Tuesday 18 June 2024

Harapan Baru: Menghadapi Sindrom Geriatri dengan Pendekatan Holistik

        Sindrom geriatri mengacu pada sekelompok kondisi kesehatan beragam yang umumnya terjadi pada orang lanjut usia dan tidak termasuk dalam kategori penyakit tertentu. Banyak kondisi paling umum yang ditangani oleh ahli geriatri, termasuk delirium, jatuh, kelemahan, pusing, sinkop, dan inkontinensia urin, diklasifikasikan sebagai sindrom geriatri. 

Sindrom geriatri muncul dari disfungsi multi sistem, sehingga sering kali sulit untuk diobati secara efektif. Jika sindrom geriatri tidak diobati, aktivitas hidup sehari-hari akan menurun, meningkatkan risiko dampak buruk seperti cacat fisik, kualitas hidup buruk, dan kematian.


Sindrom geriatri adalah kondisi klinis non penyakit.
(Sumber: foto paguyuban pengawas purna)

Sindrom geriatri adalah kondisi klinis non-penyakit pada lansia yang ditandai dengan berbagai penyebab yang menentukan manifestasi terpadu . Menurut definisi, ini mencakup sekelompok tanda dan gejala yang muncul secara bersamaan dan menjadi ciri suatu kelainan tertentu.

Sindrom geriatri mengacu pada sejumlah kondisi klinis yang umumnya terjadi pada lansia dan memiliki dampak signifikan pada kesehatan, kualitas hidup, dan kemampuan untuk menjalani kehidupan sehari-hari secara mandiri. 

Beberapa ciri utama yang dapat menunjukkan bahwa seorang lansia mungkin mengalami sindrom geriatri:

Kelemahan (Frailty):
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja.
  • Kelelahan yang berlebihan.
  • Kekuatan otot yang menurun.
  • Lambatnya kecepatan berjalan.
  • Aktivitas fisik yang berkurang.
Kognitif:
  • Delirium: Perubahan mendadak dalam status mental yang menyebabkan kebingungan, disorientasi, dan gangguan perhatian.
  • Demensia: Penurunan fungsi kognitif yang progresif, termasuk masalah dengan memori, bahasa, dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari.
Masalah Mobilitas:
  • Kesulitan berjalan atau menjaga keseimbangan.
  • Peningkatan risiko jatuh dan sering jatuh.
  • Osteoporosis dan fraktur tulang.
Inkontinensia Urin dan Feses:
  • Kesulitan mengendalikan buang air kecil atau besar.
  • Seringnya keinginan mendesak untuk buang air kecil.
Gangguan Gizi:
  • Malnutrisi atau kekurangan gizi.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Kesulitan menelan atau mengunyah makanan.
Gangguan Tidur:
  • Insomnia atau kesulitan tidur.
  • Gangguan tidur yang sering terjadi, seperti sleep apnea.
Masalah Psikologis:
  • Depresi dan kecemasan.
  • Perasaan kesepian dan isolasi sosial.
  • Penurunan minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati.
Masalah Sensorik:
  • Penurunan penglihatan, seperti katarak atau degenerasi makula.
  • Penurunan pendengaran.
Polifarmasi:
  • Penggunaan banyak obat secara bersamaan yang bisa menyebabkan interaksi obat yang merugikan.
Masalah Sosial dan Fungsional:
  • Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, dan makan.
  • Ketergantungan pada orang lain untuk bantuan sehari-hari.
  • Masalah dengan pengelolaan keuangan dan tugas rumah tangga.
Sindrom geriatri memerlukan pendekatan multidisiplin dalam penanganannya, melibatkan dokter, perawat, ahli gizi, fisioterapis, dan pekerja sosial untuk memastikan bahwa lansia mendapatkan perawatan yang komprehensif dan sesuai kebutuhan mereka. 

Sindrom geriatri banyak dialami oleh lansia.
(Sumber: foto paguyuban pengawas purna)

       Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap sindrom geriatri meliputi berbagai aspek fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan. 

Beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan atau memperburuk sindrom geriatri:

Usia:
  • Penuaan alami yang mengarah pada penurunan fungsi tubuh dan organ.
Kondisi Kesehatan Kronis:
  • Penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, artritis, dan penyakit paru-paru dapat memperburuk kesehatan lansia.
Kekurangan Nutrisi:
  • Malnutrisi atau diet yang tidak seimbang dapat melemahkan tubuh dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit.
Aktivitas Fisik yang Rendah:
  • Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot, kelemahan, dan penurunan fungsi kognitif.
Kesehatan Mental:
  • Kondisi seperti depresi, kecemasan, dan demensia dapat mempengaruhi kemampuan fungsional dan kualitas hidup.
Polifarmasi:
  • Penggunaan banyak obat sekaligus dapat menyebabkan interaksi obat yang merugikan dan efek samping yang memperburuk kondisi kesehatan.
Faktor Sosial dan Lingkungan:
  • Isolasi sosial, kesepian, dan kurangnya dukungan sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.
  • Lingkungan rumah yang tidak aman, seperti lantai licin atau pencahayaan yang buruk, dapat meningkatkan risiko jatuh dan cedera.
Riwayat Kesehatan:
  • Riwayat jatuh sebelumnya atau cedera serius dapat meningkatkan risiko kelemahan dan ketidakmampuan.
Genetik:
  • Faktor genetik mungkin mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap kondisi tertentu yang terkait dengan penuaan.
Kesehatan Sensorik:
  • Penurunan penglihatan dan pendengaran dapat mengurangi kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain, meningkatkan risiko kecelakaan dan isolasi.
Kondisi Akut:
  • Penyakit akut atau infeksi dapat memicu penurunan mendadak dalam kesehatan dan fungsi tubuh.
Kesehatan Kognitif:
  • Penurunan kognitif atau gangguan fungsi otak dapat mempengaruhi kemampuan untuk menjalani aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Gaya Hidup:
  • Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan pola makan yang buruk dapat memperburuk kondisi kesehatan.
Memahami faktor-faktor ini dapat membantu dalam pencegahan dan manajemen sindrom geriatri. Intervensi yang tepat dan dukungan dari keluarga, teman, serta profesional kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dan mencegah atau mengelola sindrom geriatri secara efektif.

       Mengobati sindrom geriatri memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan berbagai aspek kesehatan fisik, mental, dan sosial. 

Beberapa langkah umum yang dapat diambil dalam mengobati sindrom geriatri:

Penilaian Komprehensif:
  • Penilaian Kesehatan Fisik: Melakukan pemeriksaan medis menyeluruh untuk mengidentifikasi kondisi medis yang mendasari dan menilai status nutrisi, mobilitas, dan kesehatan sensorik.
  • Penilaian Kognitif: Evaluasi fungsi kognitif untuk mendeteksi adanya demensia atau gangguan kognitif lainnya.
  • Penilaian Psikologis: Memeriksa adanya depresi, kecemasan, atau masalah kesehatan mental lainnya.
  • Penilaian Sosial dan Lingkungan: Menilai dukungan sosial, kondisi tempat tinggal, dan kebutuhan fungsional sehari-hari.
Manajemen Kondisi Medis:
  • Pengobatan Penyakit Kronis: Mengelola penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung melalui pengobatan yang tepat, perubahan gaya hidup, dan pemantauan rutin.
  • Optimalisasi Polifarmasi: Meninjau dan menyesuaikan obat yang digunakan untuk menghindari interaksi obat yang merugikan dan mengurangi efek samping.
Intervensi Gizi:
  • Perbaikan Pola Makan: Memberikan diet yang seimbang dan kaya nutrisi untuk mencegah malnutrisi dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
  • Suplementasi: Menambahkan suplemen vitamin atau mineral jika diperlukan.
Peningkatan Aktivitas Fisik:
  • Latihan Rutin: Mendorong latihan fisik yang sesuai dengan kemampuan, seperti berjalan, latihan kekuatan, dan latihan keseimbangan untuk meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot.
  • Fisioterapi: Terapi fisik untuk mengatasi masalah mobilitas dan mengurangi risiko jatuh.
Dukungan Kesehatan Mental:
  • Terapi Psikologis: Konseling atau terapi untuk mengatasi depresi, kecemasan, atau masalah kesehatan mental lainnya.
  • Aktivitas Sosial: Meningkatkan interaksi sosial melalui kegiatan komunitas atau kelompok dukungan untuk mengurangi isolasi dan kesepian.
Peningkatan Kualitas Tidur:
  • Higiene Tidur: Menerapkan kebiasaan tidur yang baik, seperti menjaga jadwal tidur yang konsisten dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman.
  • Penanganan Gangguan Tidur: Mengobati kondisi seperti sleep apnea jika terdiagnosis.
Perbaikan Fungsi Kognitif:
  • Latihan Otak: Aktivitas yang merangsang kognitif seperti membaca, bermain teka-teki, dan belajar keterampilan baru.
  • Pengobatan: Penggunaan obat-obatan yang sesuai untuk mengatasi gejala demensia atau gangguan kognitif lainnya.
Modifikasi Lingkungan:
  • Keamanan Rumah: Menyesuaikan lingkungan rumah untuk mengurangi risiko jatuh, seperti memasang pegangan di kamar mandi, menghilangkan karpet yang licin, dan memastikan pencahayaan yang baik.
  • Alat Bantu: Menggunakan alat bantu seperti tongkat, alat bantu dengar, atau kacamata untuk meningkatkan kemandirian dan keselamatan.
Dukungan dan Edukasi Keluarga:
  • Pendidikan Keluarga: Memberikan edukasi kepada keluarga tentang cara merawat lansia dan mengenali tanda-tanda sindrom geriatri.
  • Dukungan Emosional: Menyediakan dukungan emosional bagi keluarga dan caregiver untuk mengurangi stres dan meningkatkan kualitas perawatan.
Perawatan Paliatif:
  • Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri kronis dan gejala lainnya untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup.
  • Dukungan Holistik: Pendekatan yang melibatkan perawatan fisik, emosional, dan spiritual untuk lansia dengan kondisi medis serius atau terminal.
Mengobati sindrom geriatri membutuhkan kerjasama antara lansia, keluarga, dan tim perawatan kesehatan untuk memastikan bahwa semua aspek kesehatan dan kesejahteraan terkoordinasi dengan baik.



Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ 

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2409147/

https://ascopubs.org/doi/10.1200/EDBK_237641

https://www.healthinaging.org/tools-and-tips/tip-sheet-guide-geriatric-syndromes-common-and-often-related-medical-conditions

https://www.bgs.org.uk/resources/silver-book-ii-geriatric-syndromes

https://journals.lww.com/jiag/fulltext/2022/18040/geriatric_syndromes__a_therapeutic_challenge.13.aspx

https://www.nature.com/articles/s41598-024-54254-y



No comments:

Post a Comment