Friday, 2 June 2023

Saraf Terjepit, Siapa Saja Yang Terkena

      

      Pernahkah merasakan nyeri yang tajam saat akan membungkuk. Sebagian orang mungkin akan mengabaikannya karena rasa sakit ini akan reda dengan sendirinya. Namun sebenarnya ada beberapa dampak yang dapat terjadi ketika saraf terjepit dibiarkan dan tidak ditangani dengan tepat. 

Saraf terjepit  (pinched nerve) dapat mengenai siapa saja, tua-muda, kaya-miskin, bahkan ada beberapa pesohor yang terkena penyakit ini, contohnya Sheryl Sheinafia dan Raffi Ahmad.saraf

Sumber: suara.com


Sumber:Pikiran rakyat

Saraf terjepit terjadi ketika ada tekanan atau kompresi pada saraf di dalam tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit, mati rasa, kelemahan, atau gangguan fungsi di area yang dilayani oleh saraf tersebut. Saraf dapat terjepit di berbagai bagian tubuh, tetapi yang paling umum adalah di leher (saraf terjepit leher) dan punggung bawah (saraf terjepit pinggang atau saraf kejepit ischiadicus).

Sumber:mayoclinic.org


Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan saraf terjepit meliputi:

😖 Herniasi cakram: 

Ini terjadi ketika bantalan gelatin di antara tulang belakang (diskus intervertebralis) tergeser keluar dari tempatnya dan mengenai saraf di sekitarnya.

😖 Stenosis spinal: 

Ini terjadi ketika saluran tulang belakang menyempit dan memberikan tekanan pada saraf yang lewat di dalamnya.

😖 Radikulopati: 

Ini adalah kondisi di mana akar saraf tulang belakang terganggu atau teriritasi, biasanya oleh peradangan akibat cedera atau penyakit seperti herniasi cakram.

😖 Sindrom piriformis:

 Otot piriformis, yang berada di dalam bokong, dapat menekan saraf ischiadicus dan menyebabkan gejala yang mirip dengan saraf terjepit.

Beberapa faktor risiko mengalami saraf terjepit, antara lain:

👴 Degenerasi tulang belakang: 

Penuaan menyebabkan degenerasi alami pada tulang belakang, termasuk perubahan pada diskus intervertebralis (bantalan di antara tulang belakang) dan tulang belakang itu sendiri. Perubahan ini dapat menyebabkan herniasi cakram atau stenosis spinal, yang kemudian dapat mengompresi saraf.

👴 Perubahan postur dan kelemahan otot: 

Seiring bertambahnya usia, otot-otot tubuh cenderung melemah dan kehilangan fleksibilitas. Ini dapat menyebabkan perubahan postur, seperti pembungkukan tulang belakang, yang meningkatkan risiko tekanan pada saraf.

👴 Penurunan elastisitas jaringan: 

Struktur dan jaringan tubuh lansia, termasuk diskus intervertebralis, cenderung kehilangan elastisitas dan kekuatan. Ini membuatnya lebih mudah bagi diskus untuk bergeser atau mendorong saraf di sekitarnya.

👴 Penyakit degeneratif: 

Lansia cenderung memiliki kondisi medis yang lebih umum, seperti osteoartritis atau penyakit degeneratif lainnya. Kondisi-kondisi ini dapat menyebabkan perubahan struktural pada tulang belakang dan meningkatkan risiko saraf terjepit.

👴 Aktivitas fisik yang berlebihan atau kurang: 

Kegiatan fisik yang berlebihan atau kurang dapat memengaruhi kesehatan tulang belakang dan otot. Lansia yang terlibat dalam aktivitas fisik yang berlebihan atau kurang aktif dapat mengalami ketidakseimbangan yang meningkatkan risiko saraf terjepit.

👴 Penyakit yang mempengaruhi saraf: 

Beberapa kondisi medis yang lebih umum pada lansia, seperti diabetes, dapat mempengaruhi kesehatan saraf dan meningkatkan risiko saraf terjepit.

👴 Kehamilan:

Penambahan air dan berat badan yang terkait dengan kehamilan dapat membengkakkan jalur saraf dan menekan saraf .

👴 Istirahat di tempat tidur yang lama:

Berbaring dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko kompresi saraf.

👴 Gerakan berulang-ulang :

Pekerjaan atau hobi yang membutuhkan gerakan tangan, pergelangan tangan atau bahu yang berulang, seperti pekerjaan perakitan, meningkatkan kemungkinan saraf terjepit.

👴 Gerakan Tiba-tiba : 

Ketika kita melakukan gerakan tiba-tiba, tubuh merespons dengan mengencangkan semua otot dan saraf, yang tentunya dapat memperburuk saraf terjepit.

Hindari aktivitas yang sekiranya dapat membuat Anda melakukan gerakan tiba-tiba, misalnya melakukan olahraga yang membuat Anda diam selama beberapa saat, kemudian melakukan gerakan yang intens.

Aktivitas lain misalnya menonton film yang menegangkan, menjaga anak-anak (terutama yang baru belajar berjalan).

👴 Naik Wahana Permainan:

Wahana permainan yang membuat tubuh Anda berputar atau terbentur ke segala arah sebaiknya dihindari. Tubuh Anda dapat dengan mudah tertarik dan terdorong ke segala arah sehingga mengganggu kesejajaran tubuh yang sangat tidak disarankan terutama ketika Anda mengalami saraf terjepit di tulang belakang.


Gejala saraf terjepit dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan sejauh mana saraf tersebut terjepit. Berikut adalah beberapa gejala umum yang dapat terjadi:

😟 Nyeri: 

Nyeri merupakan gejala yang paling umum pada saraf terjepit. Nyeri dapat berupa rasa sakit tajam, terbakar, atau menusuk di sepanjang jalur saraf yang terjepit. Nyeri ini dapat menyebar ke area yang dilayani oleh saraf tersebut.

😟 Mati rasa atau kesemutan: 

Saraf terjepit juga dapat menyebabkan sensasi mati rasa atau kesemutan pada area yang dilayani oleh saraf yang terjepit. Sensasi ini sering kali terasa seperti kebas atau sensasi jarum-jarum yang menusuk.

😟 Kelemahan otot: 

Kompresi saraf dapat mengganggu sinyal yang dikirim ke otot, menyebabkan kelemahan atau kehilangan kekuatan pada otot yang terkait. Kelemahan ini biasanya terjadi pada area yang dilayani oleh saraf yang terjepit.

😟 Gangguan fungsi: 

Saraf terjepit dapat menyebabkan gangguan fungsi pada area yang terkena. Misalnya, jika saraf terjepit di leher, seseorang dapat mengalami kesulitan menggerakkan atau memutar kepala dengan bebas. Jika saraf terjepit di punggung bawah, seseorang dapat mengalami kesulitan berjalan atau menjaga keseimbangan.

😟 Sensitivitas meningkat:

Beberapa orang dengan saraf terjepit mengalami sensitivitas yang meningkat terhadap sentuhan atau rangsangan ringan pada area yang terkena.

Berikut adalah beberapa pencegahan  saraf terjepit yang mungkin membantu:

🏃 Pertahankan postur yang baik: 

Pastikan Anda menjaga postur tubuh yang baik saat beraktivitas sehari-hari, terutama ketika duduk, berdiri, dan mengangkat beban. Hindari membungkuk atau melengkungkan punggung secara berlebihan, dan pastikan tulang belakang Anda tetap sejajar.

🏃 Lakukan olahraga dan latihan fisik secara teratur: 

Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menjaga kekuatan dan fleksibilitas otot, serta meningkatkan postur tubuh secara keseluruhan. Pilih latihan yang melibatkan peregangan dan penguatan otot inti (core muscles) untuk mendukung kesehatan tulang belakang.

🏃 Hindari gerakan yang berulang secara berlebihan:

Jika Anda terlibat dalam pekerjaan atau kegiatan yang melibatkan gerakan yang berulang, berikan waktu istirahat yang cukup untuk menghindari penumpukan tekanan pada saraf-saraf tertentu. Cobalah untuk melakukan variasi gerakan atau menggunakan alat bantu untuk mengurangi tekanan pada area yang rentan.

🏃 Jaga berat badan yang sehat: 

Kegemukan atau obesitas dapat meningkatkan beban pada tulang belakang dan meningkatkan risiko saraf terjepit. Upayakan untuk menjaga berat badan yang sehat melalui pola makan seimbang dan gaya hidup aktif.

🏃 Gunakan teknik pengangkatan yang benar:

Ketika mengangkat beban berat, pastikan Anda menggunakan teknik pengangkatan yang benar. Tekuk lutut dan pinggul Anda, bukan punggung, dan angkat dengan menggunakan kekuatan kaki Anda. Hindari mengangkat beban yang terlalu berat untuk Anda.

🏃 Pemanasan dan peregangan: 

Sebelum melakukan aktivitas fisik atau pekerjaan yang berat, lakukan pemanasan dan peregangan untuk mempersiapkan otot dan sendi Anda. Ini dapat membantu mengurangi risiko cedera dan saraf terjepit.

🏃 Perhatikan ergonomi: 

Pastikan area kerja dan tempat tidur Anda dirancang dengan baik secara ergonomis. Gunakan kursi yang nyaman dan mendukung punggung Anda dengan meja yang sesuai. Jika diperlukan, tambahkan bantalan atau dukungan tambahan untuk memastikan postur yang benar saat duduk atau tidur.

Berikut adalah beberapa nutrisi dan makanan yang dapat Anda pertimbangkan untuk menjaga kesehatan tulang belakang dan mencegah kondisi yang dapat menyebabkan saraf terjepit:

🌿 Kalsium: 

Makanan yang kaya akan kalsium, seperti susu, keju, yoghurt, dan sayuran hijau (misalnya brokoli, bayam), dapat membantu memperkuat tulang dan mencegah osteoporosis. Tulang yang kuat dapat membantu mengurangi risiko cedera pada tulang belakang.

🌿 Vitamin D: 

Vitamin D penting untuk penyerapan kalsium dan kesehatan tulang yang baik. Sumber alami vitamin D meliputi ikan berlemak (salmon, sarden), kuning telur, dan paprika merah. Selain itu, paparan sinar matahari juga merupakan sumber utama vitamin D.

🌿 Omega-3 asam lemak: 

Omega-3 asam lemak memiliki efek anti inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan pada tubuh. Ikan berlemak seperti salmon, tuna, dan sarden adalah sumber yang baik dari asam lemak omega-3. Juga, biji rami, chia seed, dan kacang-kacangan juga mengandung omega-3.

🌿 Antioksidan: 

Makan makanan yang kaya antioksidan dapat membantu melawan peradangan dan memperbaiki kerusakan sel. Buah-buahan dan sayuran berwarna cerah seperti blueberry, stroberi, wortel, paprika merah, dan brokoli mengandung banyak antioksidan.

🌿 Protein:

Protein penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, termasuk otot. Asupan protein yang cukup dapat membantu menjaga kekuatan dan elastisitas otot. Pilih sumber protein sehat seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak.

🌿 Serat:

Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti biji-bijian, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan mencegah konstipasi. Hal ini penting karena kelebihan berat badan dan sembelit dapat meningkatkan tekanan pada tulang belakang.               

Berikut adalah beberapa opsi pengobatan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter atau profesional kesehatan:

🚑 Istirahat dan perubahan aktivitas: 

Jika aktivitas tertentu atau gerakan tertentu memicu atau memperburuk gejala saraf terjepit, dokter dapat merekomendasikan istirahat sementara dan menghindari aktivitas yang memicu. Pemodifikasi aktivitas atau perubahan postur mungkin juga diperlukan untuk meringankan tekanan pada saraf yang terjepit.

🚑 Terapi fisik:

Terapi fisik dapat membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan fleksibilitas serta kekuatan otot. Fisioterapis dapat merancang program latihan khusus yang melibatkan peregangan, penguatan, dan teknik pelenturan untuk membantu meredakan tekanan pada saraf terjepit.

🚑 Obat anti inflamasi non steroid : 

Obat seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri yang terkait dengan saraf terjepit. Namun, penggunaan jangka panjang harus dilakukan dengan pengawasan medis.

🚑 Terapi injeksi: 

Dalam beberapa kasus, injeksi kortikosteroid dapat diberikan di sekitar saraf yang terjepit untuk mengurangi peradangan dan mengurangi gejala. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh ahli saraf atau dokter bedah saraf.

🚑 Obat penghilang nyeri:

Dalam beberapa kasus, dokter dapat meresepkan obat penghilang nyeri yang lebih kuat seperti opioid atau obat-obatan lainnya untuk mengatasi nyeri yang parah. Namun, penggunaan obat penghilang nyeri opioid harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter.

🚑 Pembedahan: 

Jika saraf terjepit parah atau tidak merespons pengobatan konservatif, dokter dapat merekomendasikan pembedahan. Pembedahan biasanya dilakukan untuk mengurangi tekanan pada saraf dan memperbaiki kondisi yang mendasarinya, seperti hernia cakram atau stenosis spinal.

        Pilihan pengobatan terbaik untuk saraf terjepit akan ditentukan oleh faktor-faktor seperti penyebab dan tingkat keparahan kondisi, riwayat medis, serta preferensi individu. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan rekomendasi pengobatan yang tepat dalam kasus Anda.




Sumber:

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pinched-nerve/symptoms-causes/syc-20354746

https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/pinched-nerve?search-term=pinched

https://www.medicalnewstoday.com/articles/320045#symptoms

https://www.southeasttexasspine.com/blog/8-top-warning-signs-you-have-a-pinched-nerve




Monday, 29 May 2023

Hati-hati Mata Terancam Buta,Jaga Dengan Baik

 

       Perang memang sangat buruk dan selalu memakan korban tak terkecuali perang sarung anak-anak di Indonesia, biasanya perang sarung sering dimainkan anak-anak, terutama anak laki-laki sehabis shalat tarawih atau shalat subuh.

Aturannya sendiri simpel, sarung tinggal dililit sehingga membentuk cambuk dan dilecutkan ke lawan. Lecutan sarungnya lumayan sakit dan bisa membuat memar jika mencambuknya terlalu kencang . 

Namun permainan perang sarung memakan korban, akibat yang ditimbulkan adalah mata anak-anak terancam buta karena benturan terkena lilitan sarung di mata , suatu perbuatan tak berguna dan merugikan masa depan. Anda harus mencegah dan mengingatkan akan risiko permainan ini kepada anak-anak.

Sementara para lansia berjuang menjaga kesehatan matanya agar tetap dapat melihat indahnya dunia. Mata lansia banyak mendapat ancaman dan serangan dari berbagai macam penyakit mata.

Sumber: news. okezone


Sumber: tribunnews

Beberapa penyakit mata yang banyak diderita oleh lansia :

👀 Katarak: 

Katarak adalah kondisi di mana lensa alami mata menjadi keruh. Ini adalah penyebab umum penurunan penglihatan pada lansia. Gejala katarak meliputi penglihatan buram, kepekaan terhadap cahaya, gangguan penglihatan warna, dan kesulitan melihat pada kondisi pencahayaan rendah.

👀 Degenerasi Makula Terkait Usia (Age-Related Macular Degeneration/AMD): 

AMD adalah kondisi yang mempengaruhi pusat penglihatan di retina, yang dikenal sebagai makula. Ini menyebabkan kerusakan pada kemampuan untuk melihat detail halus. Gejala AMD meliputi penglihatan pusat yang buruk, penglihatan kabur, dan perubahan persepsi warna.

👀 Glaukoma: 

Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang merusak saraf optik. Ini biasanya disebabkan oleh tekanan mata yang tinggi. Glaukoma umumnya tidak menunjukkan gejala awal, tetapi jika tidak diobati, dapat menyebabkan kehilangan penglihatan secara perlahan dan permanen.

👀  Diabetik: 

Ini adalah kondisi mata yang disebabkan oleh diabetes. Diabetes dapat merusak pembuluh darah di retina, yang dapat mengakibatkan penglihatan kabur, bintik-bintik hitam atau mengambang di penglihatan, dan hilangnya penglihatan jika tidak diobati.

👀 Penyakit Mata Kering: 

Mata kering adalah kondisi di mana mata tidak memproduksi cukup air mata atau kualitas air mata tidak memadai. Ini dapat menyebabkan mata merasa kering, gatal, terbakar, dan sensitif terhadap cahaya.

👀  Hipertensif: 

Pada beberapa kasus hipertensi yang tidak terkendali, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di retina. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan, bocornya cairan, dan kerusakan penglihatan.        

👀 Penyakit Mata Bawaan: 

Beberapa lansia mungkin menghadapi penyakit mata bawaan yang telah mereka alami sejak lahir, seperti katarak bawaan, glaukoma bawaan, atau gangguan retina bawaan.

👀 Penurunan kemampuan akomodasi lensa: 

Seiring bertambahnya usia, lensa mata secara alami kehilangan kemampuan untuk mengakomodasi dengan cepat, yaitu berfokus pada objek yang berbeda dalam jarak yang berbeda. Ini dapat menyebabkan kesulitan dalam melihat objek dekat.

Beberapa langkah untuk mencegah kerusakan mata pada lansia  :

👌 Lakukan pemeriksaan mata rutin: 

Melakukan pemeriksaan mata secara teratur sangat penting, terutama saat menjadi lansia. Konsultasikan dengan dokter mata untuk menjadwalkan pemeriksaan mata secara berkala guna mendeteksi dini adanya masalah mata dan mengobatinya dengan tepat.

👌 Jaga kesehatan umum: 

Gaya hidup sehat secara keseluruhan dapat berdampak positif pada kesehatan mata. Pertahankan pola makan seimbang yang kaya akan nutrisi, termasuk makanan yang baik untuk mata seperti sayuran hijau, ikan berlemak, dan buah-buahan. Hindari merokok dan batasi konsumsi alkohol. Lakukan aktivitas fisik secara teratur dan kelola stres dengan baik.

👌 Lindungi mata dari sinar matahari: 

Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat merusak mata. Gunakan kacamata hitam dengan perlindungan UV saat berada di luar ruangan, terutama pada siang hari atau di tempat yang terkena sinar matahari langsung. 

Pastikan kacamata hitam yang digunakan memberikan perlindungan UV yang memadai. Paparan sinar matahari dapat merusak mata Anda dan meningkatkan risiko katarak dan degenerasi makula terkait usia.  Lindungi mata Anda dengan menggunakan kacamata hitam yang menghalangi 99 hingga 100% radiasi UV-A dan UV-B.

👌 Hindari merokok:

Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit mata seperti katarak, degenerasi makula terkait usia (AMD), dan glaukoma. Jika Anda merokok, pertimbangkan untuk berhenti dan hindari paparan asap rokok pasif.

👌 Jaga kebersihan mata:

Menjaga kebersihan mata sangat penting. Cuci tangan secara teratur dan hindari menggosok mata dengan tangan yang kotor. Gunakan air bersih atau larutan khusus untuk membersihkan mata jika terdapat benda asing atau iritasi pada mata.

👌 Kelola penyakit kronis:

Beberapa penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular dapat berdampak negatif pada kesehatan mata. Penting untuk menjaga kontrol yang baik atas penyakit-penyakit tersebut melalui pengobatan yang tepat, diet sehat, dan gaya hidup sehat secara umum.

👌 Beristirahat dengan cukup: 

Memberikan istirahat yang cukup bagi mata sangat penting, terutama jika Anda sering menggunakan komputer atau melihat layar gadget. Lakukan istirahat secara berkala dengan melihat ke jauh selama beberapa menit setiap satu atau dua jam. 

Istirahatkan mata Anda. Jika Anda menghabiskan banyak waktu menggunakan komputer, Anda bisa lupa mengedipkan mata dan mata Anda bisa lelah. Untuk mengurangi kelelahan mata, cobalah aturan 20-20-20: Setiap 20 menit, lihatlah sekitar 20 kaki di depan Anda selama 20 detik.

👌 Gunakan perlindungan mata saat bekerja:

Jika Anda bekerja di lingkungan yang berisiko terhadap cedera mata atau terpapar bahan kimia, pastikan untuk menggunakan perlindungan mata yang sesuai, seperti kacamata pelindung atau pelindung wajah. Untuk mencegah cedera mata , Anda memerlukan pelindung mata saat berolahraga tertentu, bekerja di pekerjaan seperti pekerjaan pabrik dan konstruksi, serta melakukan perbaikan atau proyek di rumah Anda.

👌 Pertahankan berat badan yang sehat :

Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko terkena diabetes. Menderita diabetes membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena retinopati diabetik atau glaukoma .

👌 Berolahragalah secara teratur:

Olahraga dapat membantu mencegah atau mengontrol diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Penyakit ini dapat menyebabkan beberapa masalah mata atau penglihatan. Jadi jika Anda berolahraga secara teratur, Anda dapat menurunkan risiko terkena masalah mata dan penglihatan ini.

👌 Mengetahui riwayat medis keluarga Anda:

Beberapa penyakit mata diturunkan, jadi penting untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga Anda yang mengidapnya. Ini dapat membantu Anda menentukan apakah Anda berisiko lebih tinggi terkena penyakit mata.

👌 Gaya hidup sehat :

Mengadopsi gaya hidup sehat dan menjaga kesehatan mata secara keseluruhan dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan kerusakan mata pada lansia. 

Beberapa makanan yang diketahui baik untuk kesehatan mata:

🍀 Sayuran Berdaun Hijau Gelap:

Sayuran seperti bayam, brokoli, dan kangkung kaya akan nutrisi penting seperti lutein dan zeaxanthin. Nutrisi ini dikaitkan dengan pengurangan risiko penyakit mata terkait usia seperti katarak dan degenerasi makula terkait usia.

🍀 Wortel: 

Wortel mengandung beta-karoten, yang dikonversi menjadi vitamin A oleh tubuh. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan membantu menjaga penglihatan yang baik.

🍀 Ikan Berlemak:

Ikan seperti salmon, tuna, sarden, dan trout mengandung asam lemak omega-3. Omega-3 memiliki efek anti inflamasi dan dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah di mata.

🍀 Telur:

Telur mengandung nutrisi penting seperti vitamin E, lutein, zeaxanthin, dan zinc. Semua nutrisi ini penting untuk menjaga kesehatan mata.

🍀 Buah-buahan dan Jeruk Citrus: 

Buah-buahan seperti jeruk, stroberi, blueberry, dan kiwi mengandung vitamin C yang tinggi. Vitamin C adalah antioksidan yang kuat dan membantu melindungi mata dari kerusakan radikal bebas.

🍀 Kacang-kacangan dan Biji-bijian:

Kacang-kacangan seperti kacang almond, kacang kenari, dan biji bunga matahari mengandung vitamin E dan omega-3, yang baik untuk kesehatan mata.

🍀 Minyak Ikan:

Minyak ikan merupakan sumber asam lemak omega-3 yang sangat baik. Konsumsi minyak ikan dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko penyakit mata terkait usia.

🍀 Tomat: 

Tomat mengandung likopen, yaitu pigmen alami yang memberikan warna merah pada tomat. Likopen memiliki sifat antioksidan yang kuat dan dapat membantu melindungi mata dari kerusakan akibat paparan sinar matahari.

       Jika Anda memiliki masalah mata atau kekhawatiran kesehatan mata, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mata yang berkualitas.

Buat dunia ini tetap indah dan terang benderang dengan mata sehat.




 

Sumber:

https://www.aao.org/eye-health/tips-prevention/eye-exams-101

https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/search-results?q=eye

https://www.webmd.com/eye-health/news/20230522/another-death-more-infections-linked-recalled-eye-drops

https://www.allaboutvision.com/conditions/related/vision-problems-after-stroke/

https://medlineplus.gov/eyecare.html






Thursday, 25 May 2023

Awas Ompong Jadi Berbahaya

 Apakah ini salah satu dari bahaya ompong,

Sumber : merdeka.com


Sumber:Liputan6.com


     Menurut World Health Organization (WHO), data terkini menunjukkan bahwa sekitar 30% dari populasi dewasa di seluruh dunia menderita gigi ompong. Persentase ini dapat bervariasi di antara populasi dan negara-negara yang berbeda. 

Penting untuk dicatat bahwa persentase ini hanya merupakan perkiraan kasar dan dapat berfluktuasi di berbagai populasi. Data prevalensi gigi ompong dapat bervariasi berdasarkan metodologi penelitian, kriteria diagnosis yang digunakan, serta faktor-faktor risiko yang ada dalam populasi tertentu.

Ilustrasi orang ompong
(canva.com)

Dalam studi yang lebih baru pada tahun 2018, Pengpid dan Peltzer  melaporkan bahwa prevalensi edentulisme secara keseluruhan di Indonesia adalah 7,2%, sementara itu 29,8% di antara orang berusia 80 tahun ke atas. 

Gigi ompong, juga dikenal sebagai edentulisme, adalah kondisi di mana seseorang kehilangan satu atau lebih gigi permanen. Gigi yang hilang bisa terjadi pada gigi depan (gigi anterior) atau gigi belakang (gigi posterior), atau bahkan pada kelompok gigi yang lebih besar.

Beberapa faktor penyebab gigi ompong , antara lain :

😁 Karies gigi: 

Infeksi yang tidak diobati pada gigi dapat menyebabkan kerusakan parah pada gigi hingga harus dicabut.

😁 Penyakit periodontal: 

Infeksi dan peradangan pada jaringan penyangga gigi (jaringan periodontal) dapat menyebabkan kerusakan tulang rahang dan gigi menjadi goyah atau tanggal.

😁 Cedera atau trauma:

Cedera pada gigi akibat kecelakaan atau aktivitas olahraga yang keras dapat menyebabkan gigi patah atau terlepas.

😁 Penyakit gigi dan mulut lainnya: 

Beberapa kondisi seperti abses gigi yang tidak diobati, gigi yang terimpaksi, atau penyakit gusi yang parah dapat menyebabkan kehilangan gigi.

Beberapa faktor risiko gigi ompong, antara lain:

  • Faktor-faktor risiko untuk gigi ompong meliputi kebersihan mulut yang buruk, merokok, konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula, kurangnya perawatan gigi rutin, dan riwayat keluarga dengan masalah gigi.
  • Gigi ompong dapat mempengaruhi fungsi pengunyahan, bicara, dan penampilan seseorang. Selain itu, kehilangan gigi dapat menyebabkan perubahan pada struktur wajah, penurunan kepercayaan diri, dan masalah psikologis.
  • Perawatan untuk gigi ompong dapat mencakup penggunaan gigi palsu (seperti gigi tiruan atau jembatan gigi), implan gigi, atau perawatan ortodontik. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan diagnosis dan rekomendasi perawatan yang sesuai sesuai dengan kebutuhan individu.

Berikut adalah beberapa faktor yang umumnya berkontribusi terhadap gigi lansia yang ompong:

😀 Penurunan kepadatan tulang: 

Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan kepadatan tulang pada rahang dan gigi. Hal ini dapat membuat gigi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan lebih mudah goyang.

😁 Penumpukan plak dan karang gigi: 

Jika lansia tidak menjaga kebersihan gigi dengan baik, plak (lapisan lengket bakteri) dapat menumpuk dan membentuk karang gigi. Karang gigi menghasilkan asam yang dapat merusak enamel gigi, menyebabkan pembusukan gigi, dan berkontribusi pada gigi ompong.

😁 Penurunan produksi saliva: 

Produksi saliva (air liur) yang berkurang adalah masalah umum pada lansia. Saliva berperan penting dalam melindungi gigi dan membantu menghilangkan sisa makanan. Kurangnya saliva dapat menyebabkan peningkatan risiko pembusukan gigi.

😁 Kebiasaan buruk:

Kebiasaan seperti merokok, mengunyah tembakau, atau mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dapat merusak gigi dan gusi. Selain itu, menggigit benda-benda keras atau menggunakan gigi sebagai alat pembuka dapat mempercepat kerusakan gigi.

😁 Masalah kesehatan umum: 

Beberapa kondisi kesehatan umum yang sering terjadi pada lansia, seperti diabetes, osteoporosis, atau penyakit gusi, dapat mempengaruhi kesehatan gigi. Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat mempengaruhi kesehatan mulut.

😁 Kurangnya perawatan gigi yang tepat: 

Lansia yang tidak mendapatkan perawatan gigi rutin atau tidak memperhatikan kebersihan gigi dan gusi secara menyeluruh memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah gigi dan gusi.

Beberapa dampak gigi ompong pada kesehatan lansia:

😆 Kesulitan dalam makan dan nutrisi:

Gigi yang ompong dapat membuat lansia sulit mengunyah makanan dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengonsumsi makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi, terutama makanan yang lebih keras atau sulit dikunyah seperti buah-buahan dan sayuran. Kurangnya nutrisi yang adekuat dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

😆 Gangguan pencernaan: 

Lansia dengan gigi ompong yang tidak dapat mengunyah makanan dengan baik cenderung menelan makanan yang kurang tercerna dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti masalah perut kembung, sembelit, atau gangguan penyerapan nutrisi yang dapat mempengaruhi kesehatan umum.

😆 Gangguan bicara dan komunikasi: 

Kehilangan gigi dapat mempengaruhi kemampuan bicara dan komunikasi lansia. Gigi yang hilang dapat mengubah cara lidah dan bibir berinteraksi saat berbicara, sehingga dapat mempengaruhi kejelasan dan kefasihan bicara.

😆 Penurunan kualitas hidup: 

Gigi ompong dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia secara keseluruhan. Kesulitan dalam makan dan bicara, serta rasa tidak percaya diri yang mungkin muncul akibat gigi yang hilang, dapat menyebabkan lansia merasa malu atau mengurangi keinginan untuk berinteraksi sosial. Ini dapat memengaruhi aspek psikologis dan sosial kehidupan sehari-hari.

😆 Masalah kesehatan umum yang terkait: 

Kondisi gigi dan mulut yang buruk, termasuk gigi ompong, dapat berkontribusi pada masalah kesehatan umum pada lansia. Infeksi gigi yang tidak diobati dapat menyebabkan radang pada gusi atau infeksi pada tulang rahang. Selain itu, penelitian telah menunjukkan adanya keterkaitan antara penyakit periodontal (penyakit gusi) dengan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kondisi kesehatan umum lainnya.

Beberapa langkah mencegah gigi ompong pada lansia  yang dapat dilakukan :

🙆 Menjaga kebersihan gigi dan gusi: 

Lansia perlu membersihkan gigi dan gusi secara teratur setidaknya dua kali sehari dengan menggunakan sikat gigi lembut dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Selain itu, menggunakan benang gigi atau sikat gigi interdental dapat membantu membersihkan sela-sela gigi yang sulit dijangkau.

🙆 Mengunjungi dokter gigi secara teratur: 

Lansia sebaiknya menjadwalkan kunjungan rutin ke dokter gigi setidaknya dua kali dalam setahun, atau sesuai saran dokter. Pemeriksaan gigi yang teratur dapat membantu mendeteksi masalah gigi dan gusi sedini mungkin sehingga tindakan pencegahan dapat diambil.

🙆 Mengadopsi pola makan yang sehat: 

Makanan yang seimbang dan bergizi penting untuk kesehatan gigi. Lansia sebaiknya menghindari makanan dan minuman yang tinggi gula, terutama yang kleplasma dan gula tambahan. Sebaliknya, pilih makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak, yang dapat membantu memperkuat gigi dan gusi.

🙆 Menghindari kebiasaan buruk: 

Lansia sebaiknya menghindari merokok dan mengunyah tembakau, karena hal ini dapat merusak gigi dan gusi. Minuman beralkohol juga sebaiknya dikonsumsi secara terbatas, karena dapat menyebabkan kekeringan mulut dan meningkatkan risiko pembusukan gigi.

🙆 Menjaga kelembaban mulut:

Jika produksi saliva berkurang, lansia dapat mencoba mengunyah permen karet bebas gula atau menggunakan pengganti saliva buatan yang direkomendasikan oleh dokter gigi. Minum air putih secara teratur juga dapat membantu menjaga kelembaban mulut.

🙆 Mengelola kondisi kesehatan umum:

Lansia dengan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes atau osteoporosis sebaiknya menjaga kondisi tersebut dengan baik. Kontrol gula darah dan mengonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan tulang dapat membantu menjaga kesehatan gigi.

      Selalu penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi mengenai langkah-langkah pencegahan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan gigi dan gusi Anda.

Beberapa contoh makanan yang dapat membantu menjaga kesehatan gigi pada lansia:

👪 Buah-buahan segar: 

Buah-buahan seperti apel, pir, stroberi, dan melon mengandung serat yang baik untuk gigi. Serat dalam buah-buahan dapat membantu membersihkan gigi secara alami dan merangsang produksi saliva, yang melindungi gigi dari kerusakan.

👪 Sayuran renyah: 

Sayuran seperti wortel, brokoli, seledri, dan paprika memiliki konsistensi renyah yang dapat membantu membersihkan gigi saat dikunyah. Mereka juga kaya akan serat dan vitamin yang penting untuk kesehatan gigi dan gusi.

👪 Produk susu rendah lemak: 

Susu, yogurt, dan keju rendah lemak mengandung kalsium dan fosfor, yang membantu memperkuat gigi dan melindungi enamel. Konsumsi produk susu rendah lemak secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan gigi lansia.

👪 Protein hewani dan nabati: 

Telur, ikan, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, dan biji-bijian merupakan sumber protein yang penting untuk pembentukan dan perbaikan jaringan gigi dan gusi. Mereka juga mengandung fosfor yang baik untuk kesehatan gigi.

👪 Teh hijau: 

Teh hijau mengandung senyawa antioksidan yang disebut polifenol, yang dapat membantu melawan bakteri penyebab kerusakan gigi dan pembusukan. Minum teh hijau tanpa tambahan gula dapat memberikan manfaat bagi kesehatan gigi.

👪 Air putih: 

Air putih adalah pilihan minuman terbaik untuk menjaga kelembaban mulut dan membantu membersihkan sisa makanan dari gigi. Minumlah air putih secara teratur untuk menjaga kesehatan gigi dan mencegah mulut kering.

       Selain itu, penting untuk menghindari atau membatasi konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula, makanan olahan yang lengket, dan minuman berkarbonasi yang dapat merusak gigi.

Berikut ini adalah beberapa langkah umum yang dapat membantu mengatasi gigi ompong:

😬 Kunjungi dokter gigi:

Pertama-tama, penting untuk menjadwalkan janji dengan dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh. Dokter gigi akan mengevaluasi kondisi gigi dan gusi Anda dan memberikan rekomendasi perawatan yang sesuai.

😬 Perawatan gigi berlubang:

Jika gigi ompong disebabkan oleh gigi berlubang, dokter gigi mungkin akan merekomendasikan perawatan tambalan gigi atau penambalan gigi. Prosedur ini melibatkan pengangkatan daerah gigi yang rusak dan pengisian dengan bahan tambalan gigi yang cocok.

😬 Perawatan periodontal: 

Jika gigi ompong disebabkan oleh penyakit periodontal (penyakit gusi), perawatan periodontal yang menyeluruh mungkin diperlukan. Ini bisa mencakup scaling dan root planing untuk membersihkan plak dan karang gigi yang menumpuk di sekitar gigi dan akar. Jika penyakit gusi sudah parah, mungkin perlu dilakukan operasi periodontal.

😬 Pembuatan gigi palsu atau penyangga gigi: 

Jika gigi ompong parah atau gigi yang hilang, dokter gigi dapat merekomendasikan pembuatan gigi palsu, seperti gigi tiruan atau jembatan gigi. Jika ada cukup sisa gigi yang kuat, penyangga gigi seperti implan gigi dapat dipertimbangkan.

😬 Perawatan ortodontik: 

Dalam beberapa kasus gigi ompong, perawatan ortodontik seperti kawat gigi atau alat penjepit dapat membantu memperbaiki gigi yang bergeser atau goyang. Ini dapat membantu mengembalikan posisi gigi yang tepat dan meningkatkan penampilan dan fungsi gigi.

😬 Perubahan gaya hidup: 

Selain perawatan medis, perubahan gaya hidup sehat juga penting untuk menjaga kesehatan gigi. Menjaga kebersihan gigi yang baik dengan sikat gigi, benang gigi, dan obat kumur secara teratur, serta menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan mengunyah tembakau, dapat membantu mencegah masalah gigi lebih lanjut.

     Penting bagi lansia untuk mendapatkan perawatan gigi yang tepat dan menjaga kebersihan mulut secara teratur untuk mencegah dan mengatasi gigi ompong. Berkonsultasilah dengan dokter gigi untuk evaluasi dan rekomendasi perawatan yang sesuai dengan kondisi gigi dan mulut Anda.




Sumber:

http://www.ada.org/#

http://www.webmd.com/oral-health/default.htm#

https://www.dentalhealth.org/news/taskforce-backs-the-benefits-of-teledentistry-to-improve-global-oral-care-outcomes