Sindrom geriatri mengacu pada sekelompok kondisi kesehatan beragam yang umumnya terjadi pada orang lanjut usia dan tidak termasuk dalam kategori penyakit tertentu. Banyak kondisi paling umum yang ditangani oleh ahli geriatri, termasuk delirium, jatuh, kelemahan, pusing, sinkop, dan inkontinensia urin, diklasifikasikan sebagai sindrom geriatri.
Sindrom geriatri muncul dari disfungsi multi sistem, sehingga sering kali sulit untuk diobati secara efektif. Jika sindrom geriatri tidak diobati, aktivitas hidup sehari-hari akan menurun, meningkatkan risiko dampak buruk seperti cacat fisik, kualitas hidup buruk, dan kematian.
Sindrom geriatri adalah kondisi klinis non penyakit. (Sumber: foto paguyuban pengawas purna) |
Sindrom geriatri adalah kondisi klinis non-penyakit pada lansia yang ditandai dengan berbagai penyebab yang menentukan manifestasi terpadu . Menurut definisi, ini mencakup sekelompok tanda dan gejala yang muncul secara bersamaan dan menjadi ciri suatu kelainan tertentu.
- Penurunan berat badan yang tidak disengaja.
- Kelelahan yang berlebihan.
- Kekuatan otot yang menurun.
- Lambatnya kecepatan berjalan.
- Aktivitas fisik yang berkurang.
- Delirium: Perubahan mendadak dalam status mental yang menyebabkan kebingungan, disorientasi, dan gangguan perhatian.
- Demensia: Penurunan fungsi kognitif yang progresif, termasuk masalah dengan memori, bahasa, dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari.
- Kesulitan berjalan atau menjaga keseimbangan.
- Peningkatan risiko jatuh dan sering jatuh.
- Osteoporosis dan fraktur tulang.
- Kesulitan mengendalikan buang air kecil atau besar.
- Seringnya keinginan mendesak untuk buang air kecil.
- Malnutrisi atau kekurangan gizi.
- Kehilangan nafsu makan.
- Kesulitan menelan atau mengunyah makanan.
- Insomnia atau kesulitan tidur.
- Gangguan tidur yang sering terjadi, seperti sleep apnea.
- Depresi dan kecemasan.
- Perasaan kesepian dan isolasi sosial.
- Penurunan minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati.
- Penurunan penglihatan, seperti katarak atau degenerasi makula.
- Penurunan pendengaran.
- Penggunaan banyak obat secara bersamaan yang bisa menyebabkan interaksi obat yang merugikan.
- Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, dan makan.
- Ketergantungan pada orang lain untuk bantuan sehari-hari.
- Masalah dengan pengelolaan keuangan dan tugas rumah tangga.
- Penuaan alami yang mengarah pada penurunan fungsi tubuh dan organ.
- Penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, artritis, dan penyakit paru-paru dapat memperburuk kesehatan lansia.
- Malnutrisi atau diet yang tidak seimbang dapat melemahkan tubuh dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit.
- Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot, kelemahan, dan penurunan fungsi kognitif.
- Kondisi seperti depresi, kecemasan, dan demensia dapat mempengaruhi kemampuan fungsional dan kualitas hidup.
- Penggunaan banyak obat sekaligus dapat menyebabkan interaksi obat yang merugikan dan efek samping yang memperburuk kondisi kesehatan.
- Isolasi sosial, kesepian, dan kurangnya dukungan sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.
- Lingkungan rumah yang tidak aman, seperti lantai licin atau pencahayaan yang buruk, dapat meningkatkan risiko jatuh dan cedera.
- Riwayat jatuh sebelumnya atau cedera serius dapat meningkatkan risiko kelemahan dan ketidakmampuan.
- Faktor genetik mungkin mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap kondisi tertentu yang terkait dengan penuaan.
- Penurunan penglihatan dan pendengaran dapat mengurangi kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain, meningkatkan risiko kecelakaan dan isolasi.
- Penyakit akut atau infeksi dapat memicu penurunan mendadak dalam kesehatan dan fungsi tubuh.
- Penurunan kognitif atau gangguan fungsi otak dapat mempengaruhi kemampuan untuk menjalani aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan pola makan yang buruk dapat memperburuk kondisi kesehatan.
- Penilaian Kesehatan Fisik: Melakukan pemeriksaan medis menyeluruh untuk mengidentifikasi kondisi medis yang mendasari dan menilai status nutrisi, mobilitas, dan kesehatan sensorik.
- Penilaian Kognitif: Evaluasi fungsi kognitif untuk mendeteksi adanya demensia atau gangguan kognitif lainnya.
- Penilaian Psikologis: Memeriksa adanya depresi, kecemasan, atau masalah kesehatan mental lainnya.
- Penilaian Sosial dan Lingkungan: Menilai dukungan sosial, kondisi tempat tinggal, dan kebutuhan fungsional sehari-hari.
- Pengobatan Penyakit Kronis: Mengelola penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung melalui pengobatan yang tepat, perubahan gaya hidup, dan pemantauan rutin.
- Optimalisasi Polifarmasi: Meninjau dan menyesuaikan obat yang digunakan untuk menghindari interaksi obat yang merugikan dan mengurangi efek samping.
- Perbaikan Pola Makan: Memberikan diet yang seimbang dan kaya nutrisi untuk mencegah malnutrisi dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
- Suplementasi: Menambahkan suplemen vitamin atau mineral jika diperlukan.
- Latihan Rutin: Mendorong latihan fisik yang sesuai dengan kemampuan, seperti berjalan, latihan kekuatan, dan latihan keseimbangan untuk meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot.
- Fisioterapi: Terapi fisik untuk mengatasi masalah mobilitas dan mengurangi risiko jatuh.
- Terapi Psikologis: Konseling atau terapi untuk mengatasi depresi, kecemasan, atau masalah kesehatan mental lainnya.
- Aktivitas Sosial: Meningkatkan interaksi sosial melalui kegiatan komunitas atau kelompok dukungan untuk mengurangi isolasi dan kesepian.
- Higiene Tidur: Menerapkan kebiasaan tidur yang baik, seperti menjaga jadwal tidur yang konsisten dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman.
- Penanganan Gangguan Tidur: Mengobati kondisi seperti sleep apnea jika terdiagnosis.
- Latihan Otak: Aktivitas yang merangsang kognitif seperti membaca, bermain teka-teki, dan belajar keterampilan baru.
- Pengobatan: Penggunaan obat-obatan yang sesuai untuk mengatasi gejala demensia atau gangguan kognitif lainnya.
- Keamanan Rumah: Menyesuaikan lingkungan rumah untuk mengurangi risiko jatuh, seperti memasang pegangan di kamar mandi, menghilangkan karpet yang licin, dan memastikan pencahayaan yang baik.
- Alat Bantu: Menggunakan alat bantu seperti tongkat, alat bantu dengar, atau kacamata untuk meningkatkan kemandirian dan keselamatan.
- Pendidikan Keluarga: Memberikan edukasi kepada keluarga tentang cara merawat lansia dan mengenali tanda-tanda sindrom geriatri.
- Dukungan Emosional: Menyediakan dukungan emosional bagi keluarga dan caregiver untuk mengurangi stres dan meningkatkan kualitas perawatan.
- Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri kronis dan gejala lainnya untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup.
- Dukungan Holistik: Pendekatan yang melibatkan perawatan fisik, emosional, dan spiritual untuk lansia dengan kondisi medis serius atau terminal.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2409147/
https://ascopubs.org/doi/10.1200/EDBK_237641
https://www.bgs.org.uk/resources/silver-book-ii-geriatric-syndromes
https://www.nature.com/articles/s41598-024-54254-y