Kesepian bukan masalah yang dapat disepelekan. Kesepian membuat seseorang merasa tertekan karena seolah memikul seluruh bebannya seorang diri. Hal tersebut meningkatkan risiko depresi, dan tidak jarang mendorong pada tindakan-tindakan berbahaya seperti perilaku maladaptasi (penyesuaian diri yang buruk) sampai bunuh diri.
Orang lanjut usia sangat rentan terhadap kesepian dan isolasi sosial yang dapat berdampak serius pada kesehatan. Perasaan terisolasi tersebut muncul karena tidak adanya teman atau relasi sosial yang berkualitas di sisi mereka. Akibatnya, individu dengan kesepian tidak mampu memenuhi kebutuhan cinta dan rasa memiliki.
Berdasarkan data WHO, isolasi sosial dan kesepian tersebar luas, dengan beberapa negara melaporkan bahwa satu dari tiga orang lanjut usia merasa kesepian. Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa isolasi sosial dan kesepian berdampak serius pada umur panjang, kesehatan fisik dan mental, serta kualitas hidup lansia.
Interaksi sosial dengan lingkungan menjauhkan lansia dari perasaan kesepian (Sumber: foto pens 49 ceria) |
"Kesepian bertindak sebagai pupuk bagi penyakit lain,” menurut Steve Cole, Ph.D., direktur Laboratorium Inti Genomik Sosial di Universitas California, Los Angeles.
Perasaan kesepian pada lansia dalam istilah medis disebut geriatric loneliness atau elderly loneliness. Istilah ini digunakan untuk merujuk pada kesepian yang dialami oleh orang lanjut usia.
Banyak yang menjadi pemicu munculnya perasaan kesepian, adanya perubahan lingkungan, seperti pindah rumah, dirawat di rumah sakit atau masuk ke panti jompo.
Lansia yang pindah rumah karena mencari tempat yang tenang dan jauh dari kebisingan, ikut anak-menantu, atau tinggal di panti jompo. Sering kali muncul perasaan kesepian dan isolasi karena kurang mampu beradaptasi.
Kesepian sering kali, mempengaruhi kesehatan fisik dan mental lansia, dan merupakan masalah kesehatan yang penting untuk diperhatikan dalam perawatan dan memberikan dukungan bagi orang lanjut usia.
Risiko Kesehatan yang Timbul dari Kesepian.
Ada bukti kuat bahwa banyak orang dewasa berusia 50 tahun ke atas terisolasi secara sosial atau kesepian yang dapat membahayakan kesehatan mereka, studi terbaru menemukan bahwa:
- Isolasi sosial secara signifikan meningkatkan risiko kematian dini seseorang dari semua penyebab, risiko yang dapat menyaingi risiko merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik.
- Isolasi sosial dikaitkan dengan sekitar 50% peningkatan risiko demensia.
- Hubungan sosial yang buruk (ditandai dengan isolasi sosial atau kesepian) dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung sebesar 29% dan peningkatan risiko stroke sebesar 32%.
- Kesepian dikaitkan dengan tingkat depresi, kecemasan, dan bunuh diri yang lebih tinggi.
- Kesepian di antara pasien gagal jantung dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian hampir 4 kali lipat, peningkatan risiko rawat inap sebesar 68%, dan peningkatan risiko kunjungan unit gawat darurat sebesar 57%.
Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mendukung lansia dalam mengatasi kesepian dengan memberikan dukungan sosial, kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan menjaga hubungan yang erat dengan keluarga dan teman-teman mereka.
Perasaan kesepian pada lansia (orang tua lanjut usia) sangat kompleks dan bervariasi tergantung pada individu dan situasi mereka.
Lansia sering kali mengalami perasaan kesepian karena beberapa alasan berikut:
😭 Kehilangan Pasangan:
Banyak lansia mengalami kesepian karena kehilangan pasangan hidup mereka. Setelah hidup bersama selama bertahun-tahun, kematian pasangan bisa menyebabkan perasaan kekosongan dan kesepian yang mendalam.
Lansia sangat rentan terhadap kesepian dan isolasi sosial (Sumber: foto canva.com) |
😭 Kurangnya Interaksi Sosial:
Lansia mungkin mengalami kesulitan dalam menjaga interaksi sosial karena keterbatasan fisik atau mobilitas, yang menyebabkan rasa terisolasi dan kesepian.
😭 Jarak dengan Keluarga dan Teman:
Beberapa lansia tinggal jauh dari keluarga dan teman-teman terdekat mereka, menyebabkan kurangnya dukungan emosional dan interaksi sosial. Banyak pensiunan yang menjual rumah tempat asalnya hidup bertahun-tahun, dan membuat rumah yang jauh atau di kampung halamannya. Namun merasa kesepian dengan tempat yang baru, dan kembali lagi ke tempat semula.
Lansia tinggal jauh dari keluarga dan teman-teman kurang dukungan emosional dan interaksi sosial. (Sumber: foto canva.com) |
😭 Penurunan Aktivitas:
Ketika aktivitas fisik dan mental berkurang karena proses penuaan atau kondisi kesehatan, lansia mungkin merasa kesepian karena kurangnya keterlibatan dalam kegiatan sehari-hari.
😭 Hilangnya Peran Sosial:
Pensiun atau kehilangan peran sosial yang sebelumnya mereka miliki, seperti sebagai pekerja, orangtua, atau anggota masyarakat yang aktif, dapat menyebabkan perasaan kesepian dan kurangnya identitas.
😭 Perubahan Lingkungan:
Pindah ke tempat tinggal baru, seperti panti jompo atau rumah perawatan, dapat menyebabkan perasaan kesepian karena beradaptasi dengan lingkungan yang tidak familier.
😭 Kondisi Kesehatan:
Beberapa kondisi kesehatan tertentu, seperti demensia atau gangguan kognitif lainnya, dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, meningkatkan risiko kesepian.
💬 Perasaan kesepian pada lansia tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan mental mereka tetapi juga dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik mereka.
Lansia yang mengalami perasaan kesepian biasanya menunjukkan beberapa ciri-ciri atau tanda-tanda tertentu. Namun, perlu diingat bahwa ciri-ciri ini tidak selalu berlaku untuk setiap individu, dan mungkin bervariasi tergantung pada situasi dan kepribadian masing-masing.
Beberapa ciri lansia yang mengalami perasaan kesepian antara lain:
😕 Menarik Diri dari Interaksi Sosial:
Lansia yang kesepian cenderung menarik diri dari interaksi sosial. Mereka mungkin menghindari pertemuan sosial, acara keluarga, atau aktivitas komunitas yang sebelumnya mereka nikmati.
😕 Ekspresi Rasa Kehilangan:
Lansia yang kesepian sering kali menyampaikan perasaan kehilangan, kesepian, atau terisolasi ketika berbicara dengan orang lain.
Lansia kesepian sering menyampaikan perasaan kehilangan (Sumber: foto canva.com) |
😕 Rendahnya Semangat dan Energi:
Perasaan kesepian dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan rendahnya energi. Lansia yang kesepian mungkin terlihat lebih sedih atau kurang bersemangat.
😕 Kesulitan Tidur:
Lansia yang merasa kesepian mungkin mengalami kesulitan tidur, seperti sulit tertidur, terbangun di tengah malam, atau tidur terlalu banyak.
😕 Menunjukkan Tanda-tanda Keterasingan:
Mereka mungkin menunjukkan tanda-tanda keterasingan, seperti menghabiskan banyak waktu sendirian, mengisolasi diri di rumah, atau menghindari kontak dengan orang lain.
😕 Penurunan Minat dan Aktivitas:
Perasaan kesepian dapat menyebabkan penurunan minat dalam kegiatan yang sebelumnya dinikmati. Mereka mungkin kehilangan minat dalam hobi, olahraga, atau acara sosial.
😕 Kondisi Fisik dan Kesehatan yang Memperburuk:
Lansia yang kesepian mungkin mengalami penurunan kesehatan fisik dan mental. Perasaan kesepian dapat berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit fisik dan mental.
😕 Merasa Terlupakan atau Tidak Diinginkan:
Lansia yang kesepian dapat merasa terlupakan atau tidak diinginkan oleh keluarga atau masyarakat sekitar. Memiliki karakter yang tidak disukai, misal: pemarah, galak, cerewet dan sebagainya.
Perasaan kesepian pada lansia dapat berhubungan dengan berbagai penyakit dan masalah kesehatan yang mendasari.
Beberapa di antaranya adalah:
😱 Depresi:
Depresi adalah gangguan suasana hati yang serius dan dapat menyebabkan perasaan kesepian yang mendalam. Lansia yang mengalami depresi cenderung merasa sedih, putus asa, kehilangan minat pada kegiatan sehari-hari, dan mengisolasi diri dari interaksi sosial.
😱 Gangguan Kognitif:
Lansia dengan gangguan kognitif seperti demensia atau penyakit Alzheimer mungkin merasa kesepian karena kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Lansia merasa kesepian karena kesulitan berkomunikasi dan berinteraksi (Sumber: foto canva.com) |
😱 Kondisi Medis Kronis:
Lansia dengan kondisi medis kronis seperti penyakit jantung, diabetes, atau arthritis mungkin menghadapi kesulitan dalam berpartisipasi dalam kegiatan sosial karena keterbatasan fisik atau kelelahan.
😱 Kehilangan Pasangan:
Kehilangan pasangan hidup bisa menyebabkan perasaan kesepian yang mendalam pada lansia. Setelah hidup bersama selama bertahun-tahun, kehilangan pasangan bisa menyebabkan perasaan kekosongan dan isolasi sosial.
😱 Penurunan Mobilitas:
Lansia yang mengalami penurunan mobilitas, misalnya karena masalah pada kaki atau punggung, mungkin mengalami kesulitan dalam bergerak dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial, yang dapat menyebabkan perasaan kesepian.
😱 Kurangnya Dukungan Sosial:
Kurangnya dukungan sosial dari keluarga, teman, atau masyarakat sekitar dapat meningkatkan risiko perasaan kesepian pada lansia.
😱 Isolasi Sosial:
Lansia yang mengalami isolasi sosial, baik karena tinggal jauh dari keluarga dan teman-teman atau karena faktor lain, lebih mungkin merasa kesepian.
😱 Perubahan Lingkungan:
Pindah ke tempat tinggal baru, seperti panti jompo atau rumah perawatan, dapat menyebabkan perasaan kesepian karena beradaptasi dengan lingkungan yang tidak familier.
Perasaan kesepian dapat memiliki dampak buruk yang signifikan, terutama pada kesejahteraan fisik, mental, dan sosial individu yang mengalaminya.
Beberapa dampak buruk perasaan kesepian:
💢 Masalah Kesehatan Mental:
Perasaan kesepian dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, dan stres kronis. Lansia yang kesepian berisiko lebih tinggi mengalami depresi dan memiliki kualitas hidup yang lebih rendah.
💢 Penurunan Kognitif:
Studi telah menunjukkan bahwa perasaan kesepian dapat berhubungan dengan penurunan kognitif pada lansia. Kondisi seperti demensia atau penyakit Alzheimer juga dapat memperburuk akibat perasaan kesepian.
💢 Penyakit Fisik:
Perasaan kesepian dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan gangguan kekebalan tubuh.
💢 Isolasi Sosial:
Lansia yang merasa kesepian cenderung menarik diri dari interaksi sosial. Isolasi sosial dapat menyebabkan penurunan dukungan emosional dan sosial, meningkatkan risiko kesepian lebih lanjut, dan memperburuk masalah kesehatan mental.
💢 Kurangnya Motivasi dan Energi:
Perasaan kesepian dapat mengurangi motivasi dan energi seseorang untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari atau mengejar minat dan hobi.
💢 Kualitas Hidup yang Buruk:
Lansia yang kesepian mungkin mengalami penurunan kualitas hidup karena merasa terasing dan tidak dihargai.
💢 Ketergantungan pada Narkotika atau Alkohol:
Beberapa lansia yang kesepian mungkin mencoba untuk mengatasi perasaan mereka dengan mengandalkan obat-obatan atau alkohol, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan tambahan.
💢 Kematian Dini:
Beberapa penelitian telah menemukan korelasi antara perasaan kesepian yang kronis dengan risiko kematian dini pada lansia.
Mengobati perasaan kesepian pada lansia melibatkan pendekatan yang komprehensif untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, emosional, dan mental mereka.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi perasaan kesepian pada lansia:
✌ Dukungan Sosial:
Dukungan dari keluarga, teman, atau anggota masyarakat lainnya sangat penting dalam mengatasi perasaan kesepian. Melibatkan lansia dalam interaksi sosial yang positif dapat membantu mereka merasa lebih terhubung dengan orang lain.
✌ Aktivitas Sosial dan Komunitas:
Mendorong lansia untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan komunitas dapat membantu mereka merasa lebih terlibat dan terhubung dengan orang lain. Misalnya, bergabung dengan klub sosial, program kegiatan lansia di daerah setempat, atau kelompok dukungan.
✌ Berbicara dan Mendengarkan:
Mendengarkan perasaan dan pengalaman lansia dengan penuh perhatian dapat membantu mereka merasa didengar dan dihargai. Mengobrol dan berbagi cerita dengan orang lain juga dapat meningkatkan perasaan koneksi.
✌ Teknologi dan Media Sosial:
Mengajari lansia untuk menggunakan teknologi dan media sosial dapat membantu mereka tetap terhubung dengan keluarga dan teman-teman, terutama jika jarak geografis menjadi kendala.
✌ Aktivitas Kreatif:
Mendorong lansia untuk terlibat dalam aktivitas kreatif seperti seni, musik, atau menulis dapat memberikan rasa pencapaian dan kepuasan, serta menciptakan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain yang memiliki minat serupa.
✌ Pendampingan dan Perawatan:
Jika lansia mengalami masalah kesehatan mental yang serius atau kondisi medis yang mempengaruhi perasaan kesepian, penting untuk mencari dukungan profesional dari tenaga medis atau profesional kesehatan mental.
✌ Perawatan Diri:
Mendorong lansia untuk menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, tidur cukup, dan melakukan kegiatan yang memberikan rasa kepuasan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
✌ Membantu dengan Mobilitas:
Jika lansia mengalami keterbatasan mobilitas, memberikan bantuan dengan perawatan diri atau membantu mereka berpartisipasi dalam aktivitas sosial dapat membantu mengurangi perasaan kesepian.
💭 Penting untuk diingat bahwa perasaan kesepian pada lansia adalah isu serius yang memerlukan perhatian dan dukungan.
Memberikan dukungan sosial, menggalakkan partisipasi dalam kegiatan sosial, dan menjaga hubungan yang erat dengan keluarga dan teman-teman dapat membantu mengurangi perasaan kesepian dan meningkatkan kesejahteraan lansia.
Jika perasaan kesepian dan masalah kesehatan mental menjadi signifikan, disarankan untuk mencari bantuan dari tenaga medis atau profesional kesehatan mental.
🎆 🎆 🎆
Sumber:
https://www.nhs.uk/mental-health/feelings-symptoms-behaviours/feelings-and-symptoms/feeling-lonely/
https://www.cdc.gov/aging/publications/features/lonely-older-adults.html
https://www.nia.nih.gov/news/social-isolation-loneliness-older-people-pose-health-risks
https://www.who.int/activities/reducing-social-isolation-and-loneliness-among-older-people