Fobia sosial adalah ketika seseorang merasa sangat cemas dan minder dalam situasi sosial sehari-hari. Orang dewasa yang lebih tua mungkin merasakan ketakutan yang intens, terus-menerus, dan kronis akan dihakimi oleh orang lain dan melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan rasa malu.
Beberapa orang lanjut usia menderita fobia sosial karena mereka malu karena tidak dapat mengingat nama atau malu dengan penampilannya karena sakit. Gangguan kecemasan sosial membuat Anda sulit menjalin dan mempertahankan teman.
Beberapa lansia memiliki fobia sosial. (Sumber: foto LPC-Lansia) |
Penderita fobia sosial mungkin berada di dekat orang lain, namun merasa cemas sebelumnya, sangat tidak nyaman selama pertemuan tersebut, dan, setelah itu, khawatir bagaimana mereka dihakimi. Gejala fisiknya bisa berupa wajah memerah, berkeringat banyak, gemetar, mual, dan kesulitan berbicara.
Malu dengan penampilannya karena sakit. (Sumber: foto canva.com) |
Perasaan malu dapat dialami oleh individu dari segala usia, termasuk lansia. Malu adalah perasaan tidak nyaman atau rasa tidak percaya diri yang muncul ketika seseorang merasa bahwa perilaku atau tindakan mereka dianggap tidak pantas atau salah oleh orang lain atau oleh norma sosial tertentu.
Dalam dunia medis yang umum digunakan untuk menggambarkan perasaan malu yang mengganggu adalah Sosial Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan Sosial) atau Social Phobia. Ini adalah gangguan kecemasan yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang karena ketakutan yang berlebihan terhadap situasi sosial atau performa di depan orang lain.
Individu dengan gangguan kecemasan sosial sering kali merasa sangat malu, gugup, dan cemas dalam situasi seperti berbicara di depan umum, berpartisipasi dalam pertemuan sosial, atau bahkan berinteraksi dengan orang lain.
Gejala umum dari Gangguan Kecemasan Sosial meliputi:
- Ketakutan intens sebelum atau selama situasi sosial atau performa.
- Perasaan malu atau rendah diri yang mendalam.
- Menghindari situasi sosial atau performa.
- Gejala fisik seperti keringat berlebihan, gemetar, detak jantung yang cepat, atau mual saat dalam situasi tersebut.
Gangguan Kecemasan Sosial adalah gangguan kesehatan mental yang serius dan dapat mengganggu kehidupan seseorang secara signifikan.
Beberapa alasan mengapa lansia mungkin mengalami perasaan malu meliputi:
💪 Ketidakmampuan Fisik:
Lansia mungkin mengalami penurunan kemampuan fisik seiring bertambahnya usia, seperti kesulitan berjalan, kehilangan daya penglihatan atau pendengaran. Hal ini bisa membuat mereka merasa malu karena merasa kurang terampil atau bergantung pada bantuan orang lain.
Kesulitan berjalan membuat lansia malu dan cemas. (Sumber: foto canva.com) |
💪 Kehilangan Memori:
Beberapa lansia mengalami penurunan daya ingat atau kebingungan, yang bisa membuat mereka merasa malu saat mereka lupa hal-hal yang sebelumnya dapat mereka ingat.
💪 Isolasi Sosial:
Lansia yang menghadapi isolasi sosial, seperti kehilangan teman atau kerabat yang dekat, bisa merasa malu karena merasa kesepian atau tidak memiliki dukungan sosial.
💪 Perubahan Dalam Penampilan:
Perubahan dalam penampilan fisik, seperti keriput, rambut beruban, atau berat badan yang berubah, dapat menyebabkan perasaan malu pada beberapa lansia.
💪 Ketergantungan pada Orang Lain:
Jika lansia menjadi lebih tergantung pada perawatan atau dukungan orang lain, mereka mungkin merasa malu karena merasa menjadi beban bagi orang lain.
Merasa malu karena menjadi beban orang lain. (Sumber: foto canva.com) |
💪 Perubahan dalam Peran Sosial:
Ketika lansia pensiun dari pekerjaan atau peran sosial lainnya, mereka mungkin mengalami perasaan kehilangan identitas atau perasaan tidak berguna.
💬 Perasaan malu adalah emosi manusia yang alami dan bisa dialami oleh siapa saja.
Dalam konteks kesehatan mental, perasaan malu atau ketidakpercayaan diri yang berkepanjangan dan berat dapat menjadi gejala dari berbagai gangguan psikologis, seperti:
😱 Gangguan Kecemasan Sosial:
Ini adalah gangguan di mana seseorang mengalami perasaan cemas yang luar biasa dalam situasi sosial dan dapat merasa malu atau takut akan penilaian orang lain.
😱 Gangguan Makan:
Individu dengan gangguan makan seperti anoreksia nervosa atau bulimia nervosa mungkin mengalami perasaan malu terkait dengan hubungan mereka dengan makanan, berat badan, atau penampilan fisik.
😱 Depresi:
Orang dengan depresi sering mengalami perasaan rendah diri yang mendalam dan dapat merasa malu terkait dengan perasaan ini.
😱 Gangguan Kecemasan Umum:
Orang dengan gangguan kecemasan umum dapat merasa malu karena perasaan ketidakpastian atau kekhawatiran berlebihan.
😱 Gangguan Kepribadian:
Beberapa jenis gangguan kepribadian, seperti gangguan kepribadian menghindar atau gangguan kepribadian dependen, dapat dikaitkan dengan perasaan malu atau ketidakpercayaan diri yang kronis.
Mengatasi perasaan malu pada lansia dapat menjadi tantangan, tetapi ada berbagai strategi yang dapat membantu mereka menghadapinya dengan lebih baik.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu lansia mengatasi rasa malu:
👄 Berbicara dan Mendengarkan:
Ajak lansia untuk berbicara tentang perasaan mereka. Dengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi. Terkadang, berbicara tentang perasaan dapat membantu mengurangi tekanan emosional.
👄 Bantu Identifikasi Akar Masalah:
Cobalah untuk membantu lansia mengidentifikasi penyebab perasaan malu mereka. Apakah itu terkait dengan perubahan fisik, perubahan dalam peran sosial, atau pengalaman masa lalu? Identifikasi akar masalah dapat membantu dalam penanganan.
👄 Jaga Dukungan Sosial:
Dukungan dari teman, keluarga, atau kelompok dukungan bisa sangat membantu. Pastikan lansia merasa didukung dan dicintai.
👄 Promosikan Kesehatan Mental:
Dorong lansia untuk menjaga kesehatan mental mereka. Ini bisa termasuk berpartisipasi dalam aktivitas yang mereka nikmati, seperti seni, olahraga, atau musik. Terkadang terapi psikologis atau konseling juga diperlukan.
👄 Latihan dan Perawatan Fisik:
Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu meningkatkan suasana hati dan rasa percaya diri. Ini juga dapat membantu mengatasi beberapa penyebab perasaan malu terkait dengan perubahan fisik.
👄 Terapi dan Konseling:
Jika perasaan malu bersifat kronis atau mengganggu, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional kesehatan mental, seperti seorang psikolog atau psikiater. Terapi kognitif perilaku (CBT) adalah salah satu bentuk terapi yang sering digunakan untuk mengatasi perasaan malu.
👄 Edukasi:
Edukasi tentang proses penuaan dan perubahan yang alami dalam tubuh dapat membantu lansia mengatasi perasaan malu terkait dengan perubahan fisik.
👄 Latih Keterampilan Sosial:
Lansia mungkin merasa lebih percaya diri dalam berinteraksi sosial jika mereka memiliki keterampilan sosial yang baik. Program pelatihan keterampilan sosial dapat membantu dalam hal ini.
👄 Rencana Perawatan:
Jika perasaan malu terkait dengan masalah medis tertentu, pastikan lansia mendapatkan perawatan medis yang sesuai.
👄 Pendekatan Positif:
Dorong lansia untuk fokus pada aspek-aspek positif dalam hidup mereka. Membuat daftar pencapaian, mengejar hobi, dan merencanakan aktivitas yang membuat mereka bahagia dapat membantu mengalihkan perhatian dari perasaan malu.
Mengatasi perasaan malu bisa memerlukan waktu, dan tidak ada solusi instan. Dukungan dari orang-orang terdekat dan profesional kesehatan mental dapat sangat membantu lansia dalam mengatasi perasaan ini dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Sumber:
https://www.overcome.org.uk/programs/fear?
https://www.aagponline.org/patient-article/anxiety-and-older-adults-overcoming-worry-and-fear/
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/14998739/
https://www.ncoa.org/article/anxiety-and-older-adults-a-guide-to-getting-the-relief-you-need
https://www.psychiatrist.com/pcc/anxiety/anxiety-disorders-in-older-patients/
No comments:
Post a Comment