Istilah medis untuk mengiler adalah "sialorrhea" atau "ptyalism". Istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana produksi saliva berlebihan, yang dapat menyebabkan air liur mengalir keluar dari mulut secara berlebihan.
Sialorrhea dapat terjadi pada semua kelompok usia, termasuk lansia, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kondisi medis, obat-obatan, atau gangguan saraf.
Mengiler (Sialorrhea) atau air liur yang berlebihan merupakan masalah utama pada anak-anak dengan cerebral palsy dan orang dewasa dengan gangguan neurodegeneratif.
Keluarnya air liur dari mulut saat tidur adalah hal yang sangat normal. Pasalnya, mulut akan terus memproduksi air liur atau saliva, bahkan saat Anda tertidur. Penyebab mengiler saat tidur biasanya karena mulut yang terbuka ketika itu.
Ilustrasi lansia mengiler ( Sumber: canva.com) |
Saat tidur, otot-otot tubuh rileks, apalagi jika memasuki tahap tidur REM (repid eye movement). Otot area mulut kondisi juga sama, sehingga mungkin saja Anda tertidur dalam posisi mulut yang terbuka. Mulut terbuka saat tidur juga biasanya disebabkan karena tubuh ingin mendapatkan lebih banyak oksigen, sehingga dengan otomatis Anda bernapas dari mulut.
Air liur yang terus-terusan diproduksi tersebut tidak bisa tertelan semua karena Anda tertidur, akhirnya air liur tertumpuk di mulut dan malah keluar, alias Anda mengiler.
Pada lansia air liur yang berlebihan tidak hanya memalukan, tetapi juga bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang mendasarinya. Air liur pada lansia adalah bagian yang tak terhindarkan dari proses penuaan. Lansia mengiler atau produksi saliva yang berlebihan dapat menjadi masalah yang lebih umum.
Lansia terbit air liur melihat makanan lezat hal yang normal (Sumber: foto grup bodrekers) |
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan lansia mengiler adalah:
🎃 Perubahan struktur dan fungsi mulut:
Proses penuaan dapat menyebabkan perubahan dalam struktur dan fungsi mulut. Misalnya, penurunan kontrol otot-otot wajah dan mulut dapat mempengaruhi kemampuan mengendalikan produksi saliva, sehingga menyebabkan mengiler.
🎃 Masalah gigi dan gusi:
Lansia sering menghadapi masalah gigi dan gusi seperti gigi yang tanggal, gigi palsu yang tidak pas, atau penyakit gusi. Masalah ini dapat mengganggu keseimbangan normal saliva di mulut dan menyebabkan mengiler.
🎃 Penggunaan obat-obatan:
Lansia umumnya lebih mungkin untuk mengonsumsi berbagai obat-obatan untuk kondisi kesehatan mereka. Beberapa obat-obatan tertentu, termasuk obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, depresi, atau penyakit Parkinson, dapat mempengaruhi produksi saliva dan menyebabkan mengiler.
🎃 Gangguan neuromuskuler:
Beberapa gangguan neuromuskuler yang lebih umum pada lansia, seperti penyakit Parkinson atau stroke, dapat mempengaruhi fungsi otot-otot yang terlibat dalam mengendalikan produksi saliva, sehingga menyebabkan mengiler.
🎃 Kehilangan gigi:
Kehilangan gigi dapat mengganggu distribusi saliva di dalam mulut dan menyebabkan mengiler.
💬 Mengiler yang berlebihan pada lansia dapat menyebabkan tidak nyaman dan kesulitan dalam berbicara, makan, atau menelan.
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan lansia mengiler adalah:
👷 Penyakit Parkinson:
Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang mempengaruhi sistem saraf dan dapat menyebabkan perubahan dalam kontrol otot. Salah satu gejala yang mungkin terjadi pada penyakit Parkinson adalah peningkatan produksi saliva dan mengiler yang berlebihan.
👷 Stroke:
Stroke adalah kondisi di mana pasokan darah ke otak terganggu, biasanya karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Stroke dapat mempengaruhi berbagai fungsi otak dan saraf, termasuk kontrol terhadap produksi saliva. Akibatnya, seseorang yang telah mengalami stroke dapat mengalami masalah mengiler.
👷 Gangguan neuromuskuler lainnya:
Selain penyakit Parkinson, ada beberapa gangguan neuromuskuler lainnya yang dapat mempengaruhi kontrol otot dan mengakibatkan mengiler berlebihan pada lansia. Contoh lain termasuk sindrom Tourette, distrofi otot, atau neuropati perifer.
👷 Penyakit Alzheimer:
Penyakit Alzheimer adalah bentuk umum dari demensia yang berkaitan dengan kerusakan otak dan penurunan fungsi kognitif. Pada tahap lanjut penyakit Alzheimer, kontrol terhadap produksi saliva dapat terganggu, menyebabkan mengiler berlebihan.
👷 Efek samping obat-obatan:
Lansia sering mengonsumsi berbagai jenis obat untuk mengelola kondisi kesehatan mereka. Beberapa obat, seperti obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, depresi, atau penyakit Parkinson, dapat menyebabkan efek samping berupa meningkatnya produksi saliva dan mengiler.
💭 Perlu diingat bahwa mengiler pada lansia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan lebih baik berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat.
Beberapa contoh makanan yang dapat membantu mengurangi jumlah saliva atau air liur :
🍪 Biskuit kering:
Biskuit kering atau kerupuk memiliki tekstur kering yang dapat membantu menyerap saliva berlebih.
🍪 Roti tawar atau roti gandum:
Roti tawar atau roti gandum dengan tekstur yang lebih kering dapat membantu menyerap saliva.
🍪 Biji-bijian:
Biji-bijian seperti beras, quinoa, atau bulgur memiliki tekstur kering dan serat tinggi yang dapat membantu mengurangi produksi saliva berlebih.
🍪 Buah-buahan yang dikeringkan:
Buah-buahan seperti kismis, aprikot kering, atau plum kering memiliki tekstur yang kering dan dapat membantu menyerap saliva.
🍪 Keripik singkong atau keripik kentang:
Keripik singkong atau keripik kentang dapat menjadi pilihan makanan dengan tekstur kering untuk mengurangi mengiler.
🍪 Kurma:
Kurma kering memiliki tekstur yang lebih kering dan dapat membantu menyerap saliva berlebih.
🍪 Sayuran mentah atau rebus:
Sayuran mentah atau direbus seperti wortel, seledri, atau brokoli memiliki tekstur yang kering dan dapat membantu mengurangi produksi saliva.
🍪 Camilan garing:
Camilan seperti kacang panggang, biji labu panggang, atau kerupuk jagung memiliki tekstur yang kering dan dapat membantu menyerap saliva berlebih.
Beberapa kiat yang dapat membantu mencegah atau mengurangi masalah mengiler pada lansia:
💡 Konsultasikan dengan dokter:
Jika mengiler menjadi masalah yang signifikan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat. Dokter dapat melakukan pemeriksaan dan mengevaluasi kondisi kesehatan yang mendasari yang mungkin mempengaruhi produksi saliva.
💡 Perawatan mulut yang baik:
Menjaga kebersihan mulut yang baik dapat membantu mengurangi masalah mengiler. Sikat gigi secara teratur, gunakan benang gigi, dan berkumurlah dengan air kumur antibakteri. Berkonsultasilah dengan dokter gigi untuk mendapatkan nasihat tentang perawatan mulut yang sesuai.
💡 Perhatikan pola makan:
Hindari makanan yang menggugah produksi saliva seperti makanan yang terlalu manis, asam, atau pedas. Sementara itu, makan makanan yang lebih kering atau serat tinggi dapat membantu menyerap saliva berlebih.
Makanan yang dapat menggugah selera dan air liur ( Sumber: foto grup bodrekers) |
💡 Hindari stimulus yang meningkatkan produksi saliva:
Beberapa stimulus seperti permen karet, permen, atau makanan yang perlu dikunyah secara berlebihan dapat merangsang produksi saliva. Menghindari stimulus ini dapat membantu mengurangi mengiler.
💡 Posisi duduk yang baik saat makan:
Saat makan, pastikan lansia dalam posisi duduk tegak dengan kepala sedikit miring ke depan. Ini dapat membantu mengarahkan aliran saliva ke dalam mulut dan mengurangi risiko mengiler.
💡 Evaluasi obat-obatan:
Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan efek samping berupa meningkatnya produksi saliva. Diskusikan dengan dokter atau apoteker tentang efek samping obat yang sedang dikonsumsi dan apakah ada alternatif yang dapat mengurangi masalah mengiler.
💡 Terapi fisik atau terapi okupasi:
Untuk lansia dengan gangguan neuromuskuler yang mendasari, terapi fisik atau terapi okupasi dapat membantu meningkatkan kontrol otot dan mengurangi mengiler.
💬 Bicarakan dengan dokter tentang penggunaan obat-obatan yang dapat membantu mengurangi produksi saliva berlebihan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan seperti antikolinergik atau botulinum toxin untuk mengatasi masalah mengiler.
💬 Makanan dengan tekstur kering atau serat tinggi dapat membantu menyerap saliva berlebih dan mengurangi masalah mengiler.
💬 Penting untuk diingat bahwa setiap individu dapat merespons makanan dengan cara yang berbeda, jadi eksperimen dengan berbagai makanan untuk menemukan yang paling membantu dalam mengurangi air liur. Selain itu, berkonsultasilah dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan nasihat yang sesuai dengan kebutuhan khusus Anda.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3709276/
https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2004/0601/p2628.html
https://www.healthline.com/health/dental-and-oral-health/hypersalivation