Malas adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang mengacu pada kurangnya motivasi atau semangat untuk melakukan sesuatu, atau keinginan untuk tidak melakukan pekerjaan atau aktivitas tertentu. Orang yang merasa "malas" cenderung enggan atau tidak termotivasi untuk bergerak atau bekerja.
Istilah medis yang mengacu pada perasaan "malas" atau kurangnya motivasi untuk beraktivitas adalah "apathetic" atau "apathy." Apati adalah kondisi di mana seseorang kehilangan minat atau semangat untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya mereka nikmati atau yang seharusnya mereka lakukan. Ini bisa menjadi gejala dari berbagai kondisi medis dan gangguan kesehatan mental.
Apati dapat terjadi sebagai bagian dari berbagai penyakit atau kondisi, termasuk depresi, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, gangguan neuropsikiatrik, cedera otak traumatis, dan banyak kondisi lainnya.
Apati adalah bila kondisi seseorang kehilangan motivasi. (Sumber: foto pens 49 ceria) |
Lansia sering mengalami perasaan malas atau kurangnya motivasi untuk beraktivitas karena beberapa alasan yang dapat berhubungan dengan perubahan fisik, mental, dan sosial yang terjadi seiring penuaan.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perasaan malas pada lansia meliputi:
📢 Perubahan Fisik:
Proses penuaan sering kali menyebabkan penurunan energi fisik, kekuatan otot yang berkurang, serta masalah kesehatan fisik seperti nyeri sendi atau kelelahan yang lebih cepat. Semua ini dapat membuat lansia merasa lebih sulit untuk melakukan aktivitas fisik.
Perubahan fisik dan mental membuat lansia sering merasa malas dan motivasi. (Sumber: foto canva.com) |
📢 Perubahan Kesehatan:
Lansia cenderung lebih rentan terhadap masalah kesehatan seperti penyakit kronis, penyakit jantung, diabetes, dan penyakit lainnya. Kondisi medis yang membatasi mobilitas atau kenyamanan fisik dapat mengurangi motivasi untuk bergerak.
📢 Perubahan Mental:
Perubahan dalam fungsi kognitif, seperti gangguan ingatan atau gangguan kognitif ringan (seperti demensia), dapat mempengaruhi motivasi dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
📢 Kehilangan Teman dan Keluarga:
Lansia sering mengalami kehilangan teman dan anggota keluarga, yang dapat memicu perasaan kesepian atau isolasi sosial. Hal ini juga dapat mengurangi motivasi untuk beraktivitas.
Kehilangan teman atau keluarga mengurangi motivasi. (Sumber: foto canva.com) |
📢 Perubahan Sosial:
Perubahan dalam peran sosial atau perasaan tidak berguna karena pensiun atau perubahan kehidupan sehari-hari dapat mempengaruhi motivasi.
📢 Kebosanan:
Lansia yang tidak memiliki kegiatan yang menarik atau tujuan yang jelas dalam kehidupan sehari-hari mereka dapat mengalami kebosanan, yang dapat memicu perasaan malas.
📢 Depresi:
Depresi adalah masalah kesehatan mental yang umum pada lansia. Salah satu gejalanya adalah kurangnya minat atau motivasi untuk melakukan aktivitas yang sebelumnya dinikmati.
📢 Efek Obat:
Beberapa obat yang umumnya digunakan oleh lansia untuk mengelola kondisi kesehatan mereka dapat memiliki efek samping yang mempengaruhi energi dan motivasi.
Perasaan malas pada lansia tidak selalu menjadi masalah, dan terkadang istirahat dan relaksasi yang cukup juga penting untuk kesejahteraan mereka.
Beberapa ciri yang mungkin bahwa seorang lansia mengalami perasaan malas:
😓 Kurang Minat pada Aktivitas Sehari-hari:
Lansia yang malas mungkin kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati atau yang seharusnya mereka lakukan sehari-hari, seperti menjaga kebersihan diri, berolahraga, atau mengejar hobi.
Lansia malas melakukan aktivitas yang sebelumnya diminati. (Sumber: foto canva.com) |
😓 Rendahnya Energi:
Malas sering kali disertai dengan rendahnya tingkat energi. Lansia tersebut mungkin merasa lelah atau kelelahan secara terus-menerus, bahkan setelah istirahat yang cukup.
😓 Kesulitan Memulai atau Menyelesaikan Tugas:
Lansia yang mengalami malas dapat merasa kesulitan untuk memulai tugas-tugas tertentu atau untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah mereka mulai. Mereka mungkin terhambat oleh prokrastinasi.
😓 Kehilangan Minat pada Interaksi Sosial:
Perasaan malas juga dapat memengaruhi interaksi sosial. Lansia tersebut mungkin menghindari pertemuan dengan teman-teman atau anggota keluarga dan lebih suka menjalani waktu sendiri.
😓 Kurang Minat pada Nutrisi dan Perawatan Kesehatan:
Lansia yang malas mungkin kurang peduli terhadap pola makan sehat dan perawatan kesehatan. Mereka mungkin menghindari pergi ke dokter atau mengabaikan aspek-aspek penting dari perawatan diri.
😓 Perasaan Kesepian atau Isolasi Sosial:
Malas juga dapat disebabkan oleh perasaan kesepian atau isolasi sosial. Lansia yang merasa kesepian cenderung kurang termotivasi untuk berinteraksi dengan orang lain.
😓 Perubahan Mood:
Lansia yang mengalami malas mungkin juga memiliki perubahan mood, seperti menjadi lebih mudah tersinggung atau cenderung merasa sedih atau putus asa.
😓 Ketidakpuasan dengan Kualitas Hidup:
Mereka mungkin mengeluh tentang ketidakpuasan dengan kualitas hidup mereka atau merasa bahwa hidup mereka tidak memiliki tujuan yang jelas.
Beberapa penyakit atau kondisi yang dapat memengaruhi lansia dan menyebabkan perasaan malas meliputi:
😓 Depresi:
Depresi adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang umum pada lansia. Gejala depresi termasuk perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati, kelelahan, dan perasaan malas.
😓 Demensia:
Lansia dengan demensia, seperti Alzheimer, dapat mengalami penurunan fungsi kognitif yang signifikan. Ini bisa menyebabkan perasaan malas karena kesulitan berpikir, memori yang buruk, dan kebingungan.
😓 Penyakit Jantung:
Lansia yang menderita penyakit jantung atau gangguan sirkulasi darah dapat mengalami kelelahan fisik yang berlebihan, yang dapat menyebabkan perasaan malas.
Lansia yang sakit jantung memiliki perasaan malas. (Sumber: foto canva.com) |
😓 Artritis dan Nyeri Sendi:
Penyakit seperti artritis atau nyeri sendi dapat mengganggu mobilitas dan menyebabkan nyeri fisik yang dapat mengurangi motivasi untuk bergerak dan aktif.
😓 Penyakit Kronis Lainnya:
Penyakit kronis seperti diabetes, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), atau penyakit ginjal kronis dapat menguras energi dan menyebabkan perasaan malas.
😓 Hipotiroidisme:
Kondisi ini terjadi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid, yang dapat menyebabkan kelelahan, penurunan energi, dan perasaan malas.
😓 Anemia:
Anemia terjadi ketika kadar sel darah merah dalam tubuh terlalu rendah. Gejala anemia termasuk kelelahan, lemah, dan kurangnya motivasi untuk beraktivitas.
😓 Efek Samping Obat-obatan:
Beberapa obat-obatan yang sering digunakan oleh lansia untuk mengelola kondisi medis mereka dapat memiliki efek samping yang menyebabkan kelelahan atau perasaan malas.
😓 Kecemasan:
Kecemasan dapat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan perasaan malas dan lelah di siang hari.
Beberapa kiat untuk mencegah malas:
📅 Tetapkan Tujuan yang Jelas:
Menetapkan tujuan yang spesifik dan terukur dapat memberikan Anda motivasi intrinsik untuk bekerja menuju pencapaian tujuan tersebut.
📅 Buat Rencana:
Membuat rencana tindakan yang terstruktur dapat membantu Anda mengorganisasi pekerjaan Anda dan memecahnya menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan dapat diatasi.
📅 Beri Hadiah pada Diri Sendiri:
Beri hadiah pada diri sendiri setelah menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan tertentu. Ini bisa menjadi insentif yang efektif untuk tetap produktif.
Beri hadiah untuk diri sendiri agar termotivasi. (Sumber: foto canva.com) |
📅 Berikan Istirahat yang Cukup:
Terlalu banyak pekerjaan atau stres berkepanjangan dapat menyebabkan kelelahan mental dan fisik. Pastikan Anda memberikan diri Anda istirahat yang cukup.
📅 Prioritaskan Tugas:
Fokus pada tugas-tugas yang paling penting dan mendesak terlebih dahulu. Ini dapat membantu Anda merasa lebih produktif dan merasa lebih terpenuhi saat menyelesaikan pekerjaan yang penting.
📅 Hindari Prokrastinasi:
Prokrastinasi adalah kebiasaan menunda-nunda pekerjaan. Cobalah untuk mengenali kapan Anda cenderung prokrastinasi dan cari strategi untuk mengatasinya.
📅 Ciptakan Rutinitas:
Membangun rutinitas harian atau mingguan dapat membantu meningkatkan disiplin Anda dan mengurangi perasaan malas.
📅 Cari Motivasi:
Temukan sumber motivasi eksternal atau internal. Ini bisa berupa membaca inspirasi, mendengarkan pidato motivasi, atau merenung tentang tujuan dan nilai-nilai Anda.
📅 Menghindari Gangguan:
Cobalah untuk mengurangi gangguan saat bekerja. Ini bisa berarti mematikan pemberitahuan di ponsel atau komputer Anda atau mencari tempat kerja yang tenang.
📅 Berbagi Tujuan Anda:
Berbicara tentang tujuan Anda kepada teman, keluarga, atau kolega dapat memberi Anda akuntabilitas sosial dan dorongan ekstra untuk mencapainya.
📅 Terus Belajar dan Berkembang:
Tetap terbuka untuk pembelajaran baru dan pertumbuhan. Ini dapat membuat Anda merasa lebih termotivasi untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan Anda.
📅 Perawatan Diri:
Pastikan Anda menjaga kesehatan fisik dan mental Anda dengan tidur yang cukup, makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres dengan baik.
Mengobati perasaan malas pada lansia tidak selalu sederhana karena bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan fisik, mental, dan sosial yang terjadi seiring penuaan.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengatasi atau mengurangi perasaan malas pada lansia:
👳 Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan:
Jika perasaan malas lansia disertai dengan gejala seperti perubahan mood yang signifikan, perubahan perilaku, atau penurunan kualitas hidup yang nyata, sangat penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau seorang psikolog. Mereka dapat melakukan penilaian menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab perasaan malas dan merencanakan perawatan yang sesuai.
👳 Pengelolaan Kesehatan Fisik:
Pastikan bahwa kondisi kesehatan fisik lansia terkelola dengan baik. Ini termasuk mematuhi perawatan medis yang diresepkan oleh dokter, menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan yang sehat.
👳 Aktivitas Fisik yang Teratur:
Olahraga dapat membantu meningkatkan energi dan mengurangi perasaan malas. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan jenis dan tingkat olahraga yang sesuai dengan kondisi fisik lansia.
👳 Sosialisasi yang Teratur:
Interaksi sosial dapat membantu mengatasi perasaan kesepian dan malas. Mendorong lansia untuk menjalin hubungan sosial, baik dengan teman, keluarga, atau anggota kelompok sosial, dapat meningkatkan motivasi mereka untuk beraktivitas.
👳 Rutinitas Harian yang Terstruktur:
Membangun rutinitas harian atau mingguan yang terstruktur dapat membantu lansia merasa lebih termotivasi dan produktif. Ini menciptakan ekspektasi yang jelas tentang apa yang harus dilakukan setiap hari.
👳 Terapi Psikologis:
Terapi perilaku kognitif (CBT) atau terapi lainnya dapat membantu lansia mengatasi perasaan malas dan perubahan mood yang mungkin terkait. Terapis dapat membantu mereka mengidentifikasi pola pikiran negatif dan menggantinya dengan pola pikiran yang lebih positif.
👳 Mencari Minat dan Hobi Baru:
Mencari minat atau hobi baru dapat membantu menghidupkan kembali semangat dan minat lansia dalam kehidupan sehari-hari.
👳 Manajemen Stres:
Melakukan teknik manajemen stres seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu lansia merasa lebih tenang dan mengurangi perasaan malas.
👳 Obat-obatan:
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan tertentu untuk mengatasi gejala terkait malas jika diperlukan.
Setiap lansia memiliki kebutuhan yang unik, dan pendekatan perawatan harus disesuaikan dengan keadaan mereka. Pekerja kesehatan yang berpengalaman akan dapat memberikan panduan yang lebih khusus sesuai dengan situasi individu. Dalam semua kasus, dukungan keluarga dan lingkungan yang positif dapat memainkan peran penting dalam membantu lansia mengatasi perasaan malas.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5592638/
https://www.hebrewseniorlife.org/blog/apathy-people-alzheimers-or-dementia
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fnagi.2017.00124/full