Setiap orang pasti pernah mengalami obsesi dan kompulsi. Misalnya, sesekali memeriksa ulang kompor atau kuncinya adalah hal yang lumrah. Orang juga sering menggunakan ungkapan “terobsesi” dan “kompulsi” dengan santai dalam percakapan sehari-hari. Tapi OCD lebih ekstrem. Ini bisa memakan waktu berjam-jam dalam sehari seseorang. Itu mengganggu kehidupan dan aktivitas normal. Obsesi pada OCD tidak diinginkan, dan penderita OCD tidak suka melakukan perilaku kompulsif.
Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan psikiatrik yang ditandai dengan adanya pikiran yang mengganggu, mengulang-ulang, dan meresahkan, yang disebut obsesi, serta perilaku atau tindakan mental yang berulang kali dilakukan, yang disebut kompulsi, sebagai respons terhadap obsesi ini. Gejala-gejala ini sering kali menyebabkan penderita mengalami stres yang signifikan dan mengganggu berbagai aspek kehidupannya.
Setiap orang pernah mengalami obsesi dan kompulsi. (Sumber: foto LPC- Lansia) |
Kelainan di mana orang memiliki pikiran, ide, atau sensasi (obsesi) yang berulang dan tidak diinginkan. Untuk menghilangkan pikiran-pikiran tersebut, mereka merasa terdorong untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang (kompulsif). Misalnya cuci tangan berulang-ulang sampai tangan menjadi mentah.
OCD diperkirakan memengaruhi sekitar 1-2% populasi, menjadikannya salah satu gangguan kesehatan mental yang paling umum.
Cuci tangan berulang-ulang sampai tangan menjadi sangat bersih. (Sumber: foto canva.com) |
Kriteria Diagnostik OCD :
👉 Obsesi:
Pikiran, dorongan, atau gambaran berulang dan menetap yang bersifat mengganggu dan tidak diinginkan, menyebabkan stres yang signifikan. Obsesi umumnya mencakup ketakutan akan kontaminasi, keraguan, dan pikiran yang mengganggu, seperti pikiran kekerasan atau seksual.
Contoh tanda dan gejala obsesi meliputi:
- Takut terkontaminasi dengan menyentuh benda yang disentuh orang lain
- Ragu bahwa Anda telah mengunci pintu atau mematikan kompor
- Stres yang hebat ketika objek tidak teratur atau menghadap ke arah tertentu
- Gambar mengendarai mobil Anda ke tengah kerumunan orang
- Pikiran tentang meneriakkan kata-kata kotor atau bertindak tidak pantas di depan umum
- Gambaran seksual yang tidak menyenangkan
- Menghindari situasi yang dapat memicu obsesi, seperti berjabat tangan
👉 Kompulsi:
Perilaku berulang atau tindakan mental yang seseorang merasa terdorong untuk lakukan sebagai respons terhadap obsesi atau sesuai dengan aturan yang ketat. Kompulsi bertujuan untuk mengurangi stres atau mencegah kejadian yang ditakuti.
Contoh tanda dan gejala kompulsif meliputi:
- Cuci tangan sampai kulit Anda menjadi mentah
- Memeriksa pintu berulang kali untuk memastikan terkunci
Tanda dan gejala kompulsif memeriksa pintu berulang kali.
(Sumber: foto canva.com)- Mengecek kompor berulang kali untuk memastikan sudah mati
- Menghitung dalam pola tertentu
- Mengulangi doa, kata, atau frasa secara diam-diam
- Atur makanan kaleng Anda menghadap ke arah yang sama
👉 Menghabiskan Waktu:
Obsesi dan kompulsi menghabiskan waktu yang signifikan (biasanya lebih dari satu jam sehari), mengakibatkan gangguan pada fungsi sehari-hari, pekerjaan, atau hubungan sosial.
👉 Stres dan Gangguan:
Obsesi dan kompulsi menyebabkan stres atau gangguan yang signifikan secara klinis dalam berbagai aspek kehidupan seseorang, seperti sosial, pekerjaan, atau hubungan.
👉 Tidak Dapat Diatribusikan pada Kondisi Lain:
Gejala OCD tidak dapat dijelaskan oleh efek fisiologis zat atau kondisi medis lainnya.
💬 OCD adalah kelainan umum yang menyerang orang dewasa, remaja, dan anak-anak di seluruh dunia. Kebanyakan orang terdiagnosis pada usia sekitar 19 tahun, biasanya dengan usia lebih awal pada anak laki-laki dibandingkan pada anak perempuan, namun serangan setelah usia 35 tahun juga bisa terjadi.
Beberapa faktor risiko, meliputi :
Para peneliti belum mengetahui secara pasti apa penyebab OCD. Namun menurut mereka ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perkembangannya, antara lain:
👪 Genetika :
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki kerabat tingkat pertama (orang tua kandung atau saudara kandung) yang menderita OCD mempunyai risiko lebih tinggi terkena kondisi tersebut. Risikonya meningkat jika kerabatnya menderita OCD saat masih anak-anak atau remaja.
👪 Perubahan otak :
Studi pencitraan menunjukkan perbedaan pada korteks frontal dan struktur subkortikal otak pada orang yang menderita OCD. OCD juga dikaitkan dengan kondisi neurologis lain yang memengaruhi area serupa di otak Anda, termasuk penyakit Parkinson , sindrom Tourette , dan epilepsi .
👪 Sindrom PANDAS :
PANDAS (Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal infections ) yaitu: gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik yang berhubungan dengan infeksi streptokokus. Ini menggambarkan sekelompok kondisi yang dapat mempengaruhi anak-anak yang pernah mengalami infeksi radang, seperti radang tenggorokan atau demam berdarah . OCD adalah salah satu kondisi tersebut.
👪 Trauma masa kanak-kanak :
Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara trauma masa kanak-kanak, seperti pelecehan atau penelantaran, dan perkembangan OCD.
Pelecehan dan penelantaran membuat anak trauma. (Sumber: foto canva.com) |
Perawatan dan Terapi untuk Penderita OCD.
OCD biasanya diobati dengan pengobatan, psikoterapi, atau kombinasi keduanya. Meskipun sebagian besar pasien OCD merespons pengobatan, beberapa pasien terus mengalami gejala. Terkadang penderita OCD juga memiliki gangguan mental lain, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan dismorfik tubuh, Dismorfik yaitu kelainan di mana seseorang secara keliru percaya bahwa ada bagian tubuhnya yang tidak normal.
👍 Pengobatan
Serotonin Reuptake Inhibitors (SRI), yang mencakup Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI) digunakan untuk membantu mengurangi gejala OCD. SRI sering kali memerlukan dosis harian yang lebih tinggi dalam pengobatan OCD dibandingkan depresi dan mungkin memerlukan waktu 8 hingga 12 minggu untuk mulai bekerja, namun beberapa pasien mengalami perbaikan yang lebih cepat.
👍 Psikoterapi
Psikoterapi dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk orang dewasa dan anak-anak penderita OCD. Penelitian menunjukkan bahwa jenis psikoterapi tertentu, termasuk terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi terkait lainnya (misalnya pelatihan pembalikan kebiasaan) bisa sama efektifnya dengan pengobatan bagi banyak individu.
Orang dengan OCD yang menerima pengobatan yang tepat sering kali mengalami peningkatan kualitas hidup dan peningkatan fungsi sosial, sekolah dan /atau pekerjaan.
Jika Anda tidak menerima pengobatan, siklus obsesi dan kompulsi akan lebih sulit diputus dan diobati, karena terjadi perubahan struktural di otak Anda. Oleh karena itu, penting untuk mencari perawatan medis sesegera mungkin jika Anda atau anak Anda mengalami gejala.
Sumber:
https://www.nimh.nih.gov/health/topics/obsessive-compulsive-disorder-ocd
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9490-ocd-obsessive-compulsive-disorder