Wednesday 2 August 2023

Insiden GERD, Menimpa Lansia, Perlu Waspada

        Beberapa lansia senang memakan makanan yang diduga memperparah gejala mulas, seperti makanan pedas, jeruk, saus tomat, dan cuka.  Lebih dari itu, makanan berlemak dan gorengan juga bertahan lebih lama di perut sehingga dapat meningkatkan tekanan lambung dan memaksa membuka otot yang menahan asam lambung keluar dari kerongkongan.      

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gangguan pencernaan bagian atas yang paling umum terlihat pada orang tua. Insiden GERD di seluruh dunia meningkat seiring dengan insiden Helicobacter pylorimenurun. Meskipun pasien lanjut usia dengan GERD memiliki gejala yang lebih sedikit, penyakit mereka lebih sering parah.

Lansia terkena GERD berdampak parah (Sumber: foto canva,com)

Lansia paling umum dan banyak dijumpai adalah penyakit refluks gastroesofagus (GERD) dan tukak lambung (peptic ulcers). Dua penyakit ini sangat mengganggu kehidupan sehari-hari dan kesejahteraan orang lanjut usia.

GERD berdampak langsung pada kualitas hidup, terutama pada lansia. Penderita GERD melaporkan bahwa kualitas hidup yang dialami menurun daripada individu yang tidak terkena, terutama yang dirasakan mereka dengan GERD pada malam hari. 

Dalam sebuah penelitian, 78% pasien GERD melaporkan gejala nokturnal, yaitu gejala atau kondisi yang muncul atau memburuk selama malam hari dan 63% dari pasien tersebut melaporkan bahwa tidur terpengaruh secara negatif

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai GERD dan Tukak lambung :

😈 Penyakit Refluks Gastroesofagus (GERD):

GERD terjadi ketika isi lambung kembali naik ke kerongkongan (esofagus) karena katup antara lambung dan kerongkongan tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti sensasi terbakar di dada (heartburn) yang menjalar ke atas, rasa asam di mulut, mual, dan kadang-kadang disertai muntah. Lansia lebih rentan mengalami GERD karena otot-otot yang mendukung katup antara lambung dan kerongkongan cenderung melemah seiring bertambahnya usia.

😈 Tukak Lambung (Peptic Ulcers):

Tukak lambung adalah luka pada dinding lambung, duodenum (bagian atas usus halus), atau esofagus bagian bawah. Tukak lambung terjadi ketika keseimbangan antara asam lambung dan lapisan pelindung dinding lambung terganggu. Gejala tukak lambung bisa meliputi nyeri perut yang tajam, perut kembung, mual, muntah, dan penurunan nafsu makan. Konsumsi obat anti inflamasi non steroid (NSAID) dan infeksi bakteri Helicobacter pylori adalah beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan tukak lambung pada lansia.

           Perubahan gaya hidup seperti menghindari makanan pedas, berlemak, atau asam, serta mengonsumsi makanan dalam porsi kecil tapi sering, juga dapat membantu mengurangi gejala penyakit lambung pada lansia.

Lansia lebih rentan mengalami penyakit lambung karena beberapa faktor fisik dan gaya hidup yang dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan lambung dan meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada saluran cerna. 

Gejala-gejala penyakit GERD meliputi:

😱 Sensasi terbakar di dada: 

Dikenal sebagai heartburn, gejala ini sering muncul di belakang tulang dada dan biasanya terasa seperti perih atau terbakar.

😱 Regurgitasi: 

Ini adalah gejala ketika isi lambung, termasuk asam lambung dan makanan yang belum dicerna, naik kembali ke tenggorokan atau mulut.

Regurgitasi adalah makanan dan asam lambung naik ke mulut
(Sumber: foto canva.com)

😱 Nyeri atau tidak nyaman di dada: 

Nyeri bisa terjadi dan dapat membingungkan dengan nyeri dada yang terkait dengan masalah jantung. Biasanya, nyeri GERD terjadi di bagian tengah dada dan bisa menjalar ke leher atau punggung atas.

😱 Nyeri di bagian atas perut: 

Beberapa orang dengan GERD mungkin mengalami nyeri perut atau sensasi tidak nyaman di daerah perut atas.

😱 Nyeri saat menelan: 

Sensasi seperti ada yang terjebak di tenggorokan atau kesulitan menelan mungkin muncul akibat iritasi pada kerongkongan.

😱 Batuk kronis: 

Batuk tanpa sebab yang jelas, terutama di malam hari atau di pagi hari, bisa menjadi gejala GERD.

😱 Suara serak atau suara berubah: 

Asam lambung yang naik dapat menyebabkan iritasi pada pita suara, menyebabkan suara serak atau berubah.

😱 Sulit tidur: 

Terutama jika gejala GERD memburuk saat berbaring.

😱 Gangguan tidur: 

Penderita GERD sering mengalami gangguan tidur karena tidak nyaman dan gejala yang memburuk pada posisi tidur.

😱 Sulit menelan makanan: 

  • Terutama pada makanan kering atau besar, karena ada rasa terjepit di tenggorokan.
  • Rasa pahit atau asam di mulut: 
  • Akibat dari regurgitasi asam lambung yang masuk kembali ke mulut.

          Gejala-gejala ini mungkin muncul secara terpisah atau bersamaan, dan tingkat parah gejala dapat berbeda antara individu. 

Beberapa gejala penyakit tukak lambung (peptic ulcer), antara lain:

😰 Nyeri perut: 

Nyeri  adalah gejala paling umum dari tukak lambung. Nyeri biasanya terlokalisasi di bagian tengah atau atas perut dan sering kali dirasakan sebagai sensasi terbakar, tajam, atau berdenyut. Rasa sakit dapat bervariasi dari ringan hingga parah.

😰 Perasaan lapar: 

Beberapa orang dengan tukak lambung mungkin merasa lapar lebih cepat setelah makan karena makanan dapat mengurangi rasa sakit untuk sementara waktu.

😰 Mual: 

Gejala ini mungkin terjadi, terutama jika tukak lambung terletak di dekat pylorus (pintu keluar lambung ke usus).

😰 Muntah darah: 

Tukak lambung menyebabkan perdarahan, darah dapat hadir dalam muntahan. Darah muntahan bisa berwarna merah terang atau menyerupai bubuk kopi.

😰 Kembung:

Rasa kembung dan tidak nyaman di perut dapat dialami oleh beberapa penderita.

Rasa kembung dan tidak nyaman di perut dialami
penderita tukak lambung (Sumber: foto canva.com)

😰 Merasa kenyang dengan cepat: 

Makanan dapat membuat perut terasa penuh dengan cepat karena luka pada dinding lambung.

😰 Perubahan nafsu makan: 

Beberapa orang mungkin kehilangan nafsu makan atau merasa kenyang lebih cepat karena gejala tukak lambung.

😰 Berat badan berkurang: 

Jika tukak lambung mengganggu pola makan, seseorang dapat mengalami penurunan berat badan yang tidak disengaja.

😰 Nyeri saat makan: 

Pada beberapa kasus, makanan atau minuman tertentu dapat menyebabkan rasa sakit lebih buruk.

                 💬 Jadi perhatian tidak semua orang dengan tukak lambung akan mengalami gejala. Beberapa tukak lambung dapat menjadi asimptomatik atau memiliki gejala yang sangat ringan

Beberapa alasan mengapa lansia lebih sering mengalami penyakit lambung:

👵 Perubahan Fisiologis: 

Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami perubahan fisiologis, termasuk pada sistem pencernaan. Produksi asam lambung cenderung meningkat pada beberapa orang lansia, yang dapat menyebabkan gejala asam lambung, seperti GERD dan tukak lambung.

👵 Penurunan Elastisitas: 

Struktur tubuh lansia, termasuk otot-otot yang mendukung katup antara lambung dan kerongkongan, cenderung mengalami penurunan elastisitas. Akibatnya, katup tersebut mungkin tidak berfungsi dengan baik, memungkinkan isi lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan GERD.

👵 Medication: 

Banyak lansia harus mengonsumsi beberapa jenis obat untuk mengelola kondisi kesehatan tertentu, seperti anti inflamasi non steroid (NSAID) untuk mengurangi nyeri atau aspirin untuk pencegahan penyakit jantung. Penggunaan jangka panjang NSAID dan aspirin dapat merusak lapisan pelindung lambung dan meningkatkan risiko terjadinya tukak lambung.

👵 Infeksi Helicobacter pylori: 

Bakteri Helicobacter pylori merupakan penyebab umum terjadinya tukak lambung. Seiring bertambahnya usia, paparan terhadap bakteri ini menjadi lebih umum, meningkatkan risiko infeksi dan perkembangan tukak lambung.

👵 Pola Makan dan Gaya Hidup: 

Lansia cenderung memiliki pola makan dan gaya hidup tertentu yang dapat berkontribusi pada gangguan lambung. Konsumsi makanan berlemak tinggi, makanan pedas, kafein, alkohol, dan merokok dapat memicu gejala GERD atau memperburuk kondisi tukak lambung.

👵 Gangguan Saluran Cerna: 

Lansia lebih mungkin mengalami gangguan saluran cerna, seperti gastroparesis (pergerakan lambat makanan dari lambung ke usus), yang dapat menyebabkan gejala perut kembung dan nyeri.

             💬 Setiap orang bisa mengalami penyakit lambung, tidak hanya lansia. Namun, dengan meningkatnya usia, perubahan fisik dan gaya hidup yang terjadi pada tubuh dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah lambung. 

Beberapa kiat untuk mencegah penyakit lambung pada lansia:

Pola Makan Sehat:

✅ Hindari makanan yang dapat memicu gejala lambung, seperti makanan berlemak tinggi, pedas, kafein, dan asam.

✅ Konsumsi makanan dalam porsi kecil dan sering, daripada makan dalam porsi besar.

✅ Makan secara perlahan dan mengunyah makanan dengan baik untuk membantu proses pencernaan.

Hindari Merokok dan Minuman Beralkohol:

✅ Merokok dan minuman beralkohol dapat meningkatkan produksi asam lambung dan merusak lapisan pelindung dinding lambung, sehingga meningkatkan risiko penyakit lambung.

Kurangi Penggunaan Obat NSAID:

✅ Hindari penggunaan obat anti inflamasi non steroid (NSAID) dalam jangka panjang. Jika obat ini diperlukan untuk mengatasi kondisi kesehatan tertentu, konsultasikan dengan dokter mengenai alternatif yang lebih aman untuk lambung.

Perhatikan Pola Makan:

✅ Hindari makan terlalu larut malam atau menjelang tidur. Lebih baik makan dua hingga tiga jam sebelum tidur.

✅ Tinggalkan kebiasaan mengemil sebelum tidur.

Kelola Stres:

✅ Stres dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan lambung. Cari cara untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, berjalan-jalan, atau hobi yang menyenangkan.

Lakukan Aktivitas Fisik Secara Teratur:

✅ Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi risiko GERD dan masalah lambung lainnya. Cobalah untuk berolahraga secara teratur, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda.

Jaga Berat Badan Sehat:

✅ Berat badan berlebih dapat meningkatkan tekanan pada lambung dan memicu gejala penyakit lambung. Jaga berat badan dalam rentang yang sehat dengan pola makan seimbang dan olahraga.

Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Rutin:

✅ Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur untuk mendeteksi masalah lambung atau kondisi kesehatan lainnya lebih awal.

Pertahankan Hidrasi yang Cukup:

✅ Pastikan Anda cukup minum air setiap hari untuk menjaga kelembapan lambung dan mencegah dehidrasi.

          Makanan yang baik untuk mencegah penyakit lambung adalah makanan yang tidak akan meningkatkan produksi asam lambung atau merusak lapisan pelindung dinding lambung. 

Beberapa contoh makanan yang sehat dan bermanfaat untuk mencegah penyakit lambung:

🍇 Sayuran non-asam: 

Sayuran seperti bayam, brokoli, kentang, wortel, labu, dan lobak merupakan sumber serat dan nutrisi penting yang tidak menyebabkan peningkatan asam lambung.

🍇 Buah-buahan rendah asam: 

Buah-buahan seperti apel, pisang, melon, dan pir cenderung rendah asam dan cocok untuk pencernaan.

🍇 Serat: 

Makanan tinggi serat seperti biji-bijian utuh (seperti beras merah, gandum, dan quinoa), oatmeal, dan biji-bijian (seperti kacang polong dan lentil) membantu meningkatkan pencernaan tanpa merangsang produksi asam lambung yang berlebihan.

🍇 Produk Susu Rendah Lemak: 

Susu rendah lemak, yogurt, dan keju cottage dapat menjadi sumber kalsium yang baik tanpa meningkatkan asam lambung.

🍇 Protein Rendah Lemak:

Pilih sumber protein rendah lemak seperti ayam tanpa kulit, ikan, tempe, tahu, dan kacang-kacangan.

🍇 Lemak Sehat:

Hindari makanan berlemak tinggi, tetapi pilih lemak sehat seperti minyak zaitun, minyak kelapa, dan alpukat yang dapat membantu melapisi dinding lambung dan mengurangi iritasi.

🍇 Air Putih: 

Minumlah air putih secukupnya untuk menjaga kelembapan lambung dan membantu proses pencernaan.

🍇 Herbal Tanpa Kafein: 

Teh herbal tanpa kafein seperti chamomile, peppermint, dan jahe bisa membantu meredakan gangguan pencernaan.

🍇 Oatmeal:

Oatmeal merupakan makanan yang menenangkan lambung dan kaya akan serat.

🍇 Jahe: 

Jahe memiliki efek menenangkan pada lambung dan dapat membantu mengurangi peradangan.

         Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki toleransi makanan yang berbeda terhadap lambung, jadi penting untuk mengamati reaksi tubuh Anda terhadap makanan tertentu

Mengobati penyakit lambung pada lansia melibatkan pendekatan yang komprehensif dan perawatan yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan individu. Pengobatan bertujuan untuk mengurangi gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup lansia. 

Beberapa metode umum yang digunakan untuk mengobati penyakit lambung pada lansia:

Obat-Obatan:

Obat antasid: 

  • Digunakan untuk mengurangi rasa terbakar di dada dan gejala GERD lainnya dengan menetralkan asam lambung.
  • Obat penghambat reseptor H2 (H2 blockers):
  • Mengurangi produksi asam lambung dengan menghambat reseptor histamin di dinding lambung.
  • Obat penghambat pompa proton (PPI): 
  • Diketahui efektif dalam menghambat produksi asam lambung secara lebih efektif daripada H2 blockers.
  • Antagonis reseptor muskarinik (prokinetik): 
  • Digunakan untuk meningkatkan pergerakan makanan dari lambung ke usus halus dan mengurangi gejala gastroparesis.

Antibiotik:

Jika infeksi Helicobacter pylori menjadi penyebab tukak lambung, dokter dapat meresepkan antibiotik untuk membasmi bakteri tersebut.

Perubahan Gaya Hidup:

  • Hindari makanan dan minuman yang memicu gejala lambung, seperti makanan berlemak tinggi, pedas, kafein, dan asam.
  • Makan dalam porsi kecil dan sering, dan usahakan untuk tidak makan terlalu larut malam atau menjelang tidur.
  • Hindari merokok dan minuman beralkohol.
  • Kelola stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga.

Perubahan Pola Makan:

Bila diperlukan, dokter atau ahli gizi dapat membantu merancang rencana makan yang sesuai dengan kondisi kesehatan lansia, terutama jika ada kondisi kesehatan lain yang mempengaruhi sistem pencernaan.

Tindakan Bedah:

Pada beberapa kasus yang lebih parah atau tidak merespons pengobatan, pembedahan mungkin menjadi pilihan untuk mengatasi penyakit lambung, khususnya untuk mengobati tukak lambung yang besar atau komplikasi lainnya.

          Berkonsultasi dengan dokter atau ahli gastroenterologi untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan perencanaan pengobatan yang sesuai. Setiap kondisi kesehatan dan respons tubuh terhadap pengobatan dapat berbeda, jadi perlu dilakukan pemantauan dan penyesuaian sesuai kebutuhan. Selain itu, lansia yang menerima perawatan untuk penyakit lambung juga harus mengikuti saran dokter dan melakukan kunjungan rutin untuk memantau perkembangan kesehatan mereka.





Sumber:

https://www.ccjm.org/content/ccjom/67/10/755.full.pdf

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3010469/

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940

https://www.webmd.com/heartburn-gerd/reflux-disease-gerd-1

https://www.healthline.com/health/gerd

No comments:

Post a Comment