Sunday 27 August 2023

Perilaku Meremehkan, Menghancurkan Hubungan Pada Lansia.

          Meremehkan ( belittle) dapat dengan mudah diduga dari dua kata yang terdiri dari, “menjadi” dan “kecil”.  Dengan kata lain, meremehkan adalah bahasa atau perilaku yang secara harfiah membuat seseorang merasa kecil, tidak penting, rendah diri, atau diremehkan. 

Meskipun mudah untuk memahami apa yang dimaksud dengan meremehkan, lebih sulit untuk mengidentifikasinya sebagai taktik pelecehan verbal dan emosional  karena tidak seperti berteriak dan membentak, meremehkan biasanya terjadi secara pribadi dan menjadi pola pelecehan seiring berjalannya waktu. 

Meremehkan adalah tindakan yang tidak pantas dan tidak menghormati. Tidak ada alasan atau manfaat yang baik dalam meremehkan orang lain. Ini hanya menciptakan ketidaknyamanan, kebingungan, dan kerusakan hubungan. 

Kolaborasi dapat terwujud bila saling menghargai
dan tidak meremehkan. (Sumber: foto forum warga 09/09)

Beberapa hal mengapa meremehkan adalah perilaku yang sebaiknya dihindari:

📛 Kurang Menghormati: 

Meremehkan mencerminkan kurangnya rasa hormat terhadap orang lain. Setiap individu pantas dihormati, bahkan jika Anda tidak setuju dengan mereka.

📛 Membuat Orang Tidak Nyaman: 

Ketika Anda meremehkan seseorang, Anda bisa membuat mereka merasa tidak nyaman, malu, atau kecil. Ini bisa berdampak buruk pada kesejahteraan mental dan emosional mereka.

Meremehkan orang membuat orang jadi tidak nyaman
(Sumber: foto canva.com)

📛 Mengganggu Hubungan:

Meremehkan bisa merusak hubungan baik dalam lingkungan pribadi maupun profesional. Ini menciptakan jarak dan kesenjangan antara individu, sulit untuk membangun hubungan yang sehat.

📛 Tidak Membantu Masalah: 

Meremehkan tidak pernah membantu dalam menyelesaikan masalah. Justru, itu hanya memperburuk situasi dengan menambahkan konflik dan ketegangan.

📛 Menghalangi Pertumbuhan Pribadi: 

Ketika Anda meremehkan seseorang, Anda menghalangi mereka untuk berkembang dan mencapai potensi penuh mereka. Lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan pembelajaran jauh lebih produktif.

📛 Tidak Mencerminkan Kematangan Emosional:

Meremehkan adalah tanda kurangnya kematangan emosional. Mengatasi perbedaan dengan cara yang konstruktif adalah tanda kematangan dan kedewasaan.

📛 Pengaruh Negatif Terhadap Citra Diri:

Jika Anda merasa perlu meremehkan orang lain untuk merasa baik tentang diri sendiri, ini menunjukkan kurangnya kepercayaan diri yang sebenarnya.

📛 Bisa Kembali Kepada Anda: 

Sikap meremehkan bisa memantul kembali kepada Anda. Orang lain mungkin juga akan meremehkan Anda sebagai respons atas perilaku Anda.

📛 Menghambat Kolaborasi: 

Kolaborasi yang efektif memerlukan saling pengertian dan keterbukaan. Meremehkan hanya menghalangi kemampuan untuk bekerja bersama dengan produktif.

Meremehkan hanya menghalangi kerjasama
(Sumber: canva.com)

📛 Tidak Etis dan Tidak Sopan: 

Di atas segalanya, meremehkan adalah perilaku yang tidak etis dan tidak sopan. Ini tidak sesuai dengan standar kesopanan dan rasa hormat dalam interaksi sosial.

       Meremehkan orang lain, dampaknya bisa merugikan baik bagi orang yang melakukannya maupun bagi orang yang menjadi sasaran. Penting untuk berusaha membangun hubungan yang positif dan penghargaan terhadap nilai-nilai dan martabat setiap individu, tanpa harus merasa lebih baik atau lebih rendah daripada orang lain.

Lansia, seperti kelompok usia lainnya, juga dapat menunjukkan perilaku meremehkan terhadap orang lain. Ini dapat muncul dari berbagai faktor, termasuk perasaan ketidakamanan, perubahan dalam kehidupan, dan perasaan tidak puas dengan diri sendiri. 

Beberapa ciri Lansia meremehkan Orang Lain:

💪 Sikap Superioritas:

Lansia yang meremehkan mungkin menunjukkan sikap superioritas, merasa bahwa mereka lebih baik atau lebih penting daripada orang lain.

Lansia meremehkan menunjukkan sikap superior
(Sumber: foto canva.com)

💪 Pembandingan Negatif:

Mereka cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain dengan hasil yang merugikan orang lain.

💪 Sikap Tidak Menghargai: 

Lansia yang meremehkan mungkin tidak menghargai kontribusi atau usaha orang lain.

💪 Tidak Mau Memberikan Pengakuan:

Mereka mungkin enggan memberikan pengakuan atau pujian kepada orang lain, bahkan ketika itu pantas.

💪 Kurangnya Empati: 

Kurangnya empati terhadap perasaan dan pengalaman orang lain bisa menjadi tanda perilaku meremehkan.

💪 Sikap Menghinakan Prestasi Orang Lain:

Mereka mungkin menghindari mengakui prestasi atau keberhasilan orang lain dan bahkan mencoba merendahkan pencapaian tersebut.

💪 Mengabaikan Kontribusi Orang Lain: 

Lansia yang meremehkan mungkin mengabaikan atau tidak memperhatikan kontribusi atau usaha yang dilakukan oleh orang lain.

       ðŸ’¬ Mengembangkan empati, berkomunikasi dengan baik, dan bekerja pada pemahaman tentang nilai-nilai dan martabat individu dapat membantu dalam menciptakan hubungan yang lebih sehat dan positif. 

Lansia yang meremehkan  orang lain dapat mengalami berbagai kerugian, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi hubungan sosial mereka. 

Beberapa kerugian akibat perilaku meremehkan orang lain pada lansia:

👇 Kerugian Bagi Lansia Sendiri:

👉 Kesejahteraan Mental yang Buruk: 

Perilaku meremehkan orang lain dapat menyebabkan perasaan bersalah, stres, kecemasan, dan depresi pada lansia.

👉 Pemisahan Sosial: 

Perilaku negatif terhadap orang lain dapat membuat lansia dihindari oleh teman, keluarga, atau komunitas, menyebabkan isolasi sosial.

Isolasi sosial terjadi bila meremehkan orang lain
(Sumber: foto canva.com)

👉 Harga Diri Menurun: 

Melakukan perilaku meremehkan dapat merusak harga diri lansia dan mengurangi rasa kepuasan dan kebahagiaan dalam hidup mereka.

👉 Perasaan Kesepian: 

Sikap meremehkan orang lain bisa menyebabkan lansia merasa kesepian karena mereka tidak mampu menjaga hubungan sosial yang sehat.

👇 Kerugian Bagi Hubungan dan Masyarakat:

👉 Kerusakan Hubungan:

Perilaku meremehkan dapat merusak hubungan sosial, termasuk hubungan dengan teman, keluarga, dan anggota masyarakat.

👉 Pembentukan Prasangka Negatif:

Perilaku negatif dapat memicu pembentukan prasangka negatif di kalangan teman, keluarga, atau komunitas, yang berdampak pada cara mereka memandang lansia tersebut.

👉 Ketidakstabilan Komunitas: 

Sikap meremehkan dapat mengganggu harmoni dalam kelompok atau komunitas, memicu konflik interpersonal dan mengurangi dukungan sosial.

👉 Penurunan Kualitas Hidup: 

Lingkungan yang didominasi oleh sikap meremehkan dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup lansia dan masyarakat secara keseluruhan

       Menghilangkan perilaku meremehkan pada lansia memerlukan kesadaran, usaha, dan komitmen untuk mengubah sikap dan perilaku yang tidak sehat tersebut. 

Beberapa langkah yang dapat membantu lansia mengatasi perilaku meremehkan :

😊 Kenali Perilaku dan Motivasi: 

Pertama-tama, lansia perlu mengenali perilaku meremehkan pada diri mereka sendiri. Cobalah memahami alasan di balik perilaku ini, seperti perasaan ketidakamanan, perubahan hidup, atau emosi negatif lainnya.

😊 Kembangkan Kesadaran Diri: 

Lansia bisa bekerja pada pengembangan kesadaran diri tentang bagaimana perilaku mereka memengaruhi diri sendiri dan orang lain. Ini bisa melibatkan refleksi, jurnal, atau berbicara dengan orang-orang terpercaya.

😊 Ganti Pola Pikir Negatif: 

Lansia perlu mengidentifikasi dan mengganti pola pikir negatif yang mendorong perilaku meremehkan. Cobalah fokus pada aspek positif dari diri sendiri dan orang lain.

Lansia harus mengganti pola berpikir negatif menjadi
pola positif agar tidak meremehkan orang lain.
(Sumber: foto canva.com)

😊 Latih Empati: 

Latih kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain. Ini akan membantu lansia lebih memahami perasaan dan pengalaman orang lain, dan mengurangi kecenderungan meremehkan.

😊 Jaga Komunikasi Positif:

Hindari penggunaan kata-kata atau nada yang meremehkan saat berbicara dengan orang lain. Cobalah untuk menggunakan komunikasi yang penuh penghargaan dan pengertian.

😊 Berbicara Terbuka:

Jika ada masalah atau ketidakpuasan yang mendasari perilaku meremehkan, lansia sebaiknya berbicara terbuka dengan orang yang terkena dampak atau seseorang yang dapat memberikan dukungan dan saran.

😊 Pentingkan Pendidikan dan Pemahaman: 

Lansia bisa mencari informasi lebih lanjut tentang perbedaan, nilai-nilai individu, dan dampak perilaku meremehkan  . Pendidikan dan pemahaman dapat membantu merobah sikap.

😊 Berlatih Penghargaan:

Lansia bisa berlatih memberikan penghargaan dan pujian kepada orang lain. Mengakui pencapaian dan usaha orang lain dapat membangun hubungan yang positif.

😊 Cari Dukungan: 

Lansia dapat mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental. Mereka dapat memberikan perspektif dan dukungan yang diperlukan dalam mengubah perilaku.

😊 Konsisten dan Sabar: 

Mengubah perilaku tidak terjadi dalam semalam. Lansia perlu bersabar dan konsisten dalam upaya mereka untuk menghilangkan perilaku meremehkan.

       Menghilangkan perilaku meremehkan memerlukan komitmen yang kuat dan usaha yang berkelanjutan. Perubahan ini akan memerlukan waktu, tetapi upaya yang dilakukan dapat berdampak positif pada kesejahteraan lansia dan hubungan sosial mereka.





Sumber:

https://homesweethomeihc.com/belittling-aging-parents-without-knowing/

https://seniorsrights.org.au/resources/elder-abuse-toolkit/signs-of-elder-abuse/

https://www.heavenathomecare.com/ageism-endearing-terms-nurturing-belittling-older-people/

https://www.nytimes.com/2008/10/07/us/07aging.html

https://www.mass.gov/service-details/types-and-signs-of-elder-abuse

No comments:

Post a Comment