Wednesday, 13 September 2023

Kutil Mengganggu Citra Diri Orang Lanjut Usia, Dan Ada Risiko

     Kutil berbentuk benjolan kecil yang berkembang di kulit yang disebabkan oleh infeksi virus.  Kebanyakan orang akan memiliki kutil pada suatu saat. Biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya, namun bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. 

Kutil adalah pertumbuhan kulit yang tidak normal atau jaringan kulit yang tumbuh lebih cepat dari biasanya. Kutil biasanya disebabkan oleh infeksi virus, terutama Human Papillomavirus (HPV). Kutil dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk tangan, kaki, wajah, atau bahkan area genital.

Kutil biasanya tidak berbahaya, tetapi mereka bisa mengganggu tampilan (citra diri) dan kadang-kadang menyakitkan. Beberapa jenis kutil, terutama yang muncul di daerah genital, dapat berkaitan dengan risiko kanker tertentu, sehingga penting untuk memeriksakannya dengan dokter. 

Beberapa kutil ada yang berbahaya khususnya,
didaerah genital. (Sumber: foto LPC- Lansia)
Verruca adalah istilah medis untuk kutil, dan biasanya disebut sebagai "verruca vulgaris". Istilah medis ini mengacu pada pertumbuhan kulit yang disebabkan oleh infeksi virus HPV (Human Papillomavirus). 

Terdapat beberapa jenis kutil, dan masing-masing dapat memiliki istilah medis yang berbeda sesuai dengan lokasi dan karakteristiknya. Misalnya, kutil yang muncul di kaki sering disebut "verruca plantaris," sementara kutil di tangan dapat disebut "verruca vulgaris." Kutil dapat memiliki berbagai penampilan, mulai dari kecil dan rata hingga besar dan kasar

Lansia dapat terkena kutil karena infeksi virus HPV (Human Papillomavirus) yang menyebabkan kutil dan dapat mengenai siapa saja, termasuk orang yang usianya lebih tua. 

HPV adalah virus yang sangat umum dan dapat menular melalui kontak kulit ke kulit dengan seseorang yang terinfeksi atau melalui benda-benda seperti handuk, alas kaki, atau permukaan yang terkontaminasi.

Kutil yang tumbuh di pergelangan tangan.
(Sumber: foto canva.com)

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kutil, termasuk lansia:

📜 Sistem Kekebalan Tubuh yang Menurun: 

Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh cenderung melemah. Ini bisa membuat lansia lebih rentan terhadap infeksi HPV dan pertumbuhan kutil.

📜 Kontak Kulit yang Berulang: 

Lansia yang sering berinteraksi dengan orang lain atau berbagi ruang umum dengan orang lain, seperti di fasilitas perawatan jangka panjang atau rumah sakit, mungkin memiliki risiko lebih tinggi karena mereka lebih mungkin terpapar virus HPV melalui kontak kulit-ke-kulit.

Kontak kulit yang berulang berisiko kena virus HPV.
(Sumber: foto canva.com)

📜 Kondisi Medis yang Mempengaruhi Kulit:

Beberapa kondisi medis yang lebih umum pada lansia, seperti diabetes atau penyakit kulit tertentu, dapat mempengaruhi kondisi kulit dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi kutil.

       Kutil bukanlah masalah yang terkait langsung dengan usia, tetapi lebih terkait dengan paparan terhadap virus HPV. Meskipun lansia dapat terkena kutil, orang dari segala usia berisiko terinfeksi virus ini.  

Gejala kutil pada lansia tidak berbeda secara signifikan dari gejala kutil pada orang lain yang lebih muda. Gejala utama kutil meliputi:

🎈 Pertumbuhan Kulit yang Tidak Normal: 

Kutil umumnya muncul sebagai pertumbuhan kulit yang tidak normal atau tonjolan pada kulit. Mereka bisa berukuran kecil atau besar, datar atau kasar, dan biasanya memiliki permukaan yang berlekuk atau berbintik-bintik.

🎈 Rasa Gatal atau Tidak Nyaman:

Kutil kadang-kadang bisa menjadi gatal atau menimbulkan rasa tidak nyaman atau iritasi jika mereka tumbuh di area yang rentan tergesek atau tertekan.

🎈 Perubahan Warna Kulit: 

Warna kulit di sekitar kutil bisa berubah, menjadi lebih terang atau lebih gelap dari kulit sekitarnya.

🎈 Pendarahan:

Kutil yang terletak di area yang sering teriritasi atau digosok bisa berdarah jika terluka.

🎈 Penyebaran: 

Kutil bisa menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian lain jika tidak diobati.

🎈 Rasa Tidak Nyaman saat Berjalan:

Kutil yang muncul di kaki, terutama di telapak kaki, dapat menjadi sangat tidak nyaman saat berjalan atau berdiri.

       Mencegah kutil pada lansia melibatkan upaya untuk menghindari paparan terhadap virus HPV (Human Papillomavirus), yang merupakan penyebab umum kutil. Meskipun tidak ada cara yang sepenuhnya efektif untuk mencegah infeksi HPV.

Beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko terkena kutil:

🔍 Vaksinasi HPV: 

Vaksinasi adalah cara yang efektif untuk melindungi diri dari beberapa jenis virus HPV yang paling umum dan berbahaya. Vaksin HPV biasanya dianjurkan untuk anak-anak dan remaja sebelum mereka menjadi aktif secara seksual, tetapi beberapa negara juga merekomendasikan vaksinasi HPV untuk kelompok usia yang lebih tua. Lansia yang belum divaksinasi atau belum lengkap vaksinasi HPV sebaiknya berkonsultasi dengan dokter tentang kemungkinan vaksinasi.

Cara yang paling efektif dari virus HPV dengan vaksinasi.
(Sumber: foto canva.com)

🔍 Hindari Kontak Kulit ke Kulit:

Hindari kontak kulit-ke-kulit dengan orang yang memiliki kutil. Ini termasuk menghindari berbagi barang pribadi seperti handuk, pisau cukur, atau alat mandi lainnya.

🔍 Gunakan Pelindung Saat Berenang: 

Jika Anda berenang di kolam umum atau tempat umum lainnya, kenakan alas kaki atau sandal untuk melindungi kaki Anda dari kemungkinan paparan virus HPV yang dapat hidup di lingkungan yang lembap.

🔍 Jaga Kebersihan: 

Menjaga kulit dan tangan bersih dapat membantu mengurangi risiko infeksi virus HPV. Cuci tangan secara teratur, terutama setelah kontak dengan kutil atau permukaan yang terkontaminasi.

🔍 Perhatikan Pertumbuhan Kulit: 

Jika Anda melihat pertumbuhan kulit yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter atau dermatologis. Tindakan dini dapat membantu mencegah penyebaran kutil dan masalah kulit lainnya.

🔍 Perhatikan Kesehatan Umum: 

Mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang sehat dengan menjalani gaya hidup yang sehat, termasuk makan seimbang, berolahraga, cukup tidur, dan menghindari stres berlebihan, dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi, termasuk infeksi HPV.

       Meskipun langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi risiko kutil, tidak ada cara yang dapat menjamin bahwa Anda akan sepenuhnya terhindar dari infeksi HPV. Penting untuk selalu mengikuti praktik kebersihan dan perhatikan kesehatan kulit Anda, terutama jika Anda berusia lanjut.  

Pengobatan kutil tergantung pada lokasi, jumlah, ukuran, dan jenis kutil. Ada beberapa pilihan pengobatan yang dapat Anda pertimbangkan, baik yang dapat Anda lakuk an sendiri di rumah maupun dengan bantuan dari profesional medis. 

Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan untuk mengatasi kutil:

Obat-obatan Topikal:

💊 Salep Kutil: 

Ada berbagai salep nonprescription (tanpa resep) yang mengandung bahan seperti asam salisilat atau asam laktat yang dapat membantu menghilangkan kutil secara perlahan. Ikuti petunjuk pemakaian dengan cermat.

💊 Cairan Kutil:

Cairan yang mengandung asam salisilat juga dapat digunakan untuk merendam kutil dan membantu mengelupaskan lapisan atas kulit yang terkena kutil. Penggunaan yang teratur diperlukan.

💊 Krioterapi (penghilangan dengan dingin): 

Dokter dapat menggunakan nitrogen cair untuk membekukan kutil dan menghancurkannya. Ini adalah prosedur yang umum dilakukan di klinik atau praktik dokter.

💊 Elektrokauterisasi:

Ini adalah prosedur medis di mana kutil dihapus dengan menggunakan aliran listrik yang kuat. Ini biasanya dilakukan oleh dokter atau dermatologis.

💊 Pengangkatan Bedah:

Kutil yang besar atau sulit diatasi dengan metode lain dapat dihapus melalui prosedur bedah. Ini melibatkan pemotongan kutil menggunakan pisau bedah atau gunting medis.

💊 Pengobatan Laser:

Beberapa kutil dapat dihapus dengan menggunakan laser yang menghancurkan jaringan kutil. Ini biasanya dilakukan oleh profesional medis.

💊 Vaksinasi HPV: 

Untuk kutil yang terkait dengan jenis HPV tertentu, vaksinasi HPV mungkin digunakan sebagai bagian dari perawatan atau pencegahan lebih lanjut.

Selalu penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau dermatologis sebelum memutuskan metode pengobatan mana yang paling sesuai untuk kasus Anda.

        💬 Jika Anda memiliki kutil atau khawatir tentang pertumbuhan kulit yang mencurigakan, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau dermatologis untuk evaluasi dan rekomendasi pengobatan yang sesuai. Jangan mencoba untuk menghilangkan kutil sendiri tanpa nasihat medis, karena hal itu dapat menyebabkan masalah lebih lanjut.

Selain pengobatan, penting untuk menghindari penyebaran kutil. Ini termasuk menghindari menyentuh atau menggaruk kutil, tidak berbagi alat mandi atau handuk dengan orang lain, dan jika Anda memiliki kutil di kaki, kenakan alas kaki di kolam renang umum atau tempat-tempat yang lembap.




Sumber:

https://www.nhs.uk/conditions/warts-and-verrucas/

https://www.nidirect.gov.uk/conditions/warts-and-verrucas

https://www.bazuka.co.uk/identify/verrucas

https://en.wikipedia.org/wiki/Plantar_wart

https://www.kentcht.nhs.uk/wp-content/uploads/2016/10/Verrucas-01023-v3.pdf

Tuesday, 12 September 2023

Perilaku Lansia Kikir , Konflik Hubungan Dengan Teman atau Keluarga.

        Kekikiran adalah kebalikan dari kemurahan hati. Jika orang yang pemurah memberi dengan cuma-cuma, sering kali menganggap memberi sebagai aktivitas yang menyenangkan, orang yang pelit menahan diri dan menganggap memberi itu sulit dan tidak nyaman. Meskipun kekikiran umumnya dikaitkan dengan uang, hal ini juga terjadi di bidang lain.

Perilaku seseorang yang sangat pelit atau kikir dalam mengeluarkan uang atau berbagi dengan orang lain. Orang yang kikir (stingy) cenderung sangat hemat dan enggan memberikan atau mengeluarkan uang, bahkan dalam situasi di mana memberi atau berbagi dianggap pantas atau sesuai.

Orang yang dianggap "stingy" dapat memiliki alasan atau motivasi pribadi untuk perilaku mereka, seperti kekhawatiran tentang keuangan pribadi mereka atau ketidakmampuan untuk berbagi secara murah hati. Namun, perilaku yang terlalu pelit atau kikir dapat memengaruhi hubungan sosial dan menyebabkan ketegangan dalam interaksi dengan orang lain.

Kekikiran dan Berhemat.

Kikir tidak sama dengan berhemat. Meskipun berhemat adalah penggunaan waktu, energi, dan sumber daya secara cerdas dan efisien, kekikiran adalah salah satu bentuk rasa takut, yaitu rasa takut  tidak  mempunyai cukup uang. Hal ini memotivasi seseorang untuk tidak memberikan harta bendanya meskipun memberikannya tidak akan menimbulkan masalah bagi mereka.

Orang tua atau lansia yang cenderung kikir atau pelit dapat menunjukkan beberapa ciri-ciri atau perilaku tertentu. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua lansia memiliki sifat ini, dan perilaku kikir dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya

Kekikiran berbeda dengan berhemat.
(Sumber: foto forum warga 09/09)

Beberapa ciri yang mungkin ditemui pada lansia yang cenderung kikir:

😈 Menahan Pengeluaran:

Lansia kikir mungkin menahan diri dari menghabiskan uang untuk hal-hal yang dianggap tidak penting. Mereka dapat menghindari pengeluaran besar atau pembelian yang tidak diperlukan.

😈 Penghematan yang Berlebihan: 

Mereka cenderung sangat menghemat dan mungkin enggan menghabiskan uang bahkan untuk kebutuhan dasar seperti makanan, perawatan medis, atau perawatan pribadi.

Hemat berlebihan bahkan untuk kebutuhan dasar.
(Sumber: foto canva.com)

😈 Ketidaksetujuan terhadap Hiburan atau Aktivitas Sosial: 

Lansia kikir mungkin enggan menghabiskan uang untuk hiburan atau aktivitas sosial, seperti makan di luar, liburan, atau pertemuan dengan teman-teman.

😈 Perasaan Kecemasan Finansial: 

Mereka sering memiliki kecemasan berlebihan tentang keuangan mereka dan khawatir kehabisan uang di masa depan, bahkan jika situasinya sebenarnya baik-baik saja.

😈 Pemantauan Pengeluaran yang Ketat: 

Lansia kikir mungkin memantau pengeluaran mereka dengan sangat ketat, mencatat setiap pengeluaran kecil, dan berusaha untuk mengurangi pengeluaran sebanyak mungkin.

😈 Kepemilikan Benda yang Lama dan Rusak: 

Mereka mungkin cenderung mempertahankan benda-benda lama yang sudah rusak daripada membeli yang baru sebagai upaya untuk menghemat uang.

Mempertahankan benda lama yang sudah rusak
(Sumber: foto canva.com)

😈 Ketidakmampuan untuk Memberi atau Berbagi:

Mereka mungkin kesulitan memberi atau berbagi dengan orang lain, bahkan dalam situasi di mana memberi dianggap pantas atau sesuai.

😈 Isolasi Sosial: 

Sifat kikir dapat mengarah pada isolasi sosial, di mana lansia menghindari interaksi sosial atau pertemuan dengan teman dan keluarga yang mungkin melibatkan pengeluaran.

       💬 Sifat kikir pada lansia bisa bervariasi dari ringan hingga parah, dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi keuangan pribadi, pengalaman hidup sebelumnya, dan perubahan dalam kesehatan fisik dan mental.

Beberapa penyebab umum perilaku kikir pada lansia meliputi:

😇 Keterbatasan Keuangan:

Banyak lansia hidup dengan pendapatan tetap, seperti pensiun atau tabungan yang terbatas. Ketika sumber pendapatan ini terbatas, beberapa lansia mungkin merasa perlu untuk sangat menghemat uang mereka untuk mengatasi ketidakpastian finansial di masa depan.

😇 Kecemasan Finansial: 

Kecemasan tentang keuangan di masa depan dapat membuat seseorang menjadi sangat kikir. Mereka mungkin merasa perlu untuk menahan pengeluaran mereka sebagai cara untuk mengurangi stres dan kecemasan finansial.

Kecemasan finasial cara mengurangi stres.
(Sumber: foto canva.com)

😇 Pengalaman Masa Lalu:

Pengalaman hidup masa lalu, seperti masa muda yang sulit atau pengalaman finansial yang buruk, dapat mempengaruhi perilaku kikir pada lansia. Mereka mungkin membawa ketakutan akan kekurangan uang dari masa lalu ke dalam masa pensiun.

😇 Kehilangan Pasangan atau Teman:

Kehilangan pasangan hidup atau teman-teman dekat dapat mengisolasi seseorang dan membuatnya lebih enggan untuk menghabiskan uang untuk aktivitas sosial atau hiburan.

😇 Kesehatan yang Buruk:

Lansia dengan masalah kesehatan serius atau biaya perawatan medis yang tinggi mungkin cenderung kikir untuk menghemat uang untuk perawatan mereka.

😇 Perubahan Dalam Kebutuhan dan Prioritas: 

Seiring bertambahnya usia, prioritas dan kebutuhan seseorang bisa berubah. Lansia mungkin lebih fokus pada kebutuhan dasar seperti perawatan kesehatan dan perumahan daripada pengeluaran tambahan.

Perilaku terlalu pelit (kikir) mempengaruhi hubungan sosial.
(Sumber: foto canva.com)

😇 Isolasi Sosial:

Lansia yang merasa terisolasi sosial mungkin cenderung kikir karena mereka memiliki lebih sedikit kesempatan untuk menghabiskan uang dalam interaksi sosial atau kegiatan sosial.

😇 Perasaan Tidak Aman: 

Rasa tidak aman atau kekhawatiran akan masa depan ekonomi bisa mendorong seseorang untuk menjadi sangat kikir.

       💭 Perilaku kikir pada lansia bisa menjadi respons yang wajar terhadap berbagai tekanan dan tantangan yang dihadapi di usia lanjut. 

       💬 Kikir yang mengganggu kesejahteraan lansia adalah perilaku kikir yang berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Perilaku ini bisa melibatkan penahanan diri yang berlebihan dalam hal pengeluaran uang, hingga tingkat yang merugikan kesehatan, kualitas hidup, dan hubungan sosial lansia. 

Beberapa contoh kikir yang dapat mengganggu kesejahteraan lansia meliputi:

📌 Penahanan Perawatan Medis: 

Lansia yang sangat kikir mungkin menunda atau menghindari perawatan medis yang diperlukan karena khawatir biaya. Ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka.

Khawatir biaya menghindari perawatan.
(Sumber: foto canva.com)

📌 Penghematan pada Nutrisi: 

Kikir yang ekstrem dapat menyebabkan lansia mengurangi pengeluaran untuk makanan yang baik dan bergizi, yang dapat memengaruhi kesehatan dan gizi mereka.

📌 Isolasi Sosial: 

Lansia yang sangat kikir mungkin enggan menghabiskan uang untuk aktivitas sosial atau pertemuan dengan teman-teman dan keluarga, yang bisa menyebabkan isolasi sosial dan perasaan kesepian.

📌 Pengeluaran untuk Kebutuhan Dasar yang Terabaikan:

Terlalu fokus pada penghematan dapat menyebabkan lansia mengabaikan kebutuhan dasar seperti perawatan perumahan yang layak atau perawatan diri pribadi yang diperlukan.

📌 Penghindaran Hiburan dan Rekreasi:

Lansia yang sangat kikir mungkin enggan untuk menghabiskan uang untuk hiburan, rekreasi, atau liburan, yang dapat mengurangi kualitas hidup mereka.

📌 Pertumbuhan Stres dan Kecemasan:

Penyebab stres finansial dan kecemasan yang berkelanjutan akibat perilaku kikir dapat merusak kesejahteraan emosional lansia.

📌 Konflik dalam Hubungan:

Perilaku kikir yang berlebihan dapat menyebabkan konflik dalam hubungan dengan anggota keluarga atau teman yang mungkin merasa diabaikan atau tidak dihargai.

📌 Ketidakmampuan untuk Menghadapi Keadaan Darurat: 

Kikir yang ekstrem dapat membuat lansia kurang siap untuk menghadapi keadaan darurat finansial atau situasi tak terduga.

Penting untuk mengenali tanda-tanda perilaku kikir yang mengganggu kesejahteraan lansia dan mencari solusi yang sesuai.  

Beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi kikir pada lansia:

😀 Logika dan Empati:

Manusia menggunakan dua hal ketika mereka menilai apakah akan bermurah hati, yaitu logika dan empati. Pengambilan keputusan di otak menentukan untuk menjadi lebih murah hati.  Logika melakukan penilaian manfaat dan kerugian bagi pemberi dan penerima. Jika pemberi melihat bahwa mereka dapat membuat perbedaan bagi penerima tanpa kerugian yang signifikan bagi pemberi maka muncul kemurahan hati yang logis.

Bermurah hati lawan dari kekikiran.
(Sumber: foto canva.com)

😀 Pemahaman dan Empati:

Cobalah memahami penyebab perilaku kikir mereka. Beberapa lansia mungkin mengalami ketakutan finansial atau kecemasan tentang masa depan mereka. Berbicaralah dengan mereka dengan empati dan pendekatan yang penuh pengertian untuk mengetahui apa yang mendasari perilaku kikir mereka.

😀 Bicarakan dengan Tenang: 

Ajak lansia untuk berbicara tentang kekhawatiran finansial mereka. Hindari menyalahkan atau mengkritik mereka, tetapi dorong diskusi yang terbuka dan jujur.

😀 Bantu dengan Perencanaan Keuangan:

Bantu lansia membuat rencana keuangan yang bijaksana untuk masa pensiun mereka. Ini bisa mencakup membuat anggaran, mengidentifikasi prioritas pengeluaran, dan merencanakan investasi atau aset pensiun.

😀 Perhatikan Kesehatan: 

Pastikan lansia mendapatkan perawatan medis yang diperlukan. Kikir yang berlebihan yang mengarah pada penundaan perawatan medis bisa berdampak negatif pada kesehatan mereka.

😀 Berikan Informasi: 

Bagikan informasi tentang program atau bantuan keuangan yang mungkin tersedia untuk lansia, seperti bantuan sosial atau bantuan keuangan dari pemerintah.

😀 Ajak Terlibat dalam Kegiatan Sosial:

Dorong lansia untuk tetap aktif sosial dengan mengikuti kegiatan atau pertemuan dengan teman-teman dan keluarga. Ini dapat membantu mengurangi isolasi sosial.

😀 Berikan Dukungan Emosional:

Lansia mungkin membutuhkan dukungan emosional dalam menghadapi kecemasan atau stres yang mungkin mereka rasakan terkait dengan perilaku kikir. Dengarkan mereka dan tawarkan dukungan.

😀 Gunakan Bantuan Profesional: 

Jika perilaku kikir sangat merugikan kesejahteraan lansia dan sulit untuk diatasi secara pribadi, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional, seperti seorang konselor atau ahli keuangan yang berpengalaman dalam masalah lansia.

😀 Sosialisasi dan Aktivitas: 

Ajak lansia untuk mengikuti aktivitas sosial dan rekreasi yang sesuai dengan anggaran mereka. Ini dapat membantu mereka tetap merasa terlibat dalam kehidupan sosial tanpa merasa terlalu khawatir tentang biaya.

😀 Edukasi: 

Bantu lansia untuk memahami pentingnya merencanakan masa pensiun dengan bijak dan mengelola keuangan mereka secara efektif. Edukasi tentang investasi, manajemen keuangan, dan perencanaan pensiun bisa sangat berharga.

       Mengatasi perilaku kikir pada lansia dapat memerlukan waktu dan kesabaran. Selalu prioritaskan kesejahteraan dan kesehatan mereka, dan berikan dukungan yang mereka butuhkan untuk mengatasi masalah ini.





Sumber:

https://thelucybloom.com/2019/06/why-so-stingy/

https://www.psychmechanics.com/personality-traits-stinginess/

https://www.agingcare.com/discussions/stingy-180238.htm?orderby=oldest

https://en.wikipedia.org/wiki/Miser






Monday, 11 September 2023

Makanan Tinggi Oksidatif, Mempercepat Penuaan, Bahaya Untuk Lansia

       Seiring bertambahnya usia, tubuh kita kehilangan kemampuan untuk melawan efek radikal bebas. Hal ini dapat mempercepat tanda-tanda penuaan dan risiko terkena penyakit kronis. Dalam konteks kesehatan dan gizi, makanan yang dapat meningkatkan stres oksidatif dalam tubuh sering disebut sebagai "makanan prooksidan" atau "makanan pro-inflamasi." 

Makanan prooksidan adalah makanan yang dapat merangsang atau mempercepat proses oksidasi dalam tubuh, yang dapat menghasilkan radikal bebas dan stres oksidatif. Makanan ini sering kali rendah antioksidan atau mengandung senyawa yang dapat memicu peradangan dalam tubuh.

Makanan yang tinggi oksidatif adalah makanan yang dapat meningkatkan pembentukan radikal bebas dalam tubuh manusia. Radikal bebas adalah molekul yang tidak stabil dan dapat merusak sel-sel tubuh dan berkontribusi pada berbagai penyakit. Sementara stres oksidatif adalah keadaan ketika jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralisasinya. Makanan tinggi oksidatif biasanya memiliki sifat prooksidan. 

Prooksidan adalah substansi atau molekul yang mendorong atau meningkatkan proses oksidasi dalam tubuh atau dalam lingkungan tertentu. Proses oksidasi melibatkan reaksi kimia di mana oksigen digunakan untuk mengubah molekul-molekul lain, sering kali menghasilkan radikal bebas atau senyawa reaktif oksigen yang dapat merusak sel-sel dan jaringan. Dalam konteks kesehatan, prooksidan sering dikaitkan dengan efek merusak pada tubuh manusia.

Prooksidan dikaitkan dengan efek merusak  tubuh manusia.
(Sumber: foto LPC- Lansia)

Beberapa contoh prooksidan termasuk:

💥 Radikal Bebas: 

Molekul-molekul seperti radikal hidroksil (•OH) dan radikal peroksil (•OOH) adalah contoh radikal bebas yang memiliki sifat prooksidan. Mereka dapat merusak komponen sel, termasuk DNA, protein, dan lipid.

💥 Polusi Udara:

Polusi udara yang mengandung senyawa seperti oksida nitrogen dan oksida sulfur dapat berperan sebagai prooksidan, merusak paru-paru dan sistem pernapasan.

Polusi udara mengandung oksida nitrogen dan sulfur
berperan sebagai prooksidan. (Canva.com)

💥 Lemak Oksidatif:

Lemak yang telah teroksidasi (misalnya, minyak goreng yang digunakan berulang-ulang) dapat menjadi sumber prooksidan yang dapat merusak sel dan jaringan dalam tubuh.

💥 Zat Kimia Tertentu:

Beberapa senyawa kimia tertentu, seperti benzene, dapat memiliki sifat prooksidan dan berpotensi merusak kesehatan.

       Prooksidan dapat meningkatkan stres oksidatif dalam tubuh, yang dapat menjadi faktor risiko bagi berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes, dan gangguan neurodegeneratif.  

Beberapa contoh makanan yang dapat memiliki efek prooksidan dalam tubuh adalah:

💩 Lemak trans: 

Lemak trans, yang ditemukan dalam makanan olahan dan makanan cepat saji, dapat meningkatkan peradangan dan stres oksidatif dalam tubuh.

💩 Minyak goreng yang digunakan berulang-ulang:

Minyak yang digunakan berulang-ulang dalam proses penggorengan dapat menjadi oksidatif dan menghasilkan senyawa yang merusak kesehatan.

Minyak goreng yang dipakai berulang kali dapat 
menjadi senyawa yang merusak kesehatan. (Sumber: foto canva.com)

💩 Makanan cepat saji: 

Makanan cepat saji sering mengandung lemak trans, garam berlebihan, dan bahan tambahan kimia yang dapat meningkatkan stres oksidatif.

💩 Makanan tinggi gula: 

Konsumsi berlebihan gula dapat menyebabkan peradangan dan stres oksidatif dalam tubuh.

💩 Daging merah yang dipanggang berlebihan:

Memasak daging merah pada suhu tinggi atau hingga terlalu gosong dapat menghasilkan senyawa yang berpotensi merusak sel.

💩 Alkohol berlebihan:

Alkohol dapat meningkatkan stres oksidatif dalam tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.

💩 Makanan yang digoreng dalam minyak yang digunakan berulang-ulang:

Penggorengan berulang-ulang dengan minyak yang sudah sering digunakan dapat menghasilkan senyawa oksidatif.

💩 Makanan tinggi zat aditif kimia: 

Makanan yang mengandung banyak zat aditif kimia, seperti pewarna buatan dan pengawet sintetis, dapat berkontribusi pada stres oksidatif dalam tubuh.       

       Makanan tinggi oksidatif dapat meningkatkan risiko sejumlah kondisi kesehatan dan penyakit. Peningkatan stres oksidatif dalam tubuh dapat merusak sel-sel dan jaringan.

Beberapa penyakit dampak dari makanan tinggi oksidatif , antara lain :

💜 Penyakit Jantung: 

Stres oksidatif dapat merusak pembuluh darah dan arteri, menyebabkan peradangan dan aterosklerosis (pengerasan arteri). Ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti penyakit arteri koroner.

💜 Kanker: 

Kerusakan sel akibat radikal bebas yang dihasilkan oleh stres oksidatif dapat menjadi faktor dalam perkembangan beberapa jenis kanker.

💜 Diabetes:

Stres oksidatif dapat memengaruhi sel beta pankreas yang menghasilkan insulin, yang berkontribusi pada perkembangan diabetes tipe 2.

💜 Penyakit Alzheimer: 

Beberapa penelitian telah menghubungkan stres oksidatif dengan perkembangan penyakit Alzheimer dan gangguan neurodegeneratif lainnya.

💜 Penyakit Parkinson: 

Radikal bebas dan stres oksidatif juga dapat berperan dalam perkembangan penyakit Parkinson.

💜 Penuaan Dini: 

Stres oksidatif dapat mempercepat penuaan kulit dan munculnya tanda-tanda penuaan dini, seperti keriput.

💜 Penyakit Autoimun:

Beberapa penyakit autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan sklerosis multipel, dapat dipengaruhi oleh stres oksidatif.

💜 Masalah Pencernaan: 

Radikal bebas dapat merusak sel-sel usus dan berkontribusi pada perkembangan masalah pencernaan seperti penyakit radang usus.

💜 Gangguan Mata: 

Stres oksidatif dapat berperan dalam perkembangan penyakit mata seperti katarak dan degenerasi makula.

Mekanisme prooksidan merusak sel-sel tubuh manusia.

Proses merusak prooksidan pada sel-sel tubuh melibatkan berbagai sistem pertahanan tubuh yang disebut sistem antioksidan. Sistem ini bekerja untuk menetralisir radikal bebas dan senyawa reaktif oksigen lainnya yang dapat merusak sel-sel tubuh. 

Berikut adalah beberapa cara bagaimana proses ini berlangsung:

👉 Antioksidan Endogen: 

Tubuh manusia menghasilkan antioksidan endogen (internal) yang merupakan senyawa-senyawa seperti glutation, superoksida dismutase, dan katalase. Mereka berperan dalam menangkap dan menonaktifkan radikal bebas serta senyawa berbahaya lainnya.

 👉 Antioksidan Eksogen: 

Antioksidan juga dapat diperoleh dari makanan dan suplemen. Beberapa contoh antioksidan eksogen yang penting termasuk vitamin C, vitamin E, beta-karoten, selenyum, dan zat lainnya yang ditemukan dalam berbagai jenis makanan, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan minyak ikan.

👉 Enzim Antioksidan:

Beberapa enzim dalam tubuh, seperti superoksida dismutase dan katalase, bekerja sebagai katalisator untuk mengubah radikal bebas menjadi senyawa yang kurang berbahaya.

👉 Penghapusan Radikal Bebas: 

Proses penghapusan radikal bebas melibatkan reaksi kimia yang mengubah radikal bebas menjadi molekul stabil yang tidak merusak. Misalnya, glutation dapat mengikat radikal bebas dan mengubahnya menjadi bentuk yang tidak berbahaya.

👉 Menghentikan Rantai Reaksi: 

Beberapa antioksidan bekerja dengan cara menghentikan rantai reaksi yang dihasilkan oleh radikal bebas, sehingga mencegah kerusakan lebih lanjut.

👉 Memperbaiki Kerusakan:

Setelah terjadi kerusakan pada sel-sel tubuh, proses perbaikan selular termasuk dalam upaya merusak prooksidan. Sel-sel tubuh dapat memperbaiki kerusakan DNA dan struktur sel lainnya.

Perbanyak Makanan Antioksidan.

        Antioksidan adalah molekul yang mencegah molekul lain dari oksidasi. Molekul antioksidan yang stabil dapat menyumbangkan elektron ke radikal bebas untuk menetralisir dan menghentikan kerusakan. Tubuh dapat menangkap beberapa radikal bebas melalui metabolisme normal namun sebagian besar membutuhkan bantuan antioksidan.

Penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran segar, untuk membantu melawan efek oksidatif ini dalam tubuh. Antioksidan membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Makanan seimbang dan pola makan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko stres oksidatif dan penyakit terkaitnya.

Sementara makanan tinggi oksidatif dapat meningkatkan risiko penyakit, tidak hanya makanan yang mempengaruhi stres oksidatif dalam tubuh. Gaya hidup, pola makan keseluruhan, polusi lingkungan, dan genetika juga memainkan peran dalam perkembangan penyakit

Banyak makan buah-buahan sistem antioksidan
bekerja secara optimal. (Sumber: foto canva.com)

Anda harus mendapatkan cukup antioksidan dalam diet dan menjaga pola makan sehat agar sistem antioksidan tubuh dapat bekerja secara optimal dalam melawan stres oksidatif dan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. 

Buah-buahan makanan yang kaya anti oksidan.
(Sumber: foto LPC- lansia)

Oleh karena itu, mengonsumsi beragam makanan yang kaya antioksidan seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian merupakan bagian penting dari menjaga kesehatan tubuh dan melindungi dari efek negatif prooksidan.



Sumber:

https://healthhub.hif.com.au/healthy-living/free-radicals-and-antioxidants-what-are-they-and-do-you-need-them

https://www.theralight.com/what-foods-cause-oxidative-stress/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8391153/

https://kresserinstitute.com/what-really-causes-oxidative-damage/