Pradiabetes umum terjadi pada orang lanjut usia, dengan lebih dari 26 juta orang berusia 65 tahun ke atas mengidapnya. Pradiabetes adalah kondisi dimana kadar glukosa darah seseorang lebih tinggi dari normal tetapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Pada lansia, pradiabetes dapat terjadi ketika tubuh mulai mengalami resistensi insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif seperti yang terjadi pada diabetes tipe 2.
|
Lansia di atas usia 65 tahun banyak mengidap pradiabetes. (Sumber: foto LPC-Lansia) |
Kadar gula darah 140–199 mg/dL dianggap sedang, dan merupakan tanda pradiabetes atau gangguan toleransi glukosa. Nilai kurang dari 140 mg/dL dianggap normal. Penelitian mengkonfirmasi adanya interaksi antara usia dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi, yang mungkin penting dalam menjelaskan perbedaan faktor risiko diabetes dan pradiabetes pada populasi paruh baya dan lanjut usia.
Pradiabetes pada lansia bisa menjadi tanda peringatan bahwa mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di masa depan, dan ini merupakan kesempatan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan seperti perubahan gaya hidup dan diet yang sehat serta pemantauan teratur oleh tenaga medis.
Pradiabetes pada lansia memiliki beberapa ciri yang mirip dengan diabetes tipe 2, meskipun gejalanya mungkin lebih ringan atau tidak terlihat sama sekali.
Beberapa ciri pradiabetes pada lansia meliputi:
Kadar Glukosa Darah yang Tinggi:
Kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal tetapi belum mencapai level yang menandakan diabetes.
Resistensi Insulin:
Tubuh mengalami resistensi terhadap insulin, yaitu hormon yang mengatur kadar glukosa darah.
Gejala Tidak Spesifik:
Gejala pradiabetes pada lansia mungkin tidak spesifik atau tidak terlihat jelas, tetapi dapat mencakup kelelahan, peningkatan rasa haus, dan sering berkemih.
Tingkat Kegemukan atau Obesitas:
Lansia dengan pradiabetes mungkin memiliki kelebihan berat badan atau obesitas, terutama di sekitar pinggang.
|
Obesitas pada lansia dapat menyebabkan pradiabetes. (Sumber: canva.com) |
Riwayat Keluarga:
Riwayat diabetes tipe 2 dalam keluarga juga bisa menjadi faktor risiko untuk pradiabetes pada lansia.
Riwayat Kesehatan:
Riwayat kesehatan pribadi seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, atau sindrom metabolik juga dapat berkontribusi terhadap pradiabetes.
Pemeriksaan Medis:
Pradiabetes pada lansia sering kali dideteksi melalui tes darah rutin yang menunjukkan kadar glukosa darah yang tinggi tetapi belum mencapai ambang batas diabetes.
Meskipun tidak semua lansia dengan pradiabetes akan menunjukkan gejala, penting untuk mendeteksinya sedini mungkin agar tindakan pencegahan dan pengelolaan yang tepat dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2 dan komplikasi yang terkait.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko pradiabetes pada lansia meliputi:
Usia:
Proses penuaan alami dapat menyebabkan perubahan pada metabolisme tubuh, termasuk resistensi insulin, yang dapat meningkatkan risiko pradiabetes.
Obesitas atau Kelebihan Berat Badan:
Kegemukan atau obesitas adalah faktor risiko utama untuk pradiabetes pada lansia karena lemak tubuh yang berlebihan dapat mengganggu fungsi insulin.
Kurangnya Aktivitas Fisik:
Gaya hidup yang kurang aktif atau tidak aktif meningkatkan risiko pradiabetes pada lansia karena kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan resistensi insulin.
Keturunan dan Riwayat Keluarga:
Jika ada anggota keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2, risiko pradiabetes pada lansia akan meningkat.
Diet Tidak Sehat:
Pola makan yang kaya akan gula dan karbohidrat sederhana serta rendah serat dapat menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah, yang mempengaruhi risiko pradiabetes.
Sindrom Metabolik:
Lansia dengan sindrom metabolik, yang mencakup kombinasi faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan obesitas abdominal, memiliki risiko lebih tinggi untuk pradiabetes.
Stres:
Stres kronis atau tekanan emosional juga dapat berkontribusi pada resistensi insulin dan peningkatan risiko pradiabetes pada lansia.
Pola Tidur yang Tidak Teratur:
Pola tidur yang tidak teratur atau kurang tidur dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan risiko pradiabetes.
|
Kurang tidur pada lansia meningkatkan risiko pradiabetes. (Sumber: foto canva.com) |
Kondisi Kesehatan Lainnya:
Beberapa kondisi kesehatan seperti penyakit jantung, penyakit hati, dan sindrom ovarium polikistik juga dapat meningkatkan risiko pradiabetes pada lansia.
Mengenali faktor-faktor ini dan mengadopsi gaya hidup sehat serta melakukan tindakan pencegahan yang sesuai dapat membantu menurunkan risiko pradiabetes pada lansia.
Mencegah pradiabetes pada lansia melibatkan adopsi gaya hidup sehat dan melakukan tindakan pencegahan yang dapat membantu mengendalikan faktor risiko.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah pradiabetes pada lansia:
Pola Makan Sehat:
Konsumsi makanan yang seimbang dengan fokus pada buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, protein tanpa lemak, dan lemak sehat. Hindari makanan yang tinggi gula dan karbohidrat sederhana.
Berolahraga secara Teratur:
Lakukan aktivitas fisik secara teratur, setidaknya 30 menit setiap hari, seperti berjalan kaki, berenang, bersepeda, atau latihan kekuatan. Aktivitas fisik membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengendalikan berat badan.
Menjaga Berat Badan yang Sehat:
Usahakan untuk menjaga berat badan yang sehat sesuai dengan indeks massa tubuh (BMI) yang disarankan oleh dokter.
Hindari Kebiasaan Merokok dan Minum Alkohol yang Berlebihan:
Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan pradiabetes.
Pemantauan Kesehatan Reguler:
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur untuk memantau kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol. Hal ini penting untuk mendeteksi pradiabetes atau masalah kesehatan lainnya dengan cepat.
Manajemen Stres:
Temukan cara-cara untuk mengelola stres seperti meditasi, yoga, atau kegiatan relaksasi lainnya. Stres kronis dapat memengaruhi kadar gula darah dan meningkatkan risiko pradiabetes.
Tidur yang Cukup:
Pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Kekurangan tidur dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan risiko pradiabetes.
Pengelolaan Kondisi Kesehatan yang Ada:
Jika ada kondisi kesehatan lain seperti tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol tinggi, penting untuk mengelolanya dengan baik dengan bantuan dokter.
Edukasi dan Dukungan:
Dapatkan informasi yang akurat tentang pradiabetes dan dukungan dari profesional kesehatan untuk membantu dalam pencegahan dan manajemen kondisi ini.
Dengan mengadopsi gaya hidup sehat dan melakukan tindakan pencegahan yang sesuai, lansia dapat mengurangi risiko pradiabetes dan mempertahankan kesehatan yang baik.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9843502
https://www.health.harvard.edu/blog/prediabetes-diagnosis-as-an-older-adult-what-does-it-really-mean-202106142481
https://kffhealthnews.org/news/article/seniors-with-prediabetes-
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7871207/
https://www.washingtonpost.com/health/2022/07/24/seniors-prediabetes-eating-well/
No comments:
Post a Comment