Jantung berdebar, atau yang disebut juga dengan palpitations dalam istilah medis, merujuk pada sensasi detak jantung yang terasa kuat, cepat, atau tidak teratur. Sensasi ini bisa dirasakan di dada, leher, atau kepala. Jantung berdebar bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk situasi stres, kecemasan, aktivitas fisik intens, konsumsi kafein atau stimulan lainnya, gangguan irama jantung, atau kondisi medis lainnya.
Obat yang dikonsumsi oleh lansia dapat meningkatkan jantung berdebar. (Sumber: foto LPC-Lansia) |
Beberapa obat-obatan umum yang sering dikonsumsi oleh lansia dapat memiliki efek samping yang mencakup peningkatan detak jantung atau menyebabkan sensasi jantung berdebar.
Beberapa kelas obat yang dapat berkontribusi terhadap gejala ini meliputi:
Obat Penyakit Jantung:
Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati penyakit jantung, seperti beta-blocker dan calcium channel blocker, dapat memengaruhi detak jantung. Meskipun sebagian besar dari mereka dirancang untuk mengatur detak jantung, dalam beberapa kasus, mereka dapat menyebabkan efek samping seperti perubahan pada irama jantung.
Obat Anti hipertensi:
Beberapa obat anti hipertensi, seperti ACE inhibitor dan diuretik, dapat memengaruhi detak jantung.
Obat Penguat Jantung:
Digoxin, obat yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan kontraksi jantung, dapat menyebabkan perubahan pada irama jantung dan memicu gejala jantung berdebar pada beberapa orang.
Obat-obatan Sistem Saraf Pusat:
Beberapa obat yang memengaruhi sistem saraf pusat, termasuk stimulan atau obat-obatan untuk masalah tidur, dapat menyebabkan peningkatan detak jantung.
Antibiotik:
Azitromisin (Zithromax) adalah antibiotik yang dapat mempercepat detak jantung Anda. Antibiotik lain, seperti levofloxacin, amoksisilin, dan ciprofloxacin, juga dapat mengubah detak jantung Anda. Ini lebih mungkin terjadi jika Anda menderita penyakit jantung.
Beberapa antibiotik mengubah detak jantung. (Sumber: foto canva.com) |
Obat Batuk, Pilek, dan Alergi:
Banyak dekongestan yang dijual bebas mengandung pseudoefedrin atau fenilefrin. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan jantung berdebar-debar atau meningkatkan tekanan darah Anda .
Obat Asma:
Banyak di antaranya yang dapat menyebabkan detak jantung cepat, termasuk kortikosteroid inhalasi, albuterol, agonis beta-2 kerja panjang yang dihirup, pengubah leukotrien, dan metilxantin oral.
Suplemen:
Beberapa suplemen dapat memicu detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Contohnya termasuk jeruk pahit, valerian, hawthorn, ginseng, dan ephedra.
Obat-obatan untuk Tiroid:
Pemakaian obat-obatan untuk mengatur fungsi tiroid dapat memengaruhi detak jantung, terutama jika dosis tidak sesuai.
Antidepresan:
Obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati depresi dapat meningkatkan detak jantung Anda. Mereka termasuk inhibitor reuptake serotonin dan norepinefrin (SNRI) seperti desvenlafaxine, duloxetine, dan venlafaxine, dan antidepresan trisiklik seperti amitriptyline, clomipramine, desipramine, dan lain-lain.
💬Respons terhadap obat-obatan dapat bervariasi antar individu, dan efek samping dapat tergantung pada kondisi kesehatan masing-masing orang. Jika seseorang mengalami jantung berdebar atau gejala lain yang mencurigakan setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan.
Beberapa jenis makanan atau minuman tertentu dapat memicu jantung berdebar pada beberapa orang, termasuk lansia. Reaksi terhadap makanan dapat bervariasi antar individu, dan tidak semua orang akan mengalami efek yang sama.
Beberapa makanan dan minuman yang dapat memengaruhi detak jantung meliputi:
Kafein:
Makanan atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, cola, dan cokelat, dapat menyebabkan peningkatan detak jantung pada beberapa orang.
Beberapa lansia terjadi peningkatan detak jantung bila minum mengandung kafein. (Sumber: foto canva.com) |
Minuman Berenergi:
Minuman berenergi mengandung kafein, taurin, dan bahan-bahan stimulan lainnya yang dapat mempengaruhi detak jantung.
Alkohol:
Konsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dapat memengaruhi detak jantung dan menyebabkan palpitations pada beberapa individu.
Makanan Pedas:
Makanan pedas dapat memicu reaksi tubuh, termasuk peningkatan denyut jantung, pada beberapa orang.
Makanan yang Mengandung MSG (Monosodium Glutamat):
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi terhadap MSG, yang dapat ditemukan dalam makanan olahan atau makanan cepat saji.
Cokelat:
Cokelat mengandung teobromin, yang dapat memiliki efek stimulan pada sistem saraf dan memengaruhi detak jantung.
Aspartam:
Sebagian kecil orang dapat mengalami reaksi terhadap aspartam, pemanis buatan yang digunakan dalam banyak produk makanan diet.
Pencegahan jantung berdebar pada lansia melibatkan upaya untuk menjaga gaya hidup sehat dan mengelola faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung.
Beberapa langkah pencegahan yang dapat membantu mengurangi risiko jantung berdebar pada lansia:
Pola Makan Sehat:
- Konsumsi makanan seimbang yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral.
- Batasi asupan garam, kolesterol, dan lemak jenuh.
- Pertahankan berat badan yang sehat.
Pengelolaan Stress:
- Terapkan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam untuk mengurangi tingkat stres.
- Identifikasi dan tangani stres secara efektif, misalnya dengan mengambil istirahat yang cukup dan mengembangkan hobi yang menyenangkan.
Olahraga Teratur:
- Lakukan aktivitas fisik secara teratur, sesuai dengan kondisi kesehatan dan rekomendasi dokter.
- Pilih jenis olahraga yang sesuai dan dapat dinikmati, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda.
Berolahraga secara teratur memperkuat jantung lansia. (Sumber: foto canva.com) |
Hindari Konsumsi Stimulan Berlebihan:
- Batasi konsumsi kafein dan hindari minuman berenergi.
- Hentikan atau kurangi konsumsi alkohol jika dianjurkan oleh dokter.
Pantau Kadar Gula Darah dan Tekanan Darah:
- Kendalikan diabetes dengan menjaga kadar gula darah dalam batas normal.
- Pantau tekanan darah secara teratur dan ikuti rekomendasi dokter untuk menjaga tekanan darah pada tingkat yang sehat.
Pantau Konsumsi Obat-obatan:
- Minum obat-obatan sesuai petunjuk dokter dan lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
- Diskusikan dengan dokter mengenai efek samping obat yang mungkin terkait dengan jantung berdebar.
Hindari Merokok:
Hindari atau berhenti merokok, karena rokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Periksakan Kesehatan Secara Berkala:
Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan mengikuti saran dokter.
💬Jika mengalami gejala jantung berdebar atau masalah kesehatan jantung lainnya, segera konsultasikan dengan dokter.
Setiap orang memiliki kondisi kesehatan yang unik, dan rekomendasi pencegahan dapat bervariasi. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.
Sumber:
https://www.webmd.com/heart-disease/atrial-fibrillation/medicines-raise-heart-rate
https://www.healthline.com/health/heart-palpitations
https://www.medicalnewstoday.com/articles/do-antibiotics-hurt-your-heart