Tuesday 12 September 2023

Perilaku Lansia Kikir , Konflik Hubungan Dengan Teman atau Keluarga.

        Kekikiran adalah kebalikan dari kemurahan hati. Jika orang yang pemurah memberi dengan cuma-cuma, sering kali menganggap memberi sebagai aktivitas yang menyenangkan, orang yang pelit menahan diri dan menganggap memberi itu sulit dan tidak nyaman. Meskipun kekikiran umumnya dikaitkan dengan uang, hal ini juga terjadi di bidang lain.

Perilaku seseorang yang sangat pelit atau kikir dalam mengeluarkan uang atau berbagi dengan orang lain. Orang yang kikir (stingy) cenderung sangat hemat dan enggan memberikan atau mengeluarkan uang, bahkan dalam situasi di mana memberi atau berbagi dianggap pantas atau sesuai.

Orang yang dianggap "stingy" dapat memiliki alasan atau motivasi pribadi untuk perilaku mereka, seperti kekhawatiran tentang keuangan pribadi mereka atau ketidakmampuan untuk berbagi secara murah hati. Namun, perilaku yang terlalu pelit atau kikir dapat memengaruhi hubungan sosial dan menyebabkan ketegangan dalam interaksi dengan orang lain.

Kekikiran dan Berhemat.

Kikir tidak sama dengan berhemat. Meskipun berhemat adalah penggunaan waktu, energi, dan sumber daya secara cerdas dan efisien, kekikiran adalah salah satu bentuk rasa takut, yaitu rasa takut  tidak  mempunyai cukup uang. Hal ini memotivasi seseorang untuk tidak memberikan harta bendanya meskipun memberikannya tidak akan menimbulkan masalah bagi mereka.

Orang tua atau lansia yang cenderung kikir atau pelit dapat menunjukkan beberapa ciri-ciri atau perilaku tertentu. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua lansia memiliki sifat ini, dan perilaku kikir dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya

Kekikiran berbeda dengan berhemat.
(Sumber: foto forum warga 09/09)

Beberapa ciri yang mungkin ditemui pada lansia yang cenderung kikir:

😈 Menahan Pengeluaran:

Lansia kikir mungkin menahan diri dari menghabiskan uang untuk hal-hal yang dianggap tidak penting. Mereka dapat menghindari pengeluaran besar atau pembelian yang tidak diperlukan.

😈 Penghematan yang Berlebihan: 

Mereka cenderung sangat menghemat dan mungkin enggan menghabiskan uang bahkan untuk kebutuhan dasar seperti makanan, perawatan medis, atau perawatan pribadi.

Hemat berlebihan bahkan untuk kebutuhan dasar.
(Sumber: foto canva.com)

😈 Ketidaksetujuan terhadap Hiburan atau Aktivitas Sosial: 

Lansia kikir mungkin enggan menghabiskan uang untuk hiburan atau aktivitas sosial, seperti makan di luar, liburan, atau pertemuan dengan teman-teman.

😈 Perasaan Kecemasan Finansial: 

Mereka sering memiliki kecemasan berlebihan tentang keuangan mereka dan khawatir kehabisan uang di masa depan, bahkan jika situasinya sebenarnya baik-baik saja.

😈 Pemantauan Pengeluaran yang Ketat: 

Lansia kikir mungkin memantau pengeluaran mereka dengan sangat ketat, mencatat setiap pengeluaran kecil, dan berusaha untuk mengurangi pengeluaran sebanyak mungkin.

😈 Kepemilikan Benda yang Lama dan Rusak: 

Mereka mungkin cenderung mempertahankan benda-benda lama yang sudah rusak daripada membeli yang baru sebagai upaya untuk menghemat uang.

Mempertahankan benda lama yang sudah rusak
(Sumber: foto canva.com)

😈 Ketidakmampuan untuk Memberi atau Berbagi:

Mereka mungkin kesulitan memberi atau berbagi dengan orang lain, bahkan dalam situasi di mana memberi dianggap pantas atau sesuai.

😈 Isolasi Sosial: 

Sifat kikir dapat mengarah pada isolasi sosial, di mana lansia menghindari interaksi sosial atau pertemuan dengan teman dan keluarga yang mungkin melibatkan pengeluaran.

       ðŸ’¬ Sifat kikir pada lansia bisa bervariasi dari ringan hingga parah, dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi keuangan pribadi, pengalaman hidup sebelumnya, dan perubahan dalam kesehatan fisik dan mental.

Beberapa penyebab umum perilaku kikir pada lansia meliputi:

😇 Keterbatasan Keuangan:

Banyak lansia hidup dengan pendapatan tetap, seperti pensiun atau tabungan yang terbatas. Ketika sumber pendapatan ini terbatas, beberapa lansia mungkin merasa perlu untuk sangat menghemat uang mereka untuk mengatasi ketidakpastian finansial di masa depan.

😇 Kecemasan Finansial: 

Kecemasan tentang keuangan di masa depan dapat membuat seseorang menjadi sangat kikir. Mereka mungkin merasa perlu untuk menahan pengeluaran mereka sebagai cara untuk mengurangi stres dan kecemasan finansial.

Kecemasan finasial cara mengurangi stres.
(Sumber: foto canva.com)

😇 Pengalaman Masa Lalu:

Pengalaman hidup masa lalu, seperti masa muda yang sulit atau pengalaman finansial yang buruk, dapat mempengaruhi perilaku kikir pada lansia. Mereka mungkin membawa ketakutan akan kekurangan uang dari masa lalu ke dalam masa pensiun.

😇 Kehilangan Pasangan atau Teman:

Kehilangan pasangan hidup atau teman-teman dekat dapat mengisolasi seseorang dan membuatnya lebih enggan untuk menghabiskan uang untuk aktivitas sosial atau hiburan.

😇 Kesehatan yang Buruk:

Lansia dengan masalah kesehatan serius atau biaya perawatan medis yang tinggi mungkin cenderung kikir untuk menghemat uang untuk perawatan mereka.

😇 Perubahan Dalam Kebutuhan dan Prioritas: 

Seiring bertambahnya usia, prioritas dan kebutuhan seseorang bisa berubah. Lansia mungkin lebih fokus pada kebutuhan dasar seperti perawatan kesehatan dan perumahan daripada pengeluaran tambahan.

Perilaku terlalu pelit (kikir) mempengaruhi hubungan sosial.
(Sumber: foto canva.com)

😇 Isolasi Sosial:

Lansia yang merasa terisolasi sosial mungkin cenderung kikir karena mereka memiliki lebih sedikit kesempatan untuk menghabiskan uang dalam interaksi sosial atau kegiatan sosial.

😇 Perasaan Tidak Aman: 

Rasa tidak aman atau kekhawatiran akan masa depan ekonomi bisa mendorong seseorang untuk menjadi sangat kikir.

       ðŸ’­ Perilaku kikir pada lansia bisa menjadi respons yang wajar terhadap berbagai tekanan dan tantangan yang dihadapi di usia lanjut. 

       ðŸ’¬ Kikir yang mengganggu kesejahteraan lansia adalah perilaku kikir yang berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Perilaku ini bisa melibatkan penahanan diri yang berlebihan dalam hal pengeluaran uang, hingga tingkat yang merugikan kesehatan, kualitas hidup, dan hubungan sosial lansia. 

Beberapa contoh kikir yang dapat mengganggu kesejahteraan lansia meliputi:

📌 Penahanan Perawatan Medis: 

Lansia yang sangat kikir mungkin menunda atau menghindari perawatan medis yang diperlukan karena khawatir biaya. Ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka.

Khawatir biaya menghindari perawatan.
(Sumber: foto canva.com)

📌 Penghematan pada Nutrisi: 

Kikir yang ekstrem dapat menyebabkan lansia mengurangi pengeluaran untuk makanan yang baik dan bergizi, yang dapat memengaruhi kesehatan dan gizi mereka.

📌 Isolasi Sosial: 

Lansia yang sangat kikir mungkin enggan menghabiskan uang untuk aktivitas sosial atau pertemuan dengan teman-teman dan keluarga, yang bisa menyebabkan isolasi sosial dan perasaan kesepian.

📌 Pengeluaran untuk Kebutuhan Dasar yang Terabaikan:

Terlalu fokus pada penghematan dapat menyebabkan lansia mengabaikan kebutuhan dasar seperti perawatan perumahan yang layak atau perawatan diri pribadi yang diperlukan.

📌 Penghindaran Hiburan dan Rekreasi:

Lansia yang sangat kikir mungkin enggan untuk menghabiskan uang untuk hiburan, rekreasi, atau liburan, yang dapat mengurangi kualitas hidup mereka.

📌 Pertumbuhan Stres dan Kecemasan:

Penyebab stres finansial dan kecemasan yang berkelanjutan akibat perilaku kikir dapat merusak kesejahteraan emosional lansia.

📌 Konflik dalam Hubungan:

Perilaku kikir yang berlebihan dapat menyebabkan konflik dalam hubungan dengan anggota keluarga atau teman yang mungkin merasa diabaikan atau tidak dihargai.

📌 Ketidakmampuan untuk Menghadapi Keadaan Darurat: 

Kikir yang ekstrem dapat membuat lansia kurang siap untuk menghadapi keadaan darurat finansial atau situasi tak terduga.

Penting untuk mengenali tanda-tanda perilaku kikir yang mengganggu kesejahteraan lansia dan mencari solusi yang sesuai.  

Beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi kikir pada lansia:

😀 Logika dan Empati:

Manusia menggunakan dua hal ketika mereka menilai apakah akan bermurah hati, yaitu logika dan empati. Pengambilan keputusan di otak menentukan untuk menjadi lebih murah hati.  Logika melakukan penilaian manfaat dan kerugian bagi pemberi dan penerima. Jika pemberi melihat bahwa mereka dapat membuat perbedaan bagi penerima tanpa kerugian yang signifikan bagi pemberi maka muncul kemurahan hati yang logis.

Bermurah hati lawan dari kekikiran.
(Sumber: foto canva.com)

😀 Pemahaman dan Empati:

Cobalah memahami penyebab perilaku kikir mereka. Beberapa lansia mungkin mengalami ketakutan finansial atau kecemasan tentang masa depan mereka. Berbicaralah dengan mereka dengan empati dan pendekatan yang penuh pengertian untuk mengetahui apa yang mendasari perilaku kikir mereka.

😀 Bicarakan dengan Tenang: 

Ajak lansia untuk berbicara tentang kekhawatiran finansial mereka. Hindari menyalahkan atau mengkritik mereka, tetapi dorong diskusi yang terbuka dan jujur.

😀 Bantu dengan Perencanaan Keuangan:

Bantu lansia membuat rencana keuangan yang bijaksana untuk masa pensiun mereka. Ini bisa mencakup membuat anggaran, mengidentifikasi prioritas pengeluaran, dan merencanakan investasi atau aset pensiun.

😀 Perhatikan Kesehatan: 

Pastikan lansia mendapatkan perawatan medis yang diperlukan. Kikir yang berlebihan yang mengarah pada penundaan perawatan medis bisa berdampak negatif pada kesehatan mereka.

😀 Berikan Informasi: 

Bagikan informasi tentang program atau bantuan keuangan yang mungkin tersedia untuk lansia, seperti bantuan sosial atau bantuan keuangan dari pemerintah.

😀 Ajak Terlibat dalam Kegiatan Sosial:

Dorong lansia untuk tetap aktif sosial dengan mengikuti kegiatan atau pertemuan dengan teman-teman dan keluarga. Ini dapat membantu mengurangi isolasi sosial.

😀 Berikan Dukungan Emosional:

Lansia mungkin membutuhkan dukungan emosional dalam menghadapi kecemasan atau stres yang mungkin mereka rasakan terkait dengan perilaku kikir. Dengarkan mereka dan tawarkan dukungan.

😀 Gunakan Bantuan Profesional: 

Jika perilaku kikir sangat merugikan kesejahteraan lansia dan sulit untuk diatasi secara pribadi, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional, seperti seorang konselor atau ahli keuangan yang berpengalaman dalam masalah lansia.

😀 Sosialisasi dan Aktivitas: 

Ajak lansia untuk mengikuti aktivitas sosial dan rekreasi yang sesuai dengan anggaran mereka. Ini dapat membantu mereka tetap merasa terlibat dalam kehidupan sosial tanpa merasa terlalu khawatir tentang biaya.

😀 Edukasi: 

Bantu lansia untuk memahami pentingnya merencanakan masa pensiun dengan bijak dan mengelola keuangan mereka secara efektif. Edukasi tentang investasi, manajemen keuangan, dan perencanaan pensiun bisa sangat berharga.

       Mengatasi perilaku kikir pada lansia dapat memerlukan waktu dan kesabaran. Selalu prioritaskan kesejahteraan dan kesehatan mereka, dan berikan dukungan yang mereka butuhkan untuk mengatasi masalah ini.





Sumber:

https://thelucybloom.com/2019/06/why-so-stingy/

https://www.psychmechanics.com/personality-traits-stinginess/

https://www.agingcare.com/discussions/stingy-180238.htm?orderby=oldest

https://en.wikipedia.org/wiki/Miser






No comments:

Post a Comment