Sunday 6 August 2023

Lansia Cegukan, Tanda Cepat Gede Atau Tanda Penyakit

            Anda tentu pernah mendengar mitos cegukan, di daerah Jawa, Indonesia. Banyak orang yang mengatakan anak yang cegukan akan cepat gede dan tinggi. Menurut mereka, cegukan dapat menarik otot-otot tulang hingga menjadikan anak gede dan bertambah tinggi. Tentu saja ini belum pernah diteliti tingkat kebenarannya.

Ternyata cegukan dapat terjadi pada orang dewasa atau orang yang lebih tua, cegukan terus-menerus bisa sangat mengganggu dan melumpuhkan, mempengaruhi asupan makanan, menyebabkan kurang tidur, kelelahan fisik dan bisa menyebabkan konsekuensi fatal lainnya.

Cegukan ( singultus) adalah kontraksi tiba-tiba dan tidak terkendali pada otot diafragma, yang merupakan otot yang berperan dalam proses pernapasan. Hal ini menyebabkan inspirasi yang cepat dan pendek, diikuti oleh penutupan tiba-tiba pada pita suara, yang menghasilkan suara "hik". 

Cegukan (singultus) dapat terjadi pada orang dewasa
atau orang yang lebih lebih tua (Sumber: foto paguyuban pensiun 209)

Cegukan biasanya tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu singkat, tetapi dalam beberapa kasus, cegukan yang berlangsung lama atau kronis dapat menjadi tanda masalah medis yang mendasarinya.

Bila cegukan terus-menerus sering kali menyiratkan proses penyakit serius yang mendasarinya yang memerlukan evaluasi ekstensif. Di antara lebih dari 100 penyebab cegukan, yang paling umum terletak di saluran cerna.

Ilustrasi kontraksi tiba-tiba dan tidak terkendali
pada otot diafragma mengakibatkan cegukan.
( sumber: foto canva.com)

Beberapa faktor yang dapat memicu cegukan, antara lain:

👉 Konsumsi makanan atau minuman dengan cepat: 

 Makan atau minum terlalu cepat dapat mengiritasi diafragma dan memicu cegukan.

Konsumsi makanan dengan cepat memicu cegukan
(Sumber: foto canva.com)

👉 Konsumsi makanan atau minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin: 

Suhu ekstrem pada makanan atau minuman dapat merangsang saraf di tenggorokan dan menyebabkan cegukan.

👉 Konsumsi makanan atau minuman berlemak tinggi atau pedas:

 Makanan berlemak tinggi atau pedas dapat mengiritasi lambung atau kerongkongan, yang pada gilirannya dapat memicu cegukan.

👉 Minum alkohol secara berlebihan: 

Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat merangsang sistem saraf dan mengganggu fungsi otot diafragma, menyebabkan cegukan.

          💬 Stres atau kecemasan, kondisi emosional seperti stres atau kecemasan dapat mempengaruhi sistem saraf dan memicu cegukan.

           Cegukan pada lansia dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan proses penuaan dan perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuh mereka. 

Beberapa alasan mengapa lansia mungkin lebih rentan terhadap cegukan:

👥 Penurunan elastisitas diafragma:

Penuaan menyebabkan penurunan elastisitas dan kekuatan otot diafragma, yang bertanggung jawab atas proses pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan tidak sempurna dalam kontraksi otot dan menyebabkan terjadinya cegukan.

👥 Penurunan refleks menelan:

Lansia mungkin mengalami penurunan refleks menelan yang disebabkan oleh penurunan sensitivitas saraf atau perubahan pada otot-otot yang terlibat dalam proses menelan. Hal ini dapat menyebabkan makanan atau minuman masuk ke saluran napas dan memicu cegukan.

👥 Masalah pencernaan:

Lansia sering mengalami masalah pencernaan, seperti refluks asam lambung atau gangguan perut, yang dapat merangsang saraf di tenggorokan dan memicu cegukan.

👥 Penggunaan obat-obatan: 

Lansia cenderung mengonsumsi lebih banyak obat daripada kelompok usia lainnya. Beberapa obat dapat menyebabkan efek samping cegukan sebagai salah satu gejala, misalnya obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, antidepresan, atau obat-obatan yang mempengaruhi sistem saraf.

👥 Penurunan kapasitas pernapasan: 

Penuaan juga dapat menyebabkan penurunan kapasitas pernapasan, termasuk kapasitas paru-paru dan volume udara yang dapat dihirup. Ketidakseimbangan antara proses pernapasan dan menelan dapat menyebabkan cegukan.

👥  Stres atau kecemasan:

Lansia sering mengalami stres atau kecemasan yang dapat mempengaruhi sistem saraf dan memicu cegukan.

Stres dapat mempengaruhi sistem saraf, memicu cegukan.
(Sumber: foto canva.com)

          💬  Cegukan pada lansia biasanya tidak terkait dengan penyakit serius, tetapi dalam beberapa kasus, cegukan yang berkepanjangan atau kronis dapat menjadi gejala dari masalah kesehatan yang mendasarinya. 

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan cegukan pada lansia, antara lain:

👳 Gangguan pencernaan: 

Gangguan pencernaan seperti refluks asam lambung (GERD), gastritis, atau hernia hiatus dapat menyebabkan cegukan pada lansia. Kondisi ini dapat menyebabkan iritasi pada diafragma atau mendorong makanan kembali ke kerongkongan.

👳 Gangguan saraf:

Gangguan pada saraf vagus atau saraf phrenic yang mengendalikan gerakan diafragma dapat menyebabkan cegukan. Misalnya, neuropati perifer, multiple sclerosis (MS), atau kerusakan saraf akibat diabetes dapat mempengaruhi fungsi saraf ini.

👳 Gangguan sistem saraf pusat: 

Beberapa kondisi yang mempengaruhi sistem saraf pusat, seperti tumor otak, stroke, atau cedera kepala, dapat menyebabkan kelainan pada pengaturan saraf dan memicu cegukan.

👳 Efek samping obat: 

Beberapa obat tertentu, seperti obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, obat-obatan yang mempengaruhi sistem saraf, atau obat-obatan psikotropika, dapat menyebabkan efek samping berupa cegukan.

👳 Penyakit paru-paru: 

Penyakit paru-paru seperti pneumonia, bronkitis kronis, atau efusi pleura bisa menjadi penyebab cegukan pada lansia.

👳 Gangguan kardiovaskular: 

Masalah jantung seperti gagal jantung atau serangan jantung bisa berhubungan dengan cegukan.

👳 Gangguan metabolik: 

Diabetes atau gangguan kadar elektrolit seperti hipokalemia (kurangnya kadar kalium dalam darah) dapat menyebabkan cegukan pada lansia.

            💬 Meskipun cegukan pada lansia dapat disebabkan oleh faktor-faktor di atas, penting untuk diingat bahwa dalam kebanyakan kasus, cegukan bersifat sementara dan tidak berbahaya. 

Beberapa kiat yang dapat mencegah atau mengatasi cegukan pada lansia:

🎬 Minum air dengan perlahan: 

Lansia sebaiknya menghindari minum terlalu cepat atau dalam jumlah besar. Disarankan untuk minum air dengan perlahan dan mengambil tegukan sedikit-sedikit. Hal ini dapat membantu menghindari iritasi pada diafragma yang dapat memicu cegukan.

Minum air dengan perlahan dan teguk sedikit-sedikit mencegah cegukan
(Sumber: foto canva.com)

🎬 Menghindari makanan atau minuman pemicu: 

Identifikasi makanan atau minuman tertentu yang sering memicu cegukan pada lansia, seperti makanan berlemak tinggi, makanan pedas, atau minuman berkarbonasi. Menghindari konsumsi makanan atau minuman ini dapat membantu mencegah cegukan.

🎬 Mengonsumsi makanan dengan hati-hati: 

Pastikan makanan dikunyah dengan baik sebelum menelan, dan hindari mengambil suapan makanan yang terlalu besar. Mengonsumsi makanan dengan hati-hati dapat membantu menghindari masuknya makanan ke saluran napas dan mengurangi risiko cegukan.

🎬 Hindari makan atau minum dalam posisi yang tidak tepat: 

Lansia sebaiknya menghindari makan atau minum dalam posisi terlentang atau condong. Lebih baik makan atau minum dalam posisi tegak atau sedikit membungkuk, yang dapat membantu menjaga aliran makanan atau minuman ke saluran pencernaan yang benar.

🎬 Atasi stres dan kecemasan: 

Stres atau kecemasan dapat memicu cegukan pada lansia. Bantu lansia mengatasi stres dengan memberikan dukungan emosional, menawarkan aktivitas yang menenangkan seperti meditasi atau pernapasan dalam-dalam, dan menjaga lingkungan yang tenang dan nyaman.

🎬 Konsultasi dengan profesional medis: 

Jika cegukan pada lansia berlangsung lama, terjadi secara teratur, atau menjadi semakin mengganggu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau profesional medis. Mereka dapat melakukan evaluasi lebih lanjut untuk mencari penyebab yang mendasari dan memberikan penanganan yang tepat.

Meskipun cegukan umumnya tidak berbahaya, beberapa teknik sederhana dapat membantu menghentikan cegukan, antara lain:

✅ Minum segelas air dingin secara perlahan.

✅ Menarik napas dalam-dalam dan menahannya selama beberapa detik sebelum mengeluarkannya perlahan.

✅ Mendorong napas keluar dengan cara menekan kuat hidung dan mulut sambil menahan napas.

✅ Menghirup bau cuka atau makan gula pasir.

               ðŸ’¬ Jika cegukan berlangsung lebih dari beberapa jam atau menjadi kronis, disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, atau jika Anda memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis untuk evaluasi lebih lanjut.




Sumber:

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiccups/symptoms-causes

https://www.webmd.com/digestive-disorders/why-do-i-hiccup

https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/hiccups

https://medlineplus.gov/hiccups.html

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books

No comments:

Post a Comment