Saturday, 8 July 2023

Waspada! Ada Kesemutan Ada Gangguan

        Kesemutan (paresthesia) adalah sensasi abnormal seperti tertusuk jarum-jarum, geli, atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu. Sensasi ini sering terjadi pada tangan, lengan, atau kaki, tetapi juga bisa terjadi di area lainnya. Kesemutan disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf.  

Secara umum, kesemutan dapat mulai terjadi setelah beberapa menit dalam posisi yang tidak nyaman atau saat tekanan pada saraf meningkat. Misalnya, jika Anda duduk dengan kaki terlipat di bawah Anda atau meletakkan lengan di atas meja dalam waktu yang lama, Anda mungkin merasakan kesemutan dalam beberapa menit.

Sistem saraf kita terdiri dari jaringan saraf yang terhubung dari otak dan sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh. Ketika saraf-saraf ini mengalami gangguan, misalnya terjepit, teriritasi, atau rusak, sinyal saraf yang dikirimkan ke otak bisa terganggu. Inilah yang menyebabkan sensasi kesemutan.

Fotografer harus cepat mengambil gambar karena lansia
    (kecuali yang tengah) lama berdiri, nyeri sendi dan kesemutan. 
( Sumber: foto LPC-lansia)

Kesemutan dapat terjadi pada berbagai usia, tetapi lebih umum terjadi pada mereka yang berusia di atas 65 tahun. Seiring bertambahnya usia, risiko mengalami masalah sirkulasi, gangguan saraf, dan kondisi kesehatan tertentu meningkat, yang dapat berkontribusi pada terjadinya kesemutan.

Duduk bersila terlalu lama, memungkinkan lansia mengalami kesemutan.
(sumber: foto LPC-lansia)
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesemutan pada lansia, meliputi:

πŸ™ Penurunan sirkulasi darah: 

Seiring bertambahnya usia, sistem peredaran darah pada lansia dapat mengalami penurunan kualitas dan efisiensi. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya pasokan darah yang cukup ke area tubuh tertentu, termasuk tangan dan kaki. Kurangnya aliran darah ini dapat menyebabkan kesemutan.

Perjalanan lansia yang cukup lama, perlu gerakan
dan perenggangan kaki agar tidak kesemutan.
( Sumber: foto pens 49 ceria)

πŸ™ Penyempitan pembuluh darah: 

Penuaan dapat menyebabkan penurunan elastisitas pembuluh darah, yang dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke ekstremitas seperti tangan dan kaki. Kurangnya pasokan darah yang cukup dapat menyebabkan kesemutan.

πŸ™Tekanan saraf: 

Tekanan fisik pada saraf, seperti akibat hernia tulang belakang, penyempitan saluran tulang belakang (stenosis spinal), atau cedera, dapat menyebabkan kesemutan.

πŸ™ Neuropati:

Gangguan pada saraf, yang dapat disebabkan oleh diabetes, infeksi, cedera saraf, atau faktor genetik, dapat menyebabkan kesemutan.

πŸ™ Tekanan saraf terulang: 

Beberapa aktivitas repetitif seperti mengetik terus-menerus atau menggunakan alat tertentu dalam posisi yang sama dapat menyebabkan kompresi atau iritasi pada saraf dan menyebabkan kesemutan.

πŸ™ Kekurangan vitamin: 

Kekurangan vitamin B12 atau asam folat dapat mengganggu fungsi saraf dan menyebabkan kesemutan.

πŸ™ Gangguan saraf perifer: 

Lansia juga lebih rentan terhadap gangguan saraf perifer, seperti neuropati perifer atau kompresi saraf. Neuropati perifer adalah kerusakan saraf yang dapat menyebabkan gejala seperti kesemutan, mati rasa, atau nyeri pada tangan dan kaki. Kompresi saraf dapat terjadi akibat pembengkakan jaringan atau perubahan degeneratif pada tulang, ligamen, atau otot, yang juga dapat menyebabkan kesemutan.

πŸ™ Tekanan saraf:

Komplikasi dari kondisi medis seperti hernia tulang belakang, penyempitan saluran tulang belakang (stenosis spinal), atau tekanan pada saraf tulang belakang (misalnya, radikulopati) dapat menyebabkan kesemutan pada lansia.

πŸ™ Diabetes: 

Lansia dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami neuropati diabetik, yang dapat menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada ekstremitas.

πŸ™ Efek samping obat:

Beberapa obat yang umumnya dikonsumsi oleh lansia memiliki efek samping yang termasuk kesemutan. Misalnya, beberapa obat tekanan darah tinggi atau obat pengatur denyut jantung dapat menyebabkan sensasi kesemutan.

         Selain itu, ada juga kondisi seperti sindrom terowongan karpal, radikulopati, multiple sclerosis, atau cedera saraf lainnya yang dapat menyebabkan kesemutan.

Sumber: radarbali.jawapos.com

         πŸ’­ Penting untuk diingat bahwa kesemutan itu sendiri bukanlah penyakit, tetapi tanda adanya gangguan yang mendasarinya.

Berikut adalah beberapa kegiatan yang dapat membantu mengurangi kesemutan pada lansia:

πŸ€ Berolahraga ringan: 

Olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda dapat meningkatkan sirkulasi darah dan membantu mengurangi kesemutan. Pastikan untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan kondisi fisik lansia dan berkonsultasilah dengan dokter sebelum memulai program olahraga baru.

πŸ€ Peregangan dan gerakan:

Melakukan peregangan dan gerakan sederhana secara teratur dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan mengurangi ketegangan pada saraf. Peregangan kaki, pergelangan tangan, dan jari-jari dapat memberikan manfaat yang signifikan. Jika memungkinkan, lakukan peregangan setiap beberapa jam saat duduk atau berdiri dalam waktu lama.

πŸ€ Pijatan atau refleksiologi: 

Pijatan lembut atau refleksiologi pada tangan dan kaki dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan meredakan kesemutan. Anda dapat mencoba memijat tangan dan kaki sendiri atau meminta bantuan dari ahli pijat atau terapis refleksiologi yang berpengalaman.

πŸ€ Perubahan posisi secara teratur:

Mencegah posisi yang sama dalam waktu lama dapat membantu mengurangi kesemutan. Jika lansia sering duduk atau berbaring dalam waktu lama, bantu mereka untuk mengubah posisi secara teratur, menggerakkan bagian tubuh yang terkena kesemutan, atau bangun dan berjalan-jalan sejenak.

πŸ€ Menjaga suhu tubuh yang optimal: 

Pastikan suhu tubuh lansia tetap nyaman. Jika suhu terlalu dingin, dapat mempengaruhi sirkulasi darah dan menyebabkan kesemutan. Gunakan pakaian yang sesuai dan pastikan ruangan tempat tinggal lansia cukup hangat.

πŸ€Menerapkan teknik relaksasi: 

Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan sirkulasi darah. Praktikkan teknik-teknik ini secara teratur untuk mengurangi gejala kesemutan.

πŸ€ Istirahatkan bagian tubuh yang terkena: 

Jika kesemutan terjadi karena penggunaan berlebihan atau aktivitas tertentu, istirahatkan bagian tubuh yang terkena. Berikan waktu istirahat dan hindari aktivitas yang dapat memperburuk kondisi.

πŸ€ Hindari tekanan atau kompresi berlebih: 

Pastikan Anda tidak mengenakan pakaian atau aksesoris yang terlalu ketat yang dapat menghambat aliran darah. Juga, hindari menumpuk benda berat pada area yang terkena kesemutan.

πŸ€ Terapi panas dan dingin: 

Terapi panas atau dingin dapat membantu mengurangi kesemutan pada beberapa kasus. Anda dapat menggunakan kompres hangat atau mandi air hangat untuk melebarkan pembuluh darah, atau menggunakan es pack atau kompres dingin untuk mengurangi peradangan dan mengurangi sensasi kesemutan.

πŸ€ Hindari faktor pemicu: 

Jika Anda menyadari bahwa ada faktor tertentu yang memicu kesemutan, seperti posisi yang tidak nyaman, gerakan tertentu, atau aktivitas tertentu, hindarilah faktor pemicu tersebut sebisa mungkin.

πŸ€ Perhatikan pola tidur dan kualitas tidur:

Pastikan Anda memiliki pola tidur yang baik dan tidur dalam posisi yang nyaman. Bantal yang mendukung leher dan posisi tidur yang ergonomis dapat membantu mengurangi kesemutan yang terjadi selama tidur.

            πŸ’¬ Jika kesemutan berlanjut atau menjadi lebih sering, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebab yang mendasari dan menerima penanganan yang tepat.

Beberapa makanan dapat membantu dalam mengurangi kesemutan atau meningkatkan kesehatan saraf secara umum. Meskipun makanan itu sendiri tidak dapat secara langsung menghilangkan kesemutan, konsumsi makanan sehat dapat mendukung fungsi saraf yang optimal dan mengurangi risiko masalah saraf. 

Beberapa makanan yang baik untuk kesehatan saraf:

🌲 Makanan kaya vitamin B: 

Vitamin B kompleks, seperti vitamin B12, B6, dan folat, penting untuk kesehatan saraf. Sumber makanan yang baik termasuk ikan berlemak (seperti salmon, sarden, atau trout), daging tanpa lemak, telur, produk susu rendah lemak, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran hijau (seperti bayam), dan hati.

🌲  Makanan kaya antioksidan:

 Antioksidan membantu melindungi saraf dari kerusakan oksidatif. Buah-buahan dan sayuran yang berwarna cerah seperti blueberry, stroberi, raspberry, jeruk, anggur, brokoli, bayam, kubis, dan wortel merupakan sumber yang baik.

 πŸŒ² Makanan tinggi omega-3: 

Asam lemak omega-3 memiliki efek antiinflamasi dan dapat mendukung kesehatan saraf. Sumber omega-3 yang baik termasuk ikan berlemak (seperti salmon, sarden, atau tuna), biji chia, biji rami, dan kenari.

 πŸŒ² Makanan tinggi magnesium: 

Magnesium diperlukan untuk fungsi saraf yang sehat. Makanan kaya magnesium meliputi kacang-kacangan (kacang almond, kacang mete), biji labu, bayam, pisang, dan dark chocolate (cokelat hitam).

🌲  Makanan tinggi vitamin E: 

Vitamin E adalah antioksidan yang membantu melindungi saraf. Makanan yang mengandung vitamin E meliputi kacang-kacangan (kacang tanah, almond), biji bunga matahari, minyak biji gandum, bayam, dan sayuran hijau lainnya.

🌲  Makanan tinggi zat besi:

Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi kesehatan saraf. Sumber zat besi yang baik termasuk daging merah tanpa lemak, unggas, ikan, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, dan biji-bijian utuh.

🌲  Makanan tinggi vitamin C: 

Vitamin C membantu dalam pembentukan kolagen, yang penting untuk kesehatan saraf. Buah-buahan seperti jeruk, kiwi, stroberi, dan paprika merah adalah sumber yang baik.

         πŸ’¬Selain makan makanan yang tepat, penting juga untuk menjaga pola makan seimbang, mengonsumsi cukup air, dan menghindari faktor risiko yang dapat merusak saraf, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.

Pengobatan untuk kesemutan tergantung pada penyebabnya. Jika kesemutan Anda disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya, pengobatan akan ditujukan untuk mengatasi atau mengelola kondisi tersebut. 

Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang mungkin digunakan:

πŸ‘‰ Pengobatan kondisi medis yang mendasari: 

Jika kesemutan disebabkan oleh kondisi medis seperti neuropati, hernia tulang belakang, stenosis spinal, atau diabetes, dokter akan meresepkan pengobatan yang sesuai untuk mengelola atau mengobati kondisi tersebut. Pengobatan ini dapat mencakup obat-obatan untuk mengontrol gejala dan mencegah perkembangan lebih lanjut.

πŸ‘‰ Terapi fisik: 

Terapi fisik dapat membantu mengurangi kesemutan dengan cara menguatkan otot, meningkatkan fleksibilitas, dan meningkatkan sirkulasi darah. Fisioterapis dapat merancang program latihan yang sesuai untuk membantu mengurangi kesemutan.

πŸ‘‰ Obat-obatan:

Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk mengurangi gejala kesemutan. Ini termasuk obat penghilang rasa sakit, seperti analgesik atau obat anti inflamasi nonsteroid, obat-obatan yang menstabilkan saraf, atau obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kondisi khusus seperti diabetes atau gangguan peredaran darah.

πŸ‘‰ Terapi saraf: 

Beberapa kondisi yang menyebabkan kesemutan dapat memerlukan terapi saraf seperti blokade saraf atau stimulasi saraf. Prosedur ini dilakukan oleh ahli bedah saraf atau dokter yang terlatih dalam terapi saraf.

πŸ‘‰ Terapi alternatif:

Beberapa orang mencari terapi alternatif untuk mengatasi kesemutan. Terapi seperti akupunktur, pijat, atau terapi medis lainnya mungkin dapat memberikan bantuan simtomatik, meskipun bukti ilmiah yang mendukung efektivitas mereka terbatas.






Sumber:

https://www.mayoclinic.org/symptoms/numbness/basics/causes/sym-20050938

https://mymsaa.org/ 

https://medlineplus.gov/ency/article/003206.htm

https://www.healthline.com/health/numbness-and-tingling

https://www.medicalnewstoday.com/articles/326062


Thursday, 6 July 2023

Sangat Fatal, Bila Anda Pusing Tujuh Keliling

        Pusing adalah sensasi perasaan tidak stabil atau berputar, terkadang disertai dengan rasa lemah, pandangan kabur, atau perasaan ingin pingsan. Pusing bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan mekanisme yang kompleks.

Istilah "pusing tujuh keliling" sering digunakan secara tidak harfiah untuk menggambarkan perasaan sangat pusing atau kebingungan yang ekstrem. Secara medis, tidak ada kondisi spesifik yang disebut "pusing tujuh keliling". Ini lebih merupakan ungkapan figuratif untuk menyampaikan intensitas atau tingkat parah pusing yang dirasakan seseorang.


Lansia sehat dan semangat setelah operasi tulang belakang
tetap sehat jauh dari segala pusing
( Sumber : foto forum warga rt009/rw09)

         πŸ’¬  Namun, pusing juga perlu diwaspadai karena kemungkinan ada sesuatu penyakit dalam tubuh yang perlu penanganan secara medis. Pusing dapat disertai dengan berbagai gejala yang dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. 

Pusing saat berdiri dari posisi duduk, jongkok, atau berbaring

Ini disebut hipotensi ortostatik, yaitu suatu kondisi di mana tekanan darah Anda tiba-tiba turun saat Anda berdiri dari posisi duduk, jongkok atau berbaring. Hipotensi berarti tekanan darah rendah.

Menurut definisi hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah sistolik 20 mm Hg atau penurunan tekanan darah diastolik 10 mm Hg dalam waktu tiga menit berdiri jika dibandingkan dengan tekanan darah dari posisi duduk atau terlentang.

Gejala hipotensi ortostatik dapat meliputi:

πŸ‘¦ Pusing atau pusing saat berdiri

πŸ‘¦ Penglihatan kabur

πŸ‘¦ Kelemahan

πŸ‘¦ Kehilangan kesadaran sementara (sinkop)

πŸ‘¦ Mual

πŸ‘¦ Sulit berkonsentrasi

        πŸ’¬  Biasanya, saat Anda berdiri, tekanan darah Anda menurun karena darah terkumpul di kaki Anda. Sel khusus biasanya merasakan perubahan tekanan darah dan menyesuaikan detak jantung untuk memompa lebih banyak darah dan menstabilkan tekanan darah. Lesi atau kerusakan pada proses ini dapat menyebabkan hipotensi ortostatik.

Penyebab lain mungkin termasuk:

  • Dehidrasi
  • Istirahat di tempat tidur yang lama
  • Masalah jantung
  • Kondisi tiroid
  • Diabetes atau penyakit lainnya
  • Asupan diuretik, vasodilator, atau jenis obat lain yang berlebihan

         πŸ’¬   Faktor risiko hipotensi ortostatik, antara lain : berusia 65 tahun atau lebih, penyakit tertentu, beberapa obat, kehamilan, dan penggunaan alkohol. Pada orang tua, kondisi tersebut dapat mengindikasikan peningkatan risiko stroke, serangan jantung, atau gagal jantung.

Beberapa gejala umum yang sering dikaitkan dengan pusing, meliputi:

  • Sensasi perasaan tidak stabil atau berputar.
  • Pusing yang meningkat saat bergerak, berdiri, atau berubah posisi.
  • Rasa lemah atau kehilangan keseimbangan.
  • Mual atau muntah.
  • Pandangan kabur atau penglihatan ganda.
  • Sensasi tertekan di kepala.
  • Kehilangan kesadaran (dalam kasus yang lebih parah).
  • Kesulitan berkonsentrasi atau kebingungan.
  • Telinga berdenging atau tuli sementara.
  • Berkeringat atau pucat.

Berkumpul sesama Lansia, melupakan 
segala kepenatan dan pusing
(sumber: foto pensiunan 49 ceria)

   πŸ’¬   Perlu dicatat bahwa gejala-gejala ini tidak eksklusif untuk pusing dan dapat muncul pada kondisi lain juga. Ada beberapa alasan mengapa lansia (orang tua yang sudah lanjut usia) mungkin mengalami pusing. 

Beberapa penyebab umum mengalami pusing, meliputi:

πŸ˜‡ Penurunan fungsi kognitif:

Seiring bertambahnya usia, lansia mungkin mengalami penurunan fungsi kognitif, seperti gangguan memori dan kesulitan dalam memproses informasi. Ini dapat menyebabkan pusing atau perasaan kebingungan.


Sumber: yogya,news.com

πŸ˜‡ Gangguan keseimbangan: 

Lansia cenderung memiliki gangguan keseimbangan yang lebih tinggi, seperti masalah dengan sistem vestibular (pengatur keseimbangan dalam tubuh) atau penurunan kekuatan otot. Gangguan keseimbangan ini dapat menyebabkan sensasi pusing atau pusing saat berdiri atau berjalan.

πŸ˜‡ Efek samping obat-obatan: 

Lansia sering mengonsumsi beberapa jenis obat, dan beberapa di antaranya memiliki efek samping yang meliputi pusing. Jika lansia baru mulai mengonsumsi obat baru atau mengalami perubahan dosis obat yang ada, itu dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh dan menyebabkan pusing.

Sumber: radar bali.jawapos.com

πŸ˜‡ Gangguan sirkulasi: 

Lansia mungkin memiliki gangguan sirkulasi, seperti tekanan darah rendah atau masalah pada sistem peredaran darah. Ini dapat mengurangi aliran darah ke otak dan menyebabkan pusing atau pingsan.

πŸ˜‡ Gangguan pendengaran:

Lansia sering mengalami gangguan pendengaran, yang dapat mempengaruhi keseimbangan dan menyebabkan sensasi pusing.

πŸ˜‡ Penyakit tertentu: 

Beberapa kondisi medis tertentu, seperti penyakit Meniere, vertigo, atau penyakit serebrovaskular (penyakit pembuluh darah di otak), dapat menyebabkan pusing pada lansia.

Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko mengalami pusing:

πŸ’¦ Minum cukup air: 

Pastikan Anda terhidrasi dengan baik. Kurangnya cairan dalam tubuh dapat menyebabkan pusing. Usahakan minum setidaknya 8 gelas air per hari, atau sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda.

πŸ’¦ Hindari perubahan posisi yang tiba-tiba: 

Ketika bangkit dari posisi duduk atau berbaring, lakukan perubahan posisi secara perlahan dan perlahan untuk memberi tubuh waktu untuk menyesuaikan dengan perubahan tekanan darah.

Pusing postural adalah kondisi di mana seseorang merasa pusing saat berdiri atau berubah posisi secara tiba-tiba. Lansia sering lebih rentan terhadap kondisi ini. Anjurkan lansia untuk bangkit dari posisi tidur atau duduk dengan perlahan, dan berikan waktu bagi mereka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan posisi.

πŸ’¦ Hindari pemicu migrain: 

Jika Anda memiliki riwayat migrain, hindari pemicu yang diketahui, seperti makanan tertentu, stres, kurang tidur, atau pencahayaan yang terang. Menghindari pemicu ini dapat membantu mengurangi serangan migrain yang bisa menyebabkan pusing.

πŸ’¦ Jaga keseimbangan gula darah: 

Makan secara teratur dan hindari lonjakan gula darah yang tiba-tiba. Pastikan Anda mengonsumsi makanan seimbang yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan serat.

πŸ’¦ Hindari alkohol dan kafein berlebihan:

Konsumsi alkohol yang berlebihan atau minuman mengandung kafein dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh dan menyebabkan pusing. Batasi konsumsi mereka atau hindari jika mungkin.

πŸ’¦ Gunakan pelindung saat berdiri: 

Jika Anda sering merasa pusing saat berdiri, gunakan bantuan seperti tongkat atau pegangan untuk menjaga keseimbangan saat berdiri.

πŸ’¦ Hindari suhu ekstrem:

Paparan suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat menyebabkan pusing pada beberapa orang. Usahakan untuk menghindari suhu ekstrem dan mengatur suhu lingkungan dengan nyaman.

πŸ’¦ Kurangi stres: 

Stres dapat memicu pusing pada beberapa orang. Temukan teknik relaksasi yang efektif, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau olahraga, untuk mengelola stres dengan lebih baik.

πŸ’¦ Perhatikan efek samping obat-obatan: 

Jika Anda mengonsumsi obat-obatan tertentu dan mengalami pusing, bicarakan dengan dokter Anda. Mereka mungkin dapat mengubah dosis atau meresepkan alternatif yang lebih cocok bagi Anda.

πŸ’¦ Latihan fisik ringan: 

Olahraga ringan seperti jalan kaki atau peregangan dapat membantu meningkatkan keseimbangan dan kekuatan otot, yang dapat mengurangi risiko pusing.

Ada beberapa makanan yang dapat membantu mencegah pusing atau menjaga keseimbangan tubuh, antara lain :

🍘 Buah-buahan: 

Buah-buahan seperti pisang, jeruk, apel, dan stroberi kaya akan nutrisi dan serat. Mereka dapat membantu menjaga keseimbangan gula darah dan mencegah penurunan tiba-tiba yang dapat menyebabkan pusing.

🍘 Sayuran hijau:

Sayuran hijau seperti bayam, brokoli, kale, dan selada romaine mengandung banyak nutrisi, termasuk magnesium. Magnesium dikenal dapat membantu mengendalikan tekanan darah dan menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

🍘 Biji-bijian utuh:

Biji-bijian utuh seperti gandum, beras merah, quinoa, dan oatmeal merupakan sumber serat yang baik dan dapat membantu menjaga gula darah stabil. Serat juga membantu meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrisi.

🍘 Ikan berlemak: 

Ikan seperti salmon, sarden, dan trout kaya akan asam lemak omega-3. Omega-3 memiliki efek anti inflamasi dan dapat meningkatkan sirkulasi darah, yang dapat berkontribusi pada keseimbangan dan pencegahan pusing.

🍘 Kacang-kacangan: 

Kacang-kacangan seperti almond, kenari, dan kacang merah mengandung banyak nutrisi penting, termasuk vitamin B, magnesium, dan protein. Mereka juga rendah gula dan dapat membantu menjaga gula darah stabil.

🍘 Air kelapa: 

Air kelapa mengandung elektrolit alami seperti kalium, natrium, dan magnesium. Ini membantu menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan dapat berguna untuk mengatasi dehidrasi yang dapat menyebabkan pusing.

🍘 Teh herbal: 

Teh herbal seperti peppermint, jahe, atau chamomile dapat memberikan efek menenangkan pada tubuh dan membantu mengurangi stres yang dapat memicu pusing.

     πŸ’¬ Penting untuk memperhatikan kebutuhan tubuh Anda sendiri dan mencoba makan makanan seimbang yang mengandung berbagai nutrisi penting. 

Beberapa metode umum yang digunakan untuk mengobati pusing:

😌 Istirahat dan perubahan posisi:

Jika pusing disebabkan oleh perubahan posisi, seperti pusing ortostatik (pusing saat berdiri), dokter mungkin merekomendasikan untuk berbaring atau duduk secara perlahan saat bangkit dari posisi duduk atau berbaring.

😌 Manajemen stres: 

Stres dapat menjadi faktor pemicu pusing bagi beberapa orang. Melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu mengurangi stres dan mengelola pusing.

😌 Penyesuaian obat-obatan: 

Jika pusing merupakan efek samping dari obat-obatan tertentu, dokter mungkin akan mengubah dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau menghentikan penggunaan obat tersebut.

😌 Terapi fisik: 

Terapi fisik dapat membantu meningkatkan keseimbangan dan kekuatan otot, yang dapat mengurangi risiko pusing. Ahli terapi fisik dapat merancang program latihan yang sesuai dengan kebutuhan individu.

😌 Terapi vestibular

Untuk pusing yang disebabkan oleh gangguan vestibular, seperti vertigo, terapi vestibular mungkin direkomendasikan. Terapi ini melibatkan latihan dan teknik khusus yang bertujuan mengembalikan keseimbangan dan mengurangi gejala pusing.

😌 Pengobatan medis: 

Untuk beberapa kondisi yang mendasari pusing, seperti migrain, penyakit Meniere (masalah telinga bagian dalam yang dapat menyebabkan pusing), atau gangguan sirkulasi, dokter mungkin meresepkan obat-obatan tertentu untuk mengurangi gejala pusing atau mencegah serangan.

        πŸ’¬  Penting untuk mengikuti petunjuk dokter dan menginformasikan mereka tentang riwayat kesehatan Anda serta semua obat-obatan atau suplemen yang sedang Anda konsumsi. Setiap kasus pusing mungkin memiliki penyebab dan penanganan yang berbeda, jadi penting untuk mendapatkan diagnosis dan rekomendasi dari tenaga medis yang berkompeten.

 




Sumber:

https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/headache

https://www.nhs.uk/conditions/tension-headaches/

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-daily-headaches/in-depth/headaches/ART-20047375?p=1

https://www.webmd.com/migraines-headaches/understanding-migraine-symptoms

https://www.everydayhealth.com/migraine/guide/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448192/

https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2011/0901/p527.html

Tuesday, 4 July 2023

Ini Bukan "Si Pahit Lidah" , Memang Ada Gangguan Pada Lidah

             Dalam kehidupan masyarakat sering Anda mendengar kalimat, orang itu si pahit lidah. Maksud "si pahit lidah" adalah sebuah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki sifat atau kecenderungan untuk selalu mengkritik, menyampaikan komentar yang kurang menyenangkan, atau memiliki sikap yang tajam dalam berbicara.

Ungkapan ini menunjukkan bahwa orang tersebut cenderung membuat orang lain merasa tidak nyaman atau tersinggung dengan kata-kata atau tindakan mereka. 

Lidah merupakan kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan. Lidah dikenal sebagai indra pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap, juga turut membantu dalam tindakan bicara. 

Namun, ketika Anda sedang sakit, lidah yang sebenarnya juga terasa pahit dan hambar. Kondisi tersebut disebabkan oleh pelepasan protein oleh tubuh yang berfungsi untuk mengatasi peradangan saat sakit. Akibatnya, akan mempengaruhi indra pengecap dan menyebabkan rasa pahit di lidah saat sakit.

Kehilangan Rasa Pada Lidah

Rasa adalah indra kimiawi yang diaktifkan selama makan dan minum. Penyebab hilangnya rasa meliputi:

πŸ‘‰ Seseorang mungkin kehilangan indra pengecap jika saraf wajah rusak. Misalnya, Bell's palsy dapat menghentikan kerja saraf wajah dengan benar dan mencegah atau mengurangi fungsi mengunyah (dan, karenanya, mengubah rasa). Tidak jarang setiap saraf pengecap (pahit, asin, manis dan asam) terpengaruh.

πŸ‘‰ Gangguan auto imun yang dikenal sebagai sindrom Sjogren menyebabkan berkurangnya produksi air liur, yang pada gilirannya mengurangi indra pengecap. Ini karena indra pengecap hanya dapat mendeteksi rasa ketika makanan tercampur dengan baik dengan air liur.

πŸ‘‰ Glossodynia, suatu kondisi yang ditandai dengan sensasi terbakar di lidah, juga terkait dengan hilangnya rasa dalam beberapa kasus.

πŸ‘‰ Beberapa obat dapat menyebabkan rasa logam yang tidak enak di mulut, seperti tetrasiklin (antibiotik), litium karbonat (antipsikotik), dan kaptopril (anti hipertensi).

πŸ‘‰ Cedera lidah adalah penyebab paling umum dari tidak nyaman lidah. Lidah memiliki banyak ujung saraf untuk rasa sakit dan sentuhan dan lebih sensitif dibandingkan bagian tubuh lainnya. 

πŸ‘‰ Lidah sering tergigit secara tidak sengaja tetapi sembuh dengan cepat. Tambalan atau gigi yang tajam dan patah dapat menyebabkan kerusakan besar pada jaringan halus ini. Luka dangkal sembuh dengan cepat, dan luka yang lebih dalam biasanya tidak bertahan lebih dari 3 minggu

Lansia sehat berpikir untuk menikmati makan sate;
godaannya makan sedikit tidak apa-apa πŸ˜‹
( Sumber: foto paguyuban pengawas purna)

     πŸ’¬ Reseptor rasa pada lidah dapat merespons empat rasa utama, yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Pada tahun 2000-an, penelitian menunjukkan bahwa terdapat reseptor khusus untuk mengenali rasa umami, yang merupakan rasa kelima yang ditemukan pada makanan seperti daging, keju, dan makanan yang mengandung MSG (monosodium glutamat), di masyarakat Indonesia rasa umami di sebut gurih.

Gangguan lidah pada lansia bisa terjadi karena beberapa alasan, termasuk perubahan yang terkait dengan penuaan serta kondisi medis tertentu. Beberapa gangguan lidah yang umum pada lansia meliputi:

πŸ˜› Xerostomia: 

Kondisi mulut kering yang dapat mempengaruhi lidah dan membuatnya terasa kering, terbakar, atau terasa seperti terdapat kapas di dalam mulut. Xerostomia sering terjadi pada lansia karena berkurangnya produksi air liur.

πŸ˜› Glossitis: 

Peradangan atau pembengkakan pada lidah yang dapat membuatnya terasa nyeri, merah, dan berubah bentuk. Glossitis dapat disebabkan oleh defisiensi nutrisi, infeksi, alergi, atau penggunaan obat-obatan tertentu.

πŸ˜› Perubahan rasa:

Lansia juga bisa mengalami perubahan rasa pada lidah. Mereka mungkin memiliki masalah dengan rasa manis, asin, asam, atau pahit. Penurunan kemampuan mengecap ini dapat disebabkan oleh penuaan, perubahan hormon, efek samping obat-obatan, atau kondisi medis seperti infeksi atau masalah gigi.

Lansia ini sehat indra pengecapnya, masih dapat
menikmati duren πŸ˜‹
(Sumber: foto paguyuban pengawas purna)

πŸ˜› Glossodynia: 

Kondisi ketika lidah terasa nyeri atau terbakar tanpa adanya penyebab yang jelas. Glossodynia dapat terjadi pada lansia dan sering kali berkaitan dengan faktor stres, kecemasan, atau gangguan sistem saraf.

πŸ˜› Leukoplakia: 

Ini adalah kondisi di mana muncul bercak putih pada lidah yang tidak bisa dihilangkan. Leukoplakia bisa menjadi tanda adanya kerusakan pada lidah dan berpotensi berkembang menjadi kanker mulut. Kondisi ini terutama terkait dengan kebiasaan merokok atau penggunaan tembakau.

            πŸ’¬ Penting untuk konsultasi kondisi ini dengan dokter atau ahli gigi yang dapat mengevaluasi gangguan lidah pada lansia. Penanganan tergantung pada penyebab yang mendasarinya dan bisa melibatkan perubahan pola makan, perawatan mulut yang tepat, penggunaan obat-obatan, atau penanganan masalah kesehatan yang mendasarinya.

Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi lidah pada lansia antara lain:

😝 Penurunan jumlah dan fungsi papila: 

Papila adalah struktur kecil di permukaan lidah yang mengandung sel-sel pengecap. Seiring penuaan, jumlah dan fungsi papila dapat berkurang, sehingga mengurangi sensitivitas lidah terhadap rasa makanan.

😝 Xerostomia (mulut kering): 

Mulut kering sering dialami oleh lansia, terutama yang menggunakan obat-obatan tertentu. Kurangnya produksi air liur dapat mempengaruhi lidah dan menyebabkan perubahan rasa makanan.

😝 Gangguan neurologis: 

Beberapa penyakit neurologis seperti stroke, penyakit Alzheimer, dan penyakit Parkinson dapat mempengaruhi fungsi saraf yang mengontrol lidah dan indra pengecap, sehingga mengganggu kemampuan untuk merasakan rasa makanan dengan baik.

😝 Defisiensi nutrisi: 

Kurangnya asupan nutrisi penting seperti vitamin B12 dan zinc dapat mempengaruhi lidah dan menyebabkan perubahan rasa makanan.

             πŸ’­ Gangguan lidah pada lansia dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, kesulitan dalam memilih makanan yang sehat, atau perubahan pola makan. Penting untuk memperhatikan asupan nutrisi dan keseimbangan makanan yang sehat bagi lansia dengan gangguan indra pengecap. 

Ciri-ciri lidah yang mengalami gangguan pada lansia dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat parahnya. Beberapa ciri-ciri umum yang dapat terjadi adalah:

😜 Perubahan sensitivitas terhadap rasa:

Lansia dengan gangguan lidah mungkin mengalami penurunan sensitivitas terhadap rasa makanan. Mereka mungkin kesulitan merasakan rasa manis, asam, pahit, atau asin secara normal.

Lansia sehat dengan indra pengecap yang baik,
tentu makan dengan lahab berbagai jenis lauk pauk πŸ˜‹
( Sumber: foto pensiun 49 ceria)
😜 Perubahan persepsi rasa: 

Selain penurunan sensitivitas, lansia juga dapat mengalami perubahan persepsi rasa. Misalnya, makanan yang seharusnya memiliki rasa tertentu mungkin terasa berbeda atau tidak berasa sama sekali.

😜 Kesulitan membedakan rasa:

Lansia dengan gangguan indra pengecap mungkin mengalami kesulitan membedakan antara rasa makanan yang mirip atau memiliki rasa yang kompleks. Misalnya, mereka mungkin sulit membedakan antara rasa garam dan rasa asin.

😜 Penurunan nafsu makan: 

Gangguan lidah dapat menyebabkan penurunan nafsu makan karena makanan tidak lagi memberikan sensasi atau kenikmatan rasa yang sama seperti sebelumnya.

😜 Perubahan pola makan:

Lansia dengan gangguan indra pengecap mungkin cenderung menghindari beberapa jenis makanan karena tidak lagi memiliki rasa yang menyenangkan bagi mereka. Hal ini dapat menyebabkan perubahan pola makan dan risiko kekurangan nutrisi.

😜 Kesulitan dalam memilih makanan: 

Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memilih makanan yang sehat karena tidak dapat merasakan perbedaan rasa antara makanan yang berbeda.

                πŸ’¬  Jika Anda atau orang yang Anda pedulikan mengalami gejala-gejala ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Mereka dapat melakukan evaluasi lebih lanjut dan memberikan saran yang tepat mengenai nutrisi dan perawatan yang diperlukan.

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan gangguan lidah pada lansia, antara lain:

😈 Penyakit Alzheimer: 

Penyakit Alzheimer dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, termasuk saraf yang mengontrol lidah dan indra pengecap. Hal ini dapat menyebabkan penurunan sensitivitas lidah terhadap rasa makanan.

😈 Stroke: 

Stroke dapat merusak bagian otak yang terlibat dalam pengindraan rasa dan kontrol lidah. Akibatnya, lansia yang mengalami stroke dapat mengalami gangguan indra pengecap.

😈 Parkinson:

Penyakit Parkinson mempengaruhi sistem saraf dan dapat mempengaruhi gerakan, termasuk gerakan lidah. Gangguan gerakan lidah ini dapat menyebabkan gangguan indra pengecap.

😈 Diabetes: 

Pada lansia dengan diabetes, tingkat gula darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat merusak saraf-saraf yang mengontrol lidah dan indra pengecap. Hal ini dapat mengganggu kemampuan lidah untuk merasakan rasa makanan dengan baik.

😈 Infeksi saluran pernapasan atas:

Infeksi saluran pernapasan atas seperti pilek atau flu dapat menyebabkan gangguan sementara pada indra pengecap, karena hidung yang tersumbat dapat mempengaruhi kemampuan untuk mencium dan merasakan rasa makanan secara penuh.

😈 Efek samping obat: 

Beberapa obat yang umum digunakan oleh lansia, seperti obat tekanan darah, obat diabetes, atau obat antidepresan, dapat memiliki efek samping yang mempengaruhi indra pengecap dan merobah persepsi rasa.

                πŸ’­ Ini hanya beberapa contoh penyakit yang dapat menyebabkan gangguan indra pengecap pada lansia. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengevaluasi kondisi kesehatan secara menyeluruh dan mendapatkan diagnosis yang akurat jika Anda atau orang yang Anda pedulikan mengalami gangguan lidah.

Beberapa kiat untuk mencegah gangguan indra pengecap pada lansia:

πŸ’Š Menjaga kebersihan mulut dan gigi: 

Sikat gigi secara teratur setidaknya dua kali sehari dan gunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi. Juga, periksakan gigi secara teratur ke dokter gigi untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi.

πŸ’Š Konsumsi makanan sehat:

Pastikan asupan nutrisi yang cukup dengan mengonsumsi makanan sehat dan seimbang. Sertakan berbagai jenis makanan yang kaya akan nutrisi, termasuk sayuran, buah-buahan, protein, biji-bijian, dan susu rendah lemak.

πŸ’Š Hindari kebiasaan merokok:

Merokok dapat merusak lidah dan papila, serta menyebabkan gangguan lidah. Jika Anda merokok, pertimbangkan untuk berhenti atau mengurangi konsumsi rokok.

πŸ’Š Batasi konsumsi alkohol:

Konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat mempengaruhi lidah dan indra pengecap. Batasi konsumsi alkohol atau hindari alkohol sepenuhnya.

πŸ’Š Hindari makanan olahan dan tinggi garam:

Makanan olahan sering mengandung tinggi garam dan bahan tambahan lainnya yang tidak sehat. Coba untuk membatasi konsumsi makanan olahan dan gantilah dengan makanan segar dan alami.

πŸ’Š Periksakan kesehatan secara rutin: 

Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter untuk memantau kondisi kesehatan secara keseluruhan. Jika Anda mengalami gejala atau masalah pada indra pengecap, segera berkonsultasi dengan dokter.

πŸ’Š Minum cukup air:

Pastikan tubuh Anda terhidrasi dengan cukup minum air putih. Air membantu menjaga kelembapan mulut dan lidah, yang penting untuk fungsi indra pengecap yang optimal.

πŸ’Š Kurangi stres: 

Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan, termasuk fungsi indra pengecap. Coba teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau aktivitas yang menyenangkan untuk mengurangi stres.

πŸ’Š Konsultasikan dengan dokter: 

Jika Anda memiliki penyakit atau mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi indra pengecap, diskusikan dengan dokter mengenai dampaknya dan cara mengelolanya.

                  πŸ’¬  Selalu penting untuk menjaga gaya hidup sehat secara keseluruhan untuk mencegah gangguan indra pengecap pada lansia. Tetaplah aktif, terlibat dalam aktivitas fisik yang sesuai dengan kemampuan Anda, dan jaga pola makan yang sehat.

Jika Anda mengalami gangguan indra pengecap, berikut adalah beberapa makanan yang dapat membantu Anda menikmati pengalaman makan yang lebih baik:

🍲 Makanan dengan tekstur yang beragam:

Pilih makanan yang memiliki variasi tekstur, seperti makanan renyah, kenyal, atau rebus. Ini dapat memberikan sensasi yang berbeda di mulut dan membuat makanan lebih menarik.

🍲 Makanan yang kaya akan rasa alami:

Pilih makanan yang memiliki rasa alami yang kuat, seperti buah-buahan yang matang, sayuran yang manis, atau daging yang berkualitas. Rasa alami ini dapat memberikan sensasi yang lebih kuat pada lidah.

🍲 Makanan yang bervariasi secara visual: 

Buatlah piring makanan Anda terlihat menarik dengan memadukan berbagai warna dan bentuk. Ini dapat memancing selera dan meningkatkan kepuasan saat makan.

🍲 Makanan yang kaya rempah:

Tambahkan rempah-rempah seperti merica, jahe, atau kayu manis pada makanan Anda. Rempah-rempah ini dapat memberikan stimulasi rasa yang kuat dan membuat makanan lebih beragam.

🍲 Makanan dengan tekstur lembut:

Jika Anda memiliki kesulitan mengunyah makanan, pilih makanan dengan tekstur yang lembut seperti sup kental, pure, atau smoothie. Makanan ini lebih mudah dikonsumsi dan dapat memberikan variasi rasa.

🍲 Makanan yang kaya nutrisi: 

Pastikan makanan yang Anda pilih kaya nutrisi untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Sertakan buah-buahan, sayuran, protein sehat, biji-bijian, dan makanan tinggi serat dalam diet Anda.

🍲 Perhatikan sajian makanan:

Susun makanan dengan cara yang menarik dan menggugah selera. Penampilan makanan yang menarik dapat meningkatkan antusiasme Anda untuk mencoba dan menikmatinya.

🍲 Jangan ragu mencoba berbagai makanan: 

Eksplorasi makanan baru dan mencoba variasi rasa dapat membantu meningkatkan pengalaman makan Anda. Jangan takut untuk mencoba makanan dari berbagai budaya atau mencampurkan bahan-bahan yang tidak biasa.

🍲 Konsultasikan dengan ahli gizi: 

Jika Anda mengalami gangguan lidah pengecap yang signifikan, berkonsultasilah dengan ahli gizi atau dokter gizi yang dapat memberikan saran khusus mengenai diet yang cocok untuk Anda.

                          πŸ’­   Ingatlah bahwa setiap individu memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda. Jika Anda mengalami gangguan indra pengecap, eksplorasi dan percobaan adalah kunci untuk menemukan makanan yang sesuai dengan selera dan kebutuhan Anda.  





Sumber:

https://www.merckmanuals.com/home/mouth-and-dental-disorders/lip-and-tongue-disorders/tongue-discomfort

https://www.verywellhealth.com/tongue-diseases-5118157

https://www.healthline.com/health/tongue-problems-2

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27343960/

https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/tongue

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/burning-mouth-syndrome/symptoms-causes/syc-20350911