Wednesday, 13 September 2023

Lansia Cuci Tangan terus, Melakukan Kegiatan Berulang Kali, OCD

        Setiap orang pasti pernah mengalami obsesi dan kompulsi. Misalnya, sesekali memeriksa ulang kompor atau kuncinya adalah hal yang lumrah. Orang juga sering menggunakan ungkapan “terobsesi” dan “kompulsi” dengan santai dalam percakapan sehari-hari. Tapi OCD lebih ekstrem. Ini bisa memakan waktu berjam-jam dalam sehari seseorang. Itu mengganggu kehidupan dan aktivitas normal. Obsesi pada OCD tidak diinginkan, dan penderita OCD tidak suka melakukan perilaku kompulsif.

Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan psikiatrik yang ditandai dengan adanya pikiran yang mengganggu, mengulang-ulang, dan meresahkan, yang disebut obsesi, serta perilaku atau tindakan mental yang berulang kali dilakukan, yang disebut kompulsi, sebagai respons terhadap obsesi ini. Gejala-gejala ini sering kali menyebabkan penderita mengalami stres yang signifikan dan mengganggu berbagai aspek kehidupannya.

Setiap orang pernah mengalami obsesi dan kompulsi.
(Sumber: foto LPC- Lansia)

Kelainan di mana orang memiliki pikiran, ide, atau sensasi (obsesi) yang berulang dan tidak diinginkan. Untuk menghilangkan pikiran-pikiran tersebut, mereka merasa terdorong untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang (kompulsif). Misalnya cuci tangan berulang-ulang sampai tangan menjadi mentah.

OCD diperkirakan memengaruhi sekitar 1-2% populasi, menjadikannya salah satu gangguan kesehatan mental yang paling umum.

Cuci tangan berulang-ulang sampai tangan menjadi sangat bersih.
(Sumber: foto canva.com)

Kriteria Diagnostik  OCD :

👉 Obsesi: 

Pikiran, dorongan, atau gambaran berulang dan menetap yang bersifat mengganggu dan tidak diinginkan, menyebabkan stres yang signifikan. Obsesi umumnya mencakup ketakutan akan kontaminasi, keraguan, dan pikiran yang mengganggu, seperti pikiran kekerasan atau seksual.

Contoh tanda dan gejala obsesi meliputi:

  • Takut terkontaminasi dengan menyentuh benda yang disentuh orang lain
  • Ragu bahwa Anda telah mengunci pintu atau mematikan kompor
  • Stres yang hebat ketika objek tidak teratur atau menghadap ke arah tertentu
  • Gambar mengendarai mobil Anda ke tengah kerumunan orang
  • Pikiran tentang meneriakkan kata-kata kotor atau bertindak tidak pantas di depan umum
  • Gambaran seksual yang tidak menyenangkan
  • Menghindari situasi yang dapat memicu obsesi, seperti berjabat tangan

👉 Kompulsi: 

Perilaku berulang atau tindakan mental yang seseorang merasa terdorong untuk lakukan sebagai respons terhadap obsesi atau sesuai dengan aturan yang ketat. Kompulsi bertujuan untuk mengurangi stres atau mencegah kejadian yang ditakuti. 

Contoh tanda dan gejala kompulsif meliputi:

  • Cuci tangan sampai kulit Anda menjadi mentah
  • Memeriksa pintu berulang kali untuk memastikan terkunci

  • Tanda dan gejala kompulsif memeriksa pintu berulang kali.
    (Sumber: foto canva.com)

  • Mengecek kompor berulang kali untuk memastikan sudah mati
  • Menghitung dalam pola tertentu
  • Mengulangi doa, kata, atau frasa secara diam-diam
  • Atur makanan kaleng Anda menghadap ke arah yang sama

👉 Menghabiskan Waktu: 

Obsesi dan kompulsi menghabiskan waktu yang signifikan (biasanya lebih dari satu jam sehari), mengakibatkan gangguan pada fungsi sehari-hari, pekerjaan, atau hubungan sosial.

👉 Stres dan Gangguan: 

Obsesi dan kompulsi menyebabkan stres atau gangguan yang signifikan secara klinis dalam berbagai aspek kehidupan seseorang, seperti sosial, pekerjaan, atau hubungan.

👉 Tidak Dapat Diatribusikan pada Kondisi Lain: 

Gejala OCD tidak dapat dijelaskan oleh efek fisiologis zat atau kondisi medis lainnya.

     💬 OCD adalah kelainan umum yang menyerang orang dewasa, remaja, dan anak-anak di seluruh dunia. Kebanyakan orang terdiagnosis pada usia sekitar 19 tahun, biasanya dengan usia lebih awal pada anak laki-laki dibandingkan pada anak perempuan, namun serangan setelah usia 35 tahun juga bisa terjadi.

Beberapa faktor risiko, meliputi :

Para peneliti belum mengetahui secara pasti apa penyebab OCD. Namun menurut mereka ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perkembangannya, antara lain:

👪 Genetika

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki kerabat tingkat pertama (orang tua kandung atau saudara kandung) yang menderita OCD mempunyai risiko lebih tinggi terkena kondisi tersebut. Risikonya meningkat jika kerabatnya menderita OCD saat masih anak-anak atau remaja.

👪 Perubahan otak : 

Studi pencitraan menunjukkan perbedaan pada korteks frontal dan struktur subkortikal otak pada orang yang menderita OCD. OCD juga dikaitkan dengan kondisi neurologis lain yang memengaruhi area serupa di otak Anda, termasuk penyakit Parkinson , sindrom Tourette , dan epilepsi .

👪 Sindrom PANDAS : 

PANDAS (Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal infections ) yaitu: gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik yang berhubungan dengan infeksi streptokokus. Ini menggambarkan sekelompok kondisi yang dapat mempengaruhi anak-anak yang pernah mengalami infeksi radang, seperti radang tenggorokan atau demam berdarah . OCD adalah salah satu kondisi tersebut.

👪 Trauma masa kanak-kanak :

Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara trauma masa kanak-kanak, seperti pelecehan atau penelantaran, dan perkembangan OCD.

Pelecehan dan penelantaran membuat anak trauma.
(Sumber: foto canva.com)

Perawatan dan Terapi untuk Penderita OCD.

OCD biasanya diobati dengan pengobatan, psikoterapi, atau kombinasi keduanya. Meskipun sebagian besar pasien OCD merespons pengobatan, beberapa pasien terus mengalami gejala. Terkadang penderita OCD juga memiliki gangguan mental lain, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan dismorfik tubuh, Dismorfik yaitu kelainan di mana seseorang secara keliru percaya bahwa ada bagian tubuhnya yang tidak normal.

👍 Pengobatan

Serotonin Reuptake Inhibitors (SRI), yang mencakup Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI) digunakan untuk membantu mengurangi gejala OCD. SRI sering kali memerlukan dosis harian yang lebih tinggi dalam pengobatan OCD dibandingkan depresi dan mungkin memerlukan waktu 8 hingga 12 minggu untuk mulai bekerja, namun beberapa pasien mengalami perbaikan yang lebih cepat.

👍 Psikoterapi

Psikoterapi dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk orang dewasa dan anak-anak penderita OCD. Penelitian menunjukkan bahwa jenis psikoterapi tertentu, termasuk terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi terkait lainnya (misalnya pelatihan pembalikan kebiasaan) bisa sama efektifnya dengan pengobatan bagi banyak individu. 

       Orang dengan OCD yang menerima pengobatan yang tepat sering kali mengalami peningkatan kualitas hidup dan peningkatan fungsi sosial, sekolah dan /atau pekerjaan.

Jika Anda tidak menerima pengobatan, siklus obsesi dan kompulsi akan lebih sulit diputus dan diobati, karena terjadi perubahan struktural di otak Anda. Oleh karena itu, penting untuk mencari perawatan medis sesegera mungkin jika Anda atau anak Anda mengalami gejala.







Sumber:

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/obsessive-compulsive-disorder/symptoms-causes/syc-20354432

https://www.psychiatry.org/patients-families/obsessive-compulsive-disorder/what-is-obsessive-compulsive-disorder

https://www.nimh.nih.gov/health/topics/obsessive-compulsive-disorder-ocd

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9490-ocd-obsessive-compulsive-disorder

Kutil Mengganggu Citra Diri Orang Lanjut Usia, Dan Ada Risiko

     Kutil berbentuk benjolan kecil yang berkembang di kulit yang disebabkan oleh infeksi virus.  Kebanyakan orang akan memiliki kutil pada suatu saat. Biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya, namun bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. 

Kutil adalah pertumbuhan kulit yang tidak normal atau jaringan kulit yang tumbuh lebih cepat dari biasanya. Kutil biasanya disebabkan oleh infeksi virus, terutama Human Papillomavirus (HPV). Kutil dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk tangan, kaki, wajah, atau bahkan area genital.

Kutil biasanya tidak berbahaya, tetapi mereka bisa mengganggu tampilan (citra diri) dan kadang-kadang menyakitkan. Beberapa jenis kutil, terutama yang muncul di daerah genital, dapat berkaitan dengan risiko kanker tertentu, sehingga penting untuk memeriksakannya dengan dokter. 

Beberapa kutil ada yang berbahaya khususnya,
didaerah genital. (Sumber: foto LPC- Lansia)
Verruca adalah istilah medis untuk kutil, dan biasanya disebut sebagai "verruca vulgaris". Istilah medis ini mengacu pada pertumbuhan kulit yang disebabkan oleh infeksi virus HPV (Human Papillomavirus). 

Terdapat beberapa jenis kutil, dan masing-masing dapat memiliki istilah medis yang berbeda sesuai dengan lokasi dan karakteristiknya. Misalnya, kutil yang muncul di kaki sering disebut "verruca plantaris," sementara kutil di tangan dapat disebut "verruca vulgaris." Kutil dapat memiliki berbagai penampilan, mulai dari kecil dan rata hingga besar dan kasar

Lansia dapat terkena kutil karena infeksi virus HPV (Human Papillomavirus) yang menyebabkan kutil dan dapat mengenai siapa saja, termasuk orang yang usianya lebih tua. 

HPV adalah virus yang sangat umum dan dapat menular melalui kontak kulit ke kulit dengan seseorang yang terinfeksi atau melalui benda-benda seperti handuk, alas kaki, atau permukaan yang terkontaminasi.

Kutil yang tumbuh di pergelangan tangan.
(Sumber: foto canva.com)

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kutil, termasuk lansia:

📜 Sistem Kekebalan Tubuh yang Menurun: 

Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh cenderung melemah. Ini bisa membuat lansia lebih rentan terhadap infeksi HPV dan pertumbuhan kutil.

📜 Kontak Kulit yang Berulang: 

Lansia yang sering berinteraksi dengan orang lain atau berbagi ruang umum dengan orang lain, seperti di fasilitas perawatan jangka panjang atau rumah sakit, mungkin memiliki risiko lebih tinggi karena mereka lebih mungkin terpapar virus HPV melalui kontak kulit-ke-kulit.

Kontak kulit yang berulang berisiko kena virus HPV.
(Sumber: foto canva.com)

📜 Kondisi Medis yang Mempengaruhi Kulit:

Beberapa kondisi medis yang lebih umum pada lansia, seperti diabetes atau penyakit kulit tertentu, dapat mempengaruhi kondisi kulit dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi kutil.

       Kutil bukanlah masalah yang terkait langsung dengan usia, tetapi lebih terkait dengan paparan terhadap virus HPV. Meskipun lansia dapat terkena kutil, orang dari segala usia berisiko terinfeksi virus ini.  

Gejala kutil pada lansia tidak berbeda secara signifikan dari gejala kutil pada orang lain yang lebih muda. Gejala utama kutil meliputi:

🎈 Pertumbuhan Kulit yang Tidak Normal: 

Kutil umumnya muncul sebagai pertumbuhan kulit yang tidak normal atau tonjolan pada kulit. Mereka bisa berukuran kecil atau besar, datar atau kasar, dan biasanya memiliki permukaan yang berlekuk atau berbintik-bintik.

🎈 Rasa Gatal atau Tidak Nyaman:

Kutil kadang-kadang bisa menjadi gatal atau menimbulkan rasa tidak nyaman atau iritasi jika mereka tumbuh di area yang rentan tergesek atau tertekan.

🎈 Perubahan Warna Kulit: 

Warna kulit di sekitar kutil bisa berubah, menjadi lebih terang atau lebih gelap dari kulit sekitarnya.

🎈 Pendarahan:

Kutil yang terletak di area yang sering teriritasi atau digosok bisa berdarah jika terluka.

🎈 Penyebaran: 

Kutil bisa menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian lain jika tidak diobati.

🎈 Rasa Tidak Nyaman saat Berjalan:

Kutil yang muncul di kaki, terutama di telapak kaki, dapat menjadi sangat tidak nyaman saat berjalan atau berdiri.

       Mencegah kutil pada lansia melibatkan upaya untuk menghindari paparan terhadap virus HPV (Human Papillomavirus), yang merupakan penyebab umum kutil. Meskipun tidak ada cara yang sepenuhnya efektif untuk mencegah infeksi HPV.

Beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko terkena kutil:

🔍 Vaksinasi HPV: 

Vaksinasi adalah cara yang efektif untuk melindungi diri dari beberapa jenis virus HPV yang paling umum dan berbahaya. Vaksin HPV biasanya dianjurkan untuk anak-anak dan remaja sebelum mereka menjadi aktif secara seksual, tetapi beberapa negara juga merekomendasikan vaksinasi HPV untuk kelompok usia yang lebih tua. Lansia yang belum divaksinasi atau belum lengkap vaksinasi HPV sebaiknya berkonsultasi dengan dokter tentang kemungkinan vaksinasi.

Cara yang paling efektif dari virus HPV dengan vaksinasi.
(Sumber: foto canva.com)

🔍 Hindari Kontak Kulit ke Kulit:

Hindari kontak kulit-ke-kulit dengan orang yang memiliki kutil. Ini termasuk menghindari berbagi barang pribadi seperti handuk, pisau cukur, atau alat mandi lainnya.

🔍 Gunakan Pelindung Saat Berenang: 

Jika Anda berenang di kolam umum atau tempat umum lainnya, kenakan alas kaki atau sandal untuk melindungi kaki Anda dari kemungkinan paparan virus HPV yang dapat hidup di lingkungan yang lembap.

🔍 Jaga Kebersihan: 

Menjaga kulit dan tangan bersih dapat membantu mengurangi risiko infeksi virus HPV. Cuci tangan secara teratur, terutama setelah kontak dengan kutil atau permukaan yang terkontaminasi.

🔍 Perhatikan Pertumbuhan Kulit: 

Jika Anda melihat pertumbuhan kulit yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter atau dermatologis. Tindakan dini dapat membantu mencegah penyebaran kutil dan masalah kulit lainnya.

🔍 Perhatikan Kesehatan Umum: 

Mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang sehat dengan menjalani gaya hidup yang sehat, termasuk makan seimbang, berolahraga, cukup tidur, dan menghindari stres berlebihan, dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi, termasuk infeksi HPV.

       Meskipun langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi risiko kutil, tidak ada cara yang dapat menjamin bahwa Anda akan sepenuhnya terhindar dari infeksi HPV. Penting untuk selalu mengikuti praktik kebersihan dan perhatikan kesehatan kulit Anda, terutama jika Anda berusia lanjut.  

Pengobatan kutil tergantung pada lokasi, jumlah, ukuran, dan jenis kutil. Ada beberapa pilihan pengobatan yang dapat Anda pertimbangkan, baik yang dapat Anda lakuk an sendiri di rumah maupun dengan bantuan dari profesional medis. 

Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan untuk mengatasi kutil:

Obat-obatan Topikal:

💊 Salep Kutil: 

Ada berbagai salep nonprescription (tanpa resep) yang mengandung bahan seperti asam salisilat atau asam laktat yang dapat membantu menghilangkan kutil secara perlahan. Ikuti petunjuk pemakaian dengan cermat.

💊 Cairan Kutil:

Cairan yang mengandung asam salisilat juga dapat digunakan untuk merendam kutil dan membantu mengelupaskan lapisan atas kulit yang terkena kutil. Penggunaan yang teratur diperlukan.

💊 Krioterapi (penghilangan dengan dingin): 

Dokter dapat menggunakan nitrogen cair untuk membekukan kutil dan menghancurkannya. Ini adalah prosedur yang umum dilakukan di klinik atau praktik dokter.

💊 Elektrokauterisasi:

Ini adalah prosedur medis di mana kutil dihapus dengan menggunakan aliran listrik yang kuat. Ini biasanya dilakukan oleh dokter atau dermatologis.

💊 Pengangkatan Bedah:

Kutil yang besar atau sulit diatasi dengan metode lain dapat dihapus melalui prosedur bedah. Ini melibatkan pemotongan kutil menggunakan pisau bedah atau gunting medis.

💊 Pengobatan Laser:

Beberapa kutil dapat dihapus dengan menggunakan laser yang menghancurkan jaringan kutil. Ini biasanya dilakukan oleh profesional medis.

💊 Vaksinasi HPV: 

Untuk kutil yang terkait dengan jenis HPV tertentu, vaksinasi HPV mungkin digunakan sebagai bagian dari perawatan atau pencegahan lebih lanjut.

Selalu penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau dermatologis sebelum memutuskan metode pengobatan mana yang paling sesuai untuk kasus Anda.

        💬 Jika Anda memiliki kutil atau khawatir tentang pertumbuhan kulit yang mencurigakan, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau dermatologis untuk evaluasi dan rekomendasi pengobatan yang sesuai. Jangan mencoba untuk menghilangkan kutil sendiri tanpa nasihat medis, karena hal itu dapat menyebabkan masalah lebih lanjut.

Selain pengobatan, penting untuk menghindari penyebaran kutil. Ini termasuk menghindari menyentuh atau menggaruk kutil, tidak berbagi alat mandi atau handuk dengan orang lain, dan jika Anda memiliki kutil di kaki, kenakan alas kaki di kolam renang umum atau tempat-tempat yang lembap.




Sumber:

https://www.nhs.uk/conditions/warts-and-verrucas/

https://www.nidirect.gov.uk/conditions/warts-and-verrucas

https://www.bazuka.co.uk/identify/verrucas

https://en.wikipedia.org/wiki/Plantar_wart

https://www.kentcht.nhs.uk/wp-content/uploads/2016/10/Verrucas-01023-v3.pdf

Tuesday, 12 September 2023

Perilaku Lansia Kikir , Konflik Hubungan Dengan Teman atau Keluarga.

        Kekikiran adalah kebalikan dari kemurahan hati. Jika orang yang pemurah memberi dengan cuma-cuma, sering kali menganggap memberi sebagai aktivitas yang menyenangkan, orang yang pelit menahan diri dan menganggap memberi itu sulit dan tidak nyaman. Meskipun kekikiran umumnya dikaitkan dengan uang, hal ini juga terjadi di bidang lain.

Perilaku seseorang yang sangat pelit atau kikir dalam mengeluarkan uang atau berbagi dengan orang lain. Orang yang kikir (stingy) cenderung sangat hemat dan enggan memberikan atau mengeluarkan uang, bahkan dalam situasi di mana memberi atau berbagi dianggap pantas atau sesuai.

Orang yang dianggap "stingy" dapat memiliki alasan atau motivasi pribadi untuk perilaku mereka, seperti kekhawatiran tentang keuangan pribadi mereka atau ketidakmampuan untuk berbagi secara murah hati. Namun, perilaku yang terlalu pelit atau kikir dapat memengaruhi hubungan sosial dan menyebabkan ketegangan dalam interaksi dengan orang lain.

Kekikiran dan Berhemat.

Kikir tidak sama dengan berhemat. Meskipun berhemat adalah penggunaan waktu, energi, dan sumber daya secara cerdas dan efisien, kekikiran adalah salah satu bentuk rasa takut, yaitu rasa takut  tidak  mempunyai cukup uang. Hal ini memotivasi seseorang untuk tidak memberikan harta bendanya meskipun memberikannya tidak akan menimbulkan masalah bagi mereka.

Orang tua atau lansia yang cenderung kikir atau pelit dapat menunjukkan beberapa ciri-ciri atau perilaku tertentu. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua lansia memiliki sifat ini, dan perilaku kikir dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya

Kekikiran berbeda dengan berhemat.
(Sumber: foto forum warga 09/09)

Beberapa ciri yang mungkin ditemui pada lansia yang cenderung kikir:

😈 Menahan Pengeluaran:

Lansia kikir mungkin menahan diri dari menghabiskan uang untuk hal-hal yang dianggap tidak penting. Mereka dapat menghindari pengeluaran besar atau pembelian yang tidak diperlukan.

😈 Penghematan yang Berlebihan: 

Mereka cenderung sangat menghemat dan mungkin enggan menghabiskan uang bahkan untuk kebutuhan dasar seperti makanan, perawatan medis, atau perawatan pribadi.

Hemat berlebihan bahkan untuk kebutuhan dasar.
(Sumber: foto canva.com)

😈 Ketidaksetujuan terhadap Hiburan atau Aktivitas Sosial: 

Lansia kikir mungkin enggan menghabiskan uang untuk hiburan atau aktivitas sosial, seperti makan di luar, liburan, atau pertemuan dengan teman-teman.

😈 Perasaan Kecemasan Finansial: 

Mereka sering memiliki kecemasan berlebihan tentang keuangan mereka dan khawatir kehabisan uang di masa depan, bahkan jika situasinya sebenarnya baik-baik saja.

😈 Pemantauan Pengeluaran yang Ketat: 

Lansia kikir mungkin memantau pengeluaran mereka dengan sangat ketat, mencatat setiap pengeluaran kecil, dan berusaha untuk mengurangi pengeluaran sebanyak mungkin.

😈 Kepemilikan Benda yang Lama dan Rusak: 

Mereka mungkin cenderung mempertahankan benda-benda lama yang sudah rusak daripada membeli yang baru sebagai upaya untuk menghemat uang.

Mempertahankan benda lama yang sudah rusak
(Sumber: foto canva.com)

😈 Ketidakmampuan untuk Memberi atau Berbagi:

Mereka mungkin kesulitan memberi atau berbagi dengan orang lain, bahkan dalam situasi di mana memberi dianggap pantas atau sesuai.

😈 Isolasi Sosial: 

Sifat kikir dapat mengarah pada isolasi sosial, di mana lansia menghindari interaksi sosial atau pertemuan dengan teman dan keluarga yang mungkin melibatkan pengeluaran.

       💬 Sifat kikir pada lansia bisa bervariasi dari ringan hingga parah, dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi keuangan pribadi, pengalaman hidup sebelumnya, dan perubahan dalam kesehatan fisik dan mental.

Beberapa penyebab umum perilaku kikir pada lansia meliputi:

😇 Keterbatasan Keuangan:

Banyak lansia hidup dengan pendapatan tetap, seperti pensiun atau tabungan yang terbatas. Ketika sumber pendapatan ini terbatas, beberapa lansia mungkin merasa perlu untuk sangat menghemat uang mereka untuk mengatasi ketidakpastian finansial di masa depan.

😇 Kecemasan Finansial: 

Kecemasan tentang keuangan di masa depan dapat membuat seseorang menjadi sangat kikir. Mereka mungkin merasa perlu untuk menahan pengeluaran mereka sebagai cara untuk mengurangi stres dan kecemasan finansial.

Kecemasan finasial cara mengurangi stres.
(Sumber: foto canva.com)

😇 Pengalaman Masa Lalu:

Pengalaman hidup masa lalu, seperti masa muda yang sulit atau pengalaman finansial yang buruk, dapat mempengaruhi perilaku kikir pada lansia. Mereka mungkin membawa ketakutan akan kekurangan uang dari masa lalu ke dalam masa pensiun.

😇 Kehilangan Pasangan atau Teman:

Kehilangan pasangan hidup atau teman-teman dekat dapat mengisolasi seseorang dan membuatnya lebih enggan untuk menghabiskan uang untuk aktivitas sosial atau hiburan.

😇 Kesehatan yang Buruk:

Lansia dengan masalah kesehatan serius atau biaya perawatan medis yang tinggi mungkin cenderung kikir untuk menghemat uang untuk perawatan mereka.

😇 Perubahan Dalam Kebutuhan dan Prioritas: 

Seiring bertambahnya usia, prioritas dan kebutuhan seseorang bisa berubah. Lansia mungkin lebih fokus pada kebutuhan dasar seperti perawatan kesehatan dan perumahan daripada pengeluaran tambahan.

Perilaku terlalu pelit (kikir) mempengaruhi hubungan sosial.
(Sumber: foto canva.com)

😇 Isolasi Sosial:

Lansia yang merasa terisolasi sosial mungkin cenderung kikir karena mereka memiliki lebih sedikit kesempatan untuk menghabiskan uang dalam interaksi sosial atau kegiatan sosial.

😇 Perasaan Tidak Aman: 

Rasa tidak aman atau kekhawatiran akan masa depan ekonomi bisa mendorong seseorang untuk menjadi sangat kikir.

       💭 Perilaku kikir pada lansia bisa menjadi respons yang wajar terhadap berbagai tekanan dan tantangan yang dihadapi di usia lanjut. 

       💬 Kikir yang mengganggu kesejahteraan lansia adalah perilaku kikir yang berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Perilaku ini bisa melibatkan penahanan diri yang berlebihan dalam hal pengeluaran uang, hingga tingkat yang merugikan kesehatan, kualitas hidup, dan hubungan sosial lansia. 

Beberapa contoh kikir yang dapat mengganggu kesejahteraan lansia meliputi:

📌 Penahanan Perawatan Medis: 

Lansia yang sangat kikir mungkin menunda atau menghindari perawatan medis yang diperlukan karena khawatir biaya. Ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka.

Khawatir biaya menghindari perawatan.
(Sumber: foto canva.com)

📌 Penghematan pada Nutrisi: 

Kikir yang ekstrem dapat menyebabkan lansia mengurangi pengeluaran untuk makanan yang baik dan bergizi, yang dapat memengaruhi kesehatan dan gizi mereka.

📌 Isolasi Sosial: 

Lansia yang sangat kikir mungkin enggan menghabiskan uang untuk aktivitas sosial atau pertemuan dengan teman-teman dan keluarga, yang bisa menyebabkan isolasi sosial dan perasaan kesepian.

📌 Pengeluaran untuk Kebutuhan Dasar yang Terabaikan:

Terlalu fokus pada penghematan dapat menyebabkan lansia mengabaikan kebutuhan dasar seperti perawatan perumahan yang layak atau perawatan diri pribadi yang diperlukan.

📌 Penghindaran Hiburan dan Rekreasi:

Lansia yang sangat kikir mungkin enggan untuk menghabiskan uang untuk hiburan, rekreasi, atau liburan, yang dapat mengurangi kualitas hidup mereka.

📌 Pertumbuhan Stres dan Kecemasan:

Penyebab stres finansial dan kecemasan yang berkelanjutan akibat perilaku kikir dapat merusak kesejahteraan emosional lansia.

📌 Konflik dalam Hubungan:

Perilaku kikir yang berlebihan dapat menyebabkan konflik dalam hubungan dengan anggota keluarga atau teman yang mungkin merasa diabaikan atau tidak dihargai.

📌 Ketidakmampuan untuk Menghadapi Keadaan Darurat: 

Kikir yang ekstrem dapat membuat lansia kurang siap untuk menghadapi keadaan darurat finansial atau situasi tak terduga.

Penting untuk mengenali tanda-tanda perilaku kikir yang mengganggu kesejahteraan lansia dan mencari solusi yang sesuai.  

Beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi kikir pada lansia:

😀 Logika dan Empati:

Manusia menggunakan dua hal ketika mereka menilai apakah akan bermurah hati, yaitu logika dan empati. Pengambilan keputusan di otak menentukan untuk menjadi lebih murah hati.  Logika melakukan penilaian manfaat dan kerugian bagi pemberi dan penerima. Jika pemberi melihat bahwa mereka dapat membuat perbedaan bagi penerima tanpa kerugian yang signifikan bagi pemberi maka muncul kemurahan hati yang logis.

Bermurah hati lawan dari kekikiran.
(Sumber: foto canva.com)

😀 Pemahaman dan Empati:

Cobalah memahami penyebab perilaku kikir mereka. Beberapa lansia mungkin mengalami ketakutan finansial atau kecemasan tentang masa depan mereka. Berbicaralah dengan mereka dengan empati dan pendekatan yang penuh pengertian untuk mengetahui apa yang mendasari perilaku kikir mereka.

😀 Bicarakan dengan Tenang: 

Ajak lansia untuk berbicara tentang kekhawatiran finansial mereka. Hindari menyalahkan atau mengkritik mereka, tetapi dorong diskusi yang terbuka dan jujur.

😀 Bantu dengan Perencanaan Keuangan:

Bantu lansia membuat rencana keuangan yang bijaksana untuk masa pensiun mereka. Ini bisa mencakup membuat anggaran, mengidentifikasi prioritas pengeluaran, dan merencanakan investasi atau aset pensiun.

😀 Perhatikan Kesehatan: 

Pastikan lansia mendapatkan perawatan medis yang diperlukan. Kikir yang berlebihan yang mengarah pada penundaan perawatan medis bisa berdampak negatif pada kesehatan mereka.

😀 Berikan Informasi: 

Bagikan informasi tentang program atau bantuan keuangan yang mungkin tersedia untuk lansia, seperti bantuan sosial atau bantuan keuangan dari pemerintah.

😀 Ajak Terlibat dalam Kegiatan Sosial:

Dorong lansia untuk tetap aktif sosial dengan mengikuti kegiatan atau pertemuan dengan teman-teman dan keluarga. Ini dapat membantu mengurangi isolasi sosial.

😀 Berikan Dukungan Emosional:

Lansia mungkin membutuhkan dukungan emosional dalam menghadapi kecemasan atau stres yang mungkin mereka rasakan terkait dengan perilaku kikir. Dengarkan mereka dan tawarkan dukungan.

😀 Gunakan Bantuan Profesional: 

Jika perilaku kikir sangat merugikan kesejahteraan lansia dan sulit untuk diatasi secara pribadi, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional, seperti seorang konselor atau ahli keuangan yang berpengalaman dalam masalah lansia.

😀 Sosialisasi dan Aktivitas: 

Ajak lansia untuk mengikuti aktivitas sosial dan rekreasi yang sesuai dengan anggaran mereka. Ini dapat membantu mereka tetap merasa terlibat dalam kehidupan sosial tanpa merasa terlalu khawatir tentang biaya.

😀 Edukasi: 

Bantu lansia untuk memahami pentingnya merencanakan masa pensiun dengan bijak dan mengelola keuangan mereka secara efektif. Edukasi tentang investasi, manajemen keuangan, dan perencanaan pensiun bisa sangat berharga.

       Mengatasi perilaku kikir pada lansia dapat memerlukan waktu dan kesabaran. Selalu prioritaskan kesejahteraan dan kesehatan mereka, dan berikan dukungan yang mereka butuhkan untuk mengatasi masalah ini.





Sumber:

https://thelucybloom.com/2019/06/why-so-stingy/

https://www.psychmechanics.com/personality-traits-stinginess/

https://www.agingcare.com/discussions/stingy-180238.htm?orderby=oldest

https://en.wikipedia.org/wiki/Miser