Sunday, 19 February 2023

Game Over lansia

     Bermain game dapat memberikan manfaat untuk lansia, seperti melatih keterampilan kognitif, meningkatkan kesehatan mental, dan memperbaiki kesehatan fisik. Game juga dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk menjaga koneksi sosial dan terhubung dengan teman dan keluarga.

Namun, seperti halnya dengan aktivitas fisik lainnya, penting untuk memilih game yang tepat dan membatasi durasi bermain. Game yang terlalu rumit atau terlalu intens dapat menimbulkan kecemasan dan stres, sementara bermain game terlalu lama dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada tubuh dan merusak kesehatan fisik. 

Sumber: hybrid.co.id

Game yang cocok untuk lansia adalah game yang dapat membantu melatih kemampuan kognitif mereka, seperti memori, perhatian, dan pemecahan masalah.

Berikut beberapa contoh game yang cocok untuk lansia:

👌 Sudoku: Game ini melatih kemampuan pemecahan masalah dan logika, serta dapat membantu meningkatkan daya ingat.

👌 Catur: Game ini memerlukan strategi dan kemampuan berpikir, serta dapat membantu melatih keterampilan memori dan perhatian.

👌 Puzzle: Berbagai jenis puzzle, seperti puzzle jigsaw dan puzzle logika, dapat membantu melatih kemampuan kognitif dan keterampilan motorik halus.

👌 Game memori: Game yang memerlukan pemilihan dan memori pola, seperti "Simon Says" atau "Memory Match", dapat membantu melatih daya ingat dan perhatian.

👌 Game trivia: Game trivia atau kuis dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan memori tentang berbagai topik.

👌 Game olah raga virtual: Game yang meniru olahraga, seperti tenis atau bowling, dapat membantu melatih keterampilan motorik halus dan koordinasi.

      Penting untuk dicatat bahwa tidak semua game cocok untuk setiap orang, termasuk lansia. Sebaiknya, pilih game yang disesuaikan dengan kemampuan individu dan minat mereka, serta pastikan untuk bermain dalam batas yang sehat dan aman. lansia juga dapat mempertimbangkan bermain game video ringan atau game seluler yang dirancang khusus untuk melatih keterampilan kognitif. 

Syarat-syarat untuk game yang baik bagi lansia adalah sebagai berikut:

Mudah dipahami: 

🎮 Game tersebut harus memiliki aturan yang sederhana dan mudah dipahami oleh lansia. Antarmuka dan instruksi game harus jelas dan intuitif.

🎮 Tidak terlalu menuntut fisik:

Game yang baik untuk lansia sebaiknya tidak memerlukan gerakan fisik yang intens atau cepat. Gerakan yang lebih lambat dan kontrol yang mudah dijangkau akan lebih sesuai.

🎮 Memiliki tingkat kesulitan yang dapat disesuaikan:

Game sebaiknya memiliki tingkat kesulitan yang dapat disesuaikan, sehingga lansia dapat menyesuaikan tantangan sesuai dengan kemampuan mereka. Ini memungkinkan mereka untuk tetap tertantang tanpa merasa terlalu sulit .

🎮 Merangsang kognisi: 

Game tersebut sebaiknya merangsang berbagai keterampilan kognitif seperti memori, pemecahan masalah, pemikiran logis, dan persepsi visual. Game dengan elemen seperti teka-teki, memori, atau strategi dapat membantu melatih keterampilan ini.

🎮 Menyediakan umpan balik yang positif: 

Game yang memberikan umpan balik positif, hadiah, atau penguatan dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan lansia saat bermain. Ini dapat berupa suara atau visual yang menggembirakan saat mencapai tujuan dalam permainan.

🎮 Menyediakan variasi dan keberagaman: 

Game yang menawarkan variasi dan keberagaman dalam tugas atau tantangan akan lebih menarik bagi lansia. Ini membantu mencegah kebosanan dan memastikan adanya stimulus yang beragam untuk otak.

🎮 Mendukung interaksi sosial: 

Beberapa game yang dirancang khusus untuk lansia juga memungkinkan interaksi sosial, baik secara langsung maupun melalui mode multiplayer online. Ini dapat membantu lansia terhubung dengan orang lain dan meningkatkan kesejahteraan sosial mereka.

      Beberapa perusahaan game bahkan telah mengembangkan game khusus untuk lansia dengan kontrol yang lebih mudah dan konten yang lebih ramah bagi lansia. Namun, penting untuk membatasi waktu bermain dan memilih game yang tepat untuk kemampuan individu dan minat mereka.

Ada beberapa situs web yang menyediakan game untuk lansia.

Berikut beberapa contohnya:

💥 Brain Games - situs ini menyediakan berbagai game otak gratis, termasuk game kognitif yang dirancang khusus untuk lansia.

💥 Lumosity - situs ini menawarkan game otak yang dirancang untuk melatih keterampilan kognitif seperti memori, perhatian, dan pemecahan masalah.

💥 AARP Games - situs ini menyediakan berbagai game gratis, termasuk game papan, game kartu, dan teka-teki yang cocok untuk lansia.

💥 SeniorsZen - situs ini menyediakan game olahraga virtual yang dirancang khusus untuk lansia, seperti golf, bowling, dan bola bocce.

💥 Games for the Brain - situs ini menyediakan berbagai game otak gratis, termasuk game kognitif dan game perhatian yang cocok untuk lansia.




Sumber:

https://www.sovahealthcare.co.uk/blog/games-to-help-with-dementia-our-top-5/

https://www.goldencarers.com/games-for-people-living-with-dementia/4779/

https://games.aarp.org/

https://www.brainhq.com/?v4=true&fr=y

https://www.lumosity.com/en/

Popok untuk lansia

          Saat melakukan perjalanan jauh, lansia mungkin akan sulit untuk menemukan toilet secara teratur. Selain itu, perjalanan jauh dapat memperburuk kondisi inkontinensia dan membuat lansia merasa tidak nyaman. Oleh karena itu, menggunakan popok sekali pakai atau kain dapat membantu mengatasi masalah ini dan menjaga kenyamanan selama perjalanan.

Tidak semua lansia membutuhkan popok saat melakukan perjalanan. Namun, jika lansia mengalami inkontinensia atau kesulitan untuk mengontrol kandung kemih mereka, maka menggunakan popok saat melakukan perjalanan dapat membantu menjaga kebersihan dan kenyamanan mereka.

Penyebab Inkontinensia pada lansia

Inkontinensia adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kendali atas kandung kemih atau rektum mereka, sehingga menyebabkan kebocoran urine atau tinja. Lansia lebih rentan mengalami inkontinensia karena beberapa alasan, antara lain:

👴 Menurunnya otot-otot panggul: 

Otot-otot panggul dapat melemah seiring bertambahnya usia, terutama pada wanita setelah menopause. Ini dapat menyebabkan kesulitan untuk mengontrol kandung kemih atau rektum.

👴 Kehilangan elastisitas kulit: 

Kulit di sekitar uretra dan anus juga dapat kehilangan elastisitasnya seiring bertambahnya usia, yang dapat menyebabkan kebocoran urine atau tinja.

👴 Penyakit atau kondisi medis:

Beberapa penyakit atau kondisi medis seperti diabetes, stroke, demensia, infeksi saluran kemih, atau operasi panggul dapat menyebabkan inkontinensia.

👴 Efek samping obat-obatan: Beberapa obat-obatan tertentu, seperti diuretik atau obat penenang, dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil atau inkontinensia.

👴 Gaya hidup: Kebiasaan hidup seperti merokok, minum alkohol, atau konsumsi kafein dapat meningkatkan risiko inkontinensia

Sumber: grid.co.id

Pemilihan Popok Lansia

Popok untuk lansia biasanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka yang mungkin mengalami inkontinensia atau kesulitan untuk mengontrol kandung kemih mereka. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika memilih popok untuk lansia adalah:

👵 Jenis popok: 

Ada beberapa jenis popok yang tersedia, termasuk popok sekali pakai, popok kain, dan celana dalam penuh. Popok sekali pakai biasanya lebih mudah digunakan dan lebih nyaman bagi banyak lansia, sementara popok kain dan celana dalam penuh dapat lebih tahan lama dan ramah lingkungan.

👵 Ukuran: 

Popok harus dipilih dengan ukuran yang sesuai agar pas di tubuh lansia dan tidak menyebabkan kebocoran. Beberapa produsen popok memiliki ukuran yang berbeda, jadi pastikan untuk memeriksa petunjuk ukuran pada kemasan.

👵 Kapasitas penyerapan: 

Popok yang baik untuk lansia harus dapat menyerap banyak cairan agar dapat digunakan dalam waktu yang lama dan mencegah kebocoran. Pastikan untuk memeriksa kapasitas penyerapan popok sebelum membelinya.

👵 Kualitas bahan: 

Bahan popok harus nyaman untuk digunakan dan tidak mengiritasi kulit. Pilih popok yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

👵 Kemudahan penggunaan: Popok harus mudah digunakan dan diubah oleh lansia atau perawat yang merawat mereka.

      Namun, keputusan untuk menggunakan popok saat melakukan perjalanan sepenuhnya tergantung pada kondisi lansia dan kebutuhan mereka.

Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis terkait sebelum memutuskan untuk menggunakan popok. Selain itu, pastikan untuk membawa popok yang cukup selama perjalanan dan menggantinya secara teratur untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan selama perjalanan.Selamat bersenang-senang bertamasya tanpa repot dengan masalah pipis.



Sumber:

https://nafc.org/preventing-incontinence-before-starts/


Tahun Poltik untuk Lansia

     Tahun 2023 sampai tahun 2024 merupakan tahun yang penuh gejolak politik, para politikus bermanuver dengan strateginya untuk mendapat kemenangan. Semua potensi dikerahkan untuk mencapai tujuan antara lain dengan pemilih lansia.

WHO membagi lanjut usia menurut tingkatan umur lansia, yaitu: 
1) Usia pertengahan (middle age) antara 45-59 tahun 
2) Usia lanjut (elderly) 60-70 tahun
3) Usia lanjut (old) antara 75-90 tahun 
4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

Undang-undang Kesejahteraan Lansia No.13 tahun 1998, disebutkan, yang termasuk kategori kelompok lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. 

Dalam Undang-undang yang sama, lanjut usia dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu lanjut usia potensial dan lanjut usia tidak potensial. 

Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan atau Jasa. Sementara lanjut usia tidak potensial adalah
lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain. 

Sumber: antaranews


Lansia harus memiliki beberapa sikap agar terjadi peningkatan kesejahteraan lansia :

✌ Sikap lansia dalam pemilihan presiden sebaiknya sama dengan sikap masyarakat pada umumnya, yaitu berdasarkan pada pertimbangan pemilihan calon presiden yang terbaik untuk negara dan masyarakat. Sebagai warga negara yang dewasa, lansia memiliki hak yang sama dengan generasi lainnya dalam memilih pemimpin yang akan memimpin negara. 

✌ Sebagai generasi yang lebih berpengalaman dan lebih banyak mengalami berbagai fase dalam hidup, lansia bisa memberikan kontribusi yang berharga dalam memilih pemimpin yang tepat. Dalam memilih calon presiden, lansia sebaiknya melakukan evaluasi terhadap rekam jejak calon presiden dalam memimpin dan merealisasikan visi dan misinya. 

✌ Lansia juga bisa melihat kemampuan calon presiden dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat yang lebih tua, seperti memberikan akses pelayanan kesehatan yang lebih baik dan memperjuangkan hak-hak sosial ekonomi bagi lansia. ðŸ‘´ðŸ‘µ

✌ Lansia juga cenderung memilih calon presiden yang memperjuangkan hak-hak sosial dan ekonomi bagi lansia, seperti akses pelayanan kesehatan yang lebih baik dan perlindungan bagi warga lanjut usia.

✌ lansia mungkin juga cenderung memilih calon presiden yang memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan generasi muda dan mengupayakan pembangunan yang berkelanjutan bagi masa depan generasi mendatang.

✌ Setiap lansia memiliki pandangan yang berbeda-beda, tergantung pada latar belakang, pengalaman hidup, dan nilai-nilai pribadi masing-masing.

Berikut adalah beberapa aspek mental yang perlu diperhatikan dalam pemilihan:
👳 Keterbukaan:
Lansia perlu memiliki sikap terbuka terhadap informasi baru dan perubahan. Mereka harus siap untuk menerima pembaruan dan mempelajari hal-hal baru yang terkait dengan pemilihan yang mereka hadapi.

👳 Ketegasan: 
Lansia perlu memiliki kejelasan dan ketegasan dalam membuat keputusan. Mereka harus memahami tujuan dan preferensi mereka sendiri, serta mampu mengambil keputusan dengan penuh keyakinan.

👳 Kepercayaan diri:
 Penting bagi lansia untuk memiliki kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk membuat pilihan yang tepat. Ini melibatkan menghargai pengetahuan, pengalaman, dan intuisi mereka sendiri.

👳 Ketahanan emosional: 
Lansia perlu memiliki ketahanan emosional untuk menghadapi stres atau ketidakpastian yang mungkin timbul selama proses pemilihan. Mereka perlu mampu mengelola emosi mereka dengan baik dan tetap tenang dalam menghadapi situasi yang menantang.

        Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap lansia untuk melakukan penelitian dan evaluasi terhadap calon presiden sebelum membuat keputusan dalam memilih calon presiden yang tepat sesuai dengan nilai-nilai dan kepentingan pribadinya.
Namun, terlepas dari sikap politik pribadi masing-masing, lansia harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.

Setelah pemilihan selesai, lansia sebaiknya tetap mendukung keputusan rakyat dan memperkuat persatuan sebagai satu kesatuan bangsa untuk mencapai kemajuan bersama, khususnya kesejahteraan lansia.

Sumber:




Tuesday, 14 February 2023

Dampak Begadang untuk lansia

 "Begadang boleh saja asal ada gunanya", salah satu lirik lagu dangdut dari H. Oma Irama. Begadang atau kurang tidur dapat mempengaruhi kesehatan seseorang dan berujung dengan kematian.

Sumber:tribun.menado

Beberapa dampak negatif dari begadang antara lain:

☝ Kurang tidur dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh seseorang, sehingga meningkatkan risiko terkena infeksi dan penyakit.

☝ Begadang dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

☝ Kurang tidur dapat memengaruhi kesehatan mental dan emosional, termasuk meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya.

☝ Begadang dapat menyebabkan masalah kognitif, termasuk kesulitan berkonsentrasi, sulit mengingat, dan kehilangan kreativitas.

☝ Begadang juga dapat mempengaruhi kinerja fisik seseorang, termasuk penurunan daya tahan, kekuatan otot, dan keseimbangan tubuh.

       Dalam jangka pendek, begadang mungkin tidak memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan, tetapi kebiasaan ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius jika dilakukan secara terus-menerus dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa Anda memiliki pola tidur yang sehat dan cukup untuk mendukung kesehatan Anda.

Jumlah waktu tidur yang cukup.

Waktu tidur yang cukup dapat bervariasi tergantung pada usia, kondisi kesehatan, dan faktor-faktor lainnya. Berikut ini adalah rekomendasi jumlah waktu tidur yang dianjurkan oleh National Sleep Foundation untuk setiap kelompok usia:

Bayi usia 0-3 bulan: 14-17 jam per hari

Bayi usia 4-11 bulan: 12-15 jam per hari

Anak usia 1-2 tahun: 11-14 jam per hari

Anak usia 3-5 tahun: 10-13 jam per hari

Anak usia 6-13 tahun: 9-11 jam per hari

Remaja usia 14-17 tahun: 8-10 jam per hari

Dewasa usia 18-64 tahun: 7-9 jam per hari

Lanjut usia 65 tahun ke atas: 7-8 jam per hari

Namun, perlu diingat bahwa jumlah waktu tidur yang dibutuhkan seseorang dapat bervariasi, tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi kesehatan, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi lingkungan tidur. Penting untuk mendengarkan tubuh Anda dan tidur sebanyak yang Anda butuhkan untuk merasa segar dan bertenaga setiap hari.

Beda tidur malam dan siang 

Tidur malam dan tidur siang memiliki perbedaan dalam hal kualitas dan manfaat kesehatan. Tidur malam adalah tidur yang terjadi pada malam hari ketika tubuh dan otak memasuki tahap istirahat yang lebih dalam, sedangkan tidur siang adalah tidur yang terjadi selama siang hari.Perbedaan utama antara tidur malam dan tidur siang adalah bahwa tidur malam secara alami melibatkan tahap-tahap tertentu dari siklus tidur yang lebih dalam dan lebih memperbaiki tubuh, sementara tidur siang cenderung lebih ringan dan tidak memiliki tahap tidur yang mendalam. Oleh karena itu, tidur malam dianggap lebih baik untuk memulihkan kesehatan fisik dan mental, sementara tidur siang dapat membantu mengurangi rasa lelah dan meningkatkan konsentrasi.

Ritme sirkadian tubuh manusia didasarkan pada siklus terang-gelap, sehingga tidur di malam hari dapat membantu tubuh memproduksi hormon tidur alami dan mempromosikan keseimbangan hormon tubuh secara keseluruhan. Meskipun tidur siang dapat membantu memperbaiki kualitas dan durasi tidur malam yang tidak cukup, hal itu tidak dapat menggantikan tidur malam secara keseluruhan.

Meskipun demikian, kondisi tertentu seperti shift kerja, perjalanan jarak jauh, atau kondisi medis tertentu, dapat membuat orang tidur di siang hari. Dalam hal ini, tidur siang dapat menjadi alternatif yang bermanfaat untuk memastikan tubuh tetap mendapatkan istirahat yang cukup. Namun, penting untuk diingat bahwa tidur siang yang terlalu lama atau tidak teratur dapat mempengaruhi pola tidur malam seseorang dan memperburuk gangguan tidur.

 Semua kembali kepada sikap masing-masing, selamat tidur sehat.


Sumber:

https://www.thensf.org/

https://thesleepdoctor.com/aging/



Jaga Kesehatan Mulut lansia, Untuk Badan Sehat

 

         Pepatah mengatakan " Mulutmu adalah harimaumu", yang bermakna ucapan seseorang dapat membahayakan diri sendiri, bahkan dapat saling baku bunuh. 

Sumber: jawa pos

Sumber: news.detik.com

Para lansia juga memiliki permasalahan dengan mulut yang menimbulkan gangguan dalam proses mengunyah makanan, yang pada akhirnya berujung pada kesehatan badan lansia.

Beberapa masalah mulut yang sering terjadi pada lansia antara lain:

1.Gigi tanggal atau patah: 

Hal ini bisa terjadi akibat penuaan dan kebiasaan buruk seperti merokok atau mengunyah makanan yang keras.

2. Penyakit periodontal: 

Merupakan infeksi pada gusi dan tulang pendukung gigi, yang bisa mengakibatkan kerusakan pada gigi dan gigi goyang bahkan tanggal.

3. Kandidiasis oral:

 Adalah infeksi jamur yang sering terjadi pada lansia, terutama pada mereka yang mengalami penurunan daya tahan tubuh.

4. Mulut kering: 

Kondisi di mana produksi air liur menurun, yang bisa menyebabkan masalah pada gigi dan gusi serta meningkatkan risiko terjadinya infeksi mulut.

5. Lesi mulut: 

Seperti bisul atau sariawan yang bisa terjadi akibat kekurangan nutrisi, stres, atau penurunan daya tahan tubuh.

6.Kanker mulut:

 Pada usia lanjut, risiko terjadinya kanker mulut dan tenggorokan meningkat.

Beberapa faktor gigi lansia rontok , antara lain:

a. Abfraksi gigi: 

Terjadi karena gesekan yang berlebihan pada gigi dan dapat mengakibatkan retak dan pecahnya email gigi sehingga gigi menjadi lebih mudah tanggal.

b .Penyakit periodontal: 

Merupakan infeksi pada gusi dan tulang pendukung gigi, yang dapat menyebabkan gigi menjadi lebih mudah goyah dan rontok.

c. Resorpsi tulang alveolar: 

Merupakan kondisi di mana tulang yang mendukung gigi mulai menipis dan hilang, sehingga gigi menjadi lebih mudah tanggal.

d. Karies gigi: 

Penumpukan plak dan asam yang dihasilkan bakteri dapat menyebabkan kerusakan pada email gigi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.

Pencegahan agar gigi tidak cepat rusak

Beberapa makanan yang dapat merusak gigi lansia antara lain:

  • Makanan yang manis dan lengket seperti permen, cokelat, dan kue kering dapat menempel pada gigi dan menyebabkan kerusakan pada email gigi.
  • Minuman bersoda dan minuman energi yang mengandung asam dapat mengikis email gigi dan menyebabkan gigi lebih mudah berlubang.
  • Makanan yang keras dan renyah seperti kacang, kerupuk, dan popcorn dapat menyebabkan retak dan pecahnya email gigi, serta merusak gigi yang sudah longgar.
  • Alkohol dan merokok dapat merusak jaringan mulut dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada gusi dan gigi.

Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman yang dapat merusak gigi dan mulut, serta menjaga kebersihan gigi dan gusi dengan rajin melakukan perawatan gigi setiap hari dan periksa gigi secara rutin ke dokter gigi.

Gigi palsu untuk lansia

Gigi palsu atau gigi tiruan dapat menjadi pilihan untuk menggantikan gigi yang hilang pada lansia. Gigi palsu bisa dipasang secara permanen atau sementara, tergantung pada kondisi gigi dan kesehatan umum pasien. 

Gigi palsu dapat membantu lansia untuk dapat mengunyah makanan dengan lebih mudah, meningkatkan fungsi bicara, dan memperbaiki penampilan gigi dan senyum. 

Namun, perlu diingat bahwa gigi palsu juga memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang baik untuk menghindari masalah seperti infeksi pada gusi, bau mulut, dan kerusakan pada gigi palsu itu sendiri.

Sebelum memilih gigi palsu, sebaiknya lansia berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mengetahui pilihan terbaik sesuai dengan kondisi gigi dan kesehatan umum pasien. 

Dokter gigi dapat memberikan saran tentang jenis gigi palsu yang cocok, cara pemakaian dan perawatan yang baik, serta memberikan informasi terkait biaya dan efek samping yang mungkin timbul.

Beberapa cara untuk menjaga gigi lansia antara lain:

1. Menjaga kebersihan gigi dengan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi yang mengandung fluoride.

2. Rutin periksakan gigi ke dokter gigi setidaknya dua kali dalam setahun.

3. Menghindari makanan yang manis dan lengket serta minuman yang mengandung asam.

4. Mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium, seperti produk susu, sayuran hijau, dan ikan.

5.Menggunakan gigi palsu atau alat bantu lainnya jika terdapat gigi yang tanggal atau rusak parah.

Jika gigi terasa nyeri atau ada masalah lain, segera berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.



Sumber:

https://www.webmd.com/oral-health/guide/tooth-decay-prevention

https://www.dentalhealth.org/get-advice

https://www.ada.org/publications/ada-news

Monday, 13 February 2023

Tongkat Bukan Hiasan, Alat Bantu Mobilitas Untuk Lansia


              Melihat lansia berjalan dengan limbung, keseimbangan terganggu tentu saja mengganggu mobilitas, dan kuatir jatuh yang mengakibatkan risiko lebih fatal.

Memang tidak semua orang lanjut usia membutuhkan tongkat, tetapi bagi beberapa orang, tongkat dapat membantu mempermudah mobilitas dan mengurangi risiko jatuh. 

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan orang lanjut usia akan tongkat, antara lain:

A. Kondisi kesehatan: 

Orang lanjut usia yang memiliki masalah dengan keseimbangan, koordinasi, atau penglihatan sering membutuhkan bantuan untuk berjalan dan mempertahankan keseimbangan.

B. Kecepatan berjalan: 

Orang lanjut usia yang berjalan lebih lambat sering membutuhkan dukungan untuk membantu mereka berjalan dengan lebih stabil.

C. Riwayat jatuh:

Orang lanjut usia yang memiliki riwayat jatuh sering membutuhkan tongkat untuk mengurangi risiko jatuh.

D. Mobilitas: 

Orang lanjut usia yang memiliki masalah dengan mobilitas, seperti artritis, dapat membutuhkan tongkat untuk membantu mereka bergerak

Cara memilih tongkat

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tongkat untuk orang lanjut usia, seperti:

1. Ketinggian tongkat: 

Tongkat harus memiliki ketinggian yang sesuai dengan tinggi pemakainya agar mereka merasa nyaman dan dapat menopang berat badan dengan baik.

2. Kualitas bahan: 

Tongkat harus terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama seperti kayu atau alumunium, agar tidak mudah patah atau rusak.

3. Desain grip: 

Grip atau pegangan tongkat harus nyaman digenggam dan tidak licin, agar tidak mudah terjatuh.

4.Berat: 

Tongkat harus ringan agar mudah dibawa dan digunakan.

Macam macam tongkat lansia

Ada beberapa jenis tongkat yang dapat digunakan oleh orang lanjut usia, di antaranya adalah:

1.1. Tongkat Jalan (Walking Stick)

Ini adalah jenis tongkat yang paling umum dan biasa digunakan oleh orang lanjut usia. Tongkat ini memiliki satu ujung yang digunakan untuk berdiri dan membantu berjalan.

1.2. Tongkat Gabungan (Combination Cane): Tongkat ini memiliki dua atau lebih bagian yang dapat disatukan sehingga dapat digunakan sebagai tongkat jalan atau sebagai kursi ketika dibutuhkan.

1.3. Tongkat Kursi (Seat Cane)

Tongkat ini memiliki bagian atas yang dapat digunakan sebagai kursi sederhana ketika pemakai ingin duduk dan beristirahat.


1.4. Tongkat Kursi Lipat (Folding Seat Cane): 

Tongkat ini mirip dengan tongkat kursi, tetapi memiliki desain lipat sehingga mudah dibawa dan disimpan.

1.4. Tongkat Berat (Heavy Duty Cane): 

Tongkat ini terbuat dari bahan yang lebih kuat dan berat dibandingkan dengan jenis tongkat lainnya, dan biasanya digunakan oleh orang lanjut usia dengan berat badan yang lebih besar.

1.5. Tongkat Keseimbangan (Balance Cane):

 Tongkat ini memiliki dua ujung yang sama besar dan membantu menjaga keseimbangan pemakai.

       ðŸ’¬   Semua jenis tongkat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pemilihan tergantung pada kebutuhan dan preferensi masing-masing individu. 

Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan sebelum membeli tongkat untuk memastikan bahwa ini adalah pilihan yang tepat bagi kondisi kesehatan dan mobilitas mereka. 

Tongkat dapat membantu orang lanjut usia menjaga keseimbangan dan mempermudah mobilitas mereka.  


Sumber:

https://www.verywellhealth.com/how-to-use-crutches-2549326




Sunday, 12 February 2023

Smartwatch Bukan Untuk Lansia Pintar

        Sering dari orang tua kita yang sudah lansia bila bepergian, lupa pulang ke rumah, mereka bingung untuk kembali. Hal ini merupakan gejala dari kepikunan karena usia. Sementara anak-anaknya juga bingung, ke mana untuk mencarinya. Perkembangan era digital memberi solusi, bagaimana untuk mengetahui posisi keberadaannya.

Bapak/ibu dan saudara yang memiliki orang tua dapat memberikan jam pintar untuk dikenakan.  Manfaat jam pintar sering disebut smartwatch, adalah:

Jam pintar atau smartwatch dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi lansia. Berikut adalah beberapa manfaat utama jam pintar untuk lansia:

 ðŸ“£  Kesehatan:
Banyak jam pintar saat ini dilengkapi dengan sensor dan fitur yang dapat memantau kesehatan penggunanya. Misalnya, mereka dapat mengukur detak jantung, tingkat aktivitas fisik, kualitas tidur, dan kadar oksigen dalam darah. Data ini dapat memberikan pemantauan kesehatan yang lebih baik bagi lansia dan membantu mereka memperhatikan perubahan yang mungkin perlu ditangani.
 ðŸ“£ Notifikasi dan Pengingat: 
Jam pintar dapat memberikan notifikasi dan pengingat yang berguna bagi lansia. Mereka dapat mengingatkan mereka untuk minum obat secara teratur, mengingatkan jadwal janji dokter, atau memberi tahu mereka tentang aktivitas atau tugas penting yang perlu dilakukan.

 ðŸ“£ Keamanan dan Pemantauan:
Beberapa jam pintar memiliki fitur keamanan darurat yang memungkinkan pengguna lansia untuk mengirimkan pesan darurat atau panggilan bantuan dengan cepat jika mereka menghadapi situasi darurat atau merasa tidak aman. Selain itu, beberapa jam pintar juga memiliki fungsi pemantauan lokasi yang memungkinkan anggota keluarga atau perawat untuk melacak keberadaan lansia, memberikan ketenangan pikiran bagi mereka dan keluarga.

 ðŸ“£ Akses ke Informasi dan Komunikasi: 
Jam pintar memungkinkan lansia untuk tetap terhubung dengan dunia digital. Mereka dapat membaca pesan teks, menerima dan melakukan panggilan telepon, atau bahkan mengakses media sosial. Ini dapat membantu menjaga koneksi sosial dan memungkinkan lansia untuk tetap terlibat dalam kehidupan sehari-hari.

 ðŸ“£ Fitur Khusus untuk Lansia: 
Beberapa produsen jam pintar telah mengembangkan fitur khusus yang dirancang untuk lansia. Misalnya, ukuran layar yang lebih besar, teks yang mudah dibaca, atau tombol fisik yang lebih besar dan mudah dioperasikan. Ini membuat jam pintar lebih ramah lansia dan memudahkan penggunaan mereka.

               ðŸ’¬  Penggunaan jam pintar harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan individu. Beberapa lansia mungkin membutuhkan bantuan atau pendampingan dalam menggunakan jam pintar.




Sumber:

https://www.techradar.com/news/wearables/watchful-thinking-here-s-our-wish-for-the-ultimate-smartwatch-1292815