Friday, 2 February 2024

Prediktor Mortalitas Lansia, Berdasarkan Kecepatan Berjalan

         Kecepatan berjalan pada lansia telah diidentifikasi sebagai prediktor penting dari mortalitas atau kematian. Pengertian kecepatan berjalan sebagai prediktor mortalitas pada lansia adalah kemampuan untuk menggunakan kecepatan berjalan sebagai indikator atau petunjuk dalam memprediksi risiko kematian pada populasi lanjut usia. Semakin lambat kecepatan berjalan seseorang, semakin tinggi risiko kematian yang dimiliki oleh individu tersebut.

Kecepatan berjalan pada lansia merupakan salah satu faktor kesehatan.
(Sumber: foto pens 49 ceria)

Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa kecepatan berjalan yang lambat dapat menjadi tanda atau gejala awal dari penurunan fungsi fisik dan kesehatan secara umum pada lansia. Penelitian juga menunjukkan bahwa kecepatan berjalan yang rendah berkaitan erat dengan peningkatan risiko berbagai penyakit kronis, disabilitas, dan kematian dini pada populasi lanjut usia.

Dengan demikian, pengukuran kecepatan berjalan dapat digunakan sebagai alat sederhana dan efektif untuk mengevaluasi risiko kematian pada lansia. Kecepatan berjalan dapat diukur melalui berbagai metode, seperti tes berjalan jarak pendek di dalam ruangan atau pengukuran menggunakan alat bantu teknologi seperti alat GPS.

Kecepatan berjalan hanyalah salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan dan risiko kematian pada lansia, dan penggunaannya sebagai prediktor mortalitas perlu dipertimbangkan bersama dengan faktor-faktor lain seperti riwayat kesehatan, gaya hidup, dan kondisi medis lainnya. Namun demikian, kecepatan berjalan tetap menjadi indikator yang kuat dan dapat diandalkan dalam mengevaluasi risiko kesehatan dan mortalitas pada populasi lanjut usia.

Beberapa alasan yang menjadikan kecepatan berjalan sebagai prediktor mortalitas pada lansia :

Indikator Kesehatan Fisik Umum: 
Kecepatan berjalan merupakan cerminan langsung dari kesehatan fisik seseorang. Kemampuan seseorang untuk berjalan dengan kecepatan yang baik menandakan adanya fungsi kardiorespirasi yang memadai, kekuatan otot yang cukup, keseimbangan yang baik, dan fungsi motorik yang memadai. Penurunan kecepatan berjalan dapat mencerminkan penurunan dalam beberapa atau semua aspek kesehatan fisik ini.

Kecepatan berjalan cermin kesehatan fisik seseorang.
(Sumber: foto canva.com)

Prediktor Penurunan Fungsi Fisik: 
Lansia cenderung mengalami penurunan fungsi fisik seiring bertambahnya usia. Penelitian telah menunjukkan bahwa kecepatan berjalan yang lambat berkorelasi dengan penurunan fungsi fisik secara umum, termasuk penurunan kekuatan otot, fleksibilitas, dan keseimbangan. Penurunan ini dapat mengarah pada risiko cedera, kehilangan kemandirian, dan kematian.

Tanda Awal Penyakit dan Kondisi Medis: 
Kecepatan berjalan yang lambat juga dapat menjadi tanda awal penyakit atau kondisi medis tertentu yang dapat meningkatkan risiko kematian pada lansia. Misalnya, penyakit jantung, penyakit paru-paru, gangguan neurologis, dan gangguan muskuloskeletal dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berjalan dengan cepat dan stabil.

Keterbatasan Aktivitas Sehari-hari: 
Lansia yang mengalami penurunan kecepatan berjalan mungkin juga mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berbelanja, membersihkan rumah, atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Keterbatasan ini dapat meningkatkan risiko isolasi sosial, depresi, dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada risiko kematian.

💬 Dengan memperhitungkan faktor-faktor di atas, kecepatan berjalan dapat dianggap sebagai indikator penting dari kesehatan dan kemandirian pada lansia. Oleh karena itu, pengukuran kecepatan berjalan dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas karena memberikan informasi yang berharga tentang kondisi kesehatan dan risiko kematian pada populasi lanjut usia.

       Beberapa penyakit atau kondisi medis yang dapat mendasari penurunan kecepatan berjalan pada lansia, meliputi:

Penyakit Jantung: 
Penyakit jantung seperti gagal jantung, penyakit arteri koroner, atau aritmia dapat menyebabkan penurunan kecepatan berjalan pada lansia. Gangguan ini mengganggu aliran darah dan oksigen ke otot, sehingga menyebabkan kelelahan lebih cepat dan penurunan kemampuan untuk bergerak dengan cepat.

Penyakit Paru-paru: 
Penyakit paru-paru seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, atau fibrosis paru-paru dapat membatasi kemampuan seseorang untuk bernapas dengan baik dan memengaruhi kecepatan berjalan. Kesulitan bernapas dapat menyebabkan kelelahan lebih cepat dan penurunan kapasitas aerobik.

Artritis: 
Artritis, terutama osteoartritis dan artritis reumatoid, adalah penyakit yang umum pada lansia dan dapat menyebabkan nyeri sendi dan keterbatasan gerakan. Ini dapat mengurangi kecepatan berjalan karena membuat gerakan menjadi tidak lancar dan menyakitkan.

Artritis dapat mengurangi kecepatan berjalan.
(Sumber: foto canva.com)

Gangguan Neurologis: 
Gangguan neurologis seperti stroke, penyakit Parkinson, atau neuropati perifer dapat mengganggu koordinasi, keseimbangan, dan kekuatan otot, yang semuanya diperlukan untuk menjaga kecepatan berjalan yang baik.

Gangguan Keseimbangan: 
Keseimbangan yang buruk dapat menjadi faktor utama penurunan kecepatan berjalan pada lansia. Gangguan vestibular, masalah sensoris, atau kondisi medis seperti hipotensi ortostatik (tekanan darah rendah saat berdiri) dapat menyebabkan ketidakstabilan saat berjalan dan penurunan kecepatan.

Penyakit Degeneratif Tulang dan Otot: 
Penyakit seperti osteoporosis atau penyakit degeneratif lainnya dapat menyebabkan kelemahan otot dan penurunan kekuatan, yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk berjalan dengan cepat.

Kondisi Kardiovaskular Lainnya: 
Selain penyakit jantung, kondisi kardiovaskular lainnya seperti anemia, edema, atau masalah sirkulasi perifer juga dapat mempengaruhi kecepatan berjalan dengan berbagai cara.

Kondisi Psikologis dan Kesejahteraan Emosional: 
Kondisi psikologis seperti depresi atau kecemasan juga dapat mempengaruhi kecepatan berjalan pada lansia melalui pengaruhnya terhadap motivasi, energi, dan persepsi kelelahan.

💬 Penyakit-penyakit di atas sering kali tidak hanya berdiri sendiri, tetapi seringkali bersama-sama menyebabkan penurunan kecepatan berjalan pada lansia. Itulah sebabnya penting untuk menilai lansia secara menyeluruh dan memperhatikan berbagai faktor penyebab potensial dalam mengevaluasi kecepatan berjalan dan kesehatan secara keseluruhan.

        Kecepatan berjalan yang dianggap sehat atau sakit pada lansia dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk kondisi kesehatan individu, usia, dan faktor-faktor lain seperti tingkat kebugaran fisik dan fungsi fisik umum. 

Beberapa standar umum yang digunakan sebagai panduan dalam menilai kecepatan berjalan pada lansia:

Kecepatan Berjalan Normal: 
Secara umum, kecepatan berjalan normal pada populasi lanjut usia biasanya berkisar antara 0,8 hingga 1,5 meter per detik (m/s) atau sekitar 1,8 hingga 3,4 mil per jam (mph). Kecepatan berjalan yang berada dalam kisaran ini dianggap sebagai tanda kesehatan fisik yang baik pada lansia.

Kecepatan berjalan normal antara 0,8- 1,5 m/ detik.
(Sumber: foto canva.com)

Kecepatan Berjalan Lambat: 
Kecepatan berjalan di bawah 0,8 m/s (sekitar 1,8 mph) seringkali dianggap sebagai kecepatan berjalan yang lambat atau terlalu lambat pada lansia. Kecepatan berjalan lambat ini sering dikaitkan dengan penurunan fungsi fisik, peningkatan risiko jatuh, keterbatasan mobilitas, dan risiko kesehatan lainnya.

Kecepatan Berjalan Cepat: 
Sebaliknya, kecepatan berjalan di atas 1,5 m/s (sekitar 3,4 mph) sering dianggap sebagai kecepatan berjalan yang cepat pada lansia. Ini dapat menunjukkan tingkat kebugaran fisik yang baik dan kesehatan yang kuat pada populasi lanjut usia.

💬Standar ini dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor individu seperti usia, kondisi kesehatan, dan tingkat kebugaran fisik. Selain itu, evaluasi kecepatan berjalan haruslah dilakukan dalam konteks penilaian menyeluruh terhadap kesehatan fisik dan kognitif seseorang, bukan hanya sebagai indikator tunggal.  

       Latihan jalan dapat menjadi bagian penting dari program kesehatan dan kebugaran bagi lansia untuk meningkatkan atau mempertahankan kecepatan berjalan yang sehat. Latihan jalan tidak hanya membantu meningkatkan kecepatan berjalan.

Beberapa manfaat berjalan bagi kesehatan fisik dan kesejahteraan lansia, termasuk:

Meningkatkan Kesehatan Jantung:
Berjalan adalah bentuk latihan aerobik ringan yang dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan sirkulasi darah.

Meningkatkan Kekuatan Otot:
Berjalan secara teratur dapat membantu mempertahankan atau meningkatkan kekuatan otot, terutama otot-otot tungkai yang penting untuk kecepatan berjalan.

Meningkatkan Keseimbangan dan Koordinasi: 
Latihan jalan membantu meningkatkan keseimbangan dan koordinasi, yang dapat membantu mencegah jatuh dan cedera.

Meningkatkan Kepadatan Tulang: 
Berjalan merupakan latihan berat ringan yang dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang dan mengurangi risiko osteoporosis pada lansia.

Berjalan membantu mempertahankan kepadatan tulang.
(Sumber: foto canva.com )

Meningkatkan Kesejahteraan Mental: 
Aktivitas fisik seperti berjalan telah terbukti memiliki manfaat positif bagi kesejahteraan mental, termasuk mengurangi stres, kecemasan, dan depresi.

Meningkatkan Fungsi Kognitif:
Latihan jalan dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan mengurangi risiko penurunan kognitif pada lansia.

Menjaga Berat Badan yang Sehat:
Berjalan merupakan cara yang efektif untuk membakar kalori dan menjaga berat badan yang sehat, yang dapat mengurangi risiko penyakit terkait obesitas pada lansia.

Ketika merancang program latihan jalan untuk lansia, penting untuk memperhatikan kondisi kesehatan individu, tingkat kebugaran, dan keterbatasan fisik yang mungkin ada. Konsultasikan dengan profesional kesehatan atau fisioterapis untuk mendapatkan saran yang sesuai sebelum memulai atau mengubah program latihan apa pun.



Sumber:

https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/ 

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3080184/

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0002934319304322

https://www.bmj.com/content/339/bmj.b4460

https://bmcgeriatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12877-020-01898-w

https://www.cooperinstitute.org/blog/does-usual-walking-speed-predict-survival-in-older-adults

https://www.kjfp.or.kr/journal/view.html?uid=428&vmd=Full

No comments:

Post a Comment