Degenerasi makula terkait usia adalah penyakit yang menyerang mata dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan karena rusaknya bagian tengah retina yang disebut makula. Degenerasi dapat terjadi pada satu mata atau kedua mata dan dapat diklasifikasikan menjadi mata basah (neovaskular) atau kering (atrofi).
|
Degenerasi makula pada lansia dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. (Sumber: foto LPC-Lansia) |
Makula merupakan area kecil dan sangat sensitif di bagian belakang mata yang bertanggung jawab untuk memberikan penglihatan pusat dan tajam. Degenerasi makula dapat menyebabkan hilangnya penglihatan pusat, meskipun penglihatan tepi masih tetap terjaga.
Ada dua jenis degenerasi makula utama, yaitu:
Degenerasi Makula Terkait Usia (Age-Related Macular Degeneration/AMD):
Ini adalah bentuk paling umum dari degenerasi makula. AMD dapat terjadi pada dua bentuk, yaitu kering (non-neovaskular) dan basah (neovaskular). Pada AMD kering, sel-sel pada makula mengalami kerusakan dan penghancuran secara perlahan. Pada AMD basah, terjadi pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal di area makula, menyebabkan perdarahan dan kerusakan.
Degenerasi Makula Awal (Stargardt Disease):
Ini adalah bentuk degenerasi makula yang lebih jarang terjadi dan biasanya muncul pada usia muda. Penyebabnya adalah kelainan genetik yang mengakibatkan kerusakan pada sel-sel fotoreseptor di makula.
Degenerasi makula pada lansia, khususnya degenerasi makula terkait usia (Age-Related Macular Degeneration/AMD), dapat menunjukkan beberapa ciri. Ciri-ciri ini dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, dan tingkat keparahan gejalanya juga dapat berbeda.
Beberapa ciri umum degenerasi makula pada lansia:
Penglihatan Pusar:
Penderita degenerasi makula mungkin mengalami penglihatan pusar atau kabur di pusat penglihatan, yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk melihat objek yang berada di depan.
Distorsi Gambar:
Garis lurus atau tepi objek mungkin terlihat bengkok atau bergelombang. Ini disebut sebagai distorsi gambar.
|
Pada distorsi gambar tepi objek bergelombang, (Sumber: foto canva.com) |
Penglihatan Gelap:
Pada beberapa kasus, penderita degenerasi makula dapat mengalami penurunan kontras dan kesulitan melihat dalam kondisi pencahayaan rendah.
Perubahan Warna:
Penderita degenerasi makula dapat mengalami perubahan persepsi warna, seperti kesulitan membedakan warna yang mirip.
Kehilangan Penglihatan Pusat:
Penglihatan pusat yang terpengaruh dapat menyebabkan kesulitan membaca, menulis, mengenali wajah, atau melakukan aktivitas yang memerlukan fokus visual pada objek di depan.
Efek pada Penglihatan Tengah:
Penderita mungkin memiliki kesulitan melihat objek yang berada di tengah pandangan mereka, sementara penglihatan tepi atau perifer tetap terjaga.
Perubahan Ketajaman Penglihatan:
Adanya penurunan tajam penglihatan secara bertahap seiring waktu.
Faktor penyebab degenerasi makula bisa bersifat multifaktorial, melibatkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi risiko terjadinya degenerasi makula:
Usia:
Degenerasi makula terkait usia (AMD) lebih umum terjadi pada orang yang lebih tua, khususnya di atas usia 50 tahun. Risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
Faktor Genetik:
Riwayat keluarga dengan degenerasi makula dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini. Beberapa varian genetik tertentu juga telah terkait dengan peningkatan risiko AMD.
Merokok:
Merokok adalah faktor risiko yang signifikan untuk degenerasi makula. Perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami AMD dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi):
Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko degenerasi makula. Pengelolaan tekanan darah secara efektif dapat membantu mengurangi risiko ini.
Pola Makan:
Diet yang rendah antioksidan dan nutrisi penting seperti vitamin C, vitamin E, zinc, lutein, dan zeaxanthin dapat berkontribusi pada risiko degenerasi makula.
Paparan Matahari:
Paparan berlebihan terhadap sinar ultraviolet (UV) dari matahari telah dikaitkan dengan peningkatan risiko degenerasi makula. Menggunakan kacamata hitam yang melindungi dari sinar UV dapat membantu mengurangi risiko ini.
|
Risiko degenerasi makula karena paparan UV. (Sumber: foto canva.com) |
Jenis AMD:
Pada AMD basah, di mana pembuluh darah baru tumbuh di makula, faktor-faktor seperti peradangan dan faktor pertumbuhan vaskular dapat berperan.
Jenis Kelamin:
Wanita memiliki risiko sedikit lebih tinggi untuk mengalami AMD dibandingkan pria.
Ras dan Etnisitas:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa risiko degenerasi makula dapat bervariasi antara kelompok ras dan etnis.
Mencegah degenerasi makula melibatkan beberapa langkah yang dapat membantu meminimalkan faktor risiko dan menjaga kesehatan mata. Meskipun tidak ada jaminan sepenuhnya, tindakan preventif ini dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya degenerasi makula.
Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil:
Merokok:
Jika Anda merokok, pertimbangkan untuk berhenti. Merokok adalah faktor risiko yang signifikan untuk degenerasi makula.
Pola Makan Sehat:
Konsumsi makanan yang kaya antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran berdaun hijau, dapat membantu melindungi mata dari kerusakan akibat radikal bebas. Makanan yang mengandung nutrisi seperti vitamin C, vitamin E, zinc, lutein, dan zeaxanthin juga dapat bermanfaat.
Lindungi Mata dari Matahari:
Gunakan kacamata hitam yang memberikan perlindungan terhadap sinar ultraviolet (UV) ketika berada di luar ruangan. Paparan berlebihan terhadap sinar UV dapat meningkatkan risiko degenerasi makula.
|
Kaca mata hitam melindungi mata dari paparan UV. (Sumber: foto canva.com) |
Pengelolaan Tekanan Darah:
Jaga tekanan darah tetap dalam rentang normal. Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko degenerasi makula.
Olahraga Teratur:
Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu memelihara kesehatan vaskular dan dapat berkontribusi pada kesehatan mata.
Kontrol Kadar Gula Darah:
Jika Anda memiliki diabetes, penting untuk menjaga kadar gula darah dalam batas normal. Kontrol diabetes dapat membantu mengurangi risiko degenerasi makula.
Pemeriksaan Mata Rutin:
Rutin menjalani pemeriksaan mata secara berkala oleh profesional kesehatan mata dapat membantu mendeteksi masalah mata, termasuk degenerasi makula, pada tahap awal.
Suplemen Nutrisi:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen nutrisi tertentu, seperti vitamin C, vitamin E, zinc, lutein, dan zeaxanthin, dapat memberikan manfaat dalam mengurangi risiko degenerasi makula. Namun, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi suplemen, karena dosis yang berlebihan dapat berisiko.
Melakukan Istirahat Mata:
Jangan lupa memberikan istirahat mata saat bekerja di depan layar komputer atau membaca untuk mengurangi kelelahan mata.
Hindari Konsumsi Alkohol Berlebihan:
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat berkontribusi pada risiko degenerasi makula. Batasi asupan alkohol sesuai dengan panduan kesehatan.
Degenerasi makula tidak memiliki pengobatan yang dapat mengembalikan penglihatan yang hilang sepenuhnya, terutama jika telah mencapai tahap lanjut. Namun, ada beberapa bentuk perawatan dan strategi manajemen yang dapat membantu memperlambat perkembangan degenerasi makula dan meminimalkan dampaknya pada penglihatan. Jenis perawatan yang diberikan akan tergantung pada jenis degenerasi makula dan tingkat keparahannya.
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan:
Terapi Anti-VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor):
Untuk degenerasi makula basah (neovaskular), terapi anti-VEGF dapat diresepkan. Obat ini disuntikkan ke dalam mata untuk menghentikan pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal di makula. Beberapa obat anti-VEGF yang umum digunakan termasuk ranibizumab, bevacizumab, dan aflibercept.
Terapi Fotodinamik (PDT):
PDT melibatkan penggunaan zat fotosensitif yang diaktifkan oleh cahaya laser. Ini digunakan pada beberapa kasus degenerasi makula basah untuk menargetkan dan menghancurkan pembuluh darah yang tidak normal.
Implan Steroid:
Implan steroid dapat ditempatkan di mata untuk meredakan peradangan dan mengurangi bengkak pada degenerasi makula basah.
Suplemen Nutrisi:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen nutrisi tertentu, seperti vitamin C, vitamin E, zinc, lutein, dan zeaxanthin, dapat memberikan manfaat pada degenerasi makula kering (non-neovaskular). Suplemen seperti formulasi Age-Related Eye Disease Study (AREDS) dan AREDS2 telah direkomendasikan dalam beberapa kasus.
Perawatan dengan Laser:
Pada beberapa kasus degenerasi makula basah, laser dapat digunakan untuk menutup atau merusak pembuluh darah yang tidak normal. Namun, penggunaan laser dapat memiliki efek samping dan risiko, dan tidak selalu efektif.
Rehabilitasi Penglihatan:
Program rehabilitasi penglihatan dapat membantu individu beradaptasi dengan perubahan penglihatan dan memaksimalkan sisa penglihatan yang masih ada melalui bimbingan dan peralatan bantu.
Perawatan untuk degenerasi makula harus disesuaikan dengan kondisi spesifik setiap individu. Konsultasikan dengan profesional kesehatan mata untuk evaluasi yang tepat dan rencana perawatan yang sesuai. Deteksi dini melalui pemeriksaan mata rutin dapat membantu memulai perawatan lebih awal, memperlambat perkembangan degenerasi makula, dan meningkatkan peluang mempertahankan penglihatan.
Sumber:
https://jamanetwork.com/journals/jamaophthalmology/fullarticle/416250
https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/agerelated-macular-degeneration-amd
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2682379/
https://www.cdc.gov/visionhealth/resources/features/macular-degeneration.html
https://www.macularsociety.org/macular-disease/macular-conditions/age-related-macular-degeneration/
https://www.norc.org/research/library/new-study-finds-higher-prevalence-of-age-related-macular-degener.html
No comments:
Post a Comment