Sunday 24 September 2023

Nokturia Pada Lansia, Sangat Mengganggu Tidur

       Nokturia adalah kondisi medis di mana seseorang sering terbangun dari tidur di malam hari untuk buang air kecil (kencing). Hal ini berarti seseorang harus bangun dari tidur lebih dari sekali selama malam untuk mengosongkan kandung kemih. Nokturia bisa mengganggu tidur dan kualitas hidup seseorang karena gangguan tidur dapat menyebabkan rasa lelah dan gangguan kesejahteraan secara umum.

Lansia berusia 60 hingga 70 tahun, prevalensi nokturia adalah antara 11% dan 50%. Bagi mereka yang berusia 80 tahun, prevalensinya meningkat antara 80% dan 90%, dengan hampir 30% mengalami dua atau lebih episode setiap malam. Gejala nokturia juga sering memburuk seiring bertambahnya usia.

Nokturia bisa mengurangi kualitas tidur.
(Sumber: foto LPC-Lansia)

Nokturia bisa menjadi gejala berbagai masalah kesehatan, seperti infeksi saluran kemih, pembesaran prostat pada pria (hiperplasia prostat jinak), diabetes, penyakit ginjal, dan masalah lainnya yang memengaruhi fungsi kandung kemih atau produksi urin. Nokturia bukanlah penyakit itu sendiri, tetapi gejala yang mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang mendasarinya.

Frekuensi buang air kecil pada malam hari pada lansia dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, dan apa yang dianggap "normal" dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kesehatan umum, gaya hidup, dan faktor-faktor individu lainnya. Secara umum, sejumlah faktor seperti usia, jenis kelamin, dan kesehatan seseorang dapat memengaruhi seberapa sering mereka bangun untuk buang air kecil di malam hari. 

Beberapa panduan umum yang dapat digunakan sebagai pedoman adalah:

πŸ‘‰1-2 Kali per Malam: 

Sebagian besar orang, termasuk lansia, mungkin bangun untuk buang air kecil satu atau dua kali selama malam. Ini masih dianggap dalam kisaran normal asalkan tidak mengganggu tidur yang nyenyak dan tidak ada gejala yang mencurigakan.

πŸ‘‰Nokturia: 

Sering terbangun malam hari untuk kencing.
(Sumber: foto canva.com)

Ketika seseorang bangun untuk buang air kecil lebih dari dua kali selama malam secara teratur (biasanya lebih dari tiga kali), ini dapat dianggap sebagai nokturia. Nokturia bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang mendasari dan mungkin memerlukan perhatian medis.

Istilah medis untuk nokturia adalah "nykturia." Nykturia digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana seseorang sering terbangun dari tidur di malam hari untuk buang air kecil. Istilah ini sering digunakan dalam dunia medis untuk merujuk kepada gejala seringnya buang air kecil pada malam hari, terutama ketika hal ini tidak sesuai dengan pola tidur yang normal.

Nokturia dapat memengaruhi orang dari berbagai kelompok usia, termasuk lansia. Namun, pada lansia, beberapa faktor kesehatan dan perubahan fisik yang terkait dengan penuaan dapat meningkatkan risiko terjadinya nokturia. 

Beberapa ciri yang mungkin terkait dengan lansia yang mengalami nokturia:

🌜 Frekuensi bangun malam: 

Lansia yang mengalami nokturia mungkin terbangun dari tidur di malam hari lebih sering daripada sebelumnya. Mereka mungkin harus buang air kecil beberapa kali selama malam.

Lansia lebih sering bangun malam hari
(Sumber: foto canva.com)

🌜 Berkurangnya kapasitas kandung kemih: 

Seiring bertambahnya usia, kapasitas kandung kemih dapat berkurang. Ini berarti kandung kemih mungkin tidak dapat menyimpan jumlah urin sebanyak ketika seseorang lebih muda, yang dapat menyebabkan seringnya buang air kecil.

🌜 Pembesaran prostat pada pria: 

Pada pria lansia, pembesaran prostat (hiperplasia prostat jinak) dapat menjadi penyebab nokturia. Prostat yang membesar dapat menekan uretra dan mempengaruhi aliran urin, menyebabkan seringnya buang air kecil.

🌜 Penurunan produksi hormon antidiuretik: 

Dalam beberapa kasus, produksi hormon antidiuretik oleh kelenjar hipofisis dapat menurun seiring bertambahnya usia. Hormon ini mengatur berapa banyak air yang dikeluarkan oleh ginjal dan dapat mempengaruhi produksi urin pada malam hari.

🌜 Konsumsi cairan yang tidak tepat: 

Lansia mungkin memiliki kebiasaan minum cairan sebelum tidur, dan ini dapat meningkatkan risiko nokturia jika mereka tidak dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya sebelum tidur.

🌜 Gangguan tidur lainnya: 

Lansia juga cenderung mengalami gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea atau insomnia, yang dapat berkontribusi pada masalah nokturia.

       Nokturia pada lansia dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, baik yang berhubungan dengan penuaan maupun faktor-faktor kesehatan tertentu. 

Beberapa faktor penyebab nokturia pada lansia meliputi:

πŸ’£ Pembesaran Prostat (Hiperplasia Prostat Jinak): 

Pada pria lansia, pembesaran prostat adalah penyebab umum nokturia. Prostat yang membesar dapat menekan uretra dan mengganggu aliran urin, sehingga menyebabkan seringnya buang air kecil, terutama di malam hari.

πŸ’£ Penurunan Kapasitas Kandung Kemih: 

Seiring bertambahnya usia, kapasitas kandung kemih bisa berkurang. Ini berarti kandung kemih mungkin tidak dapat menyimpan jumlah urin sebanyak ketika seseorang lebih muda, sehingga seseorang akan sering merasa perlu untuk buang air kecil.

Penurunan kapasitas kandung kemih karena usia.
(Sumber: foto canva.com)

πŸ’£ Gangguan Hormonal: 

Perubahan hormonal yang terjadi seiring penuaan, termasuk penurunan produksi hormon antidiuretik, dapat memengaruhi pengaturan produksi urin pada malam hari. Hormon antidiuretik membantu mengurangi produksi urin saat tidur. Penurunan produksi hormon ini dapat menyebabkan produksi urin yang lebih banyak di malam hari.

πŸ’£ Gangguan Kesehatan Lainnya: 

Lansia lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan yang dapat berkontribusi pada nokturia, seperti diabetes, gangguan ginjal, infeksi saluran kemih, dan penyakit jantung. Pengobatan untuk kondisi-kondisi ini atau gejala yang muncul sebagai akibat dari penyakit-penyakit tersebut juga dapat memengaruhi frekuensi buang air kecil.

πŸ’£ Konsumsi Cairan Tidak Tepat: 

Minum cairan dalam jumlah besar, terutama menjelang tidur, dapat meningkatkan produksi urin pada malam hari. Ini bisa terjadi jika seseorang minum banyak cairan sebelum tidur atau jika ada masalah dengan regulasi cairan tubuh.

πŸ’£ Gangguan Tidur: 

Gangguan tidur seperti sleep apnea atau insomnia juga dapat memengaruhi pola tidur dan menyebabkan seseorang bangun di malam hari untuk buang air kecil.

       Mencegah nokturia pada lansia melibatkan sejumlah strategi yang dapat membantu mengurangi risiko atau mengelola kondisi yang mungkin menyebabkan seringnya buang air kecil pada malam hari. 

Beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi buang air kecil :

⛨ Kontrol Kesehatan Umum:

Pertahankan kesehatan secara keseluruhan dengan mengikuti pedoman gaya hidup sehat. Ini mencakup menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan seimbang, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres. Penyakit seperti diabetes, penyakit ginjal, dan penyakit jantung yang dapat menyebabkan nokturia dapat dikendalikan lebih baik dengan mengadopsi gaya hidup sehat.

⛨ Minum dengan Bijak: 

Hindari minum banyak cairan, terutama cairan berkafein atau alkohol, menjelang tidur. Batasi konsumsi cairan beberapa jam sebelum tidur untuk mengurangi risiko seringnya buang air kecil di malam hari.

⛨ Pengelolaan Obat-obatan: 

Jika Anda mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan nokturia sebagai efek samping, bicarakan dengan dokter Anda. Dokter mungkin bisa mengubah dosis atau obat yang diresepkan untuk mengurangi gejala nokturia.

⛨ Latihan Kegel: 

Latihan Kegel dapat membantu memperkuat otot panggul bawah dan kandung kemih, yang dapat membantu mengurangi inkontinensia urin dan gejala nokturia.

⛨ Pengelolaan Pembesaran Prostat:

Jika Anda adalah seorang pria yang mengalami nokturia akibat pembesaran prostat, bicarakan dengan dokter Anda tentang berbagai pilihan perawatan. Ini bisa termasuk pengobatan obat-obatan atau tindakan medis lainnya untuk mengatasi masalah prostat.

⛨ Perhatikan Rutin Tidur:

Cobalah menjaga rutinitas tidur yang baik. Ini dapat membantu menjaga pola tidur yang konsisten dan mengurangi gangguan tidur yang mungkin berkontribusi pada nokturia.

⛨ Hindari Makanan Pedas atau Asam: 

Makanan pedas atau asam tertentu bisa merangsang kandung kemih dan meningkatkan frekuensi buang air kecil. Hindari makanan ini, terutama menjelang tidur.

⛨ Konsultasikan dengan Dokter: 

Jika nokturia terus berlanjut atau memburuk, konsultasikan dengan dokter Anda. Dokter dapat melakukan evaluasi lebih lanjut, mungkin termasuk tes diagnostik, untuk mengidentifikasi penyebabnya dan merencanakan perawatan yang sesuai.

        Nokturia pada lansia sering kali merupakan gejala dari masalah kesehatan yang mendasarinya. Dengan konsultasi medis yang tepat dan perubahan gaya hidup yang sesuai, kondisi ini dapat dikelola atau dikurangi sehingga tidur malam yang lebih baik dapat dicapai.

Mengobati nokturia pada lansia melibatkan pengobatan penyebab yang mendasarinya. Nokturia adalah gejala dari masalah kesehatan tertentu, dan pengobatan akan bergantung pada apa yang menjadi penyebabnya. 

Beberapa langkah umum yang dapat diambil untuk mengobati nokturia pada lansia:

πŸ‘³ Konsultasi dengan Dokter:

Langkah pertama adalah berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan evaluasi medis yang komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab nokturia. Hal ini mungkin melibatkan wawancara tentang riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tes darah atau urin.

πŸ‘³ Pengobatan Penyakit Mendasar:

Jika dokter menemukan bahwa nokturia disebabkan oleh penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, atau masalah prostat pada pria, pengobatan akan ditujukan pada kondisi tersebut. Ini mungkin melibatkan perubahan dalam pengobatan yang ada atau penambahan obat-obatan baru.

πŸ‘³ Perubahan Gaya Hidup:

Terkadang, perubahan gaya hidup dapat membantu mengatasi nokturia. Ini mungkin termasuk mengurangi konsumsi cairan pada malam hari, menjaga rutinitas tidur yang baik, atau menghindari makanan atau minuman tertentu yang dapat merangsang kandung kemih.

πŸ‘³ Latihan Kegel: 

Latihan Kegel dapat membantu memperkuat otot panggul bawah dan kandung kemih, yang dapat membantu mengurangi inkontinensia urin dan gejala nokturia.

πŸ‘³ Terapi Perilaku dan Fisioterapi:

Dalam beberapa kasus, terapi perilaku atau fisioterapi yang dipimpin oleh profesional medis dapat membantu mengatasi nokturia, terutama jika kondisi ini terkait dengan masalah kontrol kandung kemih atau gangguan struktural.

πŸ‘³ Intervensi Bedah:

Jika nokturia disebabkan oleh masalah prostat yang serius pada pria atau kondisi fisik lain yang memerlukan perbaikan bedah, dokter dapat merujuk pasien untuk tindakan bedah.

πŸ‘³ Obat-obatan: 

Terkadang, dokter dapat meresepkan obat-obatan yang bertujuan untuk mengurangi frekuensi buang air kecil di malam hari. Ini mungkin obat yang mempengaruhi produksi urin atau otot kandung kemih.

      Pengobatan nokturia pada lansia akan bervariasi tergantung pada penyebab spesifiknya. Oleh karena itu, penting untuk bekerja sama dengan dokter untuk menentukan pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi Anda. Diskusikan gejala dan masalah tidur Anda secara terbuka dengan dokter agar dapat menerima perawatan yang tepat.




Sumber:

https://en.wikipedia.org/wiki/Nocturia

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3061378/#:~:text=Nocturia 

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10641954/

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14510-nocturia

No comments:

Post a Comment