Sunday, 19 January 2020

Memang Benar, Nenek Bukan Penyihir

Penyihir bukan Nenek

       Dahulu masyarakat Eropa dan Amerika memiliki pandangan bahwa para penyihir itu memiliki ciri-ciri : tua ( nenek-nenek), berwajah buruk, berhidung mancung dan panjang, punya sapu untuk terbang, pandai meramu berbagai obat / racun, memiliki kucing hitam, dsb. Gambaran dan penampilan yang negatif, jelek, menyeramkan kepada para penyihir.

Nenek gayung    (sumber:ceritaseramhoror.blogspot.com)

       Setiap Negara, daerah, dan budayanya  memiliki legenda atau cerita rakyat. Beberapa di antaranya memberikan pesan moral yang baik. 

Sementara sisanya dianggap sebagai dongeng seram untuk diceritakan di malam hari, ada yang bersosok monster atau manusia dengan wajah menakutkan.

Legenda dan cerita rakyat yang diturunkan dari mulut ke mulut, beberapa di antaranya berkaitan dengan sosok hantu wanita tua alias nenek-nenek. Kebanyakan digambarkan sebagai makhluk kejam, sesuai dengan paras mereka yang menakutkan.

       Mengapa nenek atau kakek yang sudah lansia dijadikan model untuk penyihir atau hantu yang menakutkan dan kejam mungkin karena wajahnya yang  tua dan keriput .

Bila ini terus berlanjut menjadi bahan cerita dan dongeng kepada anak cucu tentu saja, simpati, empati dan rasa hormat  terhadap kakek-nenek yang  sudah  lansia memudar.

       Mari bersama-sama mengubah gambaran lansia yang menakutkan menjadi lansia yang baik dan ramah. Beri lansia dengan layanan yang  menyenangkan dan kasih sayang, seperti mereka pernah menyayangi anak-anaknya.

Saturday, 18 January 2020

Kerajaan Baru, Runtuh Oleh Polri

Kerajaan Baru Runtuh

Fenomena munculnya kerajaan baru di Indonesia, banyak menarik perhatian masyarakat. Kerajaan baru yang bermunculan menjadi daya tarik masyarakat karena berharap mendapatkan kehidupan yang layak dan memiliki martabat. 

Bergabung dengan kerajaan untuk sebagian masyarakat merupakan kebanggaan. Beberapa daerah yang masyarakatnya dekat dengan masa kerajaan tentu saja banyak mendengar dari para sesepuh (lansia) secara turun-temurun, bagaimana kebesaran dan kemegahan kerajaan masa lalu.

Kerinduan pada masa itu mendorong masyarakat untuk menghidupkan kembali adanya ratu dan raja dengan istana yang indah.

Cerita tentang kerajaan Inggris dan keluarganya serta raja-raja yang masih berkuasa  di dunia tentu menjadi tontonan yang menarik masyarakat. Tayangan kebesaran dan kejayaan kerajaan  mudah mereka akses melalui berbagai media.

Dengan NKRI masyarakat harus menyadari apakah kerajaan baru yang bermunculan itu melanggar peraturan yang berlaku atau tidak.

Di Indonesia ada institusi penegak hukum, yaitu Polri, serahkan semua masalah kerajaan baru kepada Polri bila melanggar tentu saja kerajaan baru tersebut harus ditindak dan diruntuhkan sesuai dengan peraturan berlaku.

Namun bukan berarti di Indonesia tidak ada kerajaan. Menurut Dra. R. Hj. R. Yani WSS Kuswodidjojo yang merupakan Pengageng Kasunanan Sumenep, MAKN(Majelis Adat Kerajaan Nusantara) akan merumuskan lima syarat utama untuk menghindari potensi kemunculan raja atau ratu yang mengaku-aku tanpa ada jejak dan sejarah kerajaannya.

"Ada rumusan penting yang harus dimiliki sebuah kerajaan dan keraton yakni adanya lima syarat pertama, ada atau memiliki istana atau keraton atau puri, lalu ada raja yang ditabalkan atau dinobatkan, syarat ketiga ada dan memiliki silsilah turun temurun, syarat keempat punya lambang pusaka atau ada situs kerajaan atau keratonnya dan kelima ada masyarakat adatnya,"
(liputan 6.com)
Candi Bajang-Jejak Kemegahan Majapahit  (suaramuslim.net)


Terakhir untuk raja dan ratu yang ada di tanah air, jangan lupa pesan Presiden RI
"Saya titip kepada para sultan, raja, pangeran, permaisuri, serta pemangku adat keraton, bersama-sama yang lainnya untuk menggalang persatuan, menjaga kerukunan, menjadi berkat kebinnekaan serta memperkokoh NKRI yang kita cintai bersama-sama," kata Jokowi.
(nasional.kompas.com)

Friday, 17 January 2020

Jangan Ikut Marah, Bantu Orang Tua Mengatasi Kemarahannya

  Bila Anda tinggal bersama kedua atau salah satu dari orang tua yang sudah lansia maka hari- hari  bersama mereka dapat berubah setiap saat, kondisi baik dan buruk silih berganti, marah, sedih, murung bahkan emosi mudah meledak  dengan hal yang sederhana.

Marah adalah emosi alami yang dapat muncul ketika seseorang merasa terancam, disakiti, tidak dihargai, atau ketika keinginan atau harapannya tidak terpenuhi. Kejadian yang dapat memicu kemarahan sangat bervariasi antara individu. 
Beberapa contoh kejadian yang umumnya bisa menyebabkan kemarahan termasuk perlakuan yang tidak adil, penghinaan, pengkhianatan, atau frustrasi yang berkelanjutan.

Suasana hati Lansia tidak menentu, banyak hal yang menjadi pemicunya, ketidakpuasan, kesehatan yang buruk, stres, rasa sakit, depresi, demensia, masalah keluarga, kehilangan martabat, penyakit yang tidak sembuh dan sebagainya. Bahkan tontonan atau berita di TV dapat menjadi pemicu kemarahan.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan lansia (orang tua) mudah marah, meliputi:

😬 Perubahan fisik dan hormonal:
Lansia sering mengalami perubahan fisik dan hormonal yang dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi mereka. Penurunan hormon, seperti estrogen pada wanita atau testosteron pada pria, dapat memengaruhi stabilitas emosi dan membuat mereka lebih rentan terhadap marah.

😬 Kesehatan yang buruk: 
Kondisi kesehatan yang buruk, seperti nyeri kronis, penyakit kronis, atau masalah tidur, dapat menyebabkan tidak nyaman dan ketidakpuasan yang berkelanjutan. Ini bisa membuat lansia mudah marah karena mereka merasa frustasi dan tidak nyaman secara fisik.

😬 Penurunan kemampuan fisik: 
Ketika lansia mengalami penurunan kemampuan fisik, seperti kehilangan kekuatan otot, mobilitas terbatas, atau masalah penglihatan atau pendengaran, hal ini dapat menyebabkan frustrasi dan ketergantungan pada orang lain. Rasa frustrasi ini dapat memicu kemarahan.

😬 Penurunan kemampuan kognitif: 
Lansia yang mengalami penurunan kemampuan kognitif, seperti penyakit Alzheimer atau demensia, mungkin mengalami kesulitan dalam memproses informasi atau mengungkapkan keinginan mereka. Ini dapat menyebabkan frustrasi dan kemarahan karena mereka merasa tidak dipahami atau tidak mampu melakukan hal-hal yang mereka inginkan.

😬 Perasaan tidak dihargai atau tidak terlibat: 
Lansia yang merasa diabaikan, dianggap tidak penting, atau tidak terlibat dalam keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka, dapat merasa frustrasi dan marah. Rasa kurangnya kontrol atau perasaan tidak dihargai ini bisa memicu kemarahan.

😬 Stres dan kecemasan: 
Lansia sering menghadapi stres dan kecemasan yang berkaitan dengan perubahan hidup, seperti kematian pasangan, pensiun, kehilangan teman, atau isolasi sosial. Ketidakpastian masa depan dan perubahan ini dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan mudah marah.

     πŸ’¬  Penting untuk mencatat bahwa setiap individu unik, dan faktor-faktor yang menyebabkan kemarahan pada lansia dapat bervariasi.

      πŸ’­ Meredakan kemarahan lansia dapat melibatkan beberapa strategi yang membantu mereka mengelola dan menenangkan emosi mereka. 

Berikut adalah beberapa kiat yang dapat membantu meredakan kemarahan pada lansia:

😊 Tetap tenang: 
Pertahankan ketenangan Anda sebagai caregiver atau orang yang berinteraksi dengan lansia. Jika Anda tetap tenang, itu dapat membantu menenangkan lansia dan mencegah situasi semakin memanas.

😊 Validasi perasaan mereka: 
Dengarkan dengan empati dan coba memahami perasaan dan pengalaman lansia. Validasi perasaan mereka dengan mengakui dan menghargai apa yang mereka rasakan, meskipun Anda mungkin tidak sepenuhnya setuju. Hal ini dapat membantu mengurangi frustrasi dan kemarahan mereka.

😊 Gunakan komunikasi yang efektif: 
Bicaralah dengan lembut dan jelas kepada lansia. Hindari menggunakan bahasa yang mengancam, menghakimi, atau memperburuk situasi. Berikan instruksi yang sederhana, langkah demi langkah, jika diperlukan.

😊 Berikan perhatian dan perawatan: 
Berikan lansia perhatian dan perawatan yang mereka perlukan. Merasa dihargai, diperhatikan, dan dicintai dapat membantu mengurangi ketegangan dan kemarahan mereka.

😊 Kenali pemicu kemarahan: 
Perhatikan situasi atau kejadian tertentu yang memicu kemarahan pada lansia. Dengan mengidentifikasi pemicu-pemicu ini, Anda dapat mencoba menghindarinya atau mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi kemungkinan kemarahan muncul.

😊 Berikan jeda dan waktu istirahat: 
Jika lansia sedang marah atau mengalami kemarahan yang intens, berikan mereka waktu untuk istirahat dan mengumpulkan kembali ketenangan. Pisahkan mereka dari situasi yang memicu kemarahan dan biarkan mereka tenang sejenak.

😊 Ajukan pertanyaan yang membantu: 
Dalam situasi yang memicu kemarahan, cobalah mengajukan pertanyaan yang membantu kepada lansia. Pertanyaan-pertanyaan seperti "Bagaimana saya bisa membantu Anda?" atau "Apakah ada sesuatu yang bisa membuat situasi ini lebih baik?" dapat membantu lansia merasa didengar dan memberikan mereka rasa kontrol.

😊 Bantu lansia menjaga kesehatan fisik dan emosional: 
Dukung lansia dalam menjaga gaya hidup sehat dengan mendorong mereka untuk beristirahat yang cukup, menjalani pola makan sehat, berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang disukai, dan menjaga hubungan sosial yang positif. Kesehatan fisik dan emosional yang baik dapat membantu mengurangi kemarahan.

Beberapa makanan yang bisa membantu meredakan kemarahan:

🍌 Makanan kaya akan omega-3: 
Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan tuna mengandung asam lemak omega-3 yang dapat mendukung kesehatan otak dan keseimbangan emosi. Omega-3 juga ditemukan dalam biji rami, biji chia, dan kenari.

🍌 Buah-buahan dan sayuran:
Buah-buahan dan sayuran yang kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan dapat memberikan nutrisi penting bagi kesehatan mental. Buah-buahan seperti blueberry, stroberi, dan jeruk, serta sayuran hijau seperti brokoli dan bayam, dapat memberikan manfaat yang baik untuk suasana hati dan keseimbangan emosional.

🍌 Kacang-kacangan: 
Kacang-kacangan seperti almond, kenari, dan kacang Brazil mengandung asam amino triptofan, yang berperan dalam produksi serotonin, neurotransmitter yang dapat membantu mengatur suasana hati.

🍌 Teh herbal: 
Teh herbal seperti chamomile, lavender, atau peppermint memiliki sifat menenangkan dan dapat membantu meredakan stres dan kegelisahan.

🍌 Dark chocolate (cokelat hitam): 
Cokelat hitam dengan kandungan kakao tinggi memiliki flavonoid, senyawa yang diketahui memiliki efek positif pada suasana hati. Namun, pastikan untuk memilih cokelat hitam dengan kandungan gula yang rendah.

       πŸ’¬Meskipun makanan dapat memiliki pengaruh pada kesejahteraan emosional, penting untuk diingat bahwa makanan tidak dapat sepenuhnya mengatasi masalah kemarahan atau menggantikan penanganan profesional. 

Mengelola emosi dan mengatasi kemarahan melibatkan pendekatan yang holistik, termasuk perawatan medis, dukungan sosial, aktivitas fisik, dan strategi koping ( merupakan suatu proses individu berusaha untuk menangani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat masalah yang sedang dihadapinya) yang sehat.

Keluarga yang memiliki lansia harus punya kesabaran yang banyak untuk menghadapi ledakan kemarahan dan  kerewelan mereka. Layani dengan empati dan simpati, sayangi mereka dengan sepenuh hati.

Beberapa kiat menghadapi Lansia yang meledak kemarahannya:    
  • Berkomunikasi dengan lansia secara baik dan hangat, cari tahu penyebab tidak nyaman mereka.
  • Gali pengalaman menyenangkan mereka saat muda, suruh mereka bercerita dan Anda menjadi pendengar yang baik.
  • Ciptakan lingkungan yang menyenangkan, ajak lansia berjalan di lingkungan yang nyaman dan segar.
  • Temukan tempat yang menjadi kesenangan Lansia, seperti: gym, komunitas lansia, dan permainan  kesukaannya.
  • Pergi ke dokter untuk membantu mengobati rasa sakit lansia .Obat dan terapi dari dokter  membuat perasaan lansia nyaman dan diperhatikan oleh keluarga.
  • Bawa ke tempat ibadah, ajak mereka melakukan doa bersama agar hati menjadi tenang dan siap  mental untuk menerima takdirnya.
πŸ’¬ Sayangilah kedua orang tua kita, sebagaimana mereka menyayangi kita sewaktu kecil.