Kecepatan berjalan pada lansia telah diidentifikasi sebagai prediktor penting dari mortalitas atau kematian. Pengertian kecepatan berjalan sebagai prediktor mortalitas pada lansia adalah kemampuan untuk menggunakan kecepatan berjalan sebagai indikator atau petunjuk dalam memprediksi risiko kematian pada populasi lanjut usia. Semakin lambat kecepatan berjalan seseorang, semakin tinggi risiko kematian yang dimiliki oleh individu tersebut.
Kecepatan berjalan pada lansia merupakan salah satu faktor kesehatan. (Sumber: foto pens 49 ceria) |
Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa kecepatan berjalan yang lambat dapat menjadi tanda atau gejala awal dari penurunan fungsi fisik dan kesehatan secara umum pada lansia. Penelitian juga menunjukkan bahwa kecepatan berjalan yang rendah berkaitan erat dengan peningkatan risiko berbagai penyakit kronis, disabilitas, dan kematian dini pada populasi lanjut usia.
Dengan demikian, pengukuran kecepatan berjalan dapat digunakan sebagai alat sederhana dan efektif untuk mengevaluasi risiko kematian pada lansia. Kecepatan berjalan dapat diukur melalui berbagai metode, seperti tes berjalan jarak pendek di dalam ruangan atau pengukuran menggunakan alat bantu teknologi seperti alat GPS.
Kecepatan berjalan hanyalah salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan dan risiko kematian pada lansia, dan penggunaannya sebagai prediktor mortalitas perlu dipertimbangkan bersama dengan faktor-faktor lain seperti riwayat kesehatan, gaya hidup, dan kondisi medis lainnya. Namun demikian, kecepatan berjalan tetap menjadi indikator yang kuat dan dapat diandalkan dalam mengevaluasi risiko kesehatan dan mortalitas pada populasi lanjut usia.
Beberapa alasan yang menjadikan kecepatan berjalan sebagai prediktor mortalitas pada lansia :
Kecepatan berjalan merupakan cerminan langsung dari kesehatan fisik seseorang. Kemampuan seseorang untuk berjalan dengan kecepatan yang baik menandakan adanya fungsi kardiorespirasi yang memadai, kekuatan otot yang cukup, keseimbangan yang baik, dan fungsi motorik yang memadai. Penurunan kecepatan berjalan dapat mencerminkan penurunan dalam beberapa atau semua aspek kesehatan fisik ini.
Kecepatan berjalan cermin kesehatan fisik seseorang. (Sumber: foto canva.com) |
Tanda Awal Penyakit dan Kondisi Medis:
Kecepatan berjalan yang lambat juga dapat menjadi tanda awal penyakit atau kondisi medis tertentu yang dapat meningkatkan risiko kematian pada lansia. Misalnya, penyakit jantung, penyakit paru-paru, gangguan neurologis, dan gangguan muskuloskeletal dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berjalan dengan cepat dan stabil.
Keterbatasan Aktivitas Sehari-hari:
Lansia yang mengalami penurunan kecepatan berjalan mungkin juga mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berbelanja, membersihkan rumah, atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Keterbatasan ini dapat meningkatkan risiko isolasi sosial, depresi, dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada risiko kematian.
💬 Dengan memperhitungkan faktor-faktor di atas, kecepatan berjalan dapat dianggap sebagai indikator penting dari kesehatan dan kemandirian pada lansia. Oleh karena itu, pengukuran kecepatan berjalan dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas karena memberikan informasi yang berharga tentang kondisi kesehatan dan risiko kematian pada populasi lanjut usia.
Beberapa penyakit atau kondisi medis yang dapat mendasari penurunan kecepatan berjalan pada lansia, meliputi:
Penyakit Paru-paru:
Artritis:
Artritis dapat mengurangi kecepatan berjalan. (Sumber: foto canva.com) |
Gangguan Keseimbangan:
Penyakit Degeneratif Tulang dan Otot:
Kondisi Kardiovaskular Lainnya:
Kondisi Psikologis dan Kesejahteraan Emosional:
💬 Penyakit-penyakit di atas sering kali tidak hanya berdiri sendiri, tetapi seringkali bersama-sama menyebabkan penurunan kecepatan berjalan pada lansia. Itulah sebabnya penting untuk menilai lansia secara menyeluruh dan memperhatikan berbagai faktor penyebab potensial dalam mengevaluasi kecepatan berjalan dan kesehatan secara keseluruhan.
Kecepatan berjalan yang dianggap sehat atau sakit pada lansia dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk kondisi kesehatan individu, usia, dan faktor-faktor lain seperti tingkat kebugaran fisik dan fungsi fisik umum.
Beberapa standar umum yang digunakan sebagai panduan dalam menilai kecepatan berjalan pada lansia:
Secara umum, kecepatan berjalan normal pada populasi lanjut usia biasanya berkisar antara 0,8 hingga 1,5 meter per detik (m/s) atau sekitar 1,8 hingga 3,4 mil per jam (mph). Kecepatan berjalan yang berada dalam kisaran ini dianggap sebagai tanda kesehatan fisik yang baik pada lansia.
Kecepatan berjalan di bawah 0,8 m/s (sekitar 1,8 mph) seringkali dianggap sebagai kecepatan berjalan yang lambat atau terlalu lambat pada lansia. Kecepatan berjalan lambat ini sering dikaitkan dengan penurunan fungsi fisik, peningkatan risiko jatuh, keterbatasan mobilitas, dan risiko kesehatan lainnya.
Kecepatan Berjalan Cepat:
Sebaliknya, kecepatan berjalan di atas 1,5 m/s (sekitar 3,4 mph) sering dianggap sebagai kecepatan berjalan yang cepat pada lansia. Ini dapat menunjukkan tingkat kebugaran fisik yang baik dan kesehatan yang kuat pada populasi lanjut usia.
💬Standar ini dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor individu seperti usia, kondisi kesehatan, dan tingkat kebugaran fisik. Selain itu, evaluasi kecepatan berjalan haruslah dilakukan dalam konteks penilaian menyeluruh terhadap kesehatan fisik dan kognitif seseorang, bukan hanya sebagai indikator tunggal.
Latihan jalan dapat menjadi bagian penting dari program kesehatan dan kebugaran bagi lansia untuk meningkatkan atau mempertahankan kecepatan berjalan yang sehat. Latihan jalan tidak hanya membantu meningkatkan kecepatan berjalan.
Beberapa manfaat berjalan bagi kesehatan fisik dan kesejahteraan lansia, termasuk:
Meningkatkan Kekuatan Otot:
Meningkatkan Keseimbangan dan Koordinasi:
Meningkatkan Kepadatan Tulang:
Berjalan membantu mempertahankan kepadatan tulang. (Sumber: foto canva.com ) |
Meningkatkan Fungsi Kognitif:
Menjaga Berat Badan yang Sehat:
Ketika merancang program latihan jalan untuk lansia, penting untuk memperhatikan kondisi kesehatan individu, tingkat kebugaran, dan keterbatasan fisik yang mungkin ada. Konsultasikan dengan profesional kesehatan atau fisioterapis untuk mendapatkan saran yang sesuai sebelum memulai atau mengubah program latihan apa pun.
Sumber:
https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3080184/
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0002934319304322
https://www.bmj.com/content/339/bmj.b4460
https://bmcgeriatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12877-020-01898-w
https://www.cooperinstitute.org/blog/does-usual-walking-speed-predict-survival-in-older-adults