Pernahkah merasakan nyeri yang tajam saat akan membungkuk. Sebagian orang mungkin akan mengabaikannya karena rasa sakit ini akan reda dengan sendirinya. Namun sebenarnya ada beberapa dampak yang dapat terjadi ketika saraf terjepit dibiarkan dan tidak ditangani dengan tepat.
Saraf terjepit (pinched nerve) dapat mengenai siapa saja, tua-muda, kaya-miskin, bahkan ada beberapa pesohor yang terkena penyakit ini, contohnya Sheryl Sheinafia dan Raffi Ahmad.saraf
Sumber: suara.com |
Sumber:Pikiran rakyat |
Saraf terjepit terjadi ketika ada tekanan atau kompresi pada saraf di dalam tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit, mati rasa, kelemahan, atau gangguan fungsi di area yang dilayani oleh saraf tersebut. Saraf dapat terjepit di berbagai bagian tubuh, tetapi yang paling umum adalah di leher (saraf terjepit leher) dan punggung bawah (saraf terjepit pinggang atau saraf kejepit ischiadicus).
Sumber:mayoclinic.org |
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan saraf terjepit meliputi:
😖 Herniasi cakram:
Ini terjadi ketika bantalan gelatin di antara tulang belakang (diskus intervertebralis) tergeser keluar dari tempatnya dan mengenai saraf di sekitarnya.
😖 Stenosis spinal:
Ini terjadi ketika saluran tulang belakang menyempit dan memberikan tekanan pada saraf yang lewat di dalamnya.
😖 Radikulopati:
Ini adalah kondisi di mana akar saraf tulang belakang terganggu atau teriritasi, biasanya oleh peradangan akibat cedera atau penyakit seperti herniasi cakram.
😖 Sindrom piriformis:
Otot piriformis, yang berada di dalam bokong, dapat menekan saraf ischiadicus dan menyebabkan gejala yang mirip dengan saraf terjepit.
Beberapa faktor risiko mengalami saraf terjepit, antara lain:
👴 Degenerasi tulang belakang:
Penuaan menyebabkan degenerasi alami pada tulang belakang, termasuk perubahan pada diskus intervertebralis (bantalan di antara tulang belakang) dan tulang belakang itu sendiri. Perubahan ini dapat menyebabkan herniasi cakram atau stenosis spinal, yang kemudian dapat mengompresi saraf.
👴 Perubahan postur dan kelemahan otot:
Seiring bertambahnya usia, otot-otot tubuh cenderung melemah dan kehilangan fleksibilitas. Ini dapat menyebabkan perubahan postur, seperti pembungkukan tulang belakang, yang meningkatkan risiko tekanan pada saraf.
👴 Penurunan elastisitas jaringan:
Struktur dan jaringan tubuh lansia, termasuk diskus intervertebralis, cenderung kehilangan elastisitas dan kekuatan. Ini membuatnya lebih mudah bagi diskus untuk bergeser atau mendorong saraf di sekitarnya.
👴 Penyakit degeneratif:
Lansia cenderung memiliki kondisi medis yang lebih umum, seperti osteoartritis atau penyakit degeneratif lainnya. Kondisi-kondisi ini dapat menyebabkan perubahan struktural pada tulang belakang dan meningkatkan risiko saraf terjepit.
👴 Aktivitas fisik yang berlebihan atau kurang:
Kegiatan fisik yang berlebihan atau kurang dapat memengaruhi kesehatan tulang belakang dan otot. Lansia yang terlibat dalam aktivitas fisik yang berlebihan atau kurang aktif dapat mengalami ketidakseimbangan yang meningkatkan risiko saraf terjepit.
👴 Penyakit yang mempengaruhi saraf:
Beberapa kondisi medis yang lebih umum pada lansia, seperti diabetes, dapat mempengaruhi kesehatan saraf dan meningkatkan risiko saraf terjepit.
👴 Kehamilan:
Penambahan air dan berat badan yang terkait dengan kehamilan dapat membengkakkan jalur saraf dan menekan saraf .
👴 Istirahat di tempat tidur yang lama:
Berbaring dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko kompresi saraf.
👴 Gerakan berulang-ulang :
Pekerjaan atau hobi yang membutuhkan gerakan tangan, pergelangan tangan atau bahu yang berulang, seperti pekerjaan perakitan, meningkatkan kemungkinan saraf terjepit.
👴 Gerakan Tiba-tiba :
Ketika kita melakukan gerakan tiba-tiba, tubuh merespons dengan mengencangkan semua otot dan saraf, yang tentunya dapat memperburuk saraf terjepit.
Hindari aktivitas yang sekiranya dapat membuat Anda melakukan gerakan tiba-tiba, misalnya melakukan olahraga yang membuat Anda diam selama beberapa saat, kemudian melakukan gerakan yang intens.
Aktivitas lain misalnya menonton film yang menegangkan, menjaga anak-anak (terutama yang baru belajar berjalan).
👴 Naik Wahana Permainan:
Wahana permainan yang membuat tubuh Anda berputar atau terbentur ke segala arah sebaiknya dihindari. Tubuh Anda dapat dengan mudah tertarik dan terdorong ke segala arah sehingga mengganggu kesejajaran tubuh yang sangat tidak disarankan terutama ketika Anda mengalami saraf terjepit di tulang belakang.
Gejala saraf terjepit dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan sejauh mana saraf tersebut terjepit. Berikut adalah beberapa gejala umum yang dapat terjadi:
😟 Nyeri:
Nyeri merupakan gejala yang paling umum pada saraf terjepit. Nyeri dapat berupa rasa sakit tajam, terbakar, atau menusuk di sepanjang jalur saraf yang terjepit. Nyeri ini dapat menyebar ke area yang dilayani oleh saraf tersebut.
😟 Mati rasa atau kesemutan:
Saraf terjepit juga dapat menyebabkan sensasi mati rasa atau kesemutan pada area yang dilayani oleh saraf yang terjepit. Sensasi ini sering kali terasa seperti kebas atau sensasi jarum-jarum yang menusuk.
😟 Kelemahan otot:
Kompresi saraf dapat mengganggu sinyal yang dikirim ke otot, menyebabkan kelemahan atau kehilangan kekuatan pada otot yang terkait. Kelemahan ini biasanya terjadi pada area yang dilayani oleh saraf yang terjepit.
😟 Gangguan fungsi:
Saraf terjepit dapat menyebabkan gangguan fungsi pada area yang terkena. Misalnya, jika saraf terjepit di leher, seseorang dapat mengalami kesulitan menggerakkan atau memutar kepala dengan bebas. Jika saraf terjepit di punggung bawah, seseorang dapat mengalami kesulitan berjalan atau menjaga keseimbangan.
😟 Sensitivitas meningkat:
Beberapa orang dengan saraf terjepit mengalami sensitivitas yang meningkat terhadap sentuhan atau rangsangan ringan pada area yang terkena.
Berikut adalah beberapa pencegahan saraf terjepit yang mungkin membantu:
🏃 Pertahankan postur yang baik:
Pastikan Anda menjaga postur tubuh yang baik saat beraktivitas sehari-hari, terutama ketika duduk, berdiri, dan mengangkat beban. Hindari membungkuk atau melengkungkan punggung secara berlebihan, dan pastikan tulang belakang Anda tetap sejajar.
🏃 Lakukan olahraga dan latihan fisik secara teratur:
Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menjaga kekuatan dan fleksibilitas otot, serta meningkatkan postur tubuh secara keseluruhan. Pilih latihan yang melibatkan peregangan dan penguatan otot inti (core muscles) untuk mendukung kesehatan tulang belakang.
🏃 Hindari gerakan yang berulang secara berlebihan:
Jika Anda terlibat dalam pekerjaan atau kegiatan yang melibatkan gerakan yang berulang, berikan waktu istirahat yang cukup untuk menghindari penumpukan tekanan pada saraf-saraf tertentu. Cobalah untuk melakukan variasi gerakan atau menggunakan alat bantu untuk mengurangi tekanan pada area yang rentan.
🏃 Jaga berat badan yang sehat:
Kegemukan atau obesitas dapat meningkatkan beban pada tulang belakang dan meningkatkan risiko saraf terjepit. Upayakan untuk menjaga berat badan yang sehat melalui pola makan seimbang dan gaya hidup aktif.
🏃 Gunakan teknik pengangkatan yang benar:
Ketika mengangkat beban berat, pastikan Anda menggunakan teknik pengangkatan yang benar. Tekuk lutut dan pinggul Anda, bukan punggung, dan angkat dengan menggunakan kekuatan kaki Anda. Hindari mengangkat beban yang terlalu berat untuk Anda.
🏃 Pemanasan dan peregangan:
Sebelum melakukan aktivitas fisik atau pekerjaan yang berat, lakukan pemanasan dan peregangan untuk mempersiapkan otot dan sendi Anda. Ini dapat membantu mengurangi risiko cedera dan saraf terjepit.
🏃 Perhatikan ergonomi:
Pastikan area kerja dan tempat tidur Anda dirancang dengan baik secara ergonomis. Gunakan kursi yang nyaman dan mendukung punggung Anda dengan meja yang sesuai. Jika diperlukan, tambahkan bantalan atau dukungan tambahan untuk memastikan postur yang benar saat duduk atau tidur.
Berikut adalah beberapa nutrisi dan makanan yang dapat Anda pertimbangkan untuk menjaga kesehatan tulang belakang dan mencegah kondisi yang dapat menyebabkan saraf terjepit:
🌿 Kalsium:
Makanan yang kaya akan kalsium, seperti susu, keju, yoghurt, dan sayuran hijau (misalnya brokoli, bayam), dapat membantu memperkuat tulang dan mencegah osteoporosis. Tulang yang kuat dapat membantu mengurangi risiko cedera pada tulang belakang.
🌿 Vitamin D:
Vitamin D penting untuk penyerapan kalsium dan kesehatan tulang yang baik. Sumber alami vitamin D meliputi ikan berlemak (salmon, sarden), kuning telur, dan paprika merah. Selain itu, paparan sinar matahari juga merupakan sumber utama vitamin D.
🌿 Omega-3 asam lemak:
Omega-3 asam lemak memiliki efek anti inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan pada tubuh. Ikan berlemak seperti salmon, tuna, dan sarden adalah sumber yang baik dari asam lemak omega-3. Juga, biji rami, chia seed, dan kacang-kacangan juga mengandung omega-3.
🌿 Antioksidan:
Makan makanan yang kaya antioksidan dapat membantu melawan peradangan dan memperbaiki kerusakan sel. Buah-buahan dan sayuran berwarna cerah seperti blueberry, stroberi, wortel, paprika merah, dan brokoli mengandung banyak antioksidan.
🌿 Protein:
Protein penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, termasuk otot. Asupan protein yang cukup dapat membantu menjaga kekuatan dan elastisitas otot. Pilih sumber protein sehat seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak.
🌿 Serat:
Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti biji-bijian, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan mencegah konstipasi. Hal ini penting karena kelebihan berat badan dan sembelit dapat meningkatkan tekanan pada tulang belakang.
Berikut adalah beberapa opsi pengobatan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter atau profesional kesehatan:
🚑 Istirahat dan perubahan aktivitas:
Jika aktivitas tertentu atau gerakan tertentu memicu atau memperburuk gejala saraf terjepit, dokter dapat merekomendasikan istirahat sementara dan menghindari aktivitas yang memicu. Pemodifikasi aktivitas atau perubahan postur mungkin juga diperlukan untuk meringankan tekanan pada saraf yang terjepit.
🚑 Terapi fisik:
Terapi fisik dapat membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan fleksibilitas serta kekuatan otot. Fisioterapis dapat merancang program latihan khusus yang melibatkan peregangan, penguatan, dan teknik pelenturan untuk membantu meredakan tekanan pada saraf terjepit.
🚑 Obat anti inflamasi non steroid :
Obat seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri yang terkait dengan saraf terjepit. Namun, penggunaan jangka panjang harus dilakukan dengan pengawasan medis.
🚑 Terapi injeksi:
Dalam beberapa kasus, injeksi kortikosteroid dapat diberikan di sekitar saraf yang terjepit untuk mengurangi peradangan dan mengurangi gejala. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh ahli saraf atau dokter bedah saraf.
🚑 Obat penghilang nyeri:
Dalam beberapa kasus, dokter dapat meresepkan obat penghilang nyeri yang lebih kuat seperti opioid atau obat-obatan lainnya untuk mengatasi nyeri yang parah. Namun, penggunaan obat penghilang nyeri opioid harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter.
🚑 Pembedahan:
Jika saraf terjepit parah atau tidak merespons pengobatan konservatif, dokter dapat merekomendasikan pembedahan. Pembedahan biasanya dilakukan untuk mengurangi tekanan pada saraf dan memperbaiki kondisi yang mendasarinya, seperti hernia cakram atau stenosis spinal.
Pilihan pengobatan terbaik untuk saraf terjepit akan ditentukan oleh faktor-faktor seperti penyebab dan tingkat keparahan kondisi, riwayat medis, serta preferensi individu. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan rekomendasi pengobatan yang tepat dalam kasus Anda.
Sumber:
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pinched-nerve/symptoms-causes/syc-20354746
https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/pinched-nerve?search-term=pinched
https://www.medicalnewstoday.com/articles/320045#symptoms
https://www.southeasttexasspine.com/blog/8-top-warning-signs-you-have-a-pinched-nerve