Penuaan adalah proses yang panjang dan rumit, dan kebutuhan seseorang yang menua dapat berubah kapan saja. Dalam beberapa kasus, lansia relatif stabil dalam kesehatan fisik dan kognitif selama bertahun-tahun. Namun, di lain waktu, kesehatan mereka mungkin menurun drastis.
Theory of Gerotranscendence yang disusun oleh Tornstam adalah teori yang menggambarkan perjalanan psikologis yang mungkin dialami oleh sebagian lansia selama proses penuaan. Proses menuju gerotranscendence melibatkan perkembangan di mana individu secara bertahap mengubah konsepsi dasar mereka, sehingga mengakibatkan pergeseran definisi mereka tentang realitas dari pandangan dunia yang materialistis dan rasional ke pandangan yang lebih kosmis dan transendental, yang biasanya disertai dengan peningkatan kepuasan hidup.
|
Penuaan adalah proses panjang dan rumit, Tornstam membagi 5 tahapan. (Sumber: foto pens 49 ceria) |
Istilah gerotranscendence dipilih oleh Tornstam karena banyak perubahan terkait, krisis atau karakteristik perkembangan yang dijelaskan oleh ilmuwan dan ahli teori lain melibatkan berbagai cara di mana orang lanjut usia menerobos batas-batas atau melampaui krisis perkembangan ketika berpindah ke tahap baru dalam kehidupan. Dengan demikian, istilah gerotranscendence digunakan dalam pengertian sederhana ini, bukan dalam pengertian religius atau metafisik ( Tornstam, 2005 ). Istilah gerotranscendence digunakan untuk menggambarkan proses perkembangan dan tahap perkembangan akhir.
Tornstam (1997) mengusulkan gerotranscendence sebagai sebuah langkah perkembangan, di mana seseorang mengubah “perspektif mereka dari pandangan dunia yang materialistis dan pragmatis ke pandangan yang lebih transenden, biasanya disertai dengan peningkatan kepuasan hidup.”
Berikut penjelasan singkat mengenai setiap tahapan:
Swasembada (Self-Sufficiency):
Pada tahap ini, individu cenderung lebih fokus pada kebutuhan dan kegiatan pribadi mereka sendiri. Mereka berusaha untuk mempertahankan otonomi dan independensi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Ini sering kali terjadi pada awal penuaan ketika kesehatan fisik masih relatif baik dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sendiri masih ada. Mereka hidup mandiri dan dapat menyelesaikan aktivitas sehari-hari dengan mudah, seperti membersihkan rumah, dan mandi tidak menimbulkan kesulitan atau masalah keamanan yang serius.
Saling Ketergantungan (Interdependence):
Pada tahap ini, individu mulai memperhatikan pentingnya keterhubungan dengan orang lain dalam kehidupan mereka. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat mencapai segala sesuatu sendiri dan mulai mengandalkan dukungan dari orang lain, baik itu anggota keluarga, teman, atau masyarakat. Mereka membutuhkan perhatian dari keluarga atau teman.
|
Lansia saling ketergantungan dengan keluarga, teman dan masyarakat. (Sumber: foto canva.com) |
Ketergantungan (Dependency):
Pada tahap ini, individu mengalami peningkatan ketergantungan pada orang lain dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Ini bisa disebabkan oleh penurunan kesehatan fisik atau mental yang signifikan yang membatasi kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan eksternal.
Lansia sudah tidak bisa lagi hidup sendiri dengan aman. Penurunan kognitif, masalah kesehatan fisik, atau kombinasi keduanya menimbulkan risiko keselamatan langsung atau menghalangi mereka menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
Manajemen Krisis (Crisis Management):
Pada tahap ini, individu menghadapi krisis atau tantangan besar yang terkait dengan penuaan, seperti masalah kesehatan yang serius, kehilangan orang yang dicintai, atau masalah keuangan. Mereka perlu mengatasi krisis ini dengan mengandalkan sumber daya internal dan eksternal untuk mencapai penyesuaian yang diperlukan. Tahap ini membutuhkan dukungan medis segera. Lansia harus tinggal di fasilitas perawatan terampil atau menerima perawatan profesional ekstensif di rumah. Terkadang, perawatan ini diperlukan karena penyakit fisik. Di lain waktu, lansia memerlukan perawatan memori karena Alzheimer atau demensia.
Akhir Kehidupan (End of Life):
Tahap ini adalah tahap akhir dari kehidupan, di mana individu menghadapi kematian. Pada tahap ini, fokus individu mungkin bergeser pada refleksi terhadap hidup yang telah mereka jalani, menerima kematian sebagai bagian alami dari siklus kehidupan, dan mencari makna dalam akhir kehidupan mereka. Beberapa lansia memilih untuk berhenti menerima perawatan medis dan memasuki perawatan rumah sakit, dan yang lainnya ingin terus menerima layanan yang sama. Namun secara keseluruhan, tujuan tahap ini adalah agar lansia merasa senyaman mungkin. Menerima akhir kehidupan bisa jadi sangat sulit bagi individu dan keluarga mereka. Hal ini sering kali merupakan pengalaman spiritual, namun sikap setiap orang terhadap proses tersebut berbeda-beda.
|
Lansia refleksi terhadap hidup, menerima kematian bagian alami dari siklus kehidupan. (Sumber: foto canva.com) |
Beberapa lansia mungkin mengalami tahapan-tahapan ini secara bertahap seiring waktu, sementara yang lain mungkin mengalami sebagian atau bahkan tidak mengalami sama sekali. Faktor-faktor seperti kepribadian, pengalaman hidup, kesehatan fisik dan mental, dukungan sosial, dan lingkungan dapat mempengaruhi bagaimana seseorang merespons proses penuaan.
Beberapa ciri yang mungkin dimiliki oleh lansia yang mengalami tahapan-tahapan tersebut:
Peningkatan refleksi dan introspeksi:
Lansia yang mengalami tahapan Gerotranscendence mungkin menunjukkan peningkatan dalam refleksi diri dan introspeksi. Mereka mungkin lebih sering memikirkan makna hidup, tujuan mereka, dan arti eksistensial.
Peningkatan rasa keterhubungan:
Mereka mungkin merasa lebih terhubung dengan alam semesta dan sesama manusia secara keseluruhan. Mereka dapat merasa bahwa ada kesadaran kolektif yang lebih besar di luar diri mereka sendiri.
Transendensi waktu dan ruang:
Lansia pada tahap ini mungkin mengalami perasaan yang lebih besar akan kedekatan dengan masa lalu dan mungkin juga melihat masa depan dengan perspektif yang lebih luas. Mereka mungkin tidak lagi terlalu terikat pada keterbatasan waktu dan ruang yang konvensional.
Perubahan nilai dan prioritas:
Mereka mungkin mengalami perubahan dalam nilai-nilai dan prioritas mereka, dengan mengutamakan hubungan yang bermakna, pertumbuhan pribadi, dan pencarian makna hidup daripada pencapaian material atau prestasi.
Penerimaan akan kematian:
Lansia yang mengalami tahapan Gerotranscendence mungkin lebih mampu menerima dan menghadapi kenyataan kematian dengan damai. Mereka mungkin melihat kematian sebagai bagian alami dari siklus kehidupan dan mengalami kedamaian dalam mempersiapkan diri untuk tahap akhir kehidupan mereka.
|
Lansia lebih mampu menerima tahapan akhir kehidupan. (Sumber: foto canva.com) |
Meskipun Theory of Gerotranscendence menyajikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami perubahan psikologis yang mungkin terjadi pada sebagian lansia, tidak semua individu akan mengalami setiap tahapannya dengan cara yang sama atau bahkan tidak mengalami tahapan tersebut sama sekali, karena langsung pada tahap akhir kehidupan (End of Life).
Sumber:
No comments:
Post a Comment