Wednesday, 7 February 2024

Dizziness, Banyak Lansia Mengalami Pusing.

        Prevalensi vertigo dan pusing pada orang berusia lebih dari 60 tahun mencapai 30%, dan akibat penuaan penduduk dunia, jumlah penderitanya meningkat pesat. Adanya rasa pusing pada lansia merupakan prediktor kuat terjadinya jatuh, yang merupakan penyebab utama kematian karena kecelakaan pada orang berusia di atas 65 tahun.

Istilah pusing dan vertigo mencakup berbagai gejala mengenai gangguan orientasi spasial dan persepsi gerak, seperti ilusi gerak berputar (vertigo putar klasik) atau perasaan tidak stabil, yang secara obyektif dapat mempengaruhi kemampuan mencapai pandangan, postur tubuh yang stabil, dan gaya berjalan. 

Prevalensi vertigo dan pusing mencapai 30% pada lansia.
(Sumber: foto pens 49 ceria)

Banyak orang lanjut usia mengalami pusing. Pusing dapat menyebabkan masalah keseimbangan, terjatuh, kecelakaan, depresi, atau kecemasan, dan kualitas hidup yang buruk. Pusing juga bisa menjadi tanda kondisi kesehatan lain yang memerlukan evaluasi dan pengobatan cepat.

Pusing atau rasa pusing pada lansia sering kali didefinisikan sebagai sensasi perasaan tidak seimbang, pusing berputar, atau perasaan lemah yang menyebabkan ketidaknyamanan atau ketidakstabilan. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan keseimbangan, masalah pada sistem vestibular (bagian telinga dalam yang mengatur keseimbangan), tekanan darah rendah, masalah penglihatan, obat-obatan, atau kondisi medis lainnya.

Dalam konteks lansia, pusing sering kali menjadi masalah yang lebih umum karena penurunan keseimbangan dan koordinasi motorik yang terkait dengan proses penuaan, serta peningkatan risiko kondisi medis tertentu yang dapat menyebabkan pusing.

Beberapa ciri umum dari pusing pada lansia termasuk:

Rasa tidak seimbang: 
Lansia mungkin merasa seperti mereka tidak dapat menjaga keseimbangan dengan baik atau merasa tidak stabil saat berdiri atau berjalan.

Sensasi berputar: 
Beberapa lansia mungkin mengalami sensasi berputar atau pusing yang intens, terutama saat berubah posisi dari berbaring ke berdiri.

Ketidakstabilan saat berjalan:
Lansia mungkin mengalami kesulitan dalam berjalan atau koordinasi motorik yang buruk, yang dapat meningkatkan risiko jatuh.

Kesulitan berkonsentrasi: 
Pusing dapat menyebabkan kesulitan untuk berkonsentrasi atau memusatkan perhatian pada tugas tertentu.

Mual atau muntah: 
Beberapa lansia mungkin mengalami gejala tambahan seperti mual atau muntah bersamaan dengan rasa pusing.

Ciri umum dari pusing antara lain mual pada lansia.
(Sumber: foto canva.com)

Penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari: 
Pusing yang kronis atau parah pada lansia dapat mengurangi kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, memasak, atau melakukan kegiatan rumah tangga lainnya.

Penurunan kualitas hidup: 
Pusing yang berulang atau kronis dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup karena membatasi kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas sosial, hobi, atau perjalanan.

💬Gejala pusing pada lansia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan keseimbangan, masalah pada sistem vestibular, tekanan darah rendah, obat-obatan, atau kondisi medis lainnya.  

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan pusing pada lansia :

Penyakit Tertentu:
 
Lansia sering kali memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit jantung, tekanan darah rendah, penyakit Parkinson, diabetes, gangguan vestibular (seperti vertigo), dan gangguan sirkulasi yang dapat menyebabkan pusing.

Efek Samping Obat:
Lansia seringkali mengonsumsi berbagai jenis obat untuk mengelola kondisi kesehatan mereka. Beberapa obat, terutama yang memengaruhi tekanan darah atau memiliki efek samping neurologis, dapat menyebabkan pusing sebagai efek samping.

Gangguan Vestibular: 
Gangguan pada sistem vestibular di telinga dalam, yang mengatur keseimbangan, seperti labirinitis, benign paroxysmal positional vertigo (BPPV), atau neuritis vestibular, dapat menyebabkan pusing pada lansia.

Penurunan Keseimbangan dan Koordinasi: 
Proses penuaan dapat menyebabkan penurunan keseimbangan dan koordinasi motorik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko pusing pada lansia.

Dehidrasi: 
Lansia cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk dehidrasi, terutama jika mereka tidak minum cukup cairan atau memiliki kondisi medis tertentu yang meningkatkan risiko dehidrasi. Dehidrasi dapat menyebabkan pusing.

Lansia yang dehidrasi dapat menyebabkan pusing.
(Sumber: foto canva.com)
Hipotensi Ortostatik:
Hipotensi ortostatik adalah kondisi di mana tekanan darah secara signifikan menurun ketika seseorang berdiri dari posisi duduk atau berbaring, yang dapat menyebabkan pusing atau pingsan pada lansia.

Masalah Penglihatan: 
Masalah penglihatan seperti rabun jauh atau rabun dekat yang tidak terkoreksi dengan baik dapat menyebabkan kesulitan dalam menilai jarak dan ruang, yang pada gilirannya dapat menyebabkan pusing.

Anemia: 
Anemia, terutama anemia defisiensi besi, adalah kondisi di mana tubuh tidak memiliki jumlah sel darah merah yang cukup untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh, dan dapat menyebabkan pusing pada lansia.

       Mencegah pusing pada lansia melibatkan serangkaian langkah-langkah yang dapat membantu menjaga kesehatan umum dan mengelola kondisi kesehatan yang mungkin menyebabkan pusing.

Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah pusing pada lansia:

Perawatan Medis Rutin:
Rutin mengunjungi dokter untuk pemeriksaan kesehatan secara berkala dapat membantu mendeteksi dan mengelola kondisi kesehatan yang mungkin menjadi penyebab pusing, seperti tekanan darah rendah, penyakit jantung, atau masalah penglihatan.

Konsumsi Cairan yang Cukup: 
Pastikan lansia mengonsumsi cukup cairan setiap hari untuk mencegah dehidrasi, yang dapat menyebabkan pusing. Minumlah air secara teratur dan hindari minuman yang dapat menyebabkan dehidrasi, seperti alkohol dan minuman berkafein dalam jumlah yang berlebihan.

Pola Makan Sehat:
Mendorong pola makan sehat yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak dapat membantu menjaga kesehatan umum dan mencegah kondisi seperti anemia yang dapat menyebabkan pusing.

Olahraga Teratur: 
Melakukan olahraga secara teratur dapat membantu meningkatkan keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan otot, yang dapat membantu mencegah pusing akibat penurunan keseimbangan dan koordinasi.

Hindari Perubahan Posisi Mendadak:
Lansia harus berhati-hati ketika berubah posisi dari berbaring atau duduk menjadi berdiri, karena ini dapat menyebabkan hipotensi ortostatik, yang dapat menyebabkan pusing. Bangkitlah perlahan-lahan dan beristirahat sejenak sebelum berdiri.

Perhatikan Efek Samping Obat: 
Jika lansia sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang memiliki efek samping pusing, konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan untuk memeriksa apakah ada opsi pengganti atau penyesuaian dosis yang lebih cocok.

Pengelolaan Stres:
Mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mencegah pusing yang terkait dengan stres atau kecemasan.

Pemeliharaan Keseimbangan: 
Melakukan latihan keseimbangan secara teratur, seperti latihan koordinasi dan keseimbangan, dapat membantu mencegah pusing akibat penurunan keseimbangan.

Perhatikan Kesehatan Telinga: 
Perawatan telinga yang baik, termasuk menghindari terlalu sering membersihkan telinga dengan benda keras dan mengunjungi profesional kesehatan jika ada gejala masalah pendengaran atau keseimbangan, dapat membantu mencegah pusing yang terkait dengan gangguan vestibular.

Perawatan telinga membantu mencegah gangguan vestibular.
(Sumber: foto canva.com)

       Menyembuhkan pusing pada lansia melibatkan pendekatan yang berfokus pada mengidentifikasi dan mengelola penyebab yang mendasarinya. Karena pusing pada lansia bisa disebabkan oleh berbagai kondisi dan faktor, pendekatan perawatan harus disesuaikan dengan kondisi spesifik individu tersebut.

Beberapa langkah yang dapat membantu menyembuhkan atau mengurangi pusing pada lansia:

Evaluasi Medis:
Konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk evaluasi menyeluruh guna mengidentifikasi penyebab pusing. Ini mungkin melibatkan pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan tes diagnostik lainnya.

Pengelolaan Kondisi Kesehatan:
Jika pusing disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti tekanan darah rendah, diabetes, penyakit jantung, atau gangguan vestibular, penting untuk mengelola kondisi kesehatan tersebut dengan obat-obatan dan tindakan lain yang diresepkan oleh dokter.'

Penyesuaian Obat: 
Jika pusing disebabkan oleh efek samping obat-obatan, dokter dapat merekomendasikan penyesuaian dosis, penggantian obat, atau penghentian obat tertentu jika memungkinkan.

Terapi Fisik: 
Terapis fisik dapat merancang program latihan khusus untuk membantu meningkatkan keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan otot, yang dapat membantu mengurangi pusing pada lansia.

Terapi Vestibular: 
Untuk pusing yang disebabkan oleh gangguan vestibular seperti benign paroxysmal positional vertigo (BPPV), terapi gerakan vestibular atau manuver Epley mungkin direkomendasikan oleh dokter atau ahli terapi fisik untuk membantu mengatasi gejala.

Perawatan Keseimbangan: 
Jika pusing disebabkan oleh penurunan keseimbangan, latihan keseimbangan reguler dan penggunaan alat bantu seperti tongkat atau walker dapat membantu mencegah jatuh dan mengurangi risiko pusing.

Manajemen Stres dan Kecemasan:
Jika pusing terkait dengan stres atau kecemasan, teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau konseling psikologis dapat membantu mengurangi gejala.

Perubahan Gaya Hidup:
Menerapkan perubahan gaya hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat, menghindari alkohol dan merokok, dan menjaga hidrasi yang cukup dapat membantu mengurangi risiko pusing.

Penggunaan Alat Bantu: 
Untuk pusing yang parah atau kronis, dokter dapat merekomendasikan penggunaan alat bantu seperti kacamata keseimbangan atau perangkat penyangga telinga untuk membantu mengurangi gejala.

Setiap individu mungkin memiliki penyebab yang berbeda untuk pusing, dan pendekatan perawatan yang tepat akan bergantung pada evaluasi medis yang teliti dan konsultasi dengan profesional kesehatan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya untuk saran dan perawatan yang sesuai.




Sumber:

https://www.frontiersin.org/journals/neurology/articles/10.3389/fneur.2015.00144/full

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4306472/

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27450383/

https://www.nationaldizzyandbalancecenter.com/causes-of-dizziness-in-seniors/

https://www.bangkokinternationalhospital.com/health-articles/disease-treatment/dizziness-in-the-elderly

https://www.webmd.com/healthy-aging/what-to-know-about-dizziness-in-older-adults





No comments:

Post a Comment