Pemeriksaan fisik rutin: Ini termasuk memeriksa tekanan darah, denyut jantung, tingkat gula darah, dan berat badan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan tubuh berfungsi dengan baik.
Tes laboratorium: Tes darah dan urin dapat memberikan informasi tentang fungsi organ seperti ginjal, hati, serta status kolesterol dan gula darah, yang semuanya memengaruhi kesehatan umum.
Kesehatan mental: Evaluasi kognitif dan pemeriksaan kesehatan mental untuk mendeteksi tanda-tanda depresi, kecemasan, atau penyakit neurodegeneratif seperti demensia atau Alzheimer.
Kesehatan tulang dan otot: Karena usia tua sering disertai dengan penurunan massa otot dan kekuatan tulang, analisis melalui tes kepadatan tulang (osteoporosis) dan evaluasi kekuatan fisik adalah hal yang penting.
Kondisi kronis: Senior sering memiliki kondisi kronis seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung. Memantau dan mengelola kondisi ini sangat penting untuk memastikan mereka tetap berada dalam kondisi optimal.
Fungsi kognitif dan neurologis: Pemeriksaan terhadap memori, fungsi eksekutif, dan kemampuan motorik penting dilakukan untuk memastikan bahwa otak dan sistem saraf senior tetap sehat.
Kondisi prima Senior sangat relatif. (Sumber: foto Nenden) |
Tidak ada satu waktu yang bisa disebut "kondisi prima" secara universal untuk senior, karena "prima" tergantung pada standar yang berbeda dari kesehatan orang dewasa muda. Dengan mengelola faktor-faktor tersebut secara optimal dan mencegah komplikasi, kesehatan senior bisa tetap baik dan stabil.
Kondisi prima pada senior sulit ditentukan dengan satu ukuran waktu, karena setiap individu memiliki kondisi kesehatan yang unik. Namun, secara umum, kondisi prima pada senior bisa dianggap sebagai saat di mana:
Kesehatan fisik stabil: Mereka tidak memiliki keluhan besar terkait penyakit kronis atau kondisi yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Penyakit seperti hipertensi, diabetes, atau radang sendi terkontrol dengan baik.
Fungsi tubuh optimal: Meskipun mungkin ada penurunan kekuatan atau stamina dibanding saat lebih muda, senior yang berada dalam kondisi prima masih mampu melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan usianya, seperti berjalan kaki, olahraga ringan, atau melakukan kegiatan rumah tangga tanpa kelelahan berlebihan.
Kesehatan mental baik: Kondisi prima juga mencakup kesehatan mental yang stabil, seperti tidak adanya tanda-tanda depresi, kecemasan, atau masalah kognitif yang signifikan (seperti demensia).
Kemandirian dalam aktivitas sehari-hari: Senior yang prima dapat mengurus diri sendiri dan tetap mandiri, seperti dalam hal makan, mandi, berpakaian, dan berinteraksi sosial tanpa banyak bantuan.
Kualitas tidur dan nafsu makan baik: Senior yang berada dalam kondisi prima cenderung memiliki pola tidur yang teratur dan nafsu makan yang sehat.
Pada umumnya, kondisi prima senior tidak berarti mereka harus sekuat atau seaktif saat muda, tetapi lebih pada bagaimana mereka dapat menjalani kehidupan yang berkualitas, merasa bugar, dan tidak memiliki gangguan kesehatan yang signifikan. Kondisi ini juga sering terjadi ketika mereka secara teratur menjalani pemeriksaan kesehatan, menjaga pola hidup sehat, dan tetap aktif secara fisik dan mental.
Kegembiraan yang dapat membuat senior merasa berada dalam kondisi prima sering berkaitan dengan keseimbangan antara kesehatan fisik, emosional, dan sosial.
Beberapa hal yang umumnya memberikan kegembiraan dan membantu senior merasa prima adalah:
Keterlibatan Sosial: Interaksi dengan keluarga, teman, atau komunitas sangat penting bagi kesejahteraan emosional senior. Bertemu cucu, menghadiri acara keluarga, atau berpartisipasi dalam kelompok sosial bisa memberi mereka perasaan dihargai dan dicintai.
Aktivitas Fisik yang Sesuai: Olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang, atau yoga untuk lansia dapat memberikan rasa bugar dan energi. Senior merasa senang ketika mereka mampu melakukan aktivitas fisik tanpa merasa lelah atau sakit.
Rutinitas Harian yang Bermanfaat: Kegiatan sehari-hari yang sederhana seperti berkebun, merawat hewan peliharaan, atau memasak bisa memberi mereka rasa pencapaian dan kegembiraan, terutama ketika mereka merasa mandiri.
Pengembangan Diri dan Belajar Hal Baru: Keterlibatan dalam hobi, belajar keterampilan baru, seperti membaca, belajar musik, seni, atau bahkan teknologi, dapat memberi senior perasaan bahwa mereka masih berkembang dan memiliki makna dalam hidup.
Penerimaan dan Keseimbangan Emosi: Senior yang dapat menerima usia mereka dengan tenang, tanpa terlalu khawatir tentang penurunan fisik, biasanya merasa lebih puas dan bahagia. Dukungan emosional dari orang terdekat juga penting dalam hal ini.
Kesehatan yang Stabil: Senior yang merasa sehat secara fisik, bebas dari rasa sakit, atau memiliki kondisi medis yang terkelola dengan baik, sering merasa lebih bahagia dan energik. Merasa mampu menjaga kesehatannya adalah salah satu aspek kegembiraan yang besar.
Pengalaman Spiritual atau Religius: Bagi banyak senior, keterlibatan dalam kegiatan spiritual atau agama memberi kedamaian batin, tujuan hidup, dan perasaan terhubung dengan sesuatu yang lebih besar.
Bertualang atau Mengunjungi Tempat Baru: Meskipun mungkin tidak seaktif dulu, banyak senior yang menikmati perjalanan atau mengunjungi tempat-tempat yang menarik, baik itu wisata lokal, jalan-jalan, atau sekadar menikmati alam.
Kegembiraan ini membantu mereka merasa prima karena memberikan kepuasan batin, menjaga kebugaran fisik, dan membangun rasa koneksi dengan orang lain, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan dengan rasa positif dan optimisme.
Sumber:
https://www.everydayhealth.com/news/most-common-health-concerns-seniors/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7508736/
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ageing-and-health
https://www.apa.org/pi/aging/resources/guides/older
https://www.nia.nih.gov/health/caregiving/healthy-aging-tips-older-adults-your-life