwa. Serta tidak wajib bagi orang yang tidak mampu melakukannya disebabkan lanjut usia, atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan wajib mengeluarkan (fidyah) setiap hari satu mud.”

         Para ulama sepakat bahwa orang tua atau lansia  dengan kondisi tidak mampu berpuasa, dapat tidak berpuasa dan tidak ada qodho baginya. 

Namun, bagi lansia yang tidak berpuasa mereka cukup membayar fidyah sesuai dengan jumlah puasa yang ditinggalkan. Pendapat ini merujuk pada firman Allah dalam QS. Al Baqarah ayau 184 yang berbunyi:

وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.” (QS. Al Baqarah: 184)

Lansia  yang sudah sangat renta, lemah, pikun dan tidak mampu dalam menjalankan puasa ramadhan. 

Dan jika masih mampu dan tidak menyebabkan kekhawatiran terhadap kesehatan atau kondisinya, maka orang tersebut masih memiliki kewajiban untuk berpuasa.

 

 

Sumber: https://islam.nu.or.id/puasa-ramadhan-untuk-lansia-dan-orang-pikun

Tuesday, 28 January 2020

Ibukota Pindah, Lansia Tidak Ikut

Ibukota pindah Lansia harus memperhitungkan ikut pindah.

Daftar Isi

Sejumlah Tahapan pindah

Tahun 2020

Tahun 2021

Tahun 2022- 2024

Tahap Pembangunan

Tahap Akhir Pembangunan

Bayangkan sobat Lansia, anak-anak sudah sudah dewasa dan berkeluarga dengan rezekinya  mampu memiliki rumah sendiri. Kemudian pindah ke  rumah baru maka sebelum rumah tersebut ditempati, tentu dipersiapkan sarana prasarananya ,kursi, meja, peralatan dapur, kamar mandi, taman, garasi dan sebagainya. 

Itu bila tersedia dana untuk  membeli perlengkapan rumah  jika tidak ada, tentu akan menyusul setahap demi setahap. Lingkungan baru akan menjadi problem sosial tersendiri bagi sahabat lansia yang tinggal dengan anaknya. 

Rasa aman, nyaman belum tentu langsung dirasakan perlu waktu untuk penyesuaian.
Sekarang yang mau dipindahkan ibukota negara, sudah tergambar betapa akan terjadi secara drastis perubahan ekonomi, sosial, politik, budaya dan sebagainya. 

Pindahnya jauh ke seberang pulau, tempat yang penulis belum pernah ke sana dibandingkan pulau Sumatra, Bali, Sumba, Sumbawa, yaitu Kalimantan Timur, kabupaten Penajam Paser Utara dan kabupaten  Kutai Kartanegara.


Semar simbol Lansia yang Bijak ,postur tubuhnya mirip Pulau Kalimantan
(Seword.Com)


       Berdasarkan dokumen gagasan rencana dan kriteria desain ibu kota baru dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Rabu (21/8/2019), ada sejumlah tahapan pemindahan ibu kota.

2020

Tahun 2020 pemerintah akan menyiapkan regulasi atau aturan yang sah, yang menetapkan pemindahan negara ke Kalimantan. Nantinya, regulasi tersebut menjadi dasar untuk pemerintahan-pemerintahan setelah Jokowi dalam melanjutkan pembangunan ibu kota baru.

Di tahun 2020 juga pemerintah akan membentuk kelembagaan yang dikhususkan untuk pembangunan ibu kota baru ini. Lalu, master plan kota dan perencanaan teknis kawasan juga akan disiapkan di tahun 2020.

2021

Kemudian, di tahun 2021 pemerintah akan memulai penyediaan lahan. Kebutuhan lahan sendiri sudah direncanakan dalam dua skenario, yakni seluas 40.000 Hektare (Ha) dan 30.000 Ha, namun tetap akan dikembangkan kembali menyesuaikan kebutuhan.

Di tahun 2021 juga pemerintah akan menyusun detail engineering design (DED) kawasan atau perencanaan fisik ibu kota baru. Tahap yang menjadi cikal bakal pembangunan yakni groundbreaking atau peletakan batu pertama yang juga akan dilaksanakan di tahun 2021.

2022-2024

Lalu, di tahun 2022-2024 pemerintah akan memulai pembangunan kawasan inti pusat pemerintahan dan juga sebagian kawasan di ibu kota baru yang harus diprioritaskan. Nantinya, di tahun 2024 akan dimulai awal pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan.

Tahap Pembangunan

Untuk tahap pembangunan ini membutuhkan waktu yang cukup panjang dan diproyeksi memakan waktu hingga 24 tahun, mulai dari tahun 2021-2045. Artinya, pembangunan ibu kota baru ini tak cukup diselesaikan oleh satu masa jabatan pemerintahan di Indonesia.

Di tahun 2021-2024 pemerintah akan membangun kawasan inti pusat pemerintahan yang membutuhkan luas lahan sekitar 2.000 hektare (Ha). Kawasan inti tersebut akan mencakup istana negara, kantor lembaga negara (eksekutif, legislatif, dan yudikatif), taman budaya, dan kebun raya atau botanical garden.

Di tahun 2025-2029 pemerintah akan membangun kawasan ibu kota negara yang mencakup perumahan Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, dan Polri. Kompleks diplomasi atau diplomatic compound, yakni kawasan permukiman untuk pelaksana diplomasi juga akan dibangun di rentang waktu tersebut.

Tak lupa juga pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan, industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan, pusat penelitian dan pengembangan, sarana Mice dan juga gedung-gedung pertemuan, sarana olah raga, museum, pusat perbelanjaan, dan juga pangkalan militer. Semua sarana tersebut ditargetkan rampung pada tahun 2029.

Tahap Akhir Pembangunan

        Selanjutnya, di tahun 2030-2045 yang merupakan tahap akhir pembangunan dari rencana pemerintah. Di rentang waktu ini, pemerintah akan membangun taman nasional dan konservasi orang utan, mengingat wilayah ibu kota negara akan dibangun di kawasan hutan dan berkonsep Forest City.

Nantinya, pemerintah juga berencana membangun klaster permukiman untuk non-ASN.
Di rentang waktu tersebut juga akan dibangun kawasan metropolitan, dan juga wilayah pengembangan terkait dengan wilayah provinsi di sekitar ibu kota baru tersebut.

       Sobat Lansia dan calon lansia harus memperhitungkan pada tahapan mana dimungkinkan sobat berada di ibukota negara yang baru. Apakah sobat tinggal bersama dengan keluarga  anak-anak di kota baru, atau hanya pelesiran di kota itu. Siapkan diri  sobat lansia dengan sebaik-baiknya dan berdoa semoga ibukota negara baru tersebut terwujud, proses pembangunannya berjalan  dengan baik dan lancar.








Sumber :Finance.detik.com



Friday, 24 January 2020

Super Lansia, Tidak Tangguh

Lansia Super Tangguh

       Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas (Permensos no.5 tahun 2018 ayat 1),Indonesia mengalami peningkatan jumlah lansia setiap tahun sehingga diperkirakan berdampak ,baik positif maupun negatif. 

Lansia tangguh adalah seseorang atau kelompok lansia yang tetap sehat (baik fisik, sosial dan mental), mandiri, aktif dan produktif. Mencapai optimalisasi masa tuanya secara berkualitas dengan rasa aman yang didukung lingkungan nyaman (BKKBN).

Kemudian bila ada Lansia Tangguh tetapi memiliki kemampuan produktif secara nasional  maka menurut LPC ,Lansia tersebut layak dan kalau boleh disebut Super Lansia Tangguh. karena dengan usia di atas 60 tahun masih mampu mengabdi dan memimpin negara.

Indonesia memiliki banyak Super Lansia Tangguh. Saat ini pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, mereka sangat menonjol, Wapres Ma'ruf Amin, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Agama Fachrul Razi, Menko Maritim dan investasi Luhut Binsar Panjaitan

Mereka sangat inspiratif dan mendorong para lansia di tanah air untuk terus berkiprah meski usia sudah sepuh. Bukan halangan bila masih mampu mengabdi untuk nusa dan bangsa.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

Menhan Prabowo Subianto (Jefrie Nandy Satria/detikcom)
Menteri Agama Fachrul Razi (Photo Kemenag for Times Indonesia)













Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan(CNBC Indonesia)





Baca: Hati-hati Virus menyerang lansia

Sunday, 19 January 2020

Memang Benar, Nenek Bukan Penyihir

Penyihir bukan Nenek

       Dahulu masyarakat Eropa dan Amerika memiliki pandangan bahwa para penyihir itu memiliki ciri-ciri : tua ( nenek-nenek), berwajah buruk, berhidung mancung dan panjang, punya sapu untuk terbang, pandai meramu berbagai obat / racun, memiliki kucing hitam, dsb. Gambaran dan penampilan yang negatif, jelek, menyeramkan kepada para penyihir.

Nenek gayung    (sumber:ceritaseramhoror.blogspot.com)

       Setiap Negara, daerah, dan budayanya  memiliki legenda atau cerita rakyat. Beberapa di antaranya memberikan pesan moral yang baik. 

Sementara sisanya dianggap sebagai dongeng seram untuk diceritakan di malam hari, ada yang bersosok monster atau manusia dengan wajah menakutkan.

Legenda dan cerita rakyat yang diturunkan dari mulut ke mulut, beberapa di antaranya berkaitan dengan sosok hantu wanita tua alias nenek-nenek. Kebanyakan digambarkan sebagai makhluk kejam, sesuai dengan paras mereka yang menakutkan.

       Mengapa nenek atau kakek yang sudah lansia dijadikan model untuk penyihir atau hantu yang menakutkan dan kejam mungkin karena wajahnya yang  tua dan keriput .

Bila ini terus berlanjut menjadi bahan cerita dan dongeng kepada anak cucu tentu saja, simpati, empati dan rasa hormat  terhadap kakek-nenek yang  sudah  lansia memudar.

       Mari bersama-sama mengubah gambaran lansia yang menakutkan menjadi lansia yang baik dan ramah. Beri lansia dengan layanan yang  menyenangkan dan kasih sayang, seperti mereka pernah menyayangi anak-anaknya.

Saturday, 18 January 2020

Kerajaan Baru, Runtuh Oleh Polri

Kerajaan Baru Runtuh

Fenomena munculnya kerajaan baru di Indonesia, banyak menarik perhatian masyarakat. Kerajaan baru yang bermunculan menjadi daya tarik masyarakat karena berharap mendapatkan kehidupan yang layak dan memiliki martabat. 

Bergabung dengan kerajaan untuk sebagian masyarakat merupakan kebanggaan. Beberapa daerah yang masyarakatnya dekat dengan masa kerajaan tentu saja banyak mendengar dari para sesepuh (lansia) secara turun-temurun, bagaimana kebesaran dan kemegahan kerajaan masa lalu.

Kerinduan pada masa itu mendorong masyarakat untuk menghidupkan kembali adanya ratu dan raja dengan istana yang indah.

Cerita tentang kerajaan Inggris dan keluarganya serta raja-raja yang masih berkuasa  di dunia tentu menjadi tontonan yang menarik masyarakat. Tayangan kebesaran dan kejayaan kerajaan  mudah mereka akses melalui berbagai media.

Dengan NKRI masyarakat harus menyadari apakah kerajaan baru yang bermunculan itu melanggar peraturan yang berlaku atau tidak.

Di Indonesia ada institusi penegak hukum, yaitu Polri, serahkan semua masalah kerajaan baru kepada Polri bila melanggar tentu saja kerajaan baru tersebut harus ditindak dan diruntuhkan sesuai dengan peraturan berlaku.

Namun bukan berarti di Indonesia tidak ada kerajaan. Menurut Dra. R. Hj. R. Yani WSS Kuswodidjojo yang merupakan Pengageng Kasunanan Sumenep, MAKN(Majelis Adat Kerajaan Nusantara) akan merumuskan lima syarat utama untuk menghindari potensi kemunculan raja atau ratu yang mengaku-aku tanpa ada jejak dan sejarah kerajaannya.

"Ada rumusan penting yang harus dimiliki sebuah kerajaan dan keraton yakni adanya lima syarat pertama, ada atau memiliki istana atau keraton atau puri, lalu ada raja yang ditabalkan atau dinobatkan, syarat ketiga ada dan memiliki silsilah turun temurun, syarat keempat punya lambang pusaka atau ada situs kerajaan atau keratonnya dan kelima ada masyarakat adatnya,"
(liputan 6.com)
Candi Bajang-Jejak Kemegahan Majapahit  (suaramuslim.net)


Terakhir untuk raja dan ratu yang ada di tanah air, jangan lupa pesan Presiden RI
"Saya titip kepada para sultan, raja, pangeran, permaisuri, serta pemangku adat keraton, bersama-sama yang lainnya untuk menggalang persatuan, menjaga kerukunan, menjadi berkat kebinnekaan serta memperkokoh NKRI yang kita cintai bersama-sama," kata Jokowi.
(nasional.kompas.com)

Saturday, 19 October 2019

Harapan Dari Presiden Dan Wakil Presiden Terpilih


       Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma'ruf Amin (lahir di Kresek, Tangerang, Masa Pendudukan Jepang, 11 Maret 1943; umur 76 tahun) adalah ulama dan politisi Indonesia. 

Ma'ruf saat ini menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia. Ia merupakan Wakil Presiden terpilih pada Pilpres 2019 yang akan mendampingi Joko Widodo pada masa kepemimpinan 2019 - 2024.

       Ma'ruf duduk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada 9 Agustus 2018. Ma'ruf diumumkan sebagai calon wakil presiden pada pemilihan umum Presiden Indonesia 2019 oleh Presiden Joko Widodo, yang ingin maju sekali lagi dalam pemilihan umum Presiden Indonesia 2019 sebagai calon presiden.

Sebelum diumumkan sebagai calon wakil presiden. Joko Widodo sempat memberikan pernyataan bahwa huruf pertama nama depan pasangannya adalah M 
( Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/)
       
       Bapak Ma’ruf Amin,yang berusia 76 tahun,menurut Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 5 Tahun 2018,disebut lansia karena Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Peristiwa ini tentu saja menambah semangat para lansia yang jumlahnya terus meningkat, ternyata usia bukan halangan untuk mengabdi kepada nusa dan bangsa.

Selamat kepada Bapak presiden dan wakil presiden terpilih tahun 2019,semoga menjadi barokah untuk bangsa dan Negara Indonesia.


       
       Para lansia berharap Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, pasal 14,berbunyi:
       Pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c merupakan usaha pemberian keterampilan kepada Lanjut Usia agar mampu hidup mandiri dan/atau produktif. Dan ditingkatkan terus untuk kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan lansia khususnya.