Monday, 21 August 2023

Phasmophobia, Sudah Lansia Masih Takut Hantu, Kasihan

       Ketakutan akan hantu dalam banyak budaya manusia didasarkan pada kepercayaan bahwa beberapa hantu mungkin jahat terhadap manusia dan berbahaya, dengan semua kemungkinan sikap, antara lain nakal, jinak, acuh tak acuh, dan sebagainya. 

Termasuk terkait dengan takut akan kegelapan , ketakutan akan hantu adalah ketakutan yang sangat umum. Beberapa budaya memberikan nama-nama hantu sesuai dengan tampilan, bentuk, tempat atau lokasinya.

Lansia yang sangat takut hantu  disebut phasmophobia
(Sumber: pens 49 ceria)

Banyak orang merinding saat mendengarkan cerita hantu atau menonton film horor. Tetapi orang yang takut pada hal-hal mistis, secara serius dapat membatasi hidup mereka melalui perilaku menghindari   pertemuan sosial, merasa takut sendirian di rumah, atau menghindari paparan acara TV atau film karena ketakutannya.

Takut pada hal-hal mistis dan hantu sampai mereka takut hanya dengan menyebutkan cerita hantu, rumah berhantu, atau film menakutkan. Mereka mungkin merasa bahwa seseorang sedang "mengawasi" mereka atau rumah mereka dihantui.

Takut pada hal-hal mistis dan hantu.(Sumber: foto canva.com)

Syarat ketakutan sebagai fobia (bukan ketakutan sementara atau situasional), antara lain :

  1. Ketakutan mengarah pada perilaku menghindar atau bentuk lain dari kesusahan dan disfungsi, baik di tempat kerja atau dalam situasi sosial.
  2. Ketakutan tidak sebanding dengan bahaya yang sebenarnya, dan paparan gambar atau ide yang berkaitan dengan hantu atau hal mistis hampir selalu memicu ketakutan atau kecemasan langsung.
  3. Ketakutan akan hantu berlangsung selama enam bulan atau lebih.
  4. Ketakutan dapat dijelaskan oleh kondisi kesehatan lainnya, baik mental maupun fisik.

Istilah medis yang umumnya digunakan untuk menggambarkan ketakutan terhadap hantu pada lansia adalah "phasmophobia." Ini adalah istilah yang juga digunakan untuk menggambarkan ketakutan terhadap hantu pada berbagai kelompok usia. Phasmophobia adalah jenis fobia spesifik yang melibatkan ketakutan yang kuat terhadap hantu atau makhluk mistis.

Istilah medis ini mungkin tidak sering digunakan dalam praktik klinis, dan dalam praktik lain, biasanya fobia seperti ini dapat disebut sebagai "takut terhadap hantu" atau "takut terhadap hal-hal supranatural."  

Jadi phasmophobia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketakutan yang kuat atau fobia terhadap hantu, makhluk mistis, atau hal-hal yang dianggap berhubungan dengan dunia supranatural. Orang yang menderita phasmophobia merasa cemas atau takut saat berhadapan dengan gambar, cerita, atau situasi yang melibatkan hantu atau entitas supernatural.

Gejala phasmophobia antara lain: detak jantung yang cepat, keringat berlebihan, rasa mual, perasaan kehilangan kendali, dan bahkan serangan panik.

Gejala phasmopohobia detak jantung cepat dan berkeringat
(Sumber: foto canva.com)

Phasmophobia masuk dalam kategori fobia spesifik, yaitu gangguan kecemasan yang khusus terkait dengan objek atau situasi tertentu. Fobia semacam ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Phasmophobia atau takut terhadap hantu pada lansia, seperti pada kelompok usia lainnya, dapat berkaitan dengan berbagai faktor. 

Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap phasmophobia pada lansia meliputi:

👻 Pengalaman Masa Lalu: 

Pengalaman masa lalu, seperti kisah-kisah atau keyakinan tentang dunia supranatural, bisa mempengaruhi ketakutan terhadap hantu pada lansia. Jika seseorang memiliki pengalaman negatif atau mendengar cerita-cerita yang menakutkan tentang hantu dalam hidupnya, ini dapat memicu atau memperkuat phasmophobia.

Pengalaman masa lalu dengan cerita seram memperkuat
phasmophobia (Sumber: foto canva.com)

👻 Perubahan dalam Kesehatan Mental dan Emosional: 

Lansia mungkin mengalami perubahan dalam kesehatan mental dan emosional seiring penuaan. Faktor-faktor seperti stres, kecemasan, dan depresi dapat memengaruhi persepsi mereka terhadap lingkungan sekitar dan meningkatkan sensitivitas terhadap ketakutan.

👻 Keterbatasan Fisik dan Kesehatan: 

Lansia yang mengalami keterbatasan fisik atau masalah kesehatan tertentu mungkin merasa lebih rentan dan tidak mampu untuk menghadapi atau mengatasi situasi yang menimbulkan ketakutan. Ini dapat memperburuk phasmophobia.

👻 Pergantian Sosial: 

Pergantian sosial seperti kematian pasangan hidup atau teman dekat, serta isolasi sosial, dapat meningkatkan perasaan kesepian dan meningkatkan kecenderungan terhadap ketakutan atau fobia.

👻 Pengaruh Budaya dan Media: 

Gambaran hantu dalam budaya populer atau media massa dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap hantu. Lansia mungkin lebih terpengaruh oleh narasi-narasi ini, terutama jika mereka kurang akses atau terbiasa dengan teknologi modern.

Gambaran hantu dalam budaya mempengaruhi
persepsi seseorang. (Sumber: foto canva.com)

👻 Efek Penuaan pada Sistem Sensori dan Kognitif:

Perubahan dalam sistem sensori atau kognitif akibat penuaan dapat memengaruhi persepsi lansia terhadap lingkungannya. Hal ini mungkin membuat mereka lebih sensitif terhadap rangsangan tertentu, termasuk hal-hal yang terkait dengan hantu.

       ðŸ’¬ Penting untuk dicatat bahwa phasmophobia atau fobia lainnya adalah masalah yang kompleks dan dapat dipengaruhi oleh kombinasi berbagai faktor. Jika phasmophobia mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan seorang profesional kesehatan mental. 

Lansia yang mengalami phasmophobia atau takut terhadap hantu mungkin akan menunjukkan ciri-ciri yang mengindikasikan ketakutan dan kecemasan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan dunia supranatural.

Beberapa ciri yang mungkin terlihat pada lansia yang mengalami phasmophobia:

💀 Ketidaknyamanan atau Kecemasan Yang Jelas:

Lansia dengan phasmophobia mungkin merasa cemas, takut, atau tidak nyaman ketika berbicara tentang hantu, mendengar cerita tentang hantu, atau saat berada di tempat-tempat yang dikaitkan dengan aktivitas supranatural.

Lansia dengan phasmophobia merasa tidak nyaman
 berbicara tentang hantu. (Sumber: foto canva.com)

💀 Menghindari Situasi atau Tempat Terkait Hantu:

Lansia dengan phasmophobia mungkin cenderung menghindari situasi atau tempat yang berkaitan dengan hantu atau aktivitas supranatural. Ini bisa termasuk menghindari berbicara tentang hantu, menghindari melihat gambar hantu, atau menghindari tempat-tempat yang dianggap "berhantu."

💀 Reaksi Fisik Kecemasan:

Ketika berhadapan dengan situasi atau stimulus yang berkaitan dengan hantu, lansia dengan phasmophobia mungkin mengalami reaksi fisik seperti detak jantung cepat, napas pendek, keringat berlebihan, gemetar, atau bahkan serangan panik.

💀 Kerentanan Emosional yang Lebih Tinggi:

Lansia dengan phasmophobia mungkin cenderung merasa lebih terpengaruh oleh kisah-kisah seram, gambar hantu, atau penggambaran supranatural dalam media. Mereka dapat lebih sulit untuk mengatasi emosi terkait dengan ketakutan tersebut.

💀 Pengaruh terhadap Aktivitas Harian: 

Jika phasmophobia menjadi sangat parah, lansia mungkin mengalami hambatan dalam menjalani aktivitas sehari-hari atau bahkan menghindari berpartisipasi dalam kegiatan sosial karena ketakutan mereka terhadap hantu.

💀 Perasaan Kesepian atau Kecemasan Sosial: 

Lansia dengan phasmophobia mungkin merasa kesepian atau cemas dalam situasi sosial, terutama jika obrolan atau topik berkaitan dengan dunia supranatural atau hantu.

💀 Berbicara atau Mengkhayalkan Hantu: 

Lansia dengan phasmophobia mungkin sering membicarakan atau mengkhayalkan tentang hantu dengan perasaan cemas atau ketakutan.

Lansia dengan phasmophobia mengkhayalkan hantu
(Sumber: foto canva.com)

       ðŸ’­ Penting untuk diingat bahwa masing-masing individu adalah unik, dan ciri-ciri phasmophobia dapat bervariasi.

Mengobati lansia yang mengalami phasmophobia atau takut terhadap hantu melibatkan pendekatan yang sensitif terhadap usia mereka serta penggunaan strategi terapi yang sesuai.

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengobati lansia yang mengalami phasmophobia:

👳 Konsultasi dengan Profesional Kesehatan Mental: 

Langkah pertama adalah berkonsultasi dengan seorang profesional kesehatan mental yang memiliki pengalaman dalam merawat gangguan kecemasan pada lansia. Profesional ini dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap keadaan dan merancang rencana pengobatan yang sesuai.

👳 Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive-Behavioral Therapy/CBT): 

Terapi CBT dapat membantu lansia mengatasi phasmophobia dengan mengidentifikasi pikiran negatif atau irasional yang mendasari ketakutan mereka terhadap hantu. Terapis CBT akan membantu menggantikan pikiran-pikiran tersebut dengan pemahaman yang lebih realistis dan positif.

👳 Terapi Eksposur: 

Terapi eksposur melibatkan menghadapi ketakutan secara bertahap dan terkendali. Lansia akan diberi kesempatan untuk menghadapi gambar atau situasi yang terkait dengan hantu dengan dukungan dari terapis. Tujuannya adalah untuk mengurangi reaksi kecemasan seiring waktu.

👳 Teknik Relaksasi dan Pernapasan:

Teknik relaksasi, meditasi, pernapasan dalam, dan latihan tubuh dapat membantu mengurangi kecemasan dan membantu lansia merasa lebih tenang saat berhadapan dengan situasi yang menakutkan.

Latihan tubuh dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan.
(Sumber: foto pens 49 ceria)

👳 Edukasi tentang Hantu dan Supranatural:

Memberikan edukasi yang akurat tentang dunia supranatural, sains, dan fakta-fakta yang dapat membantu meredakan ketakutan yang tidak beralasan.

👳 Dukungan Sosial: 

Dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat membantu lansia merasa lebih aman dan didukung saat mereka bekerja untuk mengatasi phasmophobia.

👳 Gaya Hidup Sehat: 

Menjaga gaya hidup sehat, seperti tidur yang cukup, nutrisi yang baik, dan aktivitas fisik yang teratur, dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan secara keseluruhan.

👳 Penggunaan Obat: 

Dalam beberapa kasus, obat antidepresan atau obat anti-kecemasan mungkin diresepkan oleh profesional kesehatan mental untuk membantu mengurangi gejala phasmophobia. Namun, penggunaan obat harus diawasi oleh dokter.

        Penting untuk memahami bahwa pemulihan dari phasmophobia adalah proses yang membutuhkan waktu dan upaya. Setiap individu bereaksi berbeda terhadap pengobatan, dan rencana perawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan lansia tersebut. Konsistensi, dukungan, dan komunikasi dengan profesional kesehatan mental akan membantu lansia mengatasi phasmophobia dan meningkatkan kualitas hidup mereka. 

👻👻👻






Sumber:

https://www.verywellhealth.com/fear-of-ghosts-5211738

https://en.wikipedia.org/wiki/Fear_of_ghosts

https://practicalpie.com/fear-of-ghosts-phasmophobia/


No comments:

Post a Comment