Banyaknya penderita diabetes mellitus merupakan masalah yang berkembang di seluruh dunia, karena tingginya angka harapan hidup dan perubahan gaya hidup. Pada usia lanjut (lebih atau sama dengan 60–65 tahun), diabetes menjadi masalah kesehatan masyarakat yang mengkhawatirkan di negara maju dan bahkan di negara berkembang.
Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling umum dan paling sering terjadi pada orang dewasa paruh baya dan lebih tua. Hal ini terjadi ketika tubuh tidak membuat atau menggunakan insulin dengan baik.
Diabetes tipe 2 jenis yang paling umum terjadi pada lansia. (Sumber: foto paguyuban pengawas purna ) |
Prevalensi diabetes tipe 2 dan pradiabetes meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini disebabkan kurangnya sekresi insulin dan meningkatnya resistensi insulin.
Diabetes mellitus adalah kelompok penyakit yang ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi, dan terdapat dua jenis diabetes utama: diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Diabetes Tipe 1:
Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin. Ini biasanya terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak sel-sel insulin produsen (sel beta) dalam pankreas.
Biasanya muncul pada usia muda, sering kali pada masa anak-anak atau remaja.
Penderita diabetes tipe 1 memerlukan insulin eksternal untuk hidup. Mereka tidak dapat memproduksi insulin sendiri.
Onset penyakit tipe 1 dapat terjadi dengan cepat dan tanda-tanda gejala sering kali muncul secara tiba-tiba.
Faktor genetik dan faktor lingkungan mungkin berkontribusi pada perkembangan diabetes tipe 1, tetapi penyebab pastinya masih belum sepenuhnya dipahami.
Diabetes Tipe 2:
Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif atau tidak dapat menghasilkan cukup insulin. Resistensi insulin dan penurunan produksi insulin oleh pankreas merupakan karakteristik diabetes tipe 2.
Usia Terjadinya:
Biasanya terjadi pada usia dewasa, meskipun semakin banyak kasus muncul pada usia muda.
Diabetes tipe 2 terjadi pada usia dewasa dan lebih tua. (Sumber: foto canva.com) |
Proses Onset:
Onset diabetes tipe 2 bisa bersifat lambat, dan seseorang mungkin tidak menyadari adanya masalah gula darah dalam waktu yang lama.
Faktor Risiko:
Faktor risiko diabetes tipe 2 melibatkan gaya hidup yang kurang aktif, obesitas, faktor genetik, dan faktor usia.
Kesamaan:
- Kedua jenis diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius seperti masalah jantung, masalah mata, gangguan ginjal, dan masalah saraf perifer.
- Keduanya memerlukan manajemen gula darah yang ketat untuk mencegah komplikasi jangka panjang.
💬 Perbedaan utama ini mencerminkan perbedaan dalam mekanisme penyebab dan pengelolaan keduanya. Penting untuk mencari bantuan medis dan perawatan yang sesuai untuk mengelola baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2.
Diabetes tipe 2 adalah kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif atau tidak dapat memproduksi cukup insulin. Insulin adalah hormon yang diperlukan untuk membantu sel-sel tubuh menggunakan glukosa (gula) sebagai sumber energi. Pada diabetes tipe 2, tubuh mungkin masih memproduksi insulin, tetapi tidak cukup atau tidak dapat menggunakan insulin dengan baik.
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan diabetes tipe 2 pada lansia antara lain:
Risiko diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia.
Diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambah usia. (Sumber: foto canva,com) |
Jika ada riwayat diabetes dalam keluarga, risiko seseorang untuk mengembangkan diabetes juga meningkat.
Gaya hidup yang kurang aktif atau kurang bergerak dapat meningkatkan risiko diabetes.
Pola makan yang tinggi lemak dan tinggi gula dapat berkontribusi pada pengembangan diabetes tipe 2.
Kondisi-kondisi ini dapat meningkatkan risiko diabetes.
Kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
💬 Gejala diabetes tipe 2 pada lansia mirip dengan gejala pada kelompok usia lainnya, termasuk peningkatan rasa haus, sering buang air kecil, penurunan berat badan yang tidak diinginkan, dan kelelahan. Penting untuk mendeteksi dan mengelola diabetes tipe 2 sejak dini untuk mencegah komplikasi jangka panjang seperti masalah jantung, gangguan mata, dan gangguan saraf.
Lansia yang terkena diabetes tipe 2 dapat menunjukkan berbagai gejala dan tanda. Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua orang dengan diabetes akan mengalami gejala yang sama, dan beberapa orang mungkin bahkan tidak menyadari bahwa mereka memiliki diabetes.
Beberapa ciri atau gejala umum diabetes tipe 2 pada lansia meliputi:
Peningkatan Rasa Haus dan Sering Buang Air Keil:
- Lansia dengan diabetes tipe 2 mungkin mengalami peningkatan rasa haus yang berlebihan.
- Frekuensi buang air kecil yang meningkat juga bisa menjadi tanda.
- Penurunan Berat Badan yang Tidak Diinginkan:
- Meskipun kelebihan berat badan sering terkait dengan diabetes tipe 2, beberapa orang juga dapat mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan.
Rasa lelah yang berlebihan atau kelemahan yang tidak dapat dijelaskan juga dapat menjadi tanda diabetes.
Kelelahan dan kelemahan juga menjadi tanda diabetes. (Sumber: foto canva.com) |
Infeksi pada kulit, seperti infeksi jamur, dapat lebih sering terjadi pada orang dengan diabetes.
Gatal-gatal, terutama di area genital, dapat menjadi gejala diabetes tipe 2.
Lansia dengan diabetes mungkin mengalami masalah penglihatan, seperti penglihatan kabur.
Kerusakan saraf perifer (neuropati) dapat menyebabkan sensasi kesemutan atau mati rasa pada kaki dan tangan.
Disfungsi ereksi atau penurunan libido dapat terjadi pada laki-laki dengan diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 2 dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah dan kolesterol.
💬 Gejala diabetes tipe 2 dapat muncul secara perlahan dan tidak selalu mencolok. Jika ada kekhawatiran tentang risiko diabetes atau jika seseorang mengalami gejala yang mencurigakan, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
Mencegah diabetes tipe 2 pada lansia melibatkan adopsi gaya hidup sehat dan pemantauan kesehatan secara rutin.
Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah diabetes tipe 2 pada lansia:
Pola Makan Sehat:
- Pilih makanan yang kaya serat, rendah lemak jenuh, dan rendah gula.
- Konsumsi buah-buahan, sayuran, sumber protein sehat, dan biji-bijian utuh.
Pertahankan Berat Badan Sehat:
- Usahakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat sesuai dengan indeks massa tubuh (IMT) yang direkomendasikan oleh profesional kesehatan.
- Jika berat badan berlebih, upayakan untuk menurunkan berat badan secara bertahap.
Aktivitas Fisik Rutin:
- Lakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti berjalan kaki, berenang, atau olahraga ringan lainnya.
- Tujuannya adalah setidaknya 150 menit aktivitas aerobik sedang per minggu.
Aktivitas rutin seperti olahraga ringan mencegah diabetes. (Sumber: foto canva.com) |
Kontrol Tekanan Darah:
- Pantau tekanan darah secara teratur dan upayakan untuk menjaganya dalam kisaran normal.
- Perubahan gaya hidup seperti diet rendah garam dan olahraga dapat membantu mengelola tekanan darah.
Pantau Kolesterol:
- Kontrol kadar kolesterol dengan diet sehat dan olahraga.
- Berbicaralah dengan dokter tentang pengelolaan kolesterol jika diperlukan.
Hindari Merokok dan Batasi Konsumsi Alkohol:
- Merokok dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, sehingga berhenti merokok dapat memberikan manfaat kesehatan.
- Batasi konsumsi alkohol dan perhatikan pola minum yang sehat.
Pemeriksaan Kesehatan Rutin:
- Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan periksa gula darah secara teratur, terutama jika ada faktor risiko diabetes.
- Deteksi dini memungkinkan pengelolaan yang lebih baik.
Cari cara untuk mengelola stres, seperti meditasi, olahraga, atau hobi yang menyenangkan.
Konsumsi Air Secukupnya:
- Pastikan untuk minum air dalam jumlah yang cukup setiap hari.
- Hindari minuman manis dan minuman beralkohol yang dapat meningkatkan risiko diabetes.
Pendidikan Kesehatan:
- Dapatkan edukasi tentang diabetes, risiko, dan cara mencegahnya.
- Diskusikan dengan dokter atau ahli gizi untuk merancang rencana hidup sehat yang sesuai dengan kebutuhan pribadi.
💬 Langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2 pada lansia. Penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu dan mendapatkan pemantauan yang rutin.
Pengelolaan diabetes tipe 2 pada lansia melibatkan berbagai pendekatan, termasuk perubahan gaya hidup, pengontrolan makanan, aktivitas fisik, dan terkadang pemberian obat atau insulin. Dalam hal ini, pengobatan diabetes tipe 2 pada lansia harus dilakukan secara individual sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan masing-masing.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
Perubahan Gaya Hidup:
- Diet Sehat: Fokus pada pola makan sehat dengan pilihan makanan rendah karbohidrat, rendah gula, dan tinggi serat.
- Aktivitas Fisik: Lakukan aktivitas fisik secara teratur, sesuai dengan kemampuan fisik individu. Olahraga membantu mengontrol gula darah.
- Pengelolaan Berat Badan: Pemeliharaan atau penurunan berat badan yang sehat dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin.
Pemantauan gula darah secara teratur sangat penting. Lansia dengan diabetes perlu memantau kadar gula darah mereka sesuai dengan petunjuk dokter.
Dokter mungkin meresepkan obat antidiabetes oral, seperti metformin atau obat-obat lainnya, untuk membantu mengontrol gula darah.
Pada beberapa kasus, insulin mungkin diperlukan untuk mengelola gula darah. Penggunaan insulin dapat bervariasi tergantung pada respons tubuh dan kebutuhan individu.
Kontrol tekanan darah dan kadar kolesterol sangat penting, karena diabetes tipe 2 dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Pemantauan kesehatan secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan mata, ginjal, dan kaki, juga penting untuk mendeteksi dan mencegah komplikasi.
Pendidikan mengenai diabetes dan dukungan psikologis dapat membantu lansia dalam mengatasi tantangan sehari-hari dan mengelola stres.
Lansia dengan diabetes sebaiknya bekerja sama dengan tim kesehatan yang melibatkan dokter, ahli gizi, dan profesional kesehatan lainnya untuk mendapatkan perawatan terbaik.
Lansia dengan dengan diabetes konsultasi dengan dokter. (Sumber: foto canva.com) |
Terapi diabetes perlu dipantau secara teratur dan disesuaikan sesuai dengan perubahan kondisi kesehatan atau respons tubuh terhadap pengobatan.
Setiap rencana pengobatan harus disesuaikan dengan kebutuhan khusus dan karakteristik kesehatan masing-masing individu. Diskusi terbuka dengan profesional kesehatan dan pemantauan rutin adalah kunci untuk mencapai pengelolaan diabetes tipe 2 yang efektif pada lansia.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4673801
https://journals.lww.com/indjem/fulltext/2015/19060/diabetes_mellitus_in_elderly.7.aspx
https://www.nia.nih.gov/health/diabetes/diabetes-older-people
https://www.nature.com/articles/s41574-021-00512-2
https://ncoa.org/article/what-are-10-warning-signs-of-diabetes-in-older-adults
https://www.endocrine.org/patient-engagement/endocrine-library/diabetes-and-older-adults