Sunday, 19 February 2023

Popok untuk lansia

          Saat melakukan perjalanan jauh, lansia mungkin akan sulit untuk menemukan toilet secara teratur. Selain itu, perjalanan jauh dapat memperburuk kondisi inkontinensia dan membuat lansia merasa tidak nyaman. Oleh karena itu, menggunakan popok sekali pakai atau kain dapat membantu mengatasi masalah ini dan menjaga kenyamanan selama perjalanan.

Tidak semua lansia membutuhkan popok saat melakukan perjalanan. Namun, jika lansia mengalami inkontinensia atau kesulitan untuk mengontrol kandung kemih mereka, maka menggunakan popok saat melakukan perjalanan dapat membantu menjaga kebersihan dan kenyamanan mereka.

Penyebab Inkontinensia pada lansia

Inkontinensia adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kendali atas kandung kemih atau rektum mereka, sehingga menyebabkan kebocoran urine atau tinja. Lansia lebih rentan mengalami inkontinensia karena beberapa alasan, antara lain:

👴 Menurunnya otot-otot panggul: 

Otot-otot panggul dapat melemah seiring bertambahnya usia, terutama pada wanita setelah menopause. Ini dapat menyebabkan kesulitan untuk mengontrol kandung kemih atau rektum.

👴 Kehilangan elastisitas kulit: 

Kulit di sekitar uretra dan anus juga dapat kehilangan elastisitasnya seiring bertambahnya usia, yang dapat menyebabkan kebocoran urine atau tinja.

👴 Penyakit atau kondisi medis:

Beberapa penyakit atau kondisi medis seperti diabetes, stroke, demensia, infeksi saluran kemih, atau operasi panggul dapat menyebabkan inkontinensia.

👴 Efek samping obat-obatan: Beberapa obat-obatan tertentu, seperti diuretik atau obat penenang, dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil atau inkontinensia.

👴 Gaya hidup: Kebiasaan hidup seperti merokok, minum alkohol, atau konsumsi kafein dapat meningkatkan risiko inkontinensia

Sumber: grid.co.id

Pemilihan Popok Lansia

Popok untuk lansia biasanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka yang mungkin mengalami inkontinensia atau kesulitan untuk mengontrol kandung kemih mereka. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika memilih popok untuk lansia adalah:

👵 Jenis popok: 

Ada beberapa jenis popok yang tersedia, termasuk popok sekali pakai, popok kain, dan celana dalam penuh. Popok sekali pakai biasanya lebih mudah digunakan dan lebih nyaman bagi banyak lansia, sementara popok kain dan celana dalam penuh dapat lebih tahan lama dan ramah lingkungan.

👵 Ukuran: 

Popok harus dipilih dengan ukuran yang sesuai agar pas di tubuh lansia dan tidak menyebabkan kebocoran. Beberapa produsen popok memiliki ukuran yang berbeda, jadi pastikan untuk memeriksa petunjuk ukuran pada kemasan.

👵 Kapasitas penyerapan: 

Popok yang baik untuk lansia harus dapat menyerap banyak cairan agar dapat digunakan dalam waktu yang lama dan mencegah kebocoran. Pastikan untuk memeriksa kapasitas penyerapan popok sebelum membelinya.

👵 Kualitas bahan: 

Bahan popok harus nyaman untuk digunakan dan tidak mengiritasi kulit. Pilih popok yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

👵 Kemudahan penggunaan: Popok harus mudah digunakan dan diubah oleh lansia atau perawat yang merawat mereka.

      Namun, keputusan untuk menggunakan popok saat melakukan perjalanan sepenuhnya tergantung pada kondisi lansia dan kebutuhan mereka.

Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis terkait sebelum memutuskan untuk menggunakan popok. Selain itu, pastikan untuk membawa popok yang cukup selama perjalanan dan menggantinya secara teratur untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan selama perjalanan.Selamat bersenang-senang bertamasya tanpa repot dengan masalah pipis.



Sumber:

https://nafc.org/preventing-incontinence-before-starts/


Tahun Poltik untuk Lansia

     Tahun 2023 sampai tahun 2024 merupakan tahun yang penuh gejolak politik, para politikus bermanuver dengan strateginya untuk mendapat kemenangan. Semua potensi dikerahkan untuk mencapai tujuan antara lain dengan pemilih lansia.

WHO membagi lanjut usia menurut tingkatan umur lansia, yaitu: 
1) Usia pertengahan (middle age) antara 45-59 tahun 
2) Usia lanjut (elderly) 60-70 tahun
3) Usia lanjut (old) antara 75-90 tahun 
4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

Undang-undang Kesejahteraan Lansia No.13 tahun 1998, disebutkan, yang termasuk kategori kelompok lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. 

Dalam Undang-undang yang sama, lanjut usia dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu lanjut usia potensial dan lanjut usia tidak potensial. 

Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan atau Jasa. Sementara lanjut usia tidak potensial adalah
lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain. 

Sumber: antaranews


Lansia harus memiliki beberapa sikap agar terjadi peningkatan kesejahteraan lansia :

✌ Sikap lansia dalam pemilihan presiden sebaiknya sama dengan sikap masyarakat pada umumnya, yaitu berdasarkan pada pertimbangan pemilihan calon presiden yang terbaik untuk negara dan masyarakat. Sebagai warga negara yang dewasa, lansia memiliki hak yang sama dengan generasi lainnya dalam memilih pemimpin yang akan memimpin negara. 

✌ Sebagai generasi yang lebih berpengalaman dan lebih banyak mengalami berbagai fase dalam hidup, lansia bisa memberikan kontribusi yang berharga dalam memilih pemimpin yang tepat. Dalam memilih calon presiden, lansia sebaiknya melakukan evaluasi terhadap rekam jejak calon presiden dalam memimpin dan merealisasikan visi dan misinya. 

✌ Lansia juga bisa melihat kemampuan calon presiden dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat yang lebih tua, seperti memberikan akses pelayanan kesehatan yang lebih baik dan memperjuangkan hak-hak sosial ekonomi bagi lansia. ðŸ‘´ðŸ‘µ

✌ Lansia juga cenderung memilih calon presiden yang memperjuangkan hak-hak sosial dan ekonomi bagi lansia, seperti akses pelayanan kesehatan yang lebih baik dan perlindungan bagi warga lanjut usia.

✌ lansia mungkin juga cenderung memilih calon presiden yang memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan generasi muda dan mengupayakan pembangunan yang berkelanjutan bagi masa depan generasi mendatang.

✌ Setiap lansia memiliki pandangan yang berbeda-beda, tergantung pada latar belakang, pengalaman hidup, dan nilai-nilai pribadi masing-masing.

Berikut adalah beberapa aspek mental yang perlu diperhatikan dalam pemilihan:
👳 Keterbukaan:
Lansia perlu memiliki sikap terbuka terhadap informasi baru dan perubahan. Mereka harus siap untuk menerima pembaruan dan mempelajari hal-hal baru yang terkait dengan pemilihan yang mereka hadapi.

👳 Ketegasan: 
Lansia perlu memiliki kejelasan dan ketegasan dalam membuat keputusan. Mereka harus memahami tujuan dan preferensi mereka sendiri, serta mampu mengambil keputusan dengan penuh keyakinan.

👳 Kepercayaan diri:
 Penting bagi lansia untuk memiliki kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk membuat pilihan yang tepat. Ini melibatkan menghargai pengetahuan, pengalaman, dan intuisi mereka sendiri.

👳 Ketahanan emosional: 
Lansia perlu memiliki ketahanan emosional untuk menghadapi stres atau ketidakpastian yang mungkin timbul selama proses pemilihan. Mereka perlu mampu mengelola emosi mereka dengan baik dan tetap tenang dalam menghadapi situasi yang menantang.

        Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap lansia untuk melakukan penelitian dan evaluasi terhadap calon presiden sebelum membuat keputusan dalam memilih calon presiden yang tepat sesuai dengan nilai-nilai dan kepentingan pribadinya.
Namun, terlepas dari sikap politik pribadi masing-masing, lansia harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.

Setelah pemilihan selesai, lansia sebaiknya tetap mendukung keputusan rakyat dan memperkuat persatuan sebagai satu kesatuan bangsa untuk mencapai kemajuan bersama, khususnya kesejahteraan lansia.

Sumber:




Tuesday, 14 February 2023

Dampak Begadang untuk lansia

 "Begadang boleh saja asal ada gunanya", salah satu lirik lagu dangdut dari H. Oma Irama. Begadang atau kurang tidur dapat mempengaruhi kesehatan seseorang dan berujung dengan kematian.

Sumber:tribun.menado

Beberapa dampak negatif dari begadang antara lain:

☝ Kurang tidur dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh seseorang, sehingga meningkatkan risiko terkena infeksi dan penyakit.

☝ Begadang dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

☝ Kurang tidur dapat memengaruhi kesehatan mental dan emosional, termasuk meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya.

☝ Begadang dapat menyebabkan masalah kognitif, termasuk kesulitan berkonsentrasi, sulit mengingat, dan kehilangan kreativitas.

☝ Begadang juga dapat mempengaruhi kinerja fisik seseorang, termasuk penurunan daya tahan, kekuatan otot, dan keseimbangan tubuh.

       Dalam jangka pendek, begadang mungkin tidak memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan, tetapi kebiasaan ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius jika dilakukan secara terus-menerus dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa Anda memiliki pola tidur yang sehat dan cukup untuk mendukung kesehatan Anda.

Jumlah waktu tidur yang cukup.

Waktu tidur yang cukup dapat bervariasi tergantung pada usia, kondisi kesehatan, dan faktor-faktor lainnya. Berikut ini adalah rekomendasi jumlah waktu tidur yang dianjurkan oleh National Sleep Foundation untuk setiap kelompok usia:

Bayi usia 0-3 bulan: 14-17 jam per hari

Bayi usia 4-11 bulan: 12-15 jam per hari

Anak usia 1-2 tahun: 11-14 jam per hari

Anak usia 3-5 tahun: 10-13 jam per hari

Anak usia 6-13 tahun: 9-11 jam per hari

Remaja usia 14-17 tahun: 8-10 jam per hari

Dewasa usia 18-64 tahun: 7-9 jam per hari

Lanjut usia 65 tahun ke atas: 7-8 jam per hari

Namun, perlu diingat bahwa jumlah waktu tidur yang dibutuhkan seseorang dapat bervariasi, tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi kesehatan, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi lingkungan tidur. Penting untuk mendengarkan tubuh Anda dan tidur sebanyak yang Anda butuhkan untuk merasa segar dan bertenaga setiap hari.

Beda tidur malam dan siang 

Tidur malam dan tidur siang memiliki perbedaan dalam hal kualitas dan manfaat kesehatan. Tidur malam adalah tidur yang terjadi pada malam hari ketika tubuh dan otak memasuki tahap istirahat yang lebih dalam, sedangkan tidur siang adalah tidur yang terjadi selama siang hari.Perbedaan utama antara tidur malam dan tidur siang adalah bahwa tidur malam secara alami melibatkan tahap-tahap tertentu dari siklus tidur yang lebih dalam dan lebih memperbaiki tubuh, sementara tidur siang cenderung lebih ringan dan tidak memiliki tahap tidur yang mendalam. Oleh karena itu, tidur malam dianggap lebih baik untuk memulihkan kesehatan fisik dan mental, sementara tidur siang dapat membantu mengurangi rasa lelah dan meningkatkan konsentrasi.

Ritme sirkadian tubuh manusia didasarkan pada siklus terang-gelap, sehingga tidur di malam hari dapat membantu tubuh memproduksi hormon tidur alami dan mempromosikan keseimbangan hormon tubuh secara keseluruhan. Meskipun tidur siang dapat membantu memperbaiki kualitas dan durasi tidur malam yang tidak cukup, hal itu tidak dapat menggantikan tidur malam secara keseluruhan.

Meskipun demikian, kondisi tertentu seperti shift kerja, perjalanan jarak jauh, atau kondisi medis tertentu, dapat membuat orang tidur di siang hari. Dalam hal ini, tidur siang dapat menjadi alternatif yang bermanfaat untuk memastikan tubuh tetap mendapatkan istirahat yang cukup. Namun, penting untuk diingat bahwa tidur siang yang terlalu lama atau tidak teratur dapat mempengaruhi pola tidur malam seseorang dan memperburuk gangguan tidur.

 Semua kembali kepada sikap masing-masing, selamat tidur sehat.


Sumber:

https://www.thensf.org/

https://thesleepdoctor.com/aging/