Kesemutan (paresthesia) adalah sensasi abnormal seperti tertusuk jarum-jarum, geli, atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu. Sensasi ini sering terjadi pada tangan, lengan, atau kaki, tetapi juga bisa terjadi di area lainnya. Kesemutan disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf.
Secara umum, kesemutan dapat mulai terjadi setelah beberapa menit dalam posisi yang tidak nyaman atau saat tekanan pada saraf meningkat. Misalnya, jika Anda duduk dengan kaki terlipat di bawah Anda atau meletakkan lengan di atas meja dalam waktu yang lama, Anda mungkin merasakan kesemutan dalam beberapa menit.
Sistem saraf kita terdiri dari jaringan saraf yang terhubung dari otak dan sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh. Ketika saraf-saraf ini mengalami gangguan, misalnya terjepit, teriritasi, atau rusak, sinyal saraf yang dikirimkan ke otak bisa terganggu. Inilah yang menyebabkan sensasi kesemutan.
Fotografer harus cepat mengambil gambar karena lansia (kecuali yang tengah) lama berdiri, nyeri sendi dan kesemutan. ( Sumber: foto LPC-lansia) |
Kesemutan dapat terjadi pada berbagai usia, tetapi lebih umum terjadi pada mereka yang berusia di atas 65 tahun. Seiring bertambahnya usia, risiko mengalami masalah sirkulasi, gangguan saraf, dan kondisi kesehatan tertentu meningkat, yang dapat berkontribusi pada terjadinya kesemutan.
Duduk bersila terlalu lama, memungkinkan lansia mengalami kesemutan. (sumber: foto LPC-lansia) |
π Penurunan sirkulasi darah:
Seiring bertambahnya usia, sistem peredaran darah pada lansia dapat mengalami penurunan kualitas dan efisiensi. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya pasokan darah yang cukup ke area tubuh tertentu, termasuk tangan dan kaki. Kurangnya aliran darah ini dapat menyebabkan kesemutan.
Perjalanan lansia yang cukup lama, perlu gerakan dan perenggangan kaki agar tidak kesemutan. ( Sumber: foto pens 49 ceria) |
π Penyempitan pembuluh darah:
Penuaan dapat menyebabkan penurunan elastisitas pembuluh darah, yang dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke ekstremitas seperti tangan dan kaki. Kurangnya pasokan darah yang cukup dapat menyebabkan kesemutan.
πTekanan saraf:
Tekanan fisik pada saraf, seperti akibat hernia tulang belakang, penyempitan saluran tulang belakang (stenosis spinal), atau cedera, dapat menyebabkan kesemutan.
π Neuropati:
Gangguan pada saraf, yang dapat disebabkan oleh diabetes, infeksi, cedera saraf, atau faktor genetik, dapat menyebabkan kesemutan.
π Tekanan saraf terulang:
Beberapa aktivitas repetitif seperti mengetik terus-menerus atau menggunakan alat tertentu dalam posisi yang sama dapat menyebabkan kompresi atau iritasi pada saraf dan menyebabkan kesemutan.
π Kekurangan vitamin:
Kekurangan vitamin B12 atau asam folat dapat mengganggu fungsi saraf dan menyebabkan kesemutan.
π Gangguan saraf perifer:
Lansia juga lebih rentan terhadap gangguan saraf perifer, seperti neuropati perifer atau kompresi saraf. Neuropati perifer adalah kerusakan saraf yang dapat menyebabkan gejala seperti kesemutan, mati rasa, atau nyeri pada tangan dan kaki. Kompresi saraf dapat terjadi akibat pembengkakan jaringan atau perubahan degeneratif pada tulang, ligamen, atau otot, yang juga dapat menyebabkan kesemutan.
π Tekanan saraf:
Komplikasi dari kondisi medis seperti hernia tulang belakang, penyempitan saluran tulang belakang (stenosis spinal), atau tekanan pada saraf tulang belakang (misalnya, radikulopati) dapat menyebabkan kesemutan pada lansia.
π Diabetes:
Lansia dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami neuropati diabetik, yang dapat menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada ekstremitas.
π Efek samping obat:
Beberapa obat yang umumnya dikonsumsi oleh lansia memiliki efek samping yang termasuk kesemutan. Misalnya, beberapa obat tekanan darah tinggi atau obat pengatur denyut jantung dapat menyebabkan sensasi kesemutan.
Selain itu, ada juga kondisi seperti sindrom terowongan karpal, radikulopati, multiple sclerosis, atau cedera saraf lainnya yang dapat menyebabkan kesemutan.
Sumber: radarbali.jawapos.com |
π Penting untuk diingat bahwa kesemutan itu sendiri bukanlah penyakit, tetapi tanda adanya gangguan yang mendasarinya.
Berikut adalah beberapa kegiatan yang dapat membantu mengurangi kesemutan pada lansia:
π Berolahraga ringan:
Olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda dapat meningkatkan sirkulasi darah dan membantu mengurangi kesemutan. Pastikan untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan kondisi fisik lansia dan berkonsultasilah dengan dokter sebelum memulai program olahraga baru.
π Peregangan dan gerakan:
Melakukan peregangan dan gerakan sederhana secara teratur dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan mengurangi ketegangan pada saraf. Peregangan kaki, pergelangan tangan, dan jari-jari dapat memberikan manfaat yang signifikan. Jika memungkinkan, lakukan peregangan setiap beberapa jam saat duduk atau berdiri dalam waktu lama.
π Pijatan atau refleksiologi:
Pijatan lembut atau refleksiologi pada tangan dan kaki dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan meredakan kesemutan. Anda dapat mencoba memijat tangan dan kaki sendiri atau meminta bantuan dari ahli pijat atau terapis refleksiologi yang berpengalaman.
π Perubahan posisi secara teratur:
Mencegah posisi yang sama dalam waktu lama dapat membantu mengurangi kesemutan. Jika lansia sering duduk atau berbaring dalam waktu lama, bantu mereka untuk mengubah posisi secara teratur, menggerakkan bagian tubuh yang terkena kesemutan, atau bangun dan berjalan-jalan sejenak.
π Menjaga suhu tubuh yang optimal:
Pastikan suhu tubuh lansia tetap nyaman. Jika suhu terlalu dingin, dapat mempengaruhi sirkulasi darah dan menyebabkan kesemutan. Gunakan pakaian yang sesuai dan pastikan ruangan tempat tinggal lansia cukup hangat.
πMenerapkan teknik relaksasi:
Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan sirkulasi darah. Praktikkan teknik-teknik ini secara teratur untuk mengurangi gejala kesemutan.
π Istirahatkan bagian tubuh yang terkena:
Jika kesemutan terjadi karena penggunaan berlebihan atau aktivitas tertentu, istirahatkan bagian tubuh yang terkena. Berikan waktu istirahat dan hindari aktivitas yang dapat memperburuk kondisi.
π Hindari tekanan atau kompresi berlebih:
Pastikan Anda tidak mengenakan pakaian atau aksesoris yang terlalu ketat yang dapat menghambat aliran darah. Juga, hindari menumpuk benda berat pada area yang terkena kesemutan.
π Terapi panas dan dingin:
Terapi panas atau dingin dapat membantu mengurangi kesemutan pada beberapa kasus. Anda dapat menggunakan kompres hangat atau mandi air hangat untuk melebarkan pembuluh darah, atau menggunakan es pack atau kompres dingin untuk mengurangi peradangan dan mengurangi sensasi kesemutan.
π Hindari faktor pemicu:
Jika Anda menyadari bahwa ada faktor tertentu yang memicu kesemutan, seperti posisi yang tidak nyaman, gerakan tertentu, atau aktivitas tertentu, hindarilah faktor pemicu tersebut sebisa mungkin.
π Perhatikan pola tidur dan kualitas tidur:
Pastikan Anda memiliki pola tidur yang baik dan tidur dalam posisi yang nyaman. Bantal yang mendukung leher dan posisi tidur yang ergonomis dapat membantu mengurangi kesemutan yang terjadi selama tidur.
π¬ Jika kesemutan berlanjut atau menjadi lebih sering, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebab yang mendasari dan menerima penanganan yang tepat.
Beberapa makanan dapat membantu dalam mengurangi kesemutan atau meningkatkan kesehatan saraf secara umum. Meskipun makanan itu sendiri tidak dapat secara langsung menghilangkan kesemutan, konsumsi makanan sehat dapat mendukung fungsi saraf yang optimal dan mengurangi risiko masalah saraf.
Beberapa makanan yang baik untuk kesehatan saraf:
π² Makanan kaya vitamin B:
Vitamin B kompleks, seperti vitamin B12, B6, dan folat, penting untuk kesehatan saraf. Sumber makanan yang baik termasuk ikan berlemak (seperti salmon, sarden, atau trout), daging tanpa lemak, telur, produk susu rendah lemak, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran hijau (seperti bayam), dan hati.
π² Makanan kaya antioksidan:
Antioksidan membantu melindungi saraf dari kerusakan oksidatif. Buah-buahan dan sayuran yang berwarna cerah seperti blueberry, stroberi, raspberry, jeruk, anggur, brokoli, bayam, kubis, dan wortel merupakan sumber yang baik.
π² Makanan tinggi omega-3:
Asam lemak omega-3 memiliki efek antiinflamasi dan dapat mendukung kesehatan saraf. Sumber omega-3 yang baik termasuk ikan berlemak (seperti salmon, sarden, atau tuna), biji chia, biji rami, dan kenari.
π² Makanan tinggi magnesium:
Magnesium diperlukan untuk fungsi saraf yang sehat. Makanan kaya magnesium meliputi kacang-kacangan (kacang almond, kacang mete), biji labu, bayam, pisang, dan dark chocolate (cokelat hitam).
π² Makanan tinggi vitamin E:
Vitamin E adalah antioksidan yang membantu melindungi saraf. Makanan yang mengandung vitamin E meliputi kacang-kacangan (kacang tanah, almond), biji bunga matahari, minyak biji gandum, bayam, dan sayuran hijau lainnya.
π² Makanan tinggi zat besi:
Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi kesehatan saraf. Sumber zat besi yang baik termasuk daging merah tanpa lemak, unggas, ikan, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, dan biji-bijian utuh.
π² Makanan tinggi vitamin C:
Vitamin C membantu dalam pembentukan kolagen, yang penting untuk kesehatan saraf. Buah-buahan seperti jeruk, kiwi, stroberi, dan paprika merah adalah sumber yang baik.
π¬Selain makan makanan yang tepat, penting juga untuk menjaga pola makan seimbang, mengonsumsi cukup air, dan menghindari faktor risiko yang dapat merusak saraf, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
Pengobatan untuk kesemutan tergantung pada penyebabnya. Jika kesemutan Anda disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya, pengobatan akan ditujukan untuk mengatasi atau mengelola kondisi tersebut.
Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang mungkin digunakan:
π Pengobatan kondisi medis yang mendasari:
Jika kesemutan disebabkan oleh kondisi medis seperti neuropati, hernia tulang belakang, stenosis spinal, atau diabetes, dokter akan meresepkan pengobatan yang sesuai untuk mengelola atau mengobati kondisi tersebut. Pengobatan ini dapat mencakup obat-obatan untuk mengontrol gejala dan mencegah perkembangan lebih lanjut.
π Terapi fisik:
Terapi fisik dapat membantu mengurangi kesemutan dengan cara menguatkan otot, meningkatkan fleksibilitas, dan meningkatkan sirkulasi darah. Fisioterapis dapat merancang program latihan yang sesuai untuk membantu mengurangi kesemutan.
π Obat-obatan:
Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk mengurangi gejala kesemutan. Ini termasuk obat penghilang rasa sakit, seperti analgesik atau obat anti inflamasi nonsteroid, obat-obatan yang menstabilkan saraf, atau obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kondisi khusus seperti diabetes atau gangguan peredaran darah.
π Terapi saraf:
Beberapa kondisi yang menyebabkan kesemutan dapat memerlukan terapi saraf seperti blokade saraf atau stimulasi saraf. Prosedur ini dilakukan oleh ahli bedah saraf atau dokter yang terlatih dalam terapi saraf.
π Terapi alternatif:
Beberapa orang mencari terapi alternatif untuk mengatasi kesemutan. Terapi seperti akupunktur, pijat, atau terapi medis lainnya mungkin dapat memberikan bantuan simtomatik, meskipun bukti ilmiah yang mendukung efektivitas mereka terbatas.
Sumber:
https://www.mayoclinic.org/symptoms/numbness/basics/causes/sym-20050938
https://medlineplus.gov/ency/article/003206.htm
https://www.healthline.com/health/numbness-and-tingling
https://www.medicalnewstoday.com/articles/326062