Orang sering mengasosiasikan gangguan makan dengan remaja atau orang yang lebih muda. Dengan terjadinya peningkatan populasi lansia yang berjuang melawan gangguan makan. Menunjukkan gangguan makan tidak membeda-bedakan dan mutlak bisa terjadi pada siapa saja tidak peduli berapa usianya, apa jenis kelaminnya, atau apa rasnya.
Gangguan makan (eating disorders) adalah kondisi mental yang ditandai oleh pola makan yang tidak sehat, obsesi terhadap berat badan atau bentuk tubuh, serta perasaan yang mendalam terkait makanan dan tubuh. Gangguan makan dapat memiliki dampak serius pada kesehatan fisik dan emosional seseorang.
Gangguan makan bisa terjadi kepada siapa saja tidak peduli berapa usianya, apa jenis kelaminnya, atau apa rasnya. (Sumber: foto pens 49 ceria) |
Gangguan makan adalah ketika Anda mempunyai sikap tidak sehat terhadap makanan yang dapat mengambil alih hidup Anda dan membuat Anda sakit.
Beberapa jenis gangguan makan yang umum meliputi:
🍕 Anoreksia Nervosa:
Orang dengan anoreksia nervosa memiliki ketakutan berlebihan terhadap penambahan berat badan, sehingga mereka cenderung mengurangi asupan makanan secara drastis, bahkan hingga mengabaikan rasa lapar. Ini dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan dan masalah kesehatan serius.
Anoreksia nervosa ketakutan terhadap penambahan berat badan (Sumber: foto canva.com) |
🍕 Bulimia Nervosa:
Penderita bulimia nervosa cenderung mengalami episode makan berlebihan yang diikuti oleh perilaku kompensasi, seperti memuntahkan makanan atau mengonsumsi laksatif dengan tujuan menghindari penambahan berat badan. Siklus ini dapat memiliki dampak negatif pada keseimbangan elektrolit dan fungsi organ dalam tubuh.
🍕 Gangguan Makan yang Berlebihan (Binge Eating Disorder):
Orang dengan gangguan ini mengalami episode makan berlebihan tanpa tindakan kompensasi yang terkait dengan bulimia. Mereka merasa kehilangan kendali atas asupan makanan selama episode ini dan sering merasa bersalah atau malu setelahnya.
🍕 Orthorexia Nervosa:
Meskipun belum diakui sebagai gangguan makan secara resmi oleh manual diagnostik, orthorexia melibatkan obsesi yang berlebihan terhadap makanan yang dianggap sehat. Orang dengan orthorexia bisa sangat ketat dalam mengendalikan jenis makanan yang mereka konsumsi.
🍕 Pica:
Ini melibatkan konsumsi bahan-bahan yang tidak biasa atau tidak memiliki nilai gizi, seperti tanah liat, kertas, rambut, atau benda-benda lain yang tidak dapat dicerna.
Gangguan makan tidak hanya mempengaruhi fisik seseorang, tetapi juga dapat merusak kesehatan mental. Faktor-faktor seperti tekanan budaya untuk memiliki tubuh yang "sempurna", trauma masa lalu, tekanan emosional, dan faktor genetik dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan makan.
Gangguan makan dapat mempengaruhi individu dari berbagai kelompok usia, termasuk lansia. Namun, gejala dan ciri-ciri gangguan makan pada lansia mungkin dapat sedikit berbeda dari pada kelompok usia yang lebih muda.
Beberapa ciri yang mungkin menunjukkan adanya gangguan makan pada lansia meliputi:
😂 Perubahan Berat Badan Drastis:
Lansia dengan gangguan makan mungkin mengalami penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu yang relatif singkat. Penurunan berat badan yang tidak diinginkan dapat menjadi tanda peringatan.
Penurunan berat badan drastis merupakan gangguan makan pada lansia. (Sumber: foto canva.com) |
😂 Perubahan Pola Makan:
Lansia dengan gangguan makan mungkin mengubah pola makan mereka secara mendadak. Ini bisa mencakup menghindari jenis makanan tertentu, mengurangi porsi makan, atau bahkan menghindari makanan secara keseluruhan.
😂 Peningkatan Kecemasan Terkait Makanan dan Tubuh:
Lansia dengan gangguan makan mungkin sangat cemas terkait makanan dan berat badan. Mereka mungkin memiliki obsesi terhadap bentuk tubuh mereka dan merasa tidak puas dengan penampilan fisik mereka.
😂 Isolasi Sosial:
Gangguan makan dapat menyebabkan isolasi sosial. Lansia yang mengalami gangguan makan mungkin cenderung menghindari makanan di acara sosial atau berkumpul dengan teman dan keluarga selama makan.
😂 Kehilangan Energi dan Kelemahan:
Gangguan makan dapat menyebabkan penurunan energi dan kelemahan fisik. Lansia dengan gangguan makan mungkin merasa lemah dan tidak bertenaga.
😂 Gangguan Psikologis Tambahan:
Gangguan makan pada lansia dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan mental tambahan, seperti depresi, kecemasan, atau isolasi emosional.
😂 Gangguan Fungsi Tubuh:
Gangguan makan dapat memengaruhi fungsi tubuh, termasuk keseimbangan elektrolit dan kesehatan jantung. Lansia yang mengalami gangguan makan mungkin memiliki masalah kesehatan yang terkait dengan gangguan tersebut.
Gejala-gejala ini tidak selalu mengindikasikan gangguan makan, dan beberapa perubahan dalam pola makan dan berat badan dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain pada lansia, seperti perubahan metabolisme yang terkait dengan penuaan.
Penyebab gangguan makan pada lansia bisa sangat kompleks dan bervariasi. Seperti halnya pada kelompok usia lainnya, gangguan makan pada lansia dapat disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan, psikologis, dan sosial.
Beberapa faktor yang mungkin berperan dalam penyebab gangguan makan pada lansia meliputi:
💩 Perubahan Fisik dan Fisiologis:
Lansia sering mengalami perubahan fisik yang berhubungan dengan penuaan, seperti penurunan massa otot, penurunan laju metabolisme, dan perubahan hormonal. Perubahan ini dapat mempengaruhi nafsu makan dan persepsi tubuh, yang pada gilirannya dapat memicu gangguan makan.
💩 Masalah Kesehatan Kronis:
Lansia sering mengalami masalah kesehatan kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, atau gangguan pencernaan. Pengelolaan makanan yang terkait dengan kondisi ini dapat mempengaruhi pola makan dan memicu gangguan makan.
Kesehatan kronis mempengaruhi pola makan (Sumber: foto canva,com) |
💩 Isolasi Sosial:
Lansia yang merasa terisolasi atau kesepian dapat mengalami stres emosional yang signifikan. Beberapa orang mungkin mengembangkan gangguan makan sebagai cara untuk mengatasi emosi negatif atau sebagai bentuk pengendalian dalam situasi yang tidak terkendali.
💩 Ketidakpuasan dengan Penampilan Fisik:
Perubahan penampilan fisik yang terkait dengan penuaan bisa menyebabkan ketidakpuasan dengan tubuh dan penampilan. Ini dapat mendorong perilaku yang berhubungan dengan gangguan makan.
💩 Stigma Terkait Makanan dan Berat Badan:
Stigma sosial terkait makanan, berat badan, dan penuaan bisa mempengaruhi persepsi diri dan hubungan seseorang dengan makanan. Lansia mungkin merasa tekanan untuk mematuhi standar tertentu yang tidak realistis.
💩 Trauma dan Pengalaman Masa Lalu:
Pengalaman traumatis atau pengalaman masa lalu yang sulit dapat memicu gangguan makan pada lansia sebagai bentuk koping yang tidak sehat.
💩 Gangguan Mental Lainnya:
Lansia yang mengalami gangguan mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan citra tubuh memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan makan.
💩 Perubahan Gaya Hidup dan Kehilangan Kontrol:
Perubahan besar dalam gaya hidup, seperti pensiun, kehilangan pasangan, atau kehilangan otonomi, dapat memicu perasaan kehilangan kontrol yang mendorong perilaku makan yang tidak sehat.
Mengobati gangguan makan pada lansia memerlukan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi, melibatkan tim medis, dukungan psikologis, dan perubahan gaya hidup.
Beberapa langkah yang dapat diambil dalam mengobati gangguan makan pada lansia:
👳 Konsultasi Medis:
Langkah pertama adalah berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis profesional. Mereka dapat mengevaluasi kondisi fisik dan kesehatan umum lansia serta memberikan panduan tentang perawatan yang diperlukan.
👳 Evaluasi Psikologis:
Terapi kognitif dan perilaku (CBT) atau terapi lainnya dapat membantu menilai faktor psikologis yang mendorong gangguan makan. Terapis yang berpengalaman dalam mengobati gangguan makan dapat membantu lansia mengatasi kecemasan, depresi, atau trauma yang mungkin berperan dalam gangguan makan.
👳 Nutrisi dan Diet:
Lansia dengan gangguan makan mungkin memerlukan bantuan seorang ahli gizi yang berpengalaman untuk mengembangkan rencana makan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kesehatan mereka. Mereka juga dapat memberikan edukasi tentang manfaat makanan yang tepat.
👳 Dukungan Keluarga dan Sosial:
Dukungan dari keluarga dan teman-teman dapat memiliki peran penting dalam proses pemulihan. Lansia perlu merasa didukung, didengar, dan diberdayakan dalam mengatasi gangguan makan.
Dukungan keluarga dan teman mengatasi gangguan makan. (Sumber: foto canva.com) |
👳 Terapi Kelompok:
Terapi kelompok dapat membantu lansia merasa lebih terhubung dengan individu lain yang mengalami masalah serupa. Ini dapat memberikan dukungan sosial dan lingkungan aman untuk berbicara tentang pengalaman mereka.
👳 Pengelolaan Stres dan Koping:
Pelajari strategi untuk mengatasi stres dan emosi yang mungkin memicu perilaku makan yang tidak sehat. Teknik relaksasi, meditasi, dan olahraga ringan dapat membantu mengelola stres.
👳 Pemantauan Medis:
Lansia dengan gangguan makan mungkin memerlukan pemantauan medis reguler untuk memastikan bahwa kesehatan fisik mereka tetap terjaga dan tidak ada komplikasi yang berkembang.
👳 Obat-obatan:
Beberapa lansia dengan gangguan makan mungkin memerlukan obat-obatan untuk mengatasi gejala seperti kecemasan atau depresi yang mungkin menyertai gangguan makan.
👳 Pengelolaan Gaya Hidup:
Mengatasi gangguan makan juga dapat melibatkan perubahan gaya hidup yang sehat. Ini mungkin termasuk rutinitas tidur yang baik, olahraga yang seimbang, dan menjaga hubungan sosial yang positif.
👳 Pemantauan Jangka Panjang:
Pemulihan dari gangguan makan pada lansia adalah proses jangka panjang. Penting untuk tetap melanjutkan dukungan medis dan psikologis bahkan setelah gejala mereda, guna mencegah kambuhnya gangguan makan.
Setiap individu memiliki kebutuhan yang unik, jadi rencana perawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan lansia tersebut. Penting untuk bekerja sama dengan tim medis dan profesional kesehatan mental yang berpengalaman dalam merawat gangguan makan pada lansia.
Sumber:
https://www.trustedcare.co.uk/help-and-advice/eating-disorders-older-people
https://www.webmd.com/mental-health/eating-disorders/news/20230302/older-women-and-eating-disorders
https://aging.com/best-online-therapy/disordered-eating-and-older-adults/