Depresi adalah gangguan mood yang serius. Ini dapat memengaruhi perasaan, tindakan, dan pemikiran. Depresi adalah masalah yang umum terjadi pada orang lanjut usia, namun depresi klinis bukanlah suatu hal yang normal pada penuaan. Namun, jika pernah mengalami depresi saat masih muda, kemungkinan besar akan mengalami depresi saat berusia lanjut.
Depresi geriatrik adalah kondisi depresi yang dialami oleh orang dewasa yang lebih tua, biasanya berusia 65 tahun ke atas. Tingkat prevalensi depresi di usia lanjut di masyarakat adalah 11,2% untuk gejala gabungan depresi mayor dan minor.
Lansia tangguh yang memiliki interaksi sosial jauh dari depresi geriatrik. (Sumber: foto LPC-Lansia) |
Berikut ini adalah daftar gejala umum depresi geriatrik:
😰 Suasana hati berubah:
Perubahan mood yang signifikan, seperti perasaan sedih, cemas, kehilangan minat atau kegembiraan dalam aktivitas yang sebelumnya dinikmati. Perubahan mood yang terus-menerus
😰 Tidur tidak nyenyak:
Gangguan tidur, seperti sulit tidur atau tidur berlebihan.
😰 Berat badan berubah:
Perubahan berat badan, seperti penurunan berat badan yang tidak diinginkan atau peningkatan berat badan yang tidak terkendali.
😰 Tidak bisa berkonsentrasi:
Gangguan konsentrasi dan daya ingat yang buruk.
😰 Kelelahan:
Perasaan kelelahan atau kelemahan yang berlebihan.
Perasaan kelelahan yang berlebihan. (Sumber:foto canva.com) |
😰 Merasa tidak berharga:
Perasaan bersalah atau tidak berharga.
😰 Makan banyak atau kurang:
Makan lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya, biasanya disertai kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak direncanakan
😰 Berpikir tentang bunuh diri:
Pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
Beberapa Faktor Risiko Depresi Geriatrik
- Riwayat depresi sebelumnya.
- Kondisi medis kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, atau stroke.
- Kehilangan sosial, seperti kematian pasangan atau teman-teman.
- Isolasi sosial atau kesendirian.
Depresi lansia menimbulkan isolasi sosial.
(Sumber: foto canva.com)- Gangguan tidur.
- Penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat memengaruhi mood.
- Gangguan neurologis, seperti demensia.
Diagnosis dan Pengobatan Depresi .
- Diagnosis depresi geriatrik biasanya didasarkan pada gejala dan wawancara dengan profesional kesehatan mental.
- Pengobatan dapat melibatkan psikoterapi, terapi obat, atau kombinasi keduanya.
- Psikoterapi, seperti terapi kognitif perilaku atau terapi interpersonal, dapat membantu individu mengatasi depresi dan mengatasi masalah emosional mereka.
Terapi interpersonal dapat membantu mengatasi depresi.
(Sumber: foto canva,com)- Beberapa obat antidepresan juga dapat digunakan dalam pengobatan depresi geriatrik, meskipun perlu memperhatikan efek samping dan interaksi obat dengan kondisi medis lain yang mungkin ada.
Peran Penting Dukungan Sosial
Sebagai teman atau anggota keluarga dari penderita depresi, berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan:
- Dorong orang tersebut untuk mencari perawatan medis dan tetap mengikuti rencana perawatan yang ditentukan dokter.
- Membantu mengatur janji temu medis atau menemani orang tersebut ke kantor dokter atau kelompok pendukung.
- Berpartisipasilah dalam aktivitas yang disukainya.
- Tanyakan apakah orang tersebut ingin berjalan-jalan atau bersepeda. Aktivitas fisik bisa sangat bagus untuk meningkatkan mood .
- Dukungan sosial dari keluarga, teman-teman, atau kelompok pendukung dapat sangat membantu dalam mengatasi depresi geriatrik.
- Melibatkan diri dalam aktivitas sosial dan mempertahankan hubungan positif dapat meningkatkan kesejahteraan mental.
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah depresi:
👉 Pola hidup sehat:
Aktif secara fisik dan makan makanan yang sehat dan seimbang . Hal ini dapat membantu menghindari penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan atau depresi.
👉 Cukup tidur:
Tidurlah 7-9 jam setiap malamnya.
👉 Interaksi sosial:
Tetap berhubungan dengan teman dan keluarga.
👉 Aktif dalam kegiatan:
Berpartisipasilah dalam aktivitas yang Anda sukai .
👉 Komunikasikan Anda depresi:
Beri tahu teman, keluarga, dan dokter Anda saat Anda mengalami gejala depresi.
Beberapa pola makan, termasuk diet rendah sodium (garam dapur), telah terbukti mengurangi risiko depresi.
Penelitian Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) diet menunjukkan bahwa diet tinggi sayur, buah, dan hasil olahan susu rendah lemak yang kadar lemak jenuh dan lemak totalnya rendah serta tinggi kandungan kalium, kalsium, dan magnesium dapat menurunkan tekanan darah sistolik 6-11 mmHg dan tekanan darah diastolik 3-6 mmHg .
Ketika Anda mengikuti diet DASH, Anda akan makan banyak buah dan sayuran, dikombinasikan dengan makanan rendah lemak susu, daging tanpa lemak, unggas, ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Ada 2 jenis DASH diet, yaitu:
1.Diet DASH standar, yaitu maksimal asupan sodium (garam dapur) yang diperbolehkan adalah 2300 mg per hari.
2.Diet DASH di bawah standar, yakni asupan sodium (garam dapur) per hari tidak boleh melebihi 1500 mg per hari.
Diet DASH dilakukan sepanjang tahun sampai terbentuk kebiasaan makan yang baik. Aturan frekuensi makan tetap 3x sehari dengan porsi makanan mencakup 2000 kalori per hari.
Berikut cara melakukan diet DASH.
1.Whole grains/gandum utuh (6 sampai 8 sajian per hari)
2. Ganti nasi putih dengan nasi beras merah.
Beras merah dan beras putih. (Sumber: foto canva.com) |
3. Bila ingin makan pasta, pilih pasta dari gandum utuh.
4. Ganti roti tawar dengan roti gandum tanpa menambahkan keju, coklat atau mentega.
5. Sayuran dan buah-buahan (4 sampai 5 sajian per hari)
Jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami beberapa tanda dan gejala depresi dan berlangsung lebih dari dua minggu, konsultasikan dengan dokter. Jika tidak diobati, depresi serius dapat menyebabkan kematian karena bunuh diri.
Sumber:
https://www.medicalnewstoday.com/articles/geriatric-depression
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3184156/
https://www.nia.nih.gov/health/depression-and-older-adults
https://www.webmd.com/depression/depression-elderly
https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2004/0515/p2375.html
No comments:
Post a Comment