Saturday, 30 September 2023

LBD, Sangat Fluktuatif Gangguan Motorik dan Kognitif

        Lewy Body Dementia (LBD) adalah jenis penyakit neurodegeneratif yang mengakibatkan penurunan kemampuan kognitif dan gangguan motorik. Penyakit ini disebabkan oleh akumulasi abnormal protein yang disebut Lewy bodies di dalam otak. Lewy bodies adalah agregat protein alfa-sinuklein yang mengganggu fungsi normal sel-sel otak.

Pada tahap awal LBD, gejalanya mungkin ringan, dan penderitanya dapat berfungsi normal. Seiring berkembangnya penyakit, penderita LBD memerlukan lebih banyak pertolongan karena menurunnya kemampuan berpikir dan bergerak. Ini adalah penyakit progresif, artinya gejalanya muncul secara perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu.

LBD gejala awal ringan dan kembali normal.
(Sumber : foto LPC- Lansia)

Penyakit ini berlangsung rata-rata lima hingga delapan tahun sejak diagnosis hingga kematian, namun dapat berkisar antara dua hingga 20 tahun pada beberapa orang. Pada tahap akhir penyakit, mereka sering kali bergantung sepenuhnya pada orang lain untuk mendapatkan bantuan dan perawatan.

Menurunnya kemampuan berpikir dan bergerak.
(Sumber: foto canva.com)

Beberapa ciri umum yang mungkin terlihat pada lansia yang menderita LBD:

πŸ˜› Gangguan Kognitif: 

Lansia dengan LBD mengalami penurunan kemampuan kognitif yang progresif. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengingat informasi, berpikir abstrak, dan memecahkan masalah. Fluktuasi dalam tingkat kesadaran dan kewaspadaan juga sering terjadi.

πŸ˜› Halusinasi Visual: 

Ciri khas LBD adalah munculnya halusinasi visual, di mana lansia melihat objek atau orang yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi ini dapat menyebabkan kebingungan dan kecemasan.  Halusinasi visual terjadi pada 80 persen penderita LBD, sering kali terjadi sejak dini. Halusinasi non visual, seperti mendengar atau mencium sesuatu yang tidak ada, lebih jarang terjadi dibandingkan halusinasi visual, namun bisa juga terjadi.

πŸ˜› Gangguan Motorik: 

Lansia dengan LBD sering mengalami gangguan motorik yang mirip dengan penyakit Parkinson. Ini termasuk kekakuan otot, tremor (getaran), dan kesulitan berjalan. Perubahan perilaku motorik seperti berjalan tanpa tujuan atau melompat-lompat juga bisa terjadi.

πŸ˜› Perubahan Emosi dan Perilaku: 

LBD dapat menyebabkan perubahan emosi dan perilaku pada lansia. Mereka mungkin mengalami depresi, kecemasan, mudah marah, atau mudah terbingung. Kadang-kadang, perubahan ini dapat bersifat drastis dan memengaruhi hubungan sosial.

Perubahan emosi dan perilaku pada lansia.
(Sumber: foto canva.com)

πŸ˜› Gangguan Sistem Autonom: 

Penyakit ini dapat memengaruhi sistem autonom tubuh, yang mengatur fungsi-fungsi tubuh yang tidak kita kendalikan secara sadar. Ini dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, masalah dengan suhu tubuh, dan gangguan pencernaan.

πŸ˜› Masalah Tidur: 

Lansia dengan LBD sering mengalami masalah tidur, seperti insomnia (kesulitan tidur) atau tidur berlebihan pada siang hari. Orang dengan demensia tubuh Lewy mungkin mengalami gangguan perilaku tidur gerakan mata cepat (REM). Gangguan ini menyebabkan orang secara fisik mewujudkan mimpinya saat tidur. Orang dengan gangguan perilaku tidur REM mungkin akan memukul, menendang, membentak, atau menjerit saat tidur.

πŸ˜› Kehilangan Kemampuan Fungsi Sehari-hari:

Seiring perkembangan penyakit, lansia dengan LBD dapat mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari seperti berpakaian, mandi, dan makan.

πŸ˜› Gangguan Persepsi Ruang dan Waktu:

Beberapa penderita LBD dapat mengalami kesulitan dalam memahami konsep ruang dan waktu. Mereka mungkin bingung tentang tempat dan waktu

       Gejala LBD dapat bervariasi antara individu, dan tidak semua lansia dengan LBD akan mengalami semua ciri-ciri ini

Penyebab pasti dari Lewy Body Dementia (LBD) belum sepenuhnya dipahami, dan penyakit ini mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor yang kompleks. 

Beberapa faktor yang telah diidentifikasi sebagai berpotensi terkait dengan perkembangan LBD pada lansia:

πŸ˜‡ Ketidakseimbangan Protein:

LBD terkait dengan akumulasi protein abnormal yang disebut Lewy bodies di dalam otak. Protein utama yang terlibat adalah alfa-sinuklein. Akumulasi dan penumpukan protein ini dapat merusak sel-sel otak dan mengganggu fungsi normalnya.

πŸ˜‡ Genetik: 

Faktor-faktor genetik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko dalam perkembangan LBD. Beberapa mutasi genetik tertentu telah dikaitkan dengan peningkatan risiko mengembangkan LBD. Namun, bukan berarti penyakit ini secara ketat diturunkan secara genetik; faktor-faktor lingkungan juga memainkan peran penting.

πŸ˜‡ Usia: 

LBD adalah penyakit yang lebih umum terjadi pada lansia, terutama setelah usia 60 tahun. Seiring bertambahnya usia, risiko perkembangan LBD meningkat.

Setelah usia 60 tahun LBD meningkat.
(Sumber: foto canva.com)

πŸ˜‡ Faktor Lingkungan:

Paparan jangka panjang terhadap beberapa faktor lingkungan tertentu, seperti toksin atau zat kimia tertentu, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko perkembangan penyakit neurodegeneratif, termasuk LBD. Namun, bukti-bukti konkret masih terbatas dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hubungan ini.

πŸ˜‡ Gangguan Neurologis Lainnya:

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa keterkaitan antara LBD dengan gangguan neurologis lain, seperti penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer. Ini bisa menjadi bagian dari spektrum penyakit neurodegeneratif yang berbeda-beda tetapi terkait.

πŸ˜‡ Kesehatan dan Gaya Hidup:

Faktor-faktor kesehatan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan merokok juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko perkembangan penyakit neurodegeneratif, termasuk LBD. Gaya hidup sehat, seperti pola makan yang seimbang dan aktivitas fisik yang teratur, dapat membantu mengurangi risiko ini.

Saat ini, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan Lewy Body Dementia (LBD). Ada berbagai pendekatan terapeutik yang dapat membantu mengelola gejala LBD, meningkatkan kualitas hidup penderita, dan memberikan dukungan kepada keluarga. Pengobatan LBD biasanya berfokus pada mengendalikan gejala kognitif, motorik, dan perilaku. 

Beberapa komponen yang termasuk dalam manajemen pengobatan LBD:

πŸ“ Obat-Obatan: 

Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk mengelola gejala LBD, seperti: Obat Kolinesterase Inhibitor: Obat seperti donepezil, rivastigmine, atau galantamine dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan mengurangi gejala seperti penurunan memori dan disorientasi.

πŸ“ Obat Parkinson:

Untuk mengatasi gejala motorik seperti tremor, kekakuan otot, dan masalah berjalan, dokter dapat meresepkan obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit Parkinson, seperti levodopa atau karbidopa.

πŸ“ Obat Untuk Gangguan Mood dan Perilaku: 

Penderita LBD yang mengalami depresi, kecemasan, atau halusinasi dapat mendapatkan manfaat dari obat-obatan yang dirancang untuk mengatasi gejala ini.

πŸ“ Terapi Fisik dan Terapi Okupasi:

Terapi fisik dan terapi okupasi dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik dan fungsi sehari-hari penderita LBD. Terapis fisik dapat membantu dengan latihan dan gerakan fisik, sedangkan terapis okupasi dapat membantu dengan keterampilan sehari-hari seperti berpakaian dan mandi.

πŸ“ Terapi Bicara dan Bahasa: 

Jika penderita mengalami masalah berbicara atau berkomunikasi, terapis bicara dan bahasa dapat memberikan latihan dan strategi untuk meningkatkan komunikasi.

πŸ“ Dukungan Psikososial: 

Dukungan dari konselor atau kelompok dukungan dapat membantu penderita LBD dan keluarganya dalam menghadapi penyakit ini secara emosional dan praktis.

πŸ“ Perubahan Gaya Hidup: 

Promosi gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang dan aktivitas fisik yang teratur, dapat membantu mengelola gejala dan memperbaiki kesejahteraan umum.

πŸ“ Perawatan Kesehatan Umum:

Merawat kesehatan secara keseluruhan sangat penting. Ini termasuk mengelola penyakit penyerta seperti diabetes atau tekanan darah tinggi, menghindari penggunaan alkohol dan obat-obatan yang dapat memperburuk gejala, serta mengikuti jadwal perawatan medis yang direkomendasikan oleh dokter.

πŸ“ Pengawasan Teratur: 

Penderita LBD memerlukan pengawasan teratur dan perencanaan perawatan jangka panjang. Ini dapat termasuk penyediaan lingkungan yang aman, dukungan perawat, dan perencanaan keuangan untuk mengatasi perubahan dalam kebutuhan perawatan.

        Bekerja sama dengan tim perawatan medis yang berpengalaman dalam mengelola LBD, termasuk neurologis, psikiater, terapis, dan pekerja sosial. Manajemen LBD biasanya akan disesuaikan dengan setiap individu, karena gejala dan kebutuhan dapat bervariasi. Dukungan keluarga juga sangat penting untuk membantu penderita LBD menghadapi perubahan yang terjadi akibat penyakit ini.



Sumber:

https://www.nia.nih.gov/health/what-lewy-body-dementia-causes-symptoms-and-treatments 

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lewy-body-dementia/symptoms-causes/syc-20352025

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17815-lewy-body-dementia

https://www.alzheimers.gov/alzheimers-dementias/lewy-body-dementia


Friday, 29 September 2023

Kanker Payudara, Umum Pada Wanita, Pria Juga Kena.

         Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling umum terjadi pada wanita, nomor dua setelah kanker kulit . Kemungkinan besar penyakit ini menyerang wanita di atas usia 50 tahun. Kanker payudara adalah jenis kanker yang bermula ketika sel-sel abnormal di dalam payudara mulai berkembang dan berkembang secara tidak terkendali. Sel-sel ini dapat membentuk massa yang disebut tumor yang dapat menjadi ganas atau jinak. 

Kanker payudara ganas adalah yang paling umum dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui aliran darah atau limfatik. Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling umum di kalangan wanita, Meski jarang, pria juga bisa terkena kanker payudara. Sekitar 2.600 pria mengidap kanker payudara pria, setiap tahun di Amerika Serikat, atau kurang dari 1% dari seluruh kasus.

Lansia harus mampu menjaga kesehatan.
(Sumber: foto canva.com)

Beberapa poin penting terkait dengan kanker payudara:

πŸ’€Sel Kanker: 

Kanker payudara dimulai ketika sel-sel dalam payudara mengalami perubahan genetik atau mutasi yang menyebabkan mereka tumbuh dan berkembang tanpa terkendali. Sel-sel ini dapat membentuk tumor ganas.

πŸ’€Tumor: 

Tumor dapat berupa massa yang teraba atau tidak teraba di dalam payudara. Tumor dapat bersifat ganas (kanker) atau jinak (non-kanker). Tumor ganas memiliki potensi untuk menyebar ke jaringan atau organ lain dalam tubuh.

πŸ’€Metastasis:

Metastasis adalah proses ketika sel kanker menyebar dari payudara ke bagian tubuh lain melalui aliran darah atau sistem limfatik. Ini adalah tahap yang serius dalam perkembangan kanker.

Poin penting kanker payudara, sel kanker, tumor dan metastasis.
(Sumber: foto canva.com)

       Dalam istilah medis, kanker payudara sering disebut sebagai "karsinoma payudara." Namun, istilah ini sering digunakan secara lebih spesifik sesuai dengan jenis sel kanker yang terlibat dalam kanker payudara. 

Beberapa istilah medis yang umum terkait dengan jenis-jenis kanker payudara adalah:

πŸ‘‰Karsinoma Duktal In Situ (DCIS): 

Ini adalah jenis kanker payudara yang terbatas pada saluran-saluran (duktus) di dalam payudara dan belum menyebar ke jaringan sekitarnya.

πŸ‘‰Karsinoma Duktal Invasif: 

Ini adalah jenis kanker payudara yang telah menyebar dari saluran-saluran payudara ke jaringan payudara sekitarnya.

πŸ‘‰Karsinoma Lobular In Situ (LCIS): 

LCIS adalah kondisi abnormal di mana sel-sel kanker muncul dalam lobulus payudara, tetapi belum menembus dinding lobulus (jaringan kelenjar susu). Ini sering dianggap sebagai tanda risiko lebih tinggi untuk kanker payudara invasif di masa depan.

πŸ‘‰Karsinoma Lobular Invasif: 

Ini adalah jenis kanker payudara yang berasal dari lobulus payudara dan telah menyebar ke jaringan di luar lobulus.

πŸ‘‰Karsinoma Lobular Invasif: 

Ini adalah jenis kanker payudara yang berasal dari lobulus payudara dan telah menyebar ke jaringan di luar lobulus.

πŸ‘‰Kanker Payudara Triple-Negatif:

Ini merujuk kepada jenis kanker payudara yang tidak memiliki reseptor hormon estrogen, progesteron, atau reseptor HER2/neu. Ini dapat membuat pengobatannya lebih rumit.

πŸ‘‰Kanker Payudara HER2-Positif: 

Ini merujuk kepada jenis kanker payudara yang memiliki reseptor HER2/neu di permukaan sel kanker. Ini dapat mempengaruhi pilihan pengobatan.

πŸ‘‰Kanker Payudara Inflammatory: 

Jenis ini langka tetapi agresif, di mana payudara tampak meradang dan bengkak.

πŸ‘‰Kanker Payudara Metastatik: 

Ini adalah tahap kanker payudara yang paling lanjut, di mana sel-sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain.

        πŸ’¬ Selain istilah-istilah di atas, istilah medis juga dapat mencakup tahap kanker (seperti stadium I, II, III, atau IV), grading (seberapa agresif sel-sel kanker terlihat di bawah mikroskop), dan faktor-faktor lain yang memengaruhi diagnosis dan pengobatan kanker payudara).

       Deteksi dini kanker payudara sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan dan mengurangi risiko komplikasi. 

Deteksi dini kanker payudara sangat penting, cegah kanker.
(Sumber: foto canva.com)

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk deteksi dini kanker payudara:

✌ Pemeriksaan Payudara Sendiri (BSE - Breast Self-Examination):

  • Ini adalah metode di mana seorang wanita memeriksa payudaranya sendiri secara teratur untuk mencari perubahan atau benjolan yang tidak biasa.
  • BSE sebaiknya dilakukan sekali sebulan beberapa hari setelah menstruasi atau pada hari yang sama setiap bulan jika tidak menstruasi.
  • Jika Anda menemukan benjolan atau perubahan lainnya, segera konsultasikan dengan dokter
✌ Pemeriksaan Payudara oleh Dokter (CBE - Clinical Breast Examination):

  • Dokter atau profesional medis akan memeriksa payudara Anda secara fisik saat kunjungan rutin.
  • CBE membantu dalam mendeteksi perubahan atau benjolan yang mungkin tidak terasa oleh Anda.

✌ Mamografi:

  • Mamografi adalah pemeriksaan radiologi yang menggunakan sinar-X untuk membuat gambar payudara dalam lapisan tipis.
  • Ini adalah metode yang sangat efektif untuk deteksi dini kanker payudara, terutama pada wanita yang berusia di atas 40 tahun.
  • Mamografi biasanya direkomendasikan secara berkala, terutama untuk wanita dengan risiko tinggi.
✌ Ultrasonografi (USG) Payudara:
  • USG payudara menggunakan gelombang suara untuk menciptakan gambar payudara.
  • Ini dapat digunakan sebagai pelengkap mamografi atau jika ada kekhawatiran terkait benjolan yang terdeteksi.
✌ MRI (Magnetic Resonance Imaging) Payudara:
  • MRI payudara adalah tes yang lebih canggih yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar detil dari payudara.
  • Biasanya digunakan pada wanita dengan risiko tinggi atau dalam kasus tertentu.
✌ Tes Genetik:
  • Jika ada riwayat keluarga kanker payudara atau faktor risiko genetik lainnya, tes genetik dapat digunakan untuk mendeteksi mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
  • Hasil tes genetik dapat membantu dalam perencanaan pengawasan dan pengobatan yang lebih tepat.
       Mengikuti panduan deteksi dini yang disarankan oleh dokter Anda dan untuk menjalani pemeriksaan rutin sesuai dengan usia dan faktor risiko pribadi Anda.

Beberapa faktor risiko yang umum terkait dengan kanker payudara:

πŸ‘³ Usia: 

Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Kanker payudara lebih umum pada wanita yang telah mencapai usia lanjut.

Korban kanker payudara banyak wanita usia lanjut.
(Sumber: foto canva.com)

πŸ‘³ Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga: 

Memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara, terutama jika anggota keluarga pertama (ibu, saudara kandung) terkena kanker payudara, dapat meningkatkan risiko Anda. Mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

πŸ‘³ Jenis Kelamin:

 Kanker payudara adalah penyakit yang jauh lebih umum pada wanita daripada pada pria. Meskipun pria juga dapat terkena kanker payudara, risikonya lebih rendah.

πŸ‘³ Hormon Seks: 

Paparan jangka panjang terhadap estrogen, seperti menstruasi yang dimulai pada usia yang sangat muda atau menopause yang terjadi pada usia yang lebih tua, dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

πŸ‘³ Pemakaian Hormon:

Menggunakan terapi penggantian hormon (Hormone Replacement Therapy, HRT) setelah menopause dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi HRT berisiko lebih tinggi.

πŸ‘³ Riwayat Kanker Payudara Sebelumnya:

Jika Anda pernah didiagnosis dengan kanker payudara sebelumnya, Anda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker payudara sekunder di kemudian hari.

πŸ‘³ Riwayat Kanker Payudara pada Satu Payudara:

Jika Anda memiliki riwayat kanker payudara pada satu payudara, risiko untuk mengembangkan kanker payudara pada payudara yang lainnya lebih tinggi.

πŸ‘³ Gaya Hidup: 

Beberapa faktor gaya hidup yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara meliputi konsumsi alkohol yang berlebihan, obesitas, diet yang tinggi lemak dan rendah serat, serta kurangnya aktivitas fisik.

πŸ‘³ Radiasi Paparan:

Paparan radiasi pada dada dalam situasi tertentu, seperti pengobatan radioterapi pada usia muda atau paparan radiasi lingkungan yang tinggi, dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Paparan radiasi pada usia muda meningkatkan risiko kanker.
(Sumber: foto canva.com)

πŸ‘³ Faktor Lingkungan:

Paparan terhadap bahan kimia beracun tertentu, seperti senyawa organoklorin dan pestisida, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara dalam beberapa studi.

πŸ‘³ Faktor Reproduksi: 

Memiliki anak pada usia yang lebih tua atau tidak pernah memiliki anak dapat memengaruhi risiko kanker payudara.

          πŸ’¬ Memiliki satu atau beberapa faktor risiko tersebut tidak selalu berarti Anda akan terkena kanker payudara

        Pengobatan kanker payudara bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis kanker, tahap penyakit, faktor-faktor individu, dan preferensi pasien. Pengobatan kanker payudara biasanya melibatkan pendekatan multimodal yang dapat mencakup salah satu atau lebih dari berikut ini:

✋ Pembedahan:

  • Operasi adalah salah satu metode utama pengobatan kanker payudara. Tujuan utamanya adalah mengangkat tumor dan sebagian atau seluruh payudara yang terkena (mastektomi) atau hanya tumor dan sekitarnya (lumpektomi atau eksisi).
  • Pembedahan juga dapat melibatkan pengangkatan kelenjar getah bening aksila (pembuluh limfat yang terletak di ketiak) untuk memeriksa apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening tersebut.

✋ Radioterapi:

  • Radioterapi menggunakan sinar tinggi energi untuk menghancurkan sel kanker atau mencegah pertumbuhannya. Ini sering digunakan setelah pembedahan (adjuvant radiation therapy) untuk memastikan semua sel kanker telah dihilangkan atau sebelum operasi (neoadjuvant radiation therapy) untuk menyusutkan tumor.

✋ Kemoterapi:

  • Kemoterapi melibatkan penggunaan obat-obatan khusus yang bekerja untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker atau membunuh sel kanker.
  • Ini sering digunakan untuk mengobati kanker payudara yang lebih agresif atau yang telah menyebar ke bagian lain tubuh (metastasis).

✋ Terapi Hormon:

  • Terapi hormon digunakan jika kanker payudara memiliki reseptor hormon positif. Obat-obatan ini bekerja dengan cara menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker yang diaktifkan oleh hormon estrogen atau progesteron.

✋ Terapi Targeted:

  • Terapi targeted melibatkan penggunaan obat-obatan yang ditujukan secara khusus untuk menghambat jalur-jalur pertumbuhan yang spesifik pada sel kanker payudara.
  • Beberapa contoh termasuk obat-obatan yang ditujukan untuk menghambat reseptor HER2/neu pada sel kanker.

✋ Imunoterapi:

  • Imunoterapi adalah pendekatan yang sedang dikembangkan untuk pengobatan kanker payudara. Ini melibatkan penggunaan obat-obatan yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker.

✋ Terapi Radiasi Dalam:

  • Terapi radiasi dalam (brachytherapy) adalah metode di mana sumber radiasi ditempatkan dalam atau sangat dekat dengan area yang membutuhkan radiasi. Ini dapat digunakan sebagai alternatif atau pelengkap radioterapi eksternal.
Pengobatan kanker payudara sering kali merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan di atas, yang disesuaikan dengan kondisi klinis individu. Perencanaan pengobatan yang tepat akan dilakukan oleh tim medis yang terdiri dari ahli bedah, onkolog radiasi, dan onkolog medis, serta berdasarkan karakteristik dan perkembangan penyakit setiap pasien.

Berbicaralah dengan tim medis Anda untuk memahami pilihan pengobatan yang tersedia, potensi efek samping, dan manfaat serta risiko yang terkait dengan setiap metode pengobatan. Keseluruhan rencana perawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pasien. Deteksi dini dan perawatan yang tepat waktu dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan kualitas hidup pasien.




Sumber:

https://www.cancer.org.au/cancer-information/types-of-cancer/breast-cancer

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/breast-cancer/symptoms-causes/syc-20352470

https://www.nhs.uk/conditions/breast-cancer/causes/

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/3986-breast-cancer

https://www.cancer.org/cancer/types/breast-cancer/about/how-does-breast-cancer-form.html






Thursday, 28 September 2023

Prostat, Kanker Lansia Asli Milik Pria

       Kanker prostat adalah jenis kanker kedua yang paling umum terjadi pada pria di dunia (kanker kulit menempati urutan pertama, dan kanker paru-paru menempati urutan ketiga). Laki-laki adalah satu-satunya orang yang dapat terkena kanker prostat, karena hanya merekalah yang memiliki prostat

Jenis kanker yang berkembang dalam kelenjar prostat pada pria yang berusia lanjut. Prostat adalah kelenjar kecil yang terletak di bawah kandung kemih pria dan berfungsi menghasilkan cairan yang menyusun sebagian dari cairan semen. Kanker prostat adalah salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi pada pria di usia lanjut.

Kanker prostat sebagian besar menyerang pria lanjut usia. Usia rata-rata saat didiagnosis adalah 66 tahun, dan 60% pasien didiagnosis pada pria berusia lebih dari 65 tahun, dan 20% didiagnosis pada pria berusia lebih dari 75 tahun. 

Kanker prostat sebagian besar menyerang orang lanjut usia.
(Sumber: foto LPC- Lansia)

Pengertian kanker prostat pada lansia mencakup beberapa poin penting:

πŸ’’ Kanker Prostat:

Ini adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak terkontrol di dalam kelenjar prostat. Sel-sel kanker ini dapat berkembang biak dengan cepat dan menyebabkan pembentukan tumor di dalam prostat.

Kanker prostat pada lansia, terutama pada tahap awal, mungkin tidak menimbulkan gejala yang jelas. Namun, pada tahap yang lebih lanjut, beberapa gejala dapat muncul. Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini juga dapat disebabkan oleh kondisi prostat lainnya seperti pembesaran prostat jinak (benign prostatic hyperplasia, BPH), dan mereka tidak selalu menunjukkan kanker prostat.  

πŸ’’ Masalah Buang Air Kecil: 

Beberapa gejala yang berkaitan dengan masalah buang air kecil dapat muncul, termasuk:

  • Kesulitan memulai atau menghentikan aliran urine.
  • Aliran urine yang lemah atau terputus-putus.
  • Perasaan bahwa kandung kemih tidak kosong sepenuhnya setelah buang air kecil.
  • Perlu buang air kecil lebih sering, terutama di malam hari (sering kali disebut nokturia).

πŸ’’ Nyeri atau Ketidaknyamanan: 

Kanker prostat yang lebih lanjut dapat menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan di daerah panggul, perut bagian bawah, atau punggung bawah.

πŸ’’ Gangguan Ereksi:

Kanker prostat yang lebih lanjut dapat mempengaruhi fungsi ereksi dan menyebabkan masalah ereksi atau disfungsi ereksi.

πŸ’’ Darah dalam Urine atau Sperma:

Pada beberapa kasus, pendarahan kecil dapat terjadi, yang dapat menyebabkan darah terlihat dalam urine atau sperma.

πŸ’’ Gejala Lanjut: 

Pada tahap yang lebih lanjut, jika kanker prostat telah menyebar ke organ-organ lain dalam tubuh, gejala tambahan seperti nyeri tulang, penurunan berat badan yang tidak diinginkan, dan kelelahan dapat terjadi.

Tahapan lanjutan setelah kena prostat adalah kelelahan.
(Sumber: foto canva.com)

       πŸ’­Gejala-gejala ini juga bisa terjadi pada masalah prostat lainnya, seperti BPH. 

Beberapa faktor penyebab yang berpotensi berkontribusi pada risiko kanker prostat pada lansia meliputi:

πŸ‘΄ Usia: 

Salah satu faktor risiko terbesar untuk kanker prostat adalah usia. Risiko kanker prostat meningkat secara signifikan seiring bertambahnya usia. Pria yang lebih tua, terutama di atas usia 65 tahun, memiliki risiko yang lebih tinggi.

πŸ‘΄ Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga:

Kanker prostat memiliki komponen genetik yang kuat. Jika ada anggota keluarga (seperti ayah, saudara, atau kakek) yang pernah menderita kanker prostat, risiko Anda untuk mengembangkan kanker prostat juga dapat meningkat. Jika memiliki riwayat keluarga, Anda mungkin perlu memantau kesehatan prostat Anda secara lebih ketat.

πŸ‘΄ Ras dan Etnisitas: 

Beberapa kelompok etnis memiliki risiko lebih tinggi untuk kanker prostat. Misalnya, pria Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan pria kulit putih atau Asia. Ras dan faktor genetik tertentu mungkin memainkan peran dalam perbedaan ini.

πŸ‘΄ Diet dan Gaya Hidup:

Pola makan yang tinggi lemak jenuh, kurangnya konsumsi sayuran dan buah-buahan, serta obesitas dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat berkontribusi pada peningkatan risiko.

Hindari banyak konsumsi alkohol.
(Sumber: foto canva.com)

πŸ‘΄ Pajanan Lingkungan: 

Beberapa penelitian telah menghubungkan pajanan terhadap zat kimia tertentu atau polusi lingkungan dengan peningkatan risiko kanker prostat. Namun, hubungan ini masih dalam penelitian lebih lanjut.

πŸ‘΄ Histori Kesehatan Pribadi: 

Pemakaian hormon testosteron sintetis dalam bentuk terapi penggantian hormon (Hormone Replacement Therapy, HRT) atau obat-obatan tertentu mungkin berhubungan dengan risiko kanker prostat.

πŸ‘΄ Infeksi dan Peradangan: 

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa peradangan kronis pada prostat (prostatitis) mungkin berhubungan dengan peningkatan risiko kanker prostat. Namun, hubungan ini masih dalam penelitian lebih lanjut.

πŸ’¬ Faktor-faktor ini hanya berkontribusi pada peningkatan risiko, dan tidak ada satu penyebab tunggal yang dapat menjelaskan mengapa seseorang mengembangkan kanker prostat. 

       Mencegah kanker prostat pada lansia melibatkan perubahan gaya hidup dan pemantauan kesehatan yang baik. Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker prostat sepenuhnya.

Beberapa langkah berikut ini untuk mengurangi risiko kanker prostat :

🍣 Pola Makan Sehat:

  • Konsumsi lebih banyak sayuran, terutama sayuran hijau, wortel, tomat, brokoli, dan kubis.
  • Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan daging merah.
  • Pertimbangkan untuk mengonsumsi lemak sehat, seperti lemak tak jenuh tunggal dan polinesia yang ditemukan dalam minyak zaitun, kacang-kacangan, dan ikan.
  • Hindari makanan olahan dan makanan cepat saji yang tinggi garam dan gula.
Pola makan sehat adalah konsumsi sayuran dan buah.
(Sumber: foto canva.com) 
🍣 Jaga Berat Badan Ideal:

  • Upayakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat sesuai dengan tinggi badan dan usia Anda.
  • Obesitas telah terkait dengan peningkatan risiko kanker prostat, jadi usahakan untuk menjaga berat badan yang sehat melalui pola makan seimbang dan olahraga teratur.

🍣 Olahraga Teratur:

  • Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Aktivitas fisik seperti berjalan, berenang, bersepeda, dan latihan aerobik lainnya dapat membantu menjaga kesehatan prostat.
  • Latihan kekuatan (resistance training) juga dapat bermanfaat.

🍣 Kurangi Konsumsi Alkohol dan Hindari Merokok:

  • Konsumsi alkohol dalam batas yang wajar atau hindari sama sekali.
  • Jangan merokok atau hentikan kebiasaan merokok jika Anda merokok.

🍣 Pertimbangkan Suplemen dan Diet Seimbang:

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen seperti vitamin D, vitamin E, dan selenium dapat memiliki efek protektif terhadap kanker prostat. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengambil suplemen, karena dosis yang tidak tepat dapat berbahaya.

🍣 Pemeriksaan Kesehatan Teratur:

  • Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan konsultasikan dengan dokter Anda tentang tes dan skrining yang sesuai untuk usia dan risiko Anda.
  • Pemeriksaan kesehatan prostat, seperti tes darah PSA dan pemeriksaan fisik prostat, harus dibicarakan dengan dokter. Penggunaan tes PSA dan manfaatnya perlu dipertimbangkan secara individual.

🍣 Minimalkan Risiko Pajanan Lingkungan:

Kurangi pajanan (suatu upaya pencegahan bahaya dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan menimbulkan suatu penyakit pada manusia khususnya pekerja di suatu perusahaan.) Anda terhadap zat-zat kimia beracun atau polusi lingkungan yang dapat berkontribusi pada risiko kanker prostat.

πŸ’¬ Faktor risiko seperti usia dan faktor genetik tidak dapat diubah. Namun, dengan mengadopsi gaya hidup sehat dan menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur, Anda dapat membantu mengurangi risiko Anda untuk mengembangkan kanker prostat

       Penyembuhan kanker prostat pada lansia, terutama jika kanker tersebut sudah mencapai tahap lanjut, bisa menjadi sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa pendekatan terbaik adalah deteksi dini dan pengobatan sejak dini. 

Pengobatan kanker prostat pada lansia akan bergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia, kesehatan umum, stadium kanker, dan preferensi pasien.

Beberapa opsi pengobatan yang dapat dipertimbangkan, dengan catatan bahwa hanya dokter yang dapat meresepkan rencana pengobatan yang tepat:

🚧 Observasi Aktif: 

Pada beberapa kasus, terutama jika kanker prostat adalah jenis yang lambat tumbuh dan berisiko rendah, dokter mungkin merekomendasikan pendekatan observasi aktif. Ini melibatkan pemantauan ketat dan pemeriksaan reguler untuk memastikan kanker tidak berkembang lebih jauh. Pengobatan aktif hanya akan dimulai jika ada tanda-tanda pertumbuhan kanker yang signifikan.

🚧 Operasi: 

Prostatectomy adalah operasi yang mengangkat seluruh prostat. Ini dapat dilakukan dengan berbagai metode, termasuk operasi terbuka, laparoskopi, atau robotik. Operasi biasanya disarankan untuk kanker prostat pada tahap awal yang terlokalisasi dalam prostat.

🚧 Radioterapi: 

Radioterapi melibatkan penggunaan sinar radiasi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker prostat. Ini dapat digunakan sebagai pengobatan primer atau setelah operasi jika ada risiko kanker prostat berulang.

🚧 Terapi Hormon: 

Terapi hormon bertujuan untuk menekan produksi hormon testosteron, yang dapat mempercepat pertumbuhan kanker prostat. Terapi ini sering digunakan pada kanker prostat yang sudah menyebar atau pada kasus yang tidak dapat dioperasi.

🚧 Terapi Target: 

Terapi target adalah jenis pengobatan yang menargetkan sel-sel kanker prostat secara khusus. Ini mungkin menjadi pilihan jika kanker prostat resisten terhadap terapi hormon atau telah menyebar ke bagian lain tubuh.

🚧 Kemoterapi: 

Kemoterapi dapat digunakan untuk kanker prostat yang telah menyebar jauh. Ini melibatkan penggunaan obat-obatan kemoterapi untuk menghancurkan sel-sel kanker.

       Pilihan pengobatan akan bergantung pada evaluasi dokter tentang tingkat keparahan dan penyebaran kanker prostat pada pasien tertentu. Penting untuk berbicara dengan tim medis Anda untuk memahami opsi pengobatan yang tersedia dan potensi efek sampingnya. Selain itu, dukungan psikologis dan perawatan paliatif juga bisa menjadi bagian penting dari perawatan bagi pria yang menghadapi kanker prostat pada usia lanjut.



Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2483315/

https://aging.com/prostate-cancer-a-guide-for-aging-men/

https://www.cancer.org.au/cancer-information/types-of-cancer/prostate-cancer

https://academic.oup.com/jnci/article/92/8/613/2909471

https://www.nhs.uk/conditions/prostate-cancer/